AKU HANYALAH ISTRI SIMPANAN
Ngejar impian itu memang melelahkan. Maka dari itu, terkadang kita butuh rehat sejenak agar bisa berlari lagi untuk sampai ke puncak.
***
Seorang wanita sedang melangkahkan kaki jenjangnya yang saat itu sedang memakai heels berukuran 9cm dengan terburu-buru, karena hari ini dia terlambat datang bekerja (lagi!).
“Denada Pramadita!!!” Teriak seseorang yang sangat dia kenal, siapa lagi kalau bukan atasannya.
Denada menghentikan langkahnya dengan segera dan berdiri dengan tegap, mencoba untuk mengatur nafasnya lalu tersenyum menatap atasannya yang saat itu sudah berdiri di hadapannya dengan tatapan tajam.
“Eh ada ibu Sinta..” Sapa Dena dengan senyuman manisnya.
Namun nafasnya tidak bisa berbohong, rasanya jantung Dena hampir copot karena terlalu kencang berlari dan nafasnya tidak beraturan membuat senyum manis wanita cantik itu tidak bisa menutupi ngos-ngosan yang dia rasakan.
“Bagus Dena, bagus! Kamu selalu menjadi langganan telat ya!” ketus bu Sinta yang tidak lain adalah atasan Dena.
“Aku ga telat kok bu, dari tadi udah di kantor cuma tadi tersesat aja hehe..” jawab Dena asal.
“Cih! Tersesat katamu? Kamu sudah berapa tahun bekerja di sini Dena? Masih tersesat bukankah kamu terlalu bodoh?” tanya bu Sinta.
Dena hanya bisa memamerkan gigi putihnya mendengar ucapan bu Sinta, memang dia sungguh bodoh karena sudah memberikan alasan yang tidak masuk akal.
“Hehe, maklum bu saya kan suka pikun..” ucap Dena mengatai dirinya sendiri.
“Sial! Gara-gara si Mila sama Ocha nih pake ngajak gue ke club segala, jadinya gue telat kan!” batin Dena yang mengutuk kedua sahabatnya.
Mila dan Ocha adalah sahabat baik Dena sejak SMP, saat ini Mila mengelola toko pakaian onlinenya sendiri sedangkan Ocha bekerja di perusahaan yang sama dengan Dena di perusahaan agensi terkenal milik suami Dena tentunya.
Kedua sahabatnya itu sampai saat ini tidak tau kalau Dena sudah menikah dengan aktor terkenal dan juga CEO perusahaan agensi terbesar di dunia.
“Ocha juga telat kan bu? Semalem dia sama saya sama-sama begadang loh.” Ucap Dena berusaha untuk mencari teman.
“Ocha? Dia hari ini datang paling pagi! Jangan jadiin orang lain sebagai kambing hitam Dena! Cepat duduk di tempat kerjamu dan untuk hukumannya? Kamu pasti sangat tau karena kamu sudah menjadi langganan terlambat.” Ucap bu Sinta yang langsung meninggalkan Dena.
Dena rasanya ingin mengutuk Ocha dan bu Sinta, Dena tau betul hukuman kalau datang terlambat adalah mengerjakan pekerjaan seniornya, dan itu adalah hal yang sangat melelahkan untuk orang yang bekerja di bidang entertainer walaupun memang gajinya juga besar sesuai dengan penderitaannya.
“Ingin rasanya aku berteriak dan mengumumkan kalau atasan kalian yang selama ini kalian puja adalah suamiku!” gumam Dena sambil menghela nafas panjang.
Dengan malas Dena segera berjalan menuju mejanya karena dia tidak ingin menambah omelan bu Sinta, kebetulan meja Dena memang berada di sebelah meja Ocha.
Benar saja, saat itu Ocha sudah ada di mejanya dan sahabatnya itu sedang fokus bekerja seolah semalam dia tidak berpesta dan minum-minum bersamanya dan Mila.
“Untung masih di tempat kerja, kalo udah ga kerja gue pites lu!” gumam Dena mencoba untuk menahan emosinya.
Dena dan Ocha bekerja di bagian public relation (PR), bagian PR ini bisa di bilang bagian yang paling sibuk di perusahaan agensi karena ada banyak hal yang harus mereka kerjakan dari membuat blogger untuk mempromosikan aktor dan aktrisnya, berbicara dengan para wartawan yang menelfon dan masih banyak yang lainnya.
Dena selalu bekerja lembur karena tugasnya yang selalu menumpuk, di tambah dia sering terlambat dan selalu mengerjakan tugas para seniornya sebagai hukuman.
Tapi tenang saja, Dena tidak pernah ada masalah jika harus pulang malam karena dia memang tidak pernah di cari oleh suaminya, bahkan suaminya pun jarang sekali pulang ke rumah karena jadwal syuting yang padat.
“Ciye yang terlambat.” Ejek Ocha dengan suara berbisik.
“Kurang asem lu! Lu kok bisa ga telat sih? Lu kan pulang bareng kita.” Balas Dena.
“Dih emang gue kebo kayak lu? Lu kan kalo tidur lewat jam 12 malam bangunnya susah banget kek kebo!” ejek Ocha.
