SPPTP#19

Sudah hampir setengah jam mereka berdua yang tak lain adalah Richard dan Diandra hanya memutari mall saja. Diandra heran kenapa sedari tadi Richard tak menawari dirinya barang barang atau apa gitu.

"Kita duduk dulu ya, capek lama lama nih kaki kalau jalan terus." ajak Richard saat melihat ada kursi yang letaknya tak jauh dari mereka.

"Hah, ayo." Diandra yang kebanyakan melamun pun agak kaget mendengar ajakan Richard.

"Gimana udah puas belum?" tanya Richard setelah mereka duduk.

"Puas, maksudnya?" bingung Diandra, pasalnya mereka sedari tadi tidak ngapa-ngapain hanya jalan mengelilingi mall saja.

"Iya puas jalan jalan." jelas Richard.

"Hah, jadi kita ke mall cuma mau jalan jalan aja?" tak percaya Diandra dengan sikap Richard.

"Iya lah, kan tadi saya bilangnya mau jalan jalan. Emang ada yang salah?" pancing Richard.

"Oh enggak kok, gak ada yang salah. Ya udah kamu mau gak anterin aku cari sepatu?"

Rasanya Diandra seperti di ajak melayang ke atas awan dan saat akan menggapai lapisan langit pertama, dia sudah di hempaskan ke dalam dasar jurang yang sangat dalam.

Tau gitu tadi Diandra memilih jalan jalan di taman aja. Dari pada di sini hanya melihat lihat pakai tapi gak jadi beli, kan mending jalan jalan di tamat sekalian buat menyehatkan mata.

"Ya udah ayo, habis ini kita langsung pulang ya. Soalnya saya ada kerjaan lagi." balas Richard berdiri dari tempat duduknya.

Mereka berdua pun langsung menuju toko sepatu dan Diandra langsung memilih sepatu mana yang cocok dengan kakinya serta masuk ke dalam seleranya.

"Kamu pilih aja mana yang kamu suka." suruh Richard.

Mendengar itu Diandra langsung menoleh ke arah Richard.

"Saya tunggu di luar ya, jangan lama lama." lanjut Richard.

Dan untuk ke dua kalinya Diandra seperti di hempaskan ke dalam jurang yang sangat dalam. Diandra kira tadi Richard akan membelikan nya sepatu ehh taunya....

"Hufft...." hela nafas Diandra.

Diandra pun tak mau ambil pusing, dia langsung mencari sepatu untuk dia beli. Kali ini pandangannya jatuh ke sepatu sneaker warna putih. Diandra pun langsung mengambilnya.

"Nah, cocok nih nomornya." gumam Diandra saat melihat ukuran sepatu yang ternyata cocok dengan kakinya.

Tapi saat dia melihat label harganya, Diandra langsung mendengus kesal.

"Gilak, lima belas juga, dari pada beli sepatu mending aku kirim ke kampung uangnya buat Rena cuci darah."

Diandra pun mengembalikan sepatu itu dan pergi mencari yang lainnya yang harganya pas di kantong.

Lama Diandra memutari toko sepatu itu, tapi tak ada satu pun yang harganya murah. Di sana semua rata rata harganya di atas sepuluh juta.

"Gimana udah dapat belum?" tanya Richard menghampiri Diandra yang baru saja keluar dari toko.

"Loh kok kosong?" heran Richard yang melihat tangan Diandra tak menenteng apapun.

"Aku gak jadi beli deh, yuk kita pulang aja." ajak Diandra menyeret tangan Richard pergi dari sana.

"Loh emangnya kenapa?" tanya Richard sambil terus berjalan mengikuti langkah kaki Aretha.

"Harganya mahal mahal, mending aku kirim ke kampung uangnya dari pada buat beli sepatu gitu doang." jawab Diandra tanpa menatap Richard.

"Oooh." balas Richard yang membuat Diandra rasanya ingin tengelam dalam lautan saja.

