Sampai apartemen Richard langsung melemparkan tubuhnya ke atas ranjang king size miliknya. Dia terlalu lelah hari ini, mungkin mengistirahatkan tubuhnya sebentar bisa memberikan semangat sebelum dia memulai aktivitasnya di negara ini.
Sementara itu Ethan langsung mencari informasi tentang cewek yang di suruh oleh tuannya tadi. Di mulai dari merentas cctv yang ada di mall untuk mengetahui wajah cewek yang di maksud tuannya.
"Lah, ini kan cewek yang tadi." kaget Ethan setelah melihat wajah si cewek.
"Gak salah nih tuan suruh aku cari tahu informasi tuh cewek." lanjutnya.
Tak mau ambil pusing lagi, Ethan segera mencari tahu tentang Diandra. Mulai dari tempat tinggal dan namanya hingga tanggal lahirnya pun Ethan sudah mendapatkannya.
"Ooh jadi nih cewek anak rantau." Ethan mengganguk anggukan kepalanya.
"Tapi kalau dia anak rantau di sini dia kerja apa ya, kok gak ada informasi perihal pekerjaannya. Padahal tadinya yang aku lihat dia belanja banyak banget. Kalau itu kiriman dari keluarganya sepertinya gak mungkin. Karena kan keluarganya juga bukan orang kaya."
"Huh, entahlah yang penting aku udah dapatkan informasi tentang dia. Biar setelah ini aku bisa istirahat dengan tenang tanpa ada yang ganggu." lanjutnya.
Setelah mengcopy data data tentang Diandra. Ethan membereskan barang-barangnya dan lanjut pergi ke kamar yang berada di apartemen milik Richard ini.
Meskipun Ethan tangan kanan Richard, tapi Ethan juga manusia. Dia memerlukan waktu untuk istirahat agar otaknya dapat bekerja dengan normal.
...**...
Keesokan harinya, Richard dan Ethan sudah siap untuk menjalankan aktivitas di negara ini. Mereka pergi menuju perusahaan yang ingin bekerjasama dengan Ethan.
Mereka menaiki mobil sport keluaran terbaru, yang baru saja mendarat semalam di Indonesia.
"Gimana apakah semuanya sudah kamu siapkan?" tanya Richard pada Ethan yang tengah memegang kemudi.
"Sudah tuan, nanti anda hanya tinggal meyakinkan mereka untuk bertanda tangan. Dan setelah mereka tanda tangan secara otomatis 75% saham yang mereka miliki menjadi milik anda seutuhnya. Dan yang 25% lagi itu masih menjadi milik banyak orang." jawab Ethan sambil fokus memegang kemudi.
"Kerja bagus, kamu tunggu nanti malam mobil yang saya janjikan buat kamu akan datang." balas Richard membuat Ethan tersenyum senang.
"Beneran tuan?"
"Apakah saya pernah berbohong?" balik tanya Richard menatap Ethan sambil menaikkan sebelah alisnya.
"Ti-tidak tuan." gagap Ethan.
"Gak usah takut gitu sama saya, kamu sudah saya anggap seperti saudara saya sendiri. Dan kalau kita sedang berdua seperti ini saya minta kamu jangan panggil saya tuan."
"Hehehe kalau itu tidak bisa saya lakukan tuan, soalnya nih lidah sudah terbiasa." tolak Ethan karena memang lidah dan mulutnya sudah terbiasa memanggil Richard dengan sebutan tuan.
"Terserah kamu lah."
Mereka sama sama diam, Hany keheningan yang mengiringi perjalanan mereka kali ini. Ethan sibuk membayangkan gimana bagusnya nanti mobil yang di belikan oleh tuannya. Meskipun sebenarnya dia bisa membelinya sendiri, tapi kalau pemberian dari tuannya itu rasanya beda. Kayak ada manis manisnya gitu.
Sponsor minuman kali.
Sampai di perusahaan, mereka langsung di sambut oleh direktur pemilik perusahaan. Mereka langsung di persilahkan masuk ke dalam ruang meeting.
Di dalam ruang meeting Richard menjelaskan secara langsung tentang kerjasama ini secara terperinci agar dapat menarik minat direktur perusahaan. Dan benar saja, belum selesai Richard menjelaskan direktur itu langsung setuju.
