Kedatangan Radit

“Ma_masalah apa?dirumah baik baik saja kok,memang kenapa?”jawab Radit bertambah gugup dengan pertanyaan Bian

“Bulan sedikit aneh,jadi pendiam dan lebih suka menyendiri bahkan dia menolak saat aku ingin menemaninya padahal selama ini apapun yang dia alami dan dia rasakan orang yang pertama dia ajak curhat adalah aku tapi akhir akhir ini jangankan curhat buat lihat muka aku aja kaya yang benci,benar benar aneh”jelas Bian lagi

“Mungkin sedang ada masalah dengan pacarnya”jawab Radit kembali manatap berkas yang ada dimeja nya untuk mengalihkan wajahnya agar Bian tidak mencurigai nya

“Bulan pacaran?sejak kapan gadis anti pacaran itu punya pacar.Nih ya Bang Bulan itu cewek unik disaat teman teman sebaya nya gunta ganti pacar eh dia malah sibuk nolakin cowok cowok yang mau jadiin dia pacarnya”

“Kok bisa?emang selama ini dia belum pernah punya pacar?”tanya Radit lagi yang memang cukup penasaran dengan adik iparnya itu

“Nggak,dia tidak pernah mau pacaran katanya kalau memang sudah ada jodohnya tanpa harus pacaran juga pasti akan nikah,gitu katanya dan dia pernah bilang ingin menjadi wanita karir yang sukses dulu seperti kakaknya baru deh mikirin pasangan"

Deg....

Dada Radit serasa diremas dan dikoyak begitu mendapati kalau apa yang dia lakukan pada Bulan malam itu untuk pertama kalinya buat Bulan

Jangankan berhubungan intim bahkan ciuman nya pun itu adalah ciuman pertama untuk Bulan dan Raditlah yang telah lancang merampas semua nya dari Bulan.

Seperti biasa Bulan hanya duduk disingle sofa didepan jendela kamar apartemen nya,Bulan berulang kali menghela nafas sembari terus mengusap air mata yang seakan enggan berhenti keluar dari mata indahnya

Lagi dan lagi Bulan harus merasakan sesak dan sakit saat mengingat malam naas itu,ingin rasanya marah dan membunuh Radit si pria yang telah membuat hidupnya hancur sehancur hancurnya namun Bulan juga tahu betul kalau Radit melakukan itu secara tidak sadar karena pengaruh minuman beralkohol yang Radit konsumsi

Ting tong...

Bulan terbangun dari lamunan nya saat bel di apartemen nya berbunyi

Dengan malasnya Bulan menurunkan kakinya dari atas sofa dan mulai berjalan ke arah pintu dimana seseorang tengah menunggu pintu itu dibuka

Bulan tertegun dan membeku ditempatnya saat melihat orang yang kini berdiri tegak didepan pintu apartemen miliknya

Dan tanpa sadar cairan bening itu kembali jatuh dipipi mulusnya saat bersitatap dengan wajah yang sudah menghancurkan hidup nya

Bulan segera menutup pintu itu setelah kesadaran nya kembali namun lagi lagi tenaganya kalah dengan tenaga Radit yang menahan dan membuka paksa pintu apartemen milik Bulan

Bulan berlari ke arah kamar setelah kalah telak oleh tenaga Radit yang berhasil membuka pintu itu dan masuk kedalam apartemen milik Adik Iparnya itu

Melihat Bulan yang berlari menjauh dan hendak memasuki kamar Radit mengejarnya dan...

Grep...

Hanya dengan satu tarikan Radit mampu membawa Bulan dalam pelukan nya

“Lepas Kak aku mohon lepaskan aku”pekik Bulan saat Radit berhasil menangkap tubuhnya dan menahan tubuh mungil Bulan dalam pelukan nya

“Ok,Kakak akan lepaskan tapi ijinkan Kakak bicara Lan,Kakak mohon,ayo kita bicara Kakak janji Kakak tidak akan macem macem,kamu tahu Kakak orang yang kaya apa kan Lan,Kakak mohon ayo kita bicarakan dulu”jawab Radit yang mencoba menyeimbangkan kakinya saat Bulan terus meronta dalam pelukan nya

“Kakak mohon Bulan,tolong ayo kita bicara setidak nya beri Kakak kesempatan untuk meminta maaf padamu Dek”lanjut Radit yang kini mempererat pelukan nya pada Bulan.

Sungguh tak sanggup lagi rasanya Radit menahan beban yang menyesakkan dadanya yang selama satu minggu ini.Terus diikuti seakan itu adalah hukuman untuk Radit atas kesalahan yang dia perbuat