Diandra bertekad dalam hati, nanti sepulang dari jalan sama Richard dia akan langsung memblokir nomor Richard. Sudah kapok Diandra jalan sama Richard bukannya untung malah capek yang ada.

Diandra sudah salah, ternyata Richard tidak sekaya apa yang dia harapkan. Pasti Richard datang ke Indonesia juga karena ingin mengubah nasib sama seperti dirinya.

"Kamu pulang sendiri gak papa kan? Saya sudah pesankan kamu ojol." ucap Richard saat mereka sudah berada di luar mall.

"Hah, maksud kamu?" kaget Diandra.

Diandra seketika melepaskan tangan Richard dari genggamannya, dan menatap Richard.

"Iya kan saya tadi sudah bilang sama kamu, kalau saya ada kerjaan lagi jadi maaf saya gak bisa antar kamu pulang. Tapi kamu tenang saja, saya sudah memesankan ojol kok buat kamu." jelas Richard.

"Ya udah gapapa, mana ojolnya?" balas Diandra yang sudah malas berhubungan dengan Richard lagi.

Tin.

"Nah itu dia." seru Richard dan menarik tangan Diandra mendekat pada ojek online yang berhenti di depan sana.

"Sekali lagi maaf ya saya gak bisa antar kamu. Kamu gak marah kan?" ucap Richard sebelum Diandra menaiki ojek.

"Hehehe enggak kok santai aja kali, lagian udah biasa juga aku sendirian." balas Diandra seramah mungkin.

"Ya udah kamu hati hati ya, sampai ketemu nanti." ucap perpisahan Richard yang hanya di balas senyuman semanis mungkin oleh Diandra.

"Lo aja yang ketemu, gw mah ogah." batin Diandra.

"Pak hati hati ya bawa motornya, jagain pacar saya." ucap Richard pada tukang ojek online.

"Iya mas." balas tukang ojek.

Motor ojek online itu pun pergi meninggalkan Richard, saat Diandra sudah tidak kelihatan lagi datanglah mobil sport mewah yang berhenti di depan Richard.

"Silahkan tuan." ucap Ethan membukakan pintu mobil untuk Richard.

Tanpa menjawab, Richard pun langsung masuk ke dalam mobilnya.

"Gimana sudah kamu beli tadi?" tanya Richard pada Ethan.

"Sudah tuan, saya menyuruh mereka mengantarkan langsung ke kontrakan nona Diandra." jawab Ethan.

"Bagus."

Setelah itu hanya keheningan yang menyelimuti perjalanan mereka berdua. Sebenarnya tadi mulut Richard sudah gatal ingin menawarkan ini itu pada Diandra tapi Richard menahannya.

Sekarang Richard jadi semakin yakin untuk menjadikan Diandra sebagai wanitanya. Terlihat tadi Diandra yang tak merengek di belikan ini itu pada Richard, membuat Richard yakin kalau Diandra tidak matre seperti cewek cewek yang lain.

...**...

Sedangkan di posisi Dito, dia sudah duduk manis di sofa rumah orang yang tadi dia titipkan mobilnya.

"Silahkan di minum mas." suruh bapak bapak itu menghidangkan minuman buat Dito.

"Iya pak, terimakasih. Maaf sudah merepotkan bapak." balas Dito.

"Tidak kok mas, saya juga sudah biasa menerima tamu. Kan saya di sini sebagai ketua RT memang sudah tugas saya untuk membantu warga." balas bapak itu yang ternyata adalah ketua RT di sana.

"Ooh bapak ketua RT di sini, wah kebetulan sekali."

"Iya mas, saya di sini sudah menjabat selama tiga tahun."

"Maaf nih pak, saya boleh tanya tentang kehidupan Rena selama ini gak pak. Kalau bapak tidak mau ngasih tahu saya juga tidak apa apa." ucap Dito.

"Boleh mas, saya juga sudah sangat kasian dengan kehidupan Rena mas. Dia itu punya penyakit serius, tapi ibunya itu selalu menyuruh Rena mengerjakan pekerjaan berat. Sedangkan ibunya itu malah saya lihat asik asik shopping." jelas pak RT.

"Maksud bapak, Rena di paksa gitu pak?" tanya Dito memastikan.

"Iya mas, saya sebenarnya ingin sekali memberitahukan kepada kakaknya Rena yang bekerja di ibu kota, tapi saya bingung karena saya tidak mempunyai nomor telfonnya."

"Rena punya kakak pak?"

"Iya mas, Rena punya satu kakak perempuan yang sangat menyayangi Rena. Bahkan dia kerja di ibu kota itu juga semata mata untuk mencari biaya pengobatan Rena. Tapi setelah saya amati akhir akhir ini Rena sudah jarang sekali melakukan cuci darah. Padahal biasanya Rena sangat rutin melakukan cuci darah karena dia sangat ingin sembuh seperti teman teman sebayanya." jelas pak RT.

"Terus Rena hanya diam saja pak di perlakukan seperti itu?" tanya Dito.

"Iya mas, kan Rena itu anaknya pendiam. Jadi dia selalu melakukan perintah ibunya."

"Boleh saya meminta nomor telepon bapak, biar nanti sewaktu waktu kalau terjadi sesuatu dengan Rena bapak bisa kasih tahu saya." tanya Dito, dia berharap semoga saja pak RT mau memberikan nomor teleponnya biar dia bisa memantau kegiatan Rena di sini.

...*** ...

Episodes
1 SPPTP#1
2 SPPTP#2
3 SPPTP#3
4 SPPTP#4
5 SPPTP#5
6 SPPTP#6
7 SPPTP#7
8 SPPTP#8
9 SPPTP#9
10 SPPTP#10
11 SPPTP#11
12 SPPTP#12
13 SPPTP#13
14 SPPTP#14
15 SPPTP#15
16 SPPTP#16
17 SPPTP#17
18 SPPTP#18
19 SPPTP#19
20 SPPTP#20
21 SPPTP#21
22 SPPTP#22
23 SPPTP#23
24 SPPTP#24
25 SPPTP#25
26 SPPTP#26
27 SPPTP#27
28 SPPTP#28
29 SPPTP#29
30 SPPTP#30
31 SPPTP#31
32 SPPTO#32
33 SPPTP#33
34 SPPTP#34
35 SPPTP#35
36 SPPTP#36
37 SPPTP#37
38 SPPTP#38
39 SPPTP#39
40 SPPTP#40
41 SPPTP#41
42 SPPTP#42
43 SPPTP#43
44 SPPTP#44
45 SPPTP#45
46 SPPTP#46
47 SPPTP#47
48 SPPTP#48
49 SPPTP#50
50 SPPTO#51
51 SPPTP#52
52 SPPTP#53
53 SPPTP#54
54 SPPTP#55
55 SPPTP#56
56 SPPTP#57
57 SPPTP#58
58 SPPTP#59
59 SPPTP#60
60 SPPTP#61
61 SPPTP#62
62 SPPTP#63
63 SPPTP#64
64 SPPTP#65
65 SPPTP#66
66 SPPTP#67
67 SPPTP#68
68 SPPTP#69
69 SPPTP#70
70 SPPTP#71
71 SPPTP#72
72 SPPTP#73
73 SPPTP#74
74 SPPTP#75
75 SPPTP#76
76 SPPTP#77
77 SPPTP#78
78 SPPTP#79
79 SPPTP#80
80 SPPTP#81
81 SPPTO#82
82 SPPTP#83
83 SPPTP#84
84 SPPTP#85
85 SPPTP#86
86 SPPTP#87
87 SPPTP#88
88 SPPTP#89
89 SPPTP#90
90 SPPTP#91
91 SPPTP#92
92 SPPTP#93
93 SPPTP#94
94 SPPTP#95
95 SPPTP#96
96 SPPTP#97
97 SPPTP#98
98 SPPTP#99
99 SPPTP#100
100 SPPTP#101
101 SPPTP#102
102 SPPTP#103
103 SPPTP#104
104 SPPTP#105
105 SPPTP#106
106 SPPTP#107
107 SPPTP#108
108 SPPTP#109
109 SPPTP#109
110 SPPTP#110
111 SPPTP#111
112 SPPTP#112
113 SPPTP#113
114 SPPTP#114
115 SPPTP#115
116 SPPTP#116
117 SPPTP#117
118 SPPTP#118
119 pengumuman giveaway
120 SPPTP#119(TAMAT)
Episodes

