"Baik, kita serius Sir. Jangan terlalu keras padaku. Tadi hanya keberuntungan karena Anda tidak siap." Aku hanya mencoba keuntungan lain menjadi wanita cantik, merayu dan memohon ampun. Mungkin dia lemah terhadap wanita cantik.
"Ohh begitu." Colin yang tampan ini tersenyum kecil.
"Saya tidak berbohong memang benar begitu. Anda tidak terluka bukan? Saya tahu level Anda pasti diatas saya, tapi tadi Anda tidak memberi saya kesempatan tadi. Maafkan saya." Dia tertawa dan berkacak pinggang melihatku.
"Kau benar-benar senang bermain sandiwara Nona. Kau sering menggunakan itu sebagai senjata." Ternyata dia tahu.
"Aku tak bersandiwara. Tadi benar itu hanya keberuntungan Anda tak siap." Aku harus mempertahankan ekspresi lemahku. Mungkin ini bagian dari tes juga.
"Apa latar belakang pendidikanmu." Dan dia sekarang penasaran.
"Jika Anda tidak tahu maka saya tidak harus memberitahu Anda tampaknya. Bukankah kerahasiaan sesuatu hal yang penting untuk dipertahankan dalam pekerjaan ini." Dia tersenyum lagi dengan jawabanku.
"Tak heran penghubungmu Thomas langsung. Baiklah, kita lakukan saja tesmu sekarang..."
"Terima kasih untuk pujiannya Sir." Nampaknya Thomas setingkat dengan kepala operasi khusus di MI6. Dan jelas punya keuntungan banyak bergabung dalam timnya.
"Kau bebas menyerangku duluan." Dia memberiku kesempatan.
"Saya memang sebenarnya tak diajarkan menyerang duluan. Tapi saya akan coba." Aku juga tak yakin aku bisa menyerangnya. Dengan kuda-kudanya yang sudah siap itu, dia nyata-nyata bukan orang yang mudah dihadapi.
"Tak apa. Tenang saja, coba sebisamu saja, ini hanya test. Tujuannya hanya menguji sampai dimana kekuatanmu. Tadi kau membuktikan setidaknya kau bisa menangani pertahananmu sendiri. Kau sudah dapat nilai baik di satu sisi, kekuatan Jiu jitsu dan Krav Maga memang di pertahanan dan pengelakan yang kuat." Colin memasang sikap siap, kakinya maju kedepan dan tangannya siap menangkis.
Aku maju, aku lebih baik di pertarungan bawah. Tapi pukulanku yang kurang tenaga karena kurang berlatih mungkin akan mudah ditangkis oleh instruktur seperti dia. Jadi serangan pertama adalah pukulan yang memang ditangkis dengan mudah, tapi setelah itu aku menyerang kakinya. Aku membuat kuncian cepat ke lututnya yang sayangnya mungkin terbaca olehnya. Dan membuatku harus berusaha sekuat tenaga untuk menjatuhkannya. Ketika akhirnya dia jatuh, dia menolak kuncian tanganku dan kakiku, dengan tenaganya yang lebih besar, dan berbalik mengunciku.
Aku kalah tenaga. Dia berhasil mengunciku dengan mounted triange. Memanfaatkan berat tubuhnya mengunci kakiku terlipat kesamping dan menahan tanganku ke samping tubuh.
"Kenapa kau tak menyerang titik body weakness?" Dia bertanya setelah mengunciku. Dan tidak melepasku. Body weakness adalah semacam tendangan dan pukulan ke titik lemah di bagian tubuh tertentu.
"Kau akan mudah memblok itu. Kau sudah berpengalaman. Aku mencoba keberuntungan di serangan bawah."
"Analisamu benar tapi jika kau ingin menjatuhkan orang lain di situasinya dengan cepat kau tak bisa mengandalkan hal seperti ini. Operasi bukan arena pertarungan dengan matras, kau harus melumpuhkan lawan. Tenagamu masih kurang, kau melupakan latihan karena lingkunganmu aman."
"Yes Sir. Mengerti."
Dia melepasku. Aku berdiri kembali.
"Bangun, kita coba kekuatan pukulan dan tendanganmu." Dia mengambil hand punch bag dan pelindung knuckles memberikannya padaku, memakainya di tangannya. Aku bersiap, ini pasti akan menguras tenaga. Dia menyetel timer di ponselnya.
"Set pukulan 10 menit, 2 menit pertama pemanasan, istirahat 45 detik, satu set 1.15 menit, 4 round." Aku membelalak mendengar apa yang dimintanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Sartini Cilacap
Mulai latihan Emma
2023-01-19
0
Klara Rosita
Kereeeen
2022-11-09
0
Yenie Yul Rompis
wow...tidak d ragukan lg....kau keren Emma 😍😍😍
2022-10-09
1