SPPTP#7

"Tidak bisa gitu dong, saya kan pemilik saham di sini." bantah pak Yusuf.

"Maaf tuan Yusuf, kami akan membeli saham anda." balas pak Bobby.

"Tidak perlu, biar saya aja yang membelinya." sela Richard sambil memandang pak Yusuf dengan pandangan mengejek.

"Anda tidak akan mampu membeli saham saya, karena saya akan menjualnya dengan harga yang tinggi." ucap pak Yusuf meremehkan Richard.

"Apakah anda tidak tahu siapa saya tuan?" balas Richard tetap dengan senyuman mengejek.

"Bukankah Anda hanya orang luar yang akan mendirikan perusahaan di sini?" jawab pak Yusuf.

"Baiklah kalau gitu saya akan membeli semua saham anda dengan harga lima kali lipat. Ethan urus semuanya kita pergi dari sini." ucap Richard dan pergi meninggalkan tempat rapat tanpa berpamitan kepada yang lain.

"Kami permisi dulu tuan, nanti akan ada orang saya yang mengurus kerjasama kita sekaligus pembelian saham milik tuan Yusuf." pamit Ethan dan segera pergi menyusul tuannya.

"Astaga kenapa tadi sangat menegangkan." ucap salah satu peserta meeting.

"Benar. Heh tuan Yusuf, apakah anda tidak tahu siapa tuan Richard itu?" timpal salah satu yang lainnya dan bertanya pada pak Yusuf.

"Emang dia siapa?" balik tanya pak Yusuf.

"Anda sudah menyiayiakan kesempatan emas tuan, dan maaf demi kepentingan perusahaan saya harus mengeluarkan anda dari sini. Dan soal tuan Richard itu siapa, anda bisa mencarinya di media sosial. Richard Halmiton Ghilbert." jelas pak Bobby selaku pemilik perusahaan dan pergi dari sana di ikuti sekertarisnya.

Satu persatu peserta rapat keluar dari sana, menyisakan pak Yusuf yang masih bertanya tanya tentang siapa Richard sebenarnya. Teringat dengan ucapan pak Bobby tadi, pak Yusuf langsung membuka handphone dan mencari tahu tentang siapa Richard sebenarnya.

"Astaga, benarkah itu tadi dia." kaget sekaligus menyesal itu lah yang di rasakan pak Yusuf saat ini.

"Kenapa tadi aku meragukan dia, padahal sudah jelas tadi banyak yang menerima penjelasannya." gumam pak Yusuf menyesal.

Akhirnya dia pun keluar dari sana, toh percuma mau ngemis ngemis sekalipun tidak akan pernah kembali saham yang dia miliki. Lagian juga saham miliknya masih banyak selain di perusahaan ini. Dia mengganggap masalah ini cuma angin lalu dan selesai, padahal ini adalah awal dari kehancurannya.

...**...

"Buat dia menyesal dan tangkap dia. Akan saya jadikan mangsa selanjutnya, setelah yang ada di markas beres." perintah Richard pada Ethan yang sedang memegang kemudi.

Kening Ethan mengeryit heran, siapakah mangsa yang Richard maksud. Bukankah dia belum mendapatkan orang untuk Richard bunuh. Pertanyaan itulah yang ada di pikiran Ethan kali ini.

"Maaf tuan, apakah anda sekarang sudah mendapatkan mangsa?" tanya Ethan penasaran.

"Ya."

"Siapa?" tanya Ethan lagi.

"Roni." jawab singkat Richard.

"Hah, apakah anda tidak salah tuan?" tak percaya Ethan.

Roni adalah pemilik perusahaan yang tadi perusahaannya akan di rebut oleh Richard. Karena Richard tak mau masalah ini semakin panjang, alhasil dia langsung memutuskan untuk menangkap Roni dan membunuhnya.

"Tidak, dan nanti tugasmu adalah membuat berita seolah olah dia menjual perusahaannya kepada saya. Dan juga buat berita seolah dia sekeluarga memutuskan untuk pindah ke negara lain." perintah Richard.

"Jadi selain membunuh tuan Roni, anda ingin membunuh keluarganya juga tuan?"

"Tidak, saya tidak sejahat itu. Saya sudah menyuruh anak buah saya yang lain untuk memindahkan semua keluarganya ke negara lain." jawab Richard.

"Tidak sejahat itu katanya, cih apakah dia tidak sadar kalau membunuh orang itu adalah kelakuan para penjahat." batin Ethan.

"Apakah kamu sedang memaki saya Ethan?" tanya Richard yang paham akan apa yang sedang Ethan pikirkan.

"Ti-tidak tuan." gagap Ethan.

"Dari mana dia bisa tahu." batin Ethan lagi.

"Saya tahu dari gerak gerikmu Ethan."

