Ojek online yang di tumpangi Diandra sudah sampai di depan rumahnya. Diandra segera turun dan tak lupa mengucapkan terimakasih agar citranya tidak buruk di mata orang.
"Terimakasih pak." ucap Diandra.
Saat Diandra akan melangkahkan kakinya menuju kontrakannya, langkahnya terhenti karena tukang ojek itu memanggilnya.
"Tunggu mbak." tahan tukang ojek itu membuat Diandra membalikkan badannya.
"Iya pak, kenapa ya?" Tanya Diandra.
"Ongkos nya mana mbak?" tanya tukang ojek itu.
"Hah, bukannya udah di bayar pak?" kaget Diandra.
"Belum mbak, mas nya tadi hanya pesan ojeknya saja." jelas tukang ojek itu membuat darah Diandra semakin mendidih.
Tak mau berlama-lama lagi, Diandra langsung menyerahkan beberapa lembar uang kepada tukang ojek itu.
"Ini pak, kalau ada kembaliannya ambil saja." ucap Diandra dan langsung pergi dari sana.
"GILAK SUMPAH, RICHARD GILA." teriak kesal Diandra saat sampai di dalam kamarnya.
Diandra membanting dirinya di atas ranjang dan langsung membuka handphonenya.
"Dasar laki gak berguna, mending gw blokir aja nih nomor." kesal Diandra dan langsung memblokir nomor Richard dari handphonenya.
Tok tok tok.
"Haduh siapa lagi sih, awas aja kalau tetangga resek. Gw bejek bejek tuh muka." kesal Diandra.
Tapi kekesalannya itu tak urung membuatnya tetap beranjak membukakan pintu kontrakannya. Tetangga sebelah kontrakan Diandra itu seorang ibu ibu yang sangat kepo dengan kehidupan orang di sekitarnya. Maka dari itu Diandra males kalau harus berhubungan dengan orang itu.
"Siapa sih ganggu orang aja." ucap kesal Diandra saat membuka pintu kontrakannya.
Di sana Diandra melihat ada orang yang bertubuh kekar sedang membawa banyak paper bag yang berukuran lumayan besar.
"Ada apa ya pak?" tanya Diandra heran setengah takut. Pasalnya tubuh orang itu sangatlah besar dan berotot.
"Begini nona, saya di tugaskan oleh tuan Richard untuk mengantarkan ini buat nona. Tolong di terima." ucap orang itu yang tak lain adalah salah satu bodyguard Richard.
"Hah, maksudnya gimana ya?" tak mengerti Diandra.
"Ini ada barang barang dari tuan Richard." jelas bodyguard Richard secara singkat dan jelas.
"Oh iya makasih." balas Diandra seramah mungkin.
Diandra mengunakan raut wajahnya yang tadinya judes sekarang menjadi penuh senyum.
"Sama sama nona, kalau begitu saya permisi dulu." pamit bodyguard Richard setelah semua paper bag itu di terima Diandra.
Setelah melihat bodyguard Richard tak kelihatan lagi, Diandra buru buru masuk dan mengunci kontrakannya.
"Gilak ini mah banyak banget, kira kira isi dalamnya apa ya?" gumam Diandra senang.
Diandra pun mulai membuka satu persatu paper bag itu untuk melihat dalamnya.
"Wah ini kan sepatu yang tadi." heboh Diandra saat melihat sepatu incarannya yang harganya lima belas juta berada di salah satu paper bag itu.
Diandra melanjutkan membuka semua paper bag itu satu persatu. Dan isinya rata rata barang yang Diandra lihat di dalam mall tadi.
"Gilak sih ini, ini mah memang bener dia orang kaya. Kalau bukan gak mungkin dia bisa membeli semua ini."
Dengan cepat Diandra mencari keberadaan handphonenya dan mencari kontak Richard lagi dan segera membuka blokiran nomor Richard. Setelah itu dia langsung mengirimkan pesan buat Richard.
Richard ganteng ❤️
/Send picture
Ini semua kamu yang beliin?
Makasih banyak ya, padahal seharusnya gak usah loh. Mending uangnya buat yang lain aja, ini harganya mahal mahal semua.
Isi pesan yang Diandra kirimkan ke Richard. Centang dua abu abu, mungkin Richard lagi sibuk. pikir Diandra.
