SPPTP#8

Sementara di suatu tempat, tepatnya di kampung halaman Diandra, seseorang tengah menganiaya gadis cantik yang sepertinya keadaannya sudah sangat lemah.

"Heh, cepat sana cuci semua baju yang ada di keranjang." Bentak seseorang yang tak lain adalah ibu Tika, ibu tiri Diandra kepada Rena.

"Rena pusing Tante, kepala Rena sakit." tangis rena sambil memegang kepalanya yang terasa sakit.

"Halah gak usah alasan kamu, cepat sana, kerjaannya cuma habisin duit aja." mendorong Rena hingga Rena terjerembab ke lantai kamar mandi, dan setelah itu ibu Tika meninggalkan Rena yang sudah menangis tersedu-sedu.

"Kak Dian hiks hiks, Rena mau ketemu kakak. Rena kangen sama kakak." Tangis Rena.

Meskipun begitu, Rena tetap menjalankan perintah ibu tirinya untuk mencuci baju. Padahal di sana ada mesin cuci yang baru bulan kemarin di belikan oleh Diandra, tapi ibu Tika menyuruh Rena tetap mencuci gosok, katanya sih untuk hemat listrik.

Satu bak menggunung pakaian yang harus Rena cuci. Dia mencucinya dengan perlahan karena tenaganya sudah mulai melemah. Hingga saat tinggal setengah bak lagi pertahanan Rena runtuh. Dia pingsan di kamar mandi tanpa ada yang mengetahuinya.

...**...

Mobil Richard sampai di depan markas miliknya. Richard segera turun dari mobil setelah mobil itu berhenti, dan masuk ke dalam meninggalkan Ethan yang belum keluar dari mobil.

"Untung anda bos ku, kalau bukan udah aku potong tuh kaki." gumam Ethan dan pergi menyusul Richard.

Sampai di dalam Richard langsung menuju ruang tahanan, di sana terdapat banyak ruangan yang di pisahkan oleh sel sel besi.

Di antara banyaknya ruang itu, hanya satu yang terisi. Yaitu ruangan paling pojok dan paling gelap sendiri. Di sana ada pak Roni yang tengah meraung-raung minta di bebaskan dari sana.

"Selamat sore tuan Roni." sapa Richard dengan senyuman khasnya.

"Tuan Richard, anda sedang apa di sini? Pasti anda ke sini mau bantu bebasin saya ya." balas pak Roni dengan pedenya.

"Iya saya akan bantu anda bebas dari sini, tapi sebelum itu izinkan saya untuk memotong leher anda." balas Richard mengambil golok di tangan anak buahnya yang sudah bersiap di samping Richard.

"Ma-maksud anda?" gagap pak Roni tengah tangan dan kaki yang sudah gemetaran.

"Tanpa saya jelaskan pasti anda sudah mengerti tuan Roni yang terhormat. Oh iya saya lupa bilang terimakasih kepada anda."

"Karena anda sudah memberikan perusahaan anda dengan cuma cuma kepada saya." lanjut Richard.

"Anda jangan asal ngomong, saya tidak pernah memberikan perusahaan kepada orang lain. Apalagi kepada anda." bantah pak Roni meskipun tangan dan kakinya masih bergetar.

"Oh ya, apakah anda lupa kejadian tadi pagi?" balas Richard mengingatkan pak Roni.

"ETHAN BERIKAN BERKASNYA." teriak Richard memanggil Ethan yang entah berada di mana karena batang hidungnya Belum juga kelihatan.

"Siap tuan." balas Ethan berlari menghampiri Richard dan memberikan berkas itu pada pak Roni.

"Ini enggak mungkin." tak percaya pak Roni.

"Apakah mata anda sudah rabun tuan, atau perlu saya pinjamkan kaca mata buat anda?" balas Richard.

Srek srek srek.

Berkas berkas itu di sobek dan di lemparkan ke arah Richard oleh pak Roni.

"Sekarang sudah tidak ada lagi, jadi perusahaan itu tidak akan pernah jadi milik anda, meskipun saya mati sekalipun." ucap pak Roni menatap tajam Richard dan Ethan.

Mereka yang di berikan tatapan seperti itu pun bukannya takut malah mereka tertawa terbahak bahak.

"HAHAHAHA...." tawa pecah mereka berdua membuat pak Roni heran.

"Apakah kita sebodoh itu memberikan berkas yang asli kepada anda? Kita tidak sebodoh anda tuan, kita memberikan berkas foto copy kepada anda. Sedangkan yang asli ada di tangan saya." ejek Ethan sambil menunjukkan berkas yang asli di tangannya.

"Si*l, kalian benar benar jahat." umpat pak Roni.

"Apakah anda baru menyadarinya tuan?" balas Richard.

"Kalian lepaskan dia dan bawa ke ruangan eksekusi." perintah Richard pada anak buahnya.