Tuh kan, lagi lagi Richard tahu apa yang sedang dia pikirkan. Apakah selain menjadi psikopat dia juga bekerja sampingan menjadi cenayang. Huh entahlah pusing kelapa Ethan.

"Kita langsung ke markas." perintah Richard.

"Baik tuan." Ethan menambah kecepatan laju mobilnya agar cepat sampai di markas dan terbebas dari tuannya ini yang sangat haus akan darah.

...**...

Entah hari ini hari apa, yang pasti Diandra sangat sangat bahagia. Karena hari ini selain dia mendapatkan banyak uang, dia juga akan mendapatkan kekasih yang tampan dan tentunya juga kaya raya.

"Pokoknya aku harus tetap menjaga penampilan ku agar tetap menarik saat ketemu Richard nanti."monolog Diandra menatap dirinya yang berada di depan cermin.

"Mungkin kalau bisa aku harus ke salon untuk mempercantik diri. Mana rambut udah panjang banget lagi." lanjutnya.

Drrtt drrtt drrtt.

Getaran berasal dari handphone Diandra. Dengan cepat Diandra mengambil handphonenya yang ada di atas ranjang dan menggangkat panggilan telepon itu.

'Halo bu.' sapa Diandra mengawali pembicaraan di dalam telefon.

'Halo nak, ibu mau tanya apakah kamu sudah ada uang. Penyakit adikmu makin hari makin parah dan kita harus membawanya ke rumah sakit. Ibu tidak ada uang untuk membawanya ke rumah sakit.' ucap ibu Diandra yang berada di kampung.

'Iya bu nanti Diandra kirim, Diandra titip Rena ya bu tolong jaga dia.' balas Diandra yang sedih ketika mendengar keadaan adiknya yang semakin memburuk.

'Iya nak, pasti ibu akan jaga Rena.' balas ibu Diandra.

'Ya udah ibu tutup dulu ya, ibu tunggu transferan dari kamu.'

'Iya bu habis ini Diandra langsung kirim uangnya. Diandra titip salam buat Rena ya bu. Bilangin sama dia suruh jangan capek capek, nanti kalau ada waktu libur Diandra akan pulang ke sana.'

'Iya nak, kamu hati hati ya di sana.'

'Iya bu.'

Panggilan telepon pun selesai. Diandra dengan cepat mengirimkan semua uangnya untuk pengobatan adiknya di kampung.

Diandra sangat menyayangi adiknya karena hanya dia yang Diandra punya. Ibu? dia bukanlah ibu kandung Diandra, Diandra hanya memperkerjakan dia untuk merawat Rena karena dia harus merantau untuk mencari uang demi pengobatan Rena.

Tapi Diandra sudah mengganggap ibu Tika, ya nama ibu itu adalah ibu Tika, Diandra sudah mengganggap nya seperti ibu kandungnya sendiri.

"Rena semoga kamu cepat sembuh ya, maafin kakak yang meninggalkan kamu sendirian di kampung. Kakak janji nanti kalau kakak sudah sukses kakak akan bawa kamu ke sini. Kakak gak mau kamu tahu kalau kakak di sini hanya berkerja sebagai penipu. Kakak takut nanti kamu akan kecewa sama kakak." ucap Diandra sambil menatap foto dirinya dan Rena saat masih di kampung dulu.

Diandra menangis mengingat penyakit yang di derita adiknya, Diandra menangis sampai dia kelelahan dan tertidur sambil memeluk foto dirinya dan Rena.

...***...