“Sialan lu! Awas aja nanti kalo udah pulang kerja gue abisin!” ketus Dena.
“Emang gue makanan bisa lu abisin? Hahaha.” Balas Ocha.
Belum saja Dena menjawab ucapan Ocha, tiba-tiba semua orang saling berbisik dan bahkan ada yang sampai berdiri dari tempat duduknya.
“Ada apaan sih sampe berdiri semua begitu?” tanya Dena.
“Yah biasa lah si aktor tampan dan CEO kita yang agung pasti sedang berjalan meleati ruangan kita.” Jawab Ocha yang ikut berdiri dari tempat duduknya.
Ruangan mereka memang hanya berdinding kaca satu arah yang bisa melihat siapapun yang lewat di depan ruangan mereka, namun orang yang ada di luar tidak bisa melihat ke dalam dan itu semakin membuat para karyawan leluasa untuk melihat pemandangan para aktor tampan dan aktris cantik yang lewat.
“Ya elah kirain siapa!” ucap Dena dengan malas.
“Lu santai banget sih tiap ngeliat si Irham? Lu tau ga? Lu itu satu-satunya orang yang menganggap Irham biasa aja.” Ucap Ocha.
“Ya emang dia biasa aja, lu hampir tiap hari ngeliat dia emang ga bosen? Kalo gue sih mungkin karena udah tiap hari ketemu jadi udah biasa aja.” Jelas Dena.
“Kalo dulu iya, gue memuja dia banget!” sambungnya.
“Hah? Kapan kita yang ketemu tiap hari? Lu tau kan bahkan kadang buat rapat aja dia mengutus asisten sekaligus sekretaris pribadinya yang tampan itu karena dia sangat sibuk. Mimpi ya lu ketemu dia tiap hari?” ucap Ocha.
Dena hanya diam mendengar ucapan sahabatnya itu karena dia sadar kalau dia sudah salah bicara.
Irham Matteo Ibrahim, aktor sekaligus CEO perusahaan di mana Dena dan Ocha bekerja, tentu saja dia juga suami rahasia Dena yang selama ini tidak di ketahui siapapun bahkan sahabat baiknya sekalipun.
Irham sudah berusia 30 tahun, namun di usianya yang sudah kepala tiga, dia sama sekali tidak terlihat menua sedikit pun, justru semakin bertambah usia, kadar ketampanannya pun ikut bertambah.
Tentu saja hal itu membuat para kaum hawa jatuh cinta dengan ketampanannya dan juga dengan kekayaannya yang tidak akan habis untuk membiayai kebutuhan selama tujuh turunan.
Dulu juga Dena sangat mengagumi Irham sebelum menikah, bahkan cita-citanya adalah menikah dengan Irham, tetapi setelah menikah ternyata tidak ada yang menyenangkan karena sikap Irham padanya sangat dingin walaupun dia sering bersikap manis dan juga sering menggodanya.
“Haah, melelahkan!” gumam Dena sambil mengadahkan dagunya dengan tangan kanannya.
“Lu tuh kayaknya emang harus periksa mata deh Dena! Gue penasaran gimana sih emang tipe ideal lu?” ucap Ocha sambil menggelengkan kepala dan kembali duduk di kursinya karena Irham sudah melewati ruangan mereka.
“Tipe ideal? Hem, entahlah…” ucap Dena sambil mengangkat kedua bahunya.
“Gua jadi takut deket-deket sama lu Den! Ntar taunya lu suka sama cewek ya?!” tanya Dena dengan suara lantang membuat seisi kantor menoleh ke arah keduanya.
“Hah?! Eh? Apaan sih lu gila ya? Gue masih normal! Kalau pun gue suka sama cewek, udah bisa di pastikan kalo gue ga akan ngelirik lu!” ketus Dena.
“What?! Jahat lu Den!” ketus Ocha.
Dena hanya tertawa melihat ekspresi wajah sahabatnya yang sedang kesal itu, lalu dia segera kembali memeriksa pekerjaanya karena dari tadi para senior mereka sudah memberikan tatapan tajam.
Akhirnya setelah perdebatan dengan Ocha, Dena segera fokus kepada pekerjaannya dan 9 dari 10 iklan masuk di tujukan kepada Irham.
“Dia benar-benar laku sekali, pantas saja uangnya ga habis-habis!” gumam Dena yang terus menerus menghela nafas sambil membaca laporan pekerjaannya.
Denada Pramadita.
Hai kakak-kakak semuanya, terimakasih karena sudah mampir di novel author yang ke sekian ini, semoga kakak-kakak semua suka dengan cerita yang author buat kali ini ya...
Jangan lupa tinggalkan jejak lewat like, komentar, dan vote novel author sebagai dukungan dan penyemangat author untuk melanjutkan setiap babnya...
Selamat membaca, Saranghaeee~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
Anni Raymon
visualnya cantik🥰
2022-10-12
2
Susi Kurniawati
bagus banget loh 💗
2022-10-11
0
Diana Marwanti
❤❤❤❤
2022-09-07
1