"Baik tuan." balas mereka dan segera membuka pintu penjara buat pak Roni.

Sebelum membawa pak Roni keluar, mereka mengikat tangannya dengan rantai besi dan menggabungkannya menjadi satu dengan sebelah kakinya. Setelah itu barulah mereka membawa pak Roni menuju ruang eksekusi yang tepatnya berada paling belakang dekat dengan kandang harimau, singa dan hewan hewan yang lainnya.

Sampai di sana mereka membuka ikatan kaki pak Roni sehingga memudahkan pak Roni untuk kabur. Tapi semua itu tidaklah mudah, karena ruangan ini sudah di desain oleh Richard berada di atas yang di bawanya di kelilingi kandang hewan hewan buas.

Tak ada jalan keluar dari sana, kecuali orang yang ada di depan pintu memencet tombol jembatan untuk melawati itu terbuka. Sekarang keadaan tak ada jembatannya untuk keluar dari sana, jadi percuma saja kalau pak Roni mau kabur.

"Mau lari kemana hmm?" tanya Richard berdiri dengan tenang di tempatnya.

"Si*l*n, gak ada jalan keluar dari sini." umpat pak Roni sambil melihat ke bawah yang sudah terdapat banyak buaya yang tengah kelaparan menunggu jatah makanan mereka.

"Mendekatlah sini, kasian hewan peliharaan saya sudah pada kelaparan."pangil Richard menyuruh pak Roni untuk mendekat.

Pak Roni tak kunjung mendekat juga, dia malah tetap diam di sana sambil mengamati satu persatu hewan peliharaan Richard yang memang sepertinya sudah kelaparan.

"Baiklah kalau tidak mau mendekat, biar saya saja yang ke sana." lanjut Richard berjalan menghampiri pak Roni.

Tiga langkah lagi kaki Richard akan sampai di posisi pak Roni. Dengan cepat Richard menambah kecepatan langkahnya.

Sedangkan pak Roni yang mendengar langkah kaki Richard yang semakin mendekat pun keringat dingin membasahi tubuhnya. Dalam hitungan ke tiga mungkin dia akan berlari dari sana. Biarlah nanti dia menjadi santapan mereka, dari pada harus di bunuh oleh Richard.

Satu, dua, ti....

Kretes

Kepala pak Roni menggelinding akan terjatuh ke kandang buaya, tapi Richard langsung menangkapnya sebelum jatuh.

"Huh, syukurlah selamat." lega Richard menjinjing rambut pak Roni sambil darah terus menetes dari leher yang terputus milik pak Roni.

Setelah memastikan kepala pak Roni berada di tempat yang aman, Richard pergi menghampiri tubuh pak Roni yang sudah tergeletak di lantai.

"Enaknya di apain ya?" gumam Richard bertanya pada dirinya sendiri.

Oh iya, di sana Richard hanya sendiri. Tak ada pengawal ataupun Ethan di sana, karena mereka tidak tega melihat adegan pembunuhan di hadapannya secara langsung.

"Aha...." muncul sebuah ide di otak Richard.

Richard mulai membuka rantai yang ada di tangan pak Roni dan membuangnya ke segala arah.

...***...

Apa ya yang akan Richard lakukan?

Terpopuler

Comments

💞 NYAK ZEE 💞

💞 NYAK ZEE 💞

sadis sekali......

2022-08-08

0

💞 NYAK ZEE 💞

💞 NYAK ZEE 💞

filing ku dah ngak baik sama ibu Tika e.... ternyata benar....Diandra adik mu dijadikan babu ma ibu Tika ....

