"Suster, tolong panggilkan Tuan Mirza untuk masuk ke dalam ruangan." Titah Dokter Serena pada perawat. Sebelum persalinan, Queen dan Mirza memang sudah memberitahu Dokter Serena jika Mirza-lah yang akan menjadi pengganti suami Queen untuk menemaninya saat melahirkan.
Suster yang ditunjuk pun mengangguk lalu segera keluar dari dalam ruangan. Tak lama Mirza pun nampak masuk ke dalam ruangan persalinan.
"Kak Mirza... ini sungguh sakit..." Queen menangis seraya memegang erat tangan Mirza yang kini sudah berada di sampingnya. Para perawat dan Dokter Serena pun mulai melakukan tugas masing-masing untuk membantu persalinan Queen. Tak lama Dokter Serena pun memberi aba-aba Queen untuk mengejan.
"Akh... aku tidak kuat..." rintih Queen.
"Kau harus kuat Queen..." Ucap Mirza seraya mengelap keringat yang kini semakin membanjiri pelipis Queen.
Sementara di perusahaannya, Kevin terlihat tengah merasakan sakit yang teramat pada perutnya. "Kenapa perutku terasa mulas sekali." Gumam Kevin seraya memejamkan kedua kelopak matanya. Beberapa saat kemudian Kevin pun membuka kedua kelopak matanya saat bayangan Queen yang tengah kesakitan tiba-tiba melintas di benaknya.
"Apa sudah saatnya Queen akan melahirkan? Dan kini Queen tengah berjuang melahirkan anak kami?" Gumam Kevin setelah mengingat jika kini sudah memasuki waktu perkiraan dokter jika Queen akan melahirkan. Wajah Kevin pun berubah tegang saat membayangkan jika dugaannya adalah benar.
"Queen... apa benar jika saat ini kau akan melahirkan?" Gumam Kevin bertanya-tanya. Kevin pun bangkit dari duduknya lalu berjalan ke arah jendela seraya menahan rasa sakit pada perutnya. Kevin pun mengeluarkan ponsel dari saku celananya dan melakukan panggilan telefon pada asisten pribadinya yang kini sedang berada di luar perusahaan.
"Apa kau sudah mendapatkan informasi tentang keberadaan istriku?" Tanya Kevin tanpa basa-basi saat panggilan sudah terhubung. Kevin mencengkram erat ponselnya setelah mendapatkan jawaban dari asistennya yang tidak sesuai dengan keinginannya. "Dimana keberadaanmu saat ini, Queen? Kenapa kau sangat sulit untuk aku temui." Ucap Kevin lalu mengusap wajahnya frustasi.
Kevin pun teringat pada pertemuannya dan Mirza beberapa waktu lalu yang tidak menghasilkan apa-apa. Dimana Mirza waktu itu sama sekali tidak memberikan jawaban atas apa yang ia inginkan. Mirza hanya berkata jika ia tidak akan memberitahukan satu informasi apa pun jika itu tentang Queen kepadanya. Kevin pun sudah memerintahkan anak buahnya untuk mengikuti setiap kegiatan Mirza dan kemana saja Mirza pergi namun sampai saat ini anak buahnya selalu saja kehilangan jejak Mirza seolah Mirza telah mengetahui tentang rencana yang ia buat.
Ceklek
Suara pintu ruangan yang terbuka dari luar tak membuat perhatian Kevin teralihkan. Kevin masih tetap berada di posisinya seraya menahan sakit yang samakin terasa menusuk di dalam perutnya. Lagi pula Kevin sudah mengetahui siapakah yang masuk ke dalam ruangannya tanpa permisi selain ketiga sahabatnya.
"Ada apa denganmu?" Suara Dio terdengar cukup keras saat mendengar rintihan kecil dari mulut Kevin.
"Perutku sakit sekali." Ucap Kevin dengan pelan.
Dio mendekat pada Kevin lalu menatap wajah Kevin. "Hei, ada apa denganmu? Lihatlah wajahmu sangat pucat!" Cecar Dio.
"Sudah aku katakan jika perutku sakit sekali." Ucap Kevin dengan menggeram.
"Ayo duduk dulu." Ajak Dio lalu menuntun Kevin untuk duduk di atas sofa. "Tidak biasanya kau kesakitan seperti ini." Ucap Dio.
Kevin memilih diam seraya memejamkan kedua kelopak matanya.
"Apa yang membuatmu bisa sakit perut seperti ini?" Tanya Dio kemudian.
"Dimana Marvel?" Tanya Kevin tanpa menjawab ucapan Dio.
"Aku ada di sini." Ucap Marvel yang baru saja masuk ke dalam ruangan dengan membawa sebuah paper bag di tangannya. Tak berbeda dengan Dio, Marvel yang sudah berada dekat dengan Kevin pun turut terkejut melihat Kevin yang tengah menahan rasa sakit saat ini.
"Ada apa denganmu?" Tanya Marvel.
"Perutku tiba-tiba terasa mulas dan sakit sekali. Entah mengapa aku merasa jika Queen saat ini akan melahirkan." Ucap Kevin mengeluarkan isi pemikirannya.
"Apa?!" Ucap Dio dan Marvel berbarengan. "Queen akan melahirkan?" Lanjut mereka kemudian masih berbarengan.
Kevin mengangguk membenarkan. "Aku memiliki firasat yang kuat untuk itu. Aku bahkan bisa merasakan sakit yang sedang Queen rasakan saat ini." Ucap Kevin sedikit tergagap karena kini sakit di perutnya semakin terasa lebih kuat.
***
Lanjut? Jangan lupa berikan vote, like, gift dan komennya dulu, ya.
Sambil menunggu Queenara update, silahkan mampir di novel shay yang lagi on going juga berjudul Kita Harus Menikah!🖤
Dan jangan lupa follow IG shy @shy1210_ untuk mengetahui informasi update.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 217 Episodes
Comments
Samaniah
🤣🤣🤣suamiku dulu jg spt kevin,q yg melahirkn dia yg kesakitan
2024-03-30
0
tesha melati
Kwvin, dirimu mengalami kelahiran simpatik, hihihi /Chuckle/
Org2 pd umumnya kehamilan simpatik, eek Kevin mlh kelahiran simpatik. Sebegitukah besar rasa cintamu ke Queen msh blm ngeh jg, ck..,ck..,/Grievance/
2024-02-10
2
Widia Aja
persis seperti bapaknya anak2...
sy yg hamil, bapaknya yg morning sick, ngidam sampai mules berat saat sy mau melahirkan hingga setengah jam sebelum lahiran, baru sy mules dng bukaan hampir lengkap....😁😄👍🏻
2024-01-18
2