"Saya setuju tuan Richard, anda tidak perlu menjelaskan semuanya lebih panjang lagi. Terimakasih karena anda sudah menjelaskannya secara langsung tanpa melalui asisten anda, itu sebuah penghormatan buat saya." ucap direktur perusahaan menyela penjelasan Richard.
"Apakah anda percaya kepada saya?" tanya Richard.
"Saya sangat percaya tuan, mana yang perlu saya tanda tangani tuan? Biar kita langsung mulai kerjasamanya." balas direktur.
"Ethan berikan berkasnya." perintah Richard.
"Baik tuan." Ethan memberikan berkas yang sudah dia buat dan menunjukkan di bagian mana direktur perusahaan itu harus tanda tangan.
Direktur perusahaan itu langsung tanda tangan tanpa membaca terlebih dahulu isi dari berkas dokumen itu.
"Apakah anda tidak ingin membaca isinya tuan?" tanya Richard.
"Tidak tuan, saya percaya kepada anda kalau kerjasama kita ini sangat menguntungkan buat kita." balasnya dan melanjutkan menandatangani dokumen yang lainnya.
"Dasar bodoh." batin Richard dan Ethan.
Mereka berdua saling tatap dan dengan pandangan mata saja mereka sudah mengerti satu sama lain.
"Terimakasih ya uan, nanti akan ada orang saya yang ke sini. Kalau begitu saya sama asisten saya pamit dulu." pamit Richard dan pergi dari sana di ikuti Ethan.
"Ternyata orang orang pada bohong, katanya tuan Richard itu orangnya cuek dan seram. Buktinya tadi dia malah yang presentasi sendiri tidak menyuruh asistennya." gumam direktur perusahaan memandang Richard yang telah pergi meninggalkan ruang meeting.
...**...
Diandra sudah bersiap di depan handphonenya, dia akan memulai dengan pura pura mencari barang di grup reseller RH bag agar orang orang tidak terlalu curiga terhadap dirinya.
Nyabar Cristal bag hitam, kalau bisa harga Ruby. Butuh cepat.
Kalimat itulah yang Diandra tulis dan dia upload di grup reseller RH bag.
Diandra sudah mengetahui tentang tingkatkan harga serta model dan nama nama dari RH bag. Dan hal itu akan memudahkan dia dalam menipu para pembeli.
"Kok lama banget ya gak ada yang respon." gumamnya saat postingannya tak kunjung ada yang respon.
Klunting.
Suara notifikasi di handphonenya, dengan cepat Diandra membuka dan melihat ada satu orang yang komentar dalam postingannya di grup reseller RH bag.
Ada kak, wa.+628....
Isi komentar yang ada di postingan Diandra.
Dengan cepat Diandra menyalin komentar itu dan mengirimkan pesan ke nomor itu.
Halo kak, aku yang nyabar barang tadi.
Pesan yang Diandra kirim.
Mereka pun saling bertukar pesan hingga Diandra mendapatkan barang itu dengan harga Ruby. Dan setelahnya, Diandra screenshot isi chattingan dirinya dan orang tadi dan mempostingnya di grup reseller RH bag agar orang ada yang percaya kepadanya.
"Huh, selesai juga, sekarang tinggal cari mangsa." gumam Diandra dan mencari mangsa.
Diandra membalas komentar orang orang yang nyari barang di grup reseller RH bag, Diandra bilang kalau barang yang mereka cari dia ada stoknya.
Diandra menjual barang dengan harga Ruby dan ada potongan ongkir sehingga banyak orang yang tergiur untuk mencari barang sama dia.
Diandra tidak menerima pembelian dengan sistem cod atau bayar di tempat. Banyak dari mereka yang tidak jadi membeli pada Diandra karena takut di tipu, tapi tak jarang juga ada yang percaya Dan langsung transfer uang dengan nominal yang cukup besar pada Diandra.
Diandra yang mendapatkan transferan uang banyak pun senang bukan main. Dia segera memposting hasil chattingan dia dan para orang yang sudah membeli barang pada dia di story Wh**sApp agar mereka percaya setelah melihat story Wh**sApp nya.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments