"Bagaimana jika mereka tidak jadi menikah dan Kevin tetap memilih dirimu menjadi istrinya?" Mirza mencoba mengungkapkan sesuatu yang mungkin terjadi.
"Itu sangat tidak mungkin. Kakak bahkan tahu jika mereka sudah merecanakan pernikahan saat aku masih menjadi istri Kevin dan masih mengandung anaknya. Tiada lagi yang bisa aku harapkan dari pernikahan ini, Kak. Lagi pula aku tidak ingin lebih lama hidup berdampingan dengan pria yang tidak mencintaiku. Aku tidak lagi ingin hidup dalam kesia-siaan. Cukup saat ini aku hidup dengan cinta dan kasih sayang dari anakku. Kami akan menciptakan kebahagiaan kami berdua walau tanpa ada sosok ayah dari anakku." Ucap Queen dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
***
"Apa Papa sudah mendapatkan informasi tentang keberadaan Queen saat ini?" Tanya Mama Lita seraya menatap sendu pada Papa Adam yang kini sedang termenung di dalam ruangan kerjanya.
Papa Adam mengangkat kepalanya lalu menggeleng sebagai jawaban.
"Ini sudah hampir dua tahun sejak kepergian Queen dan kita belum mendapatkan informasi apa pun tentang Queen. Apa anak kita dan cucu kita baik-baik saja atau sebaliknya." Lirih Mama Lita.
Papa Adam bangkit dari duduknya lalu menghampiri Mama Lita yang sedang tertunduk. "Maafkan Papa, Ma." Ucap Papa Adam lalu membawa Mama Lita ke dalam dekapannya. "Papa akui jika ini semua adalah salah Papa. Tidak tau harus bagaimana lagi Papa mengungkapkannya. Papa benar-benar menyesal." Sesal Papa Adam.
Mama Lita hanya bisa menangis di dalam dekapan Papa Adam. Rasa rindunya yang sudah tidak tertahan pada putri sematawayangnya membuatnya acap kali sakit-sakitan beberapa bulan belakangan ini. Berbagai cara sudah dilakukan Papa Adam untuk mencaritahu keberadaan Queen. Namu tak sedikit pun pencahariaannya berbuah hasil. Keberadaan Queen seolah sulit untuk ia jangkau dan Papa Adam yakin jika ada seseorang yang turut membantu Queen untuk menghilang.
"Apa tidak ada cara lain yang bisa Papa lakukan agar Queen dapat ditemukan?" Tanya Mama Lita.
Papa Adam hanya bisa menghela nafas lalu menggeleng sebagai jawaban.
"Queen... anak Mama..." Mama Lita menangis tersedu-sedu. "Pulanglah, Nak... Mama sungguh merindukanmu."
"Mah..." Papa Adam semakin mengeratkan pelukannya untuk menenangkan Mama Lita. Tak berbeda dengan Mama Lita, Papa Adam pun turut bersedih dengan kepergian Queen sampai saat ini. Terlebih hanya Queen-lah anak yang mereka miliki.
Sementara di salah satu kota yang terletak cukup jauh dari Papa Adam dan Mama Lita berada, Queen terlihat tengah berbahagia melihat putranya yang semakin tumbuh dengan sehat.
"Boy... jangan terlalu kencang berjalan." Queen berupaya mengejar langkah Boy yang semakin berjalan dengan cepat menuju ke arah tempat permainan anak-anak. Bukannya berhenti, Boy justru semakin berjalan dengan cepat hingga akhirnya terjatuh.
"Astaga, Boy..." Queen segera mengangkat tubuh Boy lalu mengusap celana putranya yang nampak kotor. Bukannya menangis sehabis terjatuh Boy justru memberontak meminta di turunkan dari gendongan Queen.
"Tidak, tidak. Untuk kali ini Mom akan menggendongmu atau kau bisa hilang di keramaian ini." Ucap Queen seraya mengusap rambut lebat putranya.
"Mom..." Boy kembali memberontak namun Queen tidak memperdulikannya. Queen pun membawa Boy ke salah satu kursi taman lalu mendudukkan putranya di sebelahnya. "Kita duduk di sini dulu sambil menunggu Om Mirza datang." Ucap Queen.
Boy kembali merengek sambil menunjuk ke arah tempat permainan. Namun Queen tak menghiraukannya dan lebih memilih mengeluarkan cemilan yang sudah ia siapkan untuk Boy. "Makan ini dulu, ya." Ucap Queen lalu memberikan kue untuk Boy.
Boy pun menerimanya lalu memasukkan kue berbentuk bulat di tangannya ke dalam mulutnya. Setelahnya Boy pun tak lagi merengek dan mulai fokus menghabiskan kue di tangannya.
"Queen..." Suara Mirza yang terdengar dari arah belakangnya membuat Queen menoleh ke arah belakang. "Kak Mirza, Kakak sudah sampai?" Tanya Queen.
"Maaf jika Kakak datang terlalu lama." Ucap Mirza.
"Tak masalah. Apa ada hal penting yang harus Kakak kerjakan lebih dulu?" Tanya Queen melihat raut wajah Mirza yang terlihat cukup tegang.
"Tidak ada. Namun sebelum ke sini Kakak mendapatkan panggilan dari Asisten Kakak yang mengabari jika saat ini kondisi Tante Lita sedang tidak baik-baik saja." Ucap Mirza.
"Tante Lita? Apa yang Kakak maksud adalah Mamaku?" Tanya Queen dengan wajah yang sudah berubah cemas.
***
Lanjut? Jangan lupa berikan vote, like, gift dan komennya dulu, ya.
Sambil menunggu Queenara update, silahkan mampir di novel shay yang lagi on going juga berjudul Kita Harus Menikah!🖤
Dan jangan lupa follow IG shy @shy1210_ untuk mengetahui informasi update.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 217 Episodes
Comments
LENY
KAYAKNYA DISINI SEMUA SALAH PAHAM ORANG TUA QUEEN DAN KEVIN. QUEEN GAK TAHU KEVIN MENCARI DIA DAN SDH ADA PERASAAN CINTA.
2025-02-27
1
Khairul Azam
udah sih sama mirza aja, jauhkan dgn kumpulan orang" yg egois
2024-07-28
3
Arin
waoo udh dua thun kemudian...gmn dngn si Ono,aplh udh bhgia klo iya sy ngga rela.sy hny berhrp Queen berjdoh sm mirza
2023-09-03
3