Updated 120 Episodes

1
SPPTP#1
2
SPPTP#2
3
SPPTP#3
4
SPPTP#4
5
SPPTP#5
6
SPPTP#6
7
SPPTP#7
8
SPPTP#8
9
SPPTP#9
10
SPPTP#10
11
SPPTP#11
12
SPPTP#12
13
SPPTP#13
14
SPPTP#14
15
SPPTP#15
16
SPPTP#16
17
SPPTP#17
18
SPPTP#18
19
SPPTP#19
20
SPPTP#20
21
SPPTP#21
22
SPPTP#22
23
SPPTP#23
24
SPPTP#24
25
SPPTP#25
26
SPPTP#26
27
SPPTP#27
28
SPPTP#28
29
SPPTP#29
30
SPPTP#30
31
SPPTP#31
32
SPPTO#32
33
SPPTP#33
34
SPPTP#34
35
SPPTP#35
36
SPPTP#36
37
SPPTP#37
38
SPPTP#38
39
SPPTP#39
40
SPPTP#40
41
SPPTP#41
42
SPPTP#42
43
SPPTP#43
44
SPPTP#44
45
SPPTP#45
46
SPPTP#46
47
SPPTP#47
48
SPPTP#48
49
SPPTP#50
50
SPPTO#51
51
SPPTP#52
52
SPPTP#53
53
SPPTP#54
54
SPPTP#55
55
SPPTP#56
56
SPPTP#57
57
SPPTP#58
58
SPPTP#59
59
SPPTP#60
60
SPPTP#61
61
SPPTP#62
62
SPPTP#63
63
SPPTP#64
64
SPPTP#65
65
SPPTP#66
66
SPPTP#67
67
SPPTP#68
68
SPPTP#69
69
SPPTP#70
70
SPPTP#71
71
SPPTP#72
72
SPPTP#73
73
SPPTP#74
74
SPPTP#75
75
SPPTP#76
76
SPPTP#77
77
SPPTP#78
78
SPPTP#79
79
SPPTP#80
80
SPPTP#81
81
SPPTO#82
82
SPPTP#83
83
SPPTP#84
84
SPPTP#85
85
SPPTP#86
86
SPPTP#87
87
SPPTP#88
88
SPPTP#89
89
SPPTP#90
90
SPPTP#91
91
SPPTP#92
92
SPPTP#93
93
SPPTP#94
94
SPPTP#95
95
SPPTP#96
96
SPPTP#97
97
SPPTP#98
98
SPPTP#99
99
SPPTP#100
100
SPPTP#101
101
SPPTP#102
102
SPPTP#103
103
SPPTP#104
104
SPPTP#105
105
SPPTP#106
106
SPPTP#107
107
SPPTP#108
108
SPPTP#109
109
SPPTP#109
110
SPPTP#110
111
SPPTP#111
112
SPPTP#112
113
SPPTP#113
114
SPPTP#114
115
SPPTP#115
116
SPPTP#116
117
SPPTP#117
118
SPPTP#118
119
pengumuman giveaway
120
SPPTP#119(TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!