2022-08-08

0

lihat semua
Episodes
1 SPPTP#1
2 SPPTP#2
3 SPPTP#3
4 SPPTP#4
5 SPPTP#5
6 SPPTP#6
7 SPPTP#7
8 SPPTP#8
9 SPPTP#9
10 SPPTP#10
11 SPPTP#11
12 SPPTP#12
13 SPPTP#13
14 SPPTP#14
15 SPPTP#15
16 SPPTP#16
17 SPPTP#17
18 SPPTP#18
19 SPPTP#19
20 SPPTP#20
21 SPPTP#21
22 SPPTP#22
23 SPPTP#23
24 SPPTP#24
25 SPPTP#25
26 SPPTP#26
27 SPPTP#27
28 SPPTP#28
29 SPPTP#29
30 SPPTP#30
31 SPPTP#31
32 SPPTO#32
33 SPPTP#33
34 SPPTP#34
35 SPPTP#35
36 SPPTP#36
37 SPPTP#37
38 SPPTP#38
39 SPPTP#39
40 SPPTP#40
41 SPPTP#41
42 SPPTP#42
43 SPPTP#43
44 SPPTP#44
45 SPPTP#45
46 SPPTP#46
47 SPPTP#47
48 SPPTP#48
49 SPPTP#50
50 SPPTO#51
51 SPPTP#52
52 SPPTP#53
53 SPPTP#54
54 SPPTP#55
55 SPPTP#56
56 SPPTP#57
57 SPPTP#58
58 SPPTP#59
59 SPPTP#60
60 SPPTP#61
61 SPPTP#62
62 SPPTP#63
63 SPPTP#64
64 SPPTP#65
65 SPPTP#66
66 SPPTP#67
67 SPPTP#68
68 SPPTP#69
69 SPPTP#70
70 SPPTP#71
71 SPPTP#72
72 SPPTP#73
73 SPPTP#74
74 SPPTP#75
75 SPPTP#76
76 SPPTP#77
77 SPPTP#78
78 SPPTP#79
79 SPPTP#80
80 SPPTP#81
81 SPPTO#82
82 SPPTP#83
83 SPPTP#84
84 SPPTP#85
85 SPPTP#86
86 SPPTP#87
87 SPPTP#88
88 SPPTP#89
89 SPPTP#90
90 SPPTP#91
91 SPPTP#92
92 SPPTP#93
93 SPPTP#94
94 SPPTP#95
95 SPPTP#96
96 SPPTP#97
97 SPPTP#98
98 SPPTP#99
99 SPPTP#100
100 SPPTP#101
101 SPPTP#102
102 SPPTP#103
103 SPPTP#104
104 SPPTP#105
105 SPPTP#106
106 SPPTP#107
107 SPPTP#108
108 SPPTP#109
109 SPPTP#109
110 SPPTP#110
111 SPPTP#111
112 SPPTP#112
113 SPPTP#113
114 SPPTP#114
115 SPPTP#115
116 SPPTP#116
117 SPPTP#117
118 SPPTP#118
119 pengumuman giveaway
120 SPPTP#119(TAMAT)
Episodes

Updated 120 Episodes

1
SPPTP#1
2
SPPTP#2
3
SPPTP#3
4
SPPTP#4
5
SPPTP#5
6
SPPTP#6
7
SPPTP#7
8
SPPTP#8
9
SPPTP#9
10
SPPTP#10
11
SPPTP#11
12
SPPTP#12
13
SPPTP#13
14
SPPTP#14
15
SPPTP#15
16
SPPTP#16
17
SPPTP#17
18
SPPTP#18
19
SPPTP#19
20
SPPTP#20
21
SPPTP#21
22
SPPTP#22
23
SPPTP#23
24
SPPTP#24
25
SPPTP#25
26
SPPTP#26
27
SPPTP#27
28
SPPTP#28
29
SPPTP#29
30
SPPTP#30
31
SPPTP#31
32
SPPTO#32
33
SPPTP#33
34
SPPTP#34
35
SPPTP#35
36
SPPTP#36
37
SPPTP#37
38
SPPTP#38
39
SPPTP#39
40
SPPTP#40
41
SPPTP#41
42
SPPTP#42
43
SPPTP#43
44
SPPTP#44
45
SPPTP#45
46
SPPTP#46
47
SPPTP#47
48
SPPTP#48
49
SPPTP#50
50
SPPTO#51
51
SPPTP#52
52
SPPTP#53
53
SPPTP#54
54
SPPTP#55
55
SPPTP#56
56
SPPTP#57
57
SPPTP#58
58
SPPTP#59
59
SPPTP#60
60
SPPTP#61
61
SPPTP#62
62
SPPTP#63
63
SPPTP#64
64
SPPTP#65
65
SPPTP#66
66
SPPTP#67
67
SPPTP#68
68
SPPTP#69
69
SPPTP#70
70
SPPTP#71
71
SPPTP#72
72
SPPTP#73
73
SPPTP#74
74
SPPTP#75
75
SPPTP#76
76
SPPTP#77
77
SPPTP#78
78
SPPTP#79
79
SPPTP#80
80
SPPTP#81
81
SPPTO#82
82
SPPTP#83
83
SPPTP#84
84
SPPTP#85
85
SPPTP#86
86
SPPTP#87
87
SPPTP#88
88
SPPTP#89
89
SPPTP#90
90
SPPTP#91
91
SPPTP#92
92
SPPTP#93
93
SPPTP#94
94
SPPTP#95
95
SPPTP#96
96
SPPTP#97
97
SPPTP#98
98
SPPTP#99
99
SPPTP#100
100
SPPTP#101
101
SPPTP#102
102
SPPTP#103
103
SPPTP#104
104
SPPTP#105
105
SPPTP#106
106
SPPTP#107
107
SPPTP#108
108
SPPTP#109
109
SPPTP#109
110
SPPTP#110
111
SPPTP#111
112
SPPTP#112
113
SPPTP#113
114
SPPTP#114
115
SPPTP#115
116
SPPTP#116
117
SPPTP#117
118
SPPTP#118
119
pengumuman giveaway
120
SPPTP#119(TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!