Chapter 2

Luxury univercity siang itu sangat cerah. Langit tampak biru dengan berhias awan putih seputih salju. Teriknya matahari tak menyurutkan semangat seorang gadis yang masih mengenakan seragam atasan putih dengan rok biru motif kotak-kotak tersebut untuk melakukan apa yang sudah ia niatkan dan mantabkan sejak tadi sebelum pulang sekolah.

Gadis yang tak lain adalah Gisella Abraham Parvis, putri tunggal pasangan Alex dan Anes itu kini sedang berdiri di tengah lapangan kampus Luxury Univercity dengan membawa sebuah toa yang diam-diam ia ambil dari kantor osis sepulang sekolah tadi.

Dua sahabatnya Nathali dan Viona setia menemaninya, meskipun sebenarnya mereka deg-degan karena takut.

"Sel, Kamu yakin mau lakuin ini? Mending pulang aja yuk!" bujuk Nathali.

"Iya Sel, mending kita ngadem di mall aja yuk, jajan es krim biar hati kamu dingin nggak panas gini," Viona juga ikut membujuk.

Namun, tekad Gisell sudah bulat. Kalau tidak sekarang kapan lagi. Ini baru Nandira yang ia tahu menyukai Rega, bisa jadi ada Dira-dira yang lainnya yang tak ia tahu. Secara Rega adalah salah satu idola kampus yang tak hanya ganteng, tapi otaknya juga cerdas, sosok sempurna untuk di kagumi dan patut di jadikan khayalan sebagai calon imam para mahasiswi. Sebelum itu terjadi, Gisel harus memastikan jika Rega memang tercipta hanya untuknya.

Ia yakin, kalau Rega menyayanginya. Terbukti dari pria itu yang selalu memanjakannya. Menuruti apa yang ia mau meskipun dengan sikap cueknya. Tapi memamg seperti itulah Rega, pria yang sejak bayi selalu menjaganya itu sebelas dua belas dengan kakak sulungnya Erlangga, yang juga sahabat Rega.

"Kalian kalau mau pulang, ya pulang sana. Jangan ganggu misiku!" ucap kepada kedua sahabatnya.

"Tapi, sel. Apa nggak akan jadi masalah nanti, kalau kak Rega nolak, gimana? Apa enggak malu? Belum lagi kalau kak Elang tahu, bisa gawat,"

"Itu urusan nanti, abang nggak mungkin buat aku malu, di pasti terima aku kok. Udah kalian mending minggir deh, nanti keburu Kak Dira ke sini, hus hus sana!" Gisel mengibaskan tangannya untuk mengusir Nathali dan Viona.

Kedua sahabat Gisel tersebut hanya bisa saling pandang dan mengangkat kedua bahu mereka," kamu sih Nath, tadi pakai acara kasih tahu Gisel segala, kan jadi gini. Selama ini dia udah tahan banget buat nggak bersikap aneh-aneh sama kak Rega, masih bisa berpikir. Harusnya janganlah bilang," ucap Viona.

"Kok nyalahin aku sih, sebagai sahabat Gisell aku merasa itu info penting banget untuk masa depannya dia. Nggak aku kasih tahupun lama-lam dia juga bakal tahu, terus kalau tahu pas kak Rega ma kak Dira udah jadian, kamu mau nanggung patah hatinya Gisel?" balas Nathali.

" Ah kalian malah berisik, udah gih, sana minggir. Udah panas banget ini," kata Gisell, ia mengusap keningnya yang sudh basaj oleh keringat.

Nathali dan Viona tak bisa apa-apa lagi, jika tun putri keluarga Parvis sudah berkemauan, tidak ada yang bisa mencegah. Selain pawangnya, tentunya.

" Good luck, Sel. Aku support dari pojokan sana, ya. Di sini panas, takut pingsan!" ucap Nathali dan Gisel hanya mengangguk.

Gisel melihat ke kanan dan kiri, tiba-tiba saja jantungnya berdetak lebih kencang, grogi, cemas, takut bertumpuk menjadi satu. Beberapa kali terlihat ia menghela napasnya untuk meyakinkan diri.

Gisel mulai menyalakan toa di tangannya, "Mohom maaf semuanya, mengganggu aktivitas kakak-kakak semuanya. Saya di sini hanya ingin menyatakan sesuatu kepada seorang mahasiswa kedokteran bernama Regantara, yang pasti kalian semua mengenalnya. Kalau abang mendengar ini, tolong ke sini, bang. Atau, Siapapun yang melihatnya, tolong panggilkan dia ke sini!" ia mulai melaksanakan aksinya lalu menunggu beberapa saat kedatangan pria yang di maksud.

Sontak saja, apa yang di lakukan Gisel itu mengundang perhatian dari para mahasiswa penghuni kampus. Mereka bahkan menghentikan aktivitas mereka demi menonton aksi gadis remaja itu.

Sementara itu, laki-laki bernama Rega tersebut sedang berada di laboratorium. Karena terlalu fokus, ia tak mempedulikan kehebohan yang sedang terjadi di luar sana. Bahkan ia tak sadar jika namanya di sebut oleh gadis yang kini sedang mengusap peluh di dahinya.

"Ga, ada yang nyari lo tuh!" kata salah satu teman Rega yang baru saja masuk ruang laboratorium tersebut.

Rega menoleh, "Siapa?" tanyanya singkat.

"Bocil! Siswa SMP seberang. Kayak pwrnah lihat sih, tapi nggak paham gue. Adik lo bukan sih? Manggil lo abang soalnya," jawab Peter.

"Adik?" Kening Rega mengernyit.

