Menunggu hasil adalah pekerjaan tidak menyenangkan. Aku sudah menyerahkan hasil pemeriksaan rekening sudah kuserahkan ke Thomas. Tapi mereka nampaknya masih perlu waktu untuk memutuskan semuanya.
Akhirnya aku kembali ke New Jersey untuk Thanksgivings days. Memenuhi harapan Bibiku yang baik hati.
Di USA Thanksgiving, jatuh pada Kamis ke 4 setiap minggu di Bulan November, dan tentu saja itu berarti libur panjang. Libur sudah berlaku dari Rabu sampai ke akhir minggu. Penerbangan sibuk dan pada puncaknya, semua orang ingin tiba ke rumah secepatnya.
Untunglah aku punya tempat kembali saat orang tuaku sudah tak ada. Itu yang kukatakan pada diriku setiap Thanksgivings. Aku terbang kembali ke pantai barat dari pantai timur USA.
Bibi punya anak dua orang. Dua-duanya laki-laki dan aku jadi perempuan sendiri. Satu sudah menikah dan punya satu putra. Satunya setahun lebih muda dariku dan belum menikah. Kadang mungkin aku merasa dia sudah menganggapku putrinya. Punya Bibi seperti dia adalah hal yang membuatmu bisa tetap bertahan.
Bibi tersenyum lebar saat aku mengetuk pintu rumahnya.
"Akhirnya kau sampai, apa penerbanganmu delay sayang." Dia memelukku dengan hangat.
"Ah iya Bibi, itu biasa di musim seperti ini. Jonas dan Ben sudah sampai?"
"Sudah, mereka sedang bekerja di NY keduanya, jadi mereka sudah kembali dari semalam."
"Aku juga berusaha kembali semalam, tapi aku tak bisa dapat tiket penerbangan terakhir."
"Yang penting kau sudah sampai."
Aku mengucapkan salam kepada Paman dan mengobrol dengannya sebentar. Sebelum bergabung kembali mengobrol dengan Bibi.
"Bibi kau sudah belanja untuk besok."
"Tentu saja.Kulkasku sudah penuh dengan persediaan bahan makanan dan bahannya." Bibi tersayang ini pintar memasak, semua hal yang kupelajari bagaimana menyiapkan makanan dari dia.
"Aku sudah lama tak menemanimu belanja."
"Kau bisa melakukannya nanti. Kau sampai akhir pekan bukan."
"Iya, Minggu aku harus kembali."
"Ohh ya kau ingat Robert. Tetangga kita dua rumah dari sini, yang tergila-gila denganmu saat kau high school."
"Iya, kenapa dengan dia."
"Dia menanyakanmu. Dia mungkin mau bertamu nanti." Aku meringis pada Bibi. "Dia punya Ferrari sayang, tampaknya dia berhasil dalam usahanya."
Jika di pikir-pikir aku sudah terlalu banyak melihat Ferrari di LA, sampai kupikir itu semacam mobil wajib di LA, pasti salesnya sangat banyak mendapatkan komisi.
"Mungkin sitaan Bibi, dibeli dengan harga murah." Aku tertawa dengan kemungkinannya.
"Kau tak bisa berpikir positif sedikit tentang orang lain gadis sombong. Dia pasti cukup baik, walaupun itu sitaan tetap saja harganya lumayan."
"Apa boleh buat Bibi, pekerjaanku adalah mencari kesalahan orang lain. Aku bisa mengorek apapun jika kau duduk di depanku. Bahkan mungkin dia tak sadar aku mengoreknya.
"Duduklah di depannya dan berkencanlah dengannya."
"Tak ada manfaatnya jika berkencan dengannya, lagipula aku tak suka Ferrari, mobil mahal itu berisik." Bibi melipat tangannya dengan muka sebal padaku. Aku tertawa sekarang. Tujuan hidupnya sekarang mungkin adalah menyuruhku berkencan dan menikah saja. Agar aku berhenti mencari masalah.
"Baiklah-baiklah, nanti kalau dia datang lagi aku tak akan mengoreknya oke. Aku hanya akan menanyakan Ferrarinya dari mana. Jangan-jangan dia penadah."
"Keponakan terlalu pintar, aku menyesal membiarkanmu kuliah psychology." Aku tertawa sekarang. Aku merangkulnya dan mencium pipinya.
"Bibi sayang, aku membawa hadiah untukmu kau mau melihatnya."
"Kau selalu menyogokku dengan hadiah. Dasar keponakan licik. Apa yang kau beli sekarang?" Dia langsung teralih begitu aku menyebut hadiah. Bibiku ini memang lemah hatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Sartini Cilacap
Bibi nya sangat menyayangi keponakannya
2023-01-19
0
Klara Rosita
Bibi yang baik dan sayang pada keponakannya
2022-11-09
0
Dwi Sasi
Bibi cari jln ninja😅😅
2022-09-16
2