Di Antara Kita•
...🍒🍒🍒...
Papah Agam memberikan paperbag pada sang anak dengan senyuman yang aneh menurut Ziell. "Pakailah ini."
"Apa ini, Pah." Ziell mengambil Paperbag itu.
"Buka dan pakailah, setelah selesai memakainya ... turun ke bawah karna Papah juga ingin melihatnya."
Ziell mengangguk lalu melangkah ke lantai atas untuk mihatnya dan memakainya. Setelah di lantai atas, Ziell pun membuka paperbag itu dan memakainya.
Kini ia tau apa yang di inginkan sang ayah, Ziell pun dengan segera memakainya dengan hati senang dan gembira yang tidak bisa dia tulis dengan kata-kata.
A few minutes later•
“Not bad, I like my new look. (Tidak buruk, aku suka penampilan baruku.)” Ucap Ziell saat dirinya tengah menatap penampilan barunya di depan cermin.
Ziell pun keluar dari kamar dan menemui Papah nya yang tengah menunggu dirinya bersama sang Ibu.
“Pah, bagaimana penampilan baru ku?” tanya Ziell saat dirinya sudah berada di ruang tamu.
“Extraordinary.” Puji Papah Agam mengacungkan dua jempolnya, sementara Mama Ella malah cemberut melihat penampilan sang anak.
“Aku pikir kamu akan berubah menjadi Powerrengger.” Celetuk Mama Ella, membuat Papah Agam dan Ziell menggelengkan kepalanya.
“Mah, kalau anak kita berubah jadi Powerrengger ... bisa bisa satu kota menertawakan nya.”
Mama Ella berdiri, “Terus apa bedanya dengan sekarang? Dia memakai kacamata bulat, baju longgar, dengan rambut di kucir seperti kuda. Oh ... bagaimana jika teman-teman ku mengetahui jika anak gadis ku menjadi kutu buku seperti ini ... hancurlah nama baikku.” Gerutu Mama Ella penuh drama.
“Ck, nama baik apanya.” Gumam Ziell dalam hati.
“Kapan kau akan berangkat ke Jakarta?” tanya Papah Agam, yang sudah ikhlas melepaskan sang anak pergi melihat dunia luar.
“Besok, berangkat bareng sama Nia. "Kan di Jakarta ada Minzzy juga.”
(Nia dan Minzzy teman baik Rapunzell)
“Dengan Nia? 'Kan Mama udah bilang, jangan gaul sama anak si Ulat keket berbulu domba itu! Mama tidak suka kamu bergaul dengannya, nanti bisa-bisa kamu ketularan jahat seperti ibu si Nia itu.” ketus Mama Ella.
“Sayang, jangan berbicara seperti itu! Bagaimana pun Nia adalah keponakan mu.” Tegur Papah Agam.
“Si Nia memang keponakan ku, ponakan tiri ya Pah! Jangan lupakan itu, dan Mama takut sifatnya sama kaya si Nungky.”
“Mamah, Nia itu baik kok ... dia itu bukan hanya sodara bagiku, tapi sudah menjadi sahabat baik ku.”
“Ya sudah, berbicara dengan kalian tidak ada ujungnya! Bela aja itu si Nia, nanti kalau dia punya sifat kaya emaknya si Nungky baru nyaho kalian.” Mama Ella pergi meninggalkan anak dan suaminya, dia kesal karna Ziell bergaul dengan anak sodara tirinya.
Tapi ... Mama Ella juga tidak bisa menampik, jika Nia sangatlah berbeda dengan Nungky, jika si Ulat keket berbulu domba itu secara terang terangan memperlihatkan ketidak sukanya. Namun Mama Ella tidak tau sifat asli keponakkan nya seperti apa, karna yang dia lihat Nia sangat sopan dan pendiam serta penurut.
“Ah, sudahlah ... ngapain aku mikirin si Nia, tidak mungkin dia mau menjerumuskan sodaranya sendiri. Kalau itu terjadi, aku pasti akan menggulung dan membakar dia hidup hidup.” Gumam Mama Ella.
Mom Ella pun menelpon Minzzy, anak sahabatnya yang dia sayang. Untuk mengabari jika Rapunzell akan berangkat ke Jakarta esok hari. Namun sambungan nya tidak di jawab, membuat Mama mengirimkan pesan padanya.
[Minzzy sayang, besok Ziell akan berangkat ke Jakarta. Tolong jaga dia yaa ...]
[Baik Tanteee.] jawaban dari pesan dari Minzzy, membuat Mama Ella mengerutkan keningnya.
"Eh, tadi di telpon nggak di angkat, giliran di kirimin pesan langsung di balas! Dasar aneh." Gerutu Mama Ella.
•
•
•
Perusahaan Armada Group•
Di sebuah ruangan kerja yang luas dan rapih, tampak seorang pria gagah dengan perawakan tinggi besar dan bertubuh atletis tengah berkutat dengan leptopnya.
“Apa saja angeda ku hari ini Anya?” tanya Sultan pada Sekretaris yang ada di depan nya.