"Nggak tahu juga sih, dia pakai toa segala di tengah lapangan pula, padahal lagi panas banget gini. Samperin gih, siapa tahu adik lo beneran, kasihan panas banget ini," ujar Peter.

Rega diam sejenak, gadis SMP? Apa itu Gisel, adiknya? Pikirnya.

"Abaaaaang! Ini Gisell! Abang masih di area kampus kan? Abang dengar Gisel kan?" belum juga pikiran itu menghilang, suara gadis itu kini sudah terdengar jelas oleh telinga Rega.

"Noh, dengar kan sekarang. Buruan samperin tuh bocil, udah jadi udang rebus kali dari tadi nungguin, udah jadi pusat perhatian para mahasiswa juga," kata peter.

Tanpa melepas baju lab-nya, Rega bergegas keluar, langkahnya terhenti di depan pintu ketika mendengar Gisel kembali bicara.

" Abang dimana sih? Yaudah dengerin aja dari jauh nggak apa-apa....," suara itu terjeda, membuat Rega penasaran sekaligus was-was, apa yang ingin gadis remaja itu katakan kepadanya sampai harus seperti ini, berdiri di lapangan dan memakai pengeras suara. Pasalnya, anak itu suka sekali bikin ulah demi mendapat perhatiannya.

"Abang Regantara! Dengan ini, aku Gisel, menyatakan cinta sama abang, i love you abang! Mau nggak abang jadi pacar Gisel? Gisell tunggu jawabannya, lima menit dari sekarang, keburu panas nih!"

"Astaga!" hanya itu kalimat yang keluar dari mulut Rega. Ia menoleh ke Peter yang tiba-tiba tertawa terbahak-bahak setelah mendengar pernyataan Gisel, "Gila lo, bocil di embat, Ga?" kedeknya.

Rega acuh dengan ledekan Peter, ia memilih berlari menuju lapangan. Sialnya dari lab sampai ke lapangan cukup jauh.

Di sepanjang perjalanan itu, semua mahasiswa yang ia lintasi meledeknya.

"Ciiieeee yang di tembak bocil, cieee!"

"Gila tu bocil, berani banget Ga, udah sikat aja, di apa-apain pasti nurut,"

"Nggak nyangka, selama ini kirain jomblo, ternyata mainnya ama bocil! Ganteng-ganteng pe do fil!"

"Nggak usah ke sana deh, Ga. Bocil gitu aja di tanggepin, mending ama gue yang lebih cantik kemana-mana,"

Dan masih banyak lagi suara-suara yang Rega dengar. Namun, diantara semua ledakan itu ada yang menbuatnya terpaksa berhenti sejenak,

"Nggak tahu malu banget tuh bocah, baru SMP udah obral gitu, murahan banget. Apa nggak di didik sama orang tuanya,"

"Tahu tuh, padahal sekolah di Luxury Internasional school, tapi kelakuannya gitu, kayak nggak di didik!"

Rega sampai harus sedikit mundur dan mendekati dua cewek yang sedang menggunjing Gisel tersebut. Mereka langsung salah tingkah ketika Rega berdiri di depan mereka. Mereka pikir Rega mau menyapa mereka.

" Ngomong apa lo barusan?" tanya Rega.

" Itu, ga... Lo pasti dengar kan ada anak SMP depan yang menyatakan cinta sama lo, nggak tahu malu banget kan? Kamu pasti ilfeel deh sama dia, mana mau seorang Regantara pacaran sama bocil, heran kok bisa sih anak kayak gitu sekolah di sini, anak siapa sih?"

Rega geram, ia benar-benar tak suka jika orang tuanya di bawa-bawa. Ia ingin sekai menyumpal. Mulut dua hadi di depannya, tapi mengingat Gisell yang masih panas-panasan di lapangan sana, membuatnya urung melakukannya," Lo berdua seorang majasiswa yang tentu saja lebih dewasa dari dia, tapi kelakuan lo minus, jauh di bawah dia yang lo bilang masih anak-anak. Orang tua kami tidk3 pernah mengajari kami untuk berkata minus kayak lo, ngerti!" ucapnya ya g langsung melangkah pergi.

Rega berlari hingga sampai di lantai dimana ia bisa melihat Gisel. Gadis remaja itu tersenyum ke arahnya, ia mengarahkan toanya ke bibir," Abang... "

Sebelum Gisel melanjutkannya, Rega mengisyaratkan untuk berhenti menggunakan tangannya, tunggu abag akan turun, jangan bicara apa-apa lagi, seperti itulah isyarat yang ia berikan. Ia langsung berlari ke lapangan.

Tepat di depan Gisel, Rega berhenti, "Apa yang kamu lakukan, dek?" tanyanya dengan napas ngos-ngosan.

"Abang nggak dengar tadi aku ngomong apa? Oke kalau gitu aku ulangi. Abang Regantara yang ganteng, aku Gisella, mencintaimu, maukah abang jadi pacar ku?" tanya Gisell dengan imutnya.

...****************...

Terpopuler

Comments

nobita

nobita

nekat juga nihh anak... bikin Rega malu

2024-11-07

0

Hasmina Nita

Hasmina Nita

dasar abg🤣

2025-02-01

0

Diana diana

Diana diana

duh , aku malu sama ide mu euy

2024-10-13

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 54
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96 (End)
97 Author
98 Extra part
99 Extra part 2
100 Extra part 3
101 Jenna (Pengasuh Ceo Lumpuh)
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 54
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96 (End)
97
Author
98
Extra part
99
Extra part 2
100
Extra part 3
101
Jenna (Pengasuh Ceo Lumpuh)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!