Episodes
1 SPPTP#1
2 SPPTP#2
3 SPPTP#3
4 SPPTP#4
5 SPPTP#5
6 SPPTP#6
7 SPPTP#7
8 SPPTP#8
9 SPPTP#9
10 SPPTP#10
11 SPPTP#11
12 SPPTP#12
13 SPPTP#13
14 SPPTP#14
15 SPPTP#15
16 SPPTP#16
17 SPPTP#17
18 SPPTP#18
19 SPPTP#19
20 SPPTP#20
21 SPPTP#21
22 SPPTP#22
23 SPPTP#23
24 SPPTP#24
25 SPPTP#25
26 SPPTP#26
27 SPPTP#27
28 SPPTP#28
29 SPPTP#29
30 SPPTP#30
31 SPPTP#31
32 SPPTO#32
33 SPPTP#33
34 SPPTP#34
35 SPPTP#35
36 SPPTP#36
37 SPPTP#37
38 SPPTP#38
39 SPPTP#39
40 SPPTP#40
41 SPPTP#41
42 SPPTP#42
43 SPPTP#43
44 SPPTP#44
45 SPPTP#45
46 SPPTP#46
47 SPPTP#47
48 SPPTP#48
49 SPPTP#50
50 SPPTO#51
51 SPPTP#52
52 SPPTP#53
53 SPPTP#54
54 SPPTP#55
55 SPPTP#56
56 SPPTP#57
57 SPPTP#58
58 SPPTP#59
59 SPPTP#60
60 SPPTP#61
61 SPPTP#62
62 SPPTP#63
63 SPPTP#64
64 SPPTP#65
65 SPPTP#66
66 SPPTP#67
67 SPPTP#68
68 SPPTP#69
69 SPPTP#70
70 SPPTP#71
71 SPPTP#72
72 SPPTP#73
73 SPPTP#74
74 SPPTP#75
75 SPPTP#76
76 SPPTP#77
77 SPPTP#78
78 SPPTP#79
79 SPPTP#80
80 SPPTP#81
81 SPPTO#82
82 SPPTP#83
83 SPPTP#84
84 SPPTP#85
85 SPPTP#86
86 SPPTP#87
87 SPPTP#88
88 SPPTP#89
89 SPPTP#90
90 SPPTP#91
91 SPPTP#92
92 SPPTP#93
93 SPPTP#94
94 SPPTP#95
95 SPPTP#96
96 SPPTP#97
97 SPPTP#98
98 SPPTP#99
99 SPPTP#100
100 SPPTP#101
101 SPPTP#102
102 SPPTP#103
103 SPPTP#104
104 SPPTP#105
105 SPPTP#106
106 SPPTP#107
107 SPPTP#108
108 SPPTP#109
109 SPPTP#109
110 SPPTP#110
111 SPPTP#111
112 SPPTP#112
113 SPPTP#113
114 SPPTP#114
115 SPPTP#115
116 SPPTP#116
117 SPPTP#117
118 SPPTP#118
119 pengumuman giveaway
120 SPPTP#119(TAMAT)
Episodes

Updated 120 Episodes

1
SPPTP#1
2
SPPTP#2
3
SPPTP#3
4
SPPTP#4
5
SPPTP#5
6
SPPTP#6
7
SPPTP#7
8
SPPTP#8
9
SPPTP#9
10
SPPTP#10
11
SPPTP#11
12
SPPTP#12
13
SPPTP#13
14
SPPTP#14
15
SPPTP#15
16
SPPTP#16
17
SPPTP#17
18
SPPTP#18
19
SPPTP#19
20
SPPTP#20
21
SPPTP#21
22
SPPTP#22
23
SPPTP#23
24
SPPTP#24
25
SPPTP#25
26
SPPTP#26
27
SPPTP#27
28
SPPTP#28
29
SPPTP#29
30
SPPTP#30
31
SPPTP#31
32
SPPTO#32
33
SPPTP#33
34
SPPTP#34
35
SPPTP#35
36
SPPTP#36
37
SPPTP#37
38
SPPTP#38
39
SPPTP#39
40
SPPTP#40
41
SPPTP#41
42
SPPTP#42
43
SPPTP#43
44
SPPTP#44
45
SPPTP#45
46
SPPTP#46
47
SPPTP#47
48
SPPTP#48
49
SPPTP#50
50
SPPTO#51
51
SPPTP#52
52
SPPTP#53
53
SPPTP#54
54
SPPTP#55
55
SPPTP#56
56
SPPTP#57
57
SPPTP#58
58
SPPTP#59
59
SPPTP#60
60
SPPTP#61
61
SPPTP#62
62
SPPTP#63
63
SPPTP#64
64
SPPTP#65
65
SPPTP#66
66
SPPTP#67
67
SPPTP#68
68
SPPTP#69
69
SPPTP#70
70
SPPTP#71
71
SPPTP#72
72
SPPTP#73
73
SPPTP#74
74
SPPTP#75
75
SPPTP#76
76
SPPTP#77
77
SPPTP#78
78
SPPTP#79
79
SPPTP#80
80
SPPTP#81
81
SPPTO#82
82
SPPTP#83
83
SPPTP#84
84
SPPTP#85
85
SPPTP#86
86
SPPTP#87
87
SPPTP#88
88
SPPTP#89
89
SPPTP#90
90
SPPTP#91
91
SPPTP#92
92
SPPTP#93
93
SPPTP#94
94
SPPTP#95
95
SPPTP#96
96
SPPTP#97
97
SPPTP#98
98
SPPTP#99
99
SPPTP#100
100
SPPTP#101
101
SPPTP#102
102
SPPTP#103
103
SPPTP#104
104
SPPTP#105
105
SPPTP#106
106
SPPTP#107
107
SPPTP#108
108
SPPTP#109
109
SPPTP#109
110
SPPTP#110
111
SPPTP#111
112
SPPTP#112
113
SPPTP#113
114
SPPTP#114
115
SPPTP#115
116
SPPTP#116
117
SPPTP#117
118
SPPTP#118
119
pengumuman giveaway
120
SPPTP#119(TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!