“Tuan, hari ini jam 3 sore kita ada janji dengan Mr. Andrew dari perusahaan Megamacht.”
“Baiklah, oh ia ... apa Guntur ada di ruangan nya?” tanya Sultan, yang merasa jika hari ini dia belum melihat keponakan nya.
“Tuan. Guntur tidak ada di ruangnya, dia juga sebenarnya tidak datang ke kantor pagi ini.” Ucap Anya sang Sekretaris.
Sultan diam, lalu menghela nafasnya. “Anak itu, sampai kapan ingin bermain main.” Desah Sultan yang pusing memikirkan kelakukan absurd sang keponakan.
“Biarkan dia, akan aku urus dia nanti. Kau kembalilah ke ruang kerja mu.”
“Baik, Tuan.”
Hening ... setelah kepergian sang Sekretaris, Sultan menyenderkan kepalanya di kursi, memijat pelipis nya yang pening secara mendadak.
Namun tiba-tiba ponselnya berdering, membuat Sultan membuka matanya lalu menyambar ponsel yang ada di atas meja.
[Hallo ...]
[SULTA ... N, kamu dimana adikku tercinta?] tanya seseorang di sebrang telpon.
[Pertanyaan macam apa itu Kak? Tentu saja aku berada di kantor jam segini.]
[Hehe hehe ... tolong nanti malam temui anak teman Kakak di restoran xxx di kota Bandung yaa.]
[Kak, kau akan menjodohkan aku lagi?]
[Aku tidak berencana menjodohkan mu adikku tercinta! Aku hanya ingin memperkenalkan gadis itu padamu saja, kalau cocok syukur ... ya kalau kaga mah nggak usah.]
''Ck, banyak banget alasan.” Gumam Sultan dalam hati.
Sultan menghela nafas pada akhirnya, [Baiklah ... Kakak ku sayang, aku akan datang nanti malam.] Jawab Sultan yang memang tidak bisa menolak keinginan sang Kakak.
•
•
Malam hari di daerah Bandung•
Butuh waktu sekitar 3 jam. Sultan menyetir mobilnya sendiri dari Jakarta ke Bandung, untuk menemui gadis yang di pilih sang Kakak untuknya. Kini Sultan tengah berada di parkiran restoran, tempat dirinya akan bertemu gadis itu.
“Mudah mudahan, gadis ini berbeda dengan gadis yang pernah aku temui.” Gumam Sultan dalam hati, lalu keluar dari dalam mobil menuju kedalam restoran dengan wajah pasrah.
Sultan masuk kedalam restoran, mencari gadis yang ada di dalam layar ponselnya dan membaca pesan dari sang Kakak, jika wanita itu sudah menunggunya di meja nomer 9.
Sultan celingak celinguk lalu berjalan ke arah meja nomer sembilan, dimana Sultan bisa melihat ada seorang wanita duduk membelakangai nya dengan rambut warna hitam yang indah dan lurus.
“Permisi, apa kau Nona Lolita?” tanya Sultan yang sudah berada di depan nya.
“Iya, apa ka ... u Sultan Adiwangsa?”
“Ya, saya.” Jawab Sultan langsung duduk, saat Lolita mengulurkan tangan nya untuk bersalaman.
Lolita menjadi canggung dan langsung duduk di kursinya, untung saja restoran ini lagi sepi. Coba kalau banyak pengunjung, sudah di pastikan jika Lolita akan malu karna di abaikan oleh pria dingin yang ada di depan nya.
“Apa kau ingin memesan makanan?” tanya Lolita dengan lembut.
“Aku tidak lapar.” Jawab Sultan dengan dingin.
Lolita tersenyum canggung, “Oh iyaa ... Aunty Kalee—“ Lolita tidak melanjutkan perkataannya saat Sultan berbicara.
“Ngomong ngomong soal Kakak ku, sebenarnya aku malas bertemu dengan mu. Apa lagi sampai bisa berhubungan ke arah yang lebih serius. Tentu kau tau apa yang harus kau katakan bukan?” tanya Sultan dengan nada dingin dan berdiri dari tempatnya.
“Dan lagi, jika ingin bertemu dengan seseorang. Pastikan dulu penampilan mu dari atas sampai bawah! Sudah benar dan rapih belum? jangan sampai lehermu malam dan wajahmu siang karna bedak.” Ucap Sultan langsung melangkah pergi, meninggalkan Lolita yang terkejut mendengar perkataan nya barusan.
"Apa! Dasar pria dingin!" cetus Nona Lolita dengan marah, ia belum pernah di permalukan seperti ini ... lalu dia menelpon ibunya dan mengadu perihal kencan malam ini.
•
...🍒🍒🍒...
...LIKE.KOMEN.VOTE ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
marsheell
🤣🤣baru awal baca udah ngakak
2024-06-27
1
bhunshin
Thor pedes amat si sultan omongannya 🤣🤣🤣🤣LEHER MALAM MUKA SIANG 🤣🤣🤣🤣
2024-06-21
0
Bima Bima
di sini
2023-08-26
0