"Coba ahh." Diandra pun mulai mencoba barang barang itu satu persatu.
Di mulai dari pakaian, sepatu, sendal dan tas yang pastinya merk RH bag. Dan semua itu sangat cocok dan pas di tubuh Diandra.
"Pasti tadi Richard cuma mau ngetes gw. Huh, untung aja tadi aku gak marah marah sama dia, bisa hangus semua ini kalau sampai dia tahu sikap gw yang sebenarnya." gumam Diandra sambil memandangi dirinya yang berada di dalam cermin.
...**...
Malam hari pun tiba, Richard sudah pulang ke apartemennya. Pekerjaan kantornya juga sudah selesai, mungkin masih ada beberapa tapi itu tidak terlalu banyak seperti biasanya.
Malam ini Richard akan melanjutkan mendesain tas yang akan dia berikan kepada Diandra supaya terlihat lebih mewah dan elegan. Yang pasti agar cocok saat Diandra memakainya.
"Dah, sempurna." seru Richard setelah menyelesaikan pekerjaannya.
Tok tok tok.
Suara ketukan pintu kamar Richard.
"Masuk." suruh Richard yang sudah tahu siapa yang mengetuk pintunya, siapa lagi kalau bukan Ethan.
"Selamat malam tuan." sapa Ethan menghampiri Richard dan duduk di sofa samping Richard.
"Hmm, ada apa?" balas Richard.
"Saya mau melaporkan hasil terkini proses pencarian nona Rere tuan." jawab Ethan.
Mendengar nama adiknya di sebut, Richard langsung menegakkan tubuhnya dan menatap Ethan dengan serius.
"Bagaimana?"
"Anak buah saya melaporkan kalau dulu sehabis mereka membawa nona Rere pergi mereka langsung membuang nona Rere di sebuah panti asuhan tuan." jelas Ethan.
"Berarti sekarang Becca ada di sana, ayo kita ke sana." ajak Richard beranjak dari tempat duduknya.
"Tunggu tuan, saya belum selesai menjelaskan kelanjutannya." tahan Ethan menyuruh Richard untuk duduk kembali.
Bagai anak ayam yang di marahin induknya, Richard langsung patuh dan duduk kembali di sofa.
"Kemaren anak buah saya sudah mendatangi panti asuhan itu dan kata pengurus panti memang benar dulu mereka sempat menemukan anak kecil di depan panti, tapi tak lama ada orang datang yang mengaku sebagai saudara anak kecil itu, jadi mereka menyerahkan nona Rere kepada orang itu. Dan setelah itu mereka tak tahu lagi keberadaan nona Rere." lanjut Ethan.
"Aarggg...." Richard mengacak-acak rambutnya frustasi.
"Di mana Becca Ethan, di mana adik saya." tanya Richard menguncang tubuh Ethan.
"Sabar tuan, saya akan terus berusaha untuk menemukan nona Rere tuan." Ethan membawa Richard ke dalam pelukannya dan menepuk bahu Richard.
"Hanya dia yang saya punya Ethan, saya mohon sama kamu cari Becca sampai ketemu Ethan." ucap Richard dengan air mata yang sudah merembes dari matanya.
Richard menangis, tapi tidak sesenggukan. Entahlah bagaimana bisa seperti itu, mungkin sultan kalau menangis memang seperti itu.
"Iya tuan, saya janji akan menemukan nona Rere." balas Ethan.
Richard melepaskan pelukan Ethan dan beranjak ke kamar mandi tanpa mengucapkan apapun.
Ethan membiarkannya saja karena Ethan tahu pasti tuannya yang gengsinya tingkat tinggi itu malu sudah menangis di pelukannya.
"Tuan tuan, kalau mau nangis ya nangis aja, gak usah gengsi gitu." Ethan menggelengkan kepalanya dan pergi keluar dari kamar Richard.
Ethan akan membiarkan tuannya untuk menenangkan dirinya terlebih dahulu. Ethan tidak akan mengganggunya, biarlah besok pagi saja kalau ada apa apa pasti tuannya akan memanggil dia.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Hilda
Pasti adiknya itu adiknya diandra 😂🤣
2023-03-25
0