Istri Nakal Ustad Tampan
Ikuti Instagram Author ya : Andropist _1603
Malam itu lagit pedesaan tengah ramai dengan lantunan ayat Allah yang bergema dari sebuah surau kecil. Anak-anak dengan lantang melafalkan setiap kata yang tertera dalam kitab suci. Dipimpin oleh seorang ustadz muda lulusan negeri Mesir yang elok rupa juga elok budi. Tak lama lagi waktu Isya akan tiba, maka kegiatan mengaji itu pun terhenti. Sang ustadz kini bangkit untuk mengumandangkan adzan. Bukan main merdunya, adzan itu berkumandang dengan lembut di langit malam menyeru setiap hamba Allah untuk segera menunaikan ibadah shalat. Sang ustadz juga memimpin ibadah shalat Isya malam ini. Sudah tiga tahun ia mengabdikan dirinya pada surau ini. Padahal ia adalah seorang sarjana dari kampus Mesir yang tersohor itu tetapi ia malah memilih kembali ke kampung halamannya dan mengabdikan dirinya di surau ini. Singkatnya, ia adalah pemuda yang unik namun berhati dan berparas elok.
Selepas shalat Isya, Ustadz itu tak langsung pulang ke rumahnya. Ia melimpir ke sebuah rumah kecil yang letaknya tak jauh dari surau. Di dalam rumah itu muncul seorang wanita paruh baya yang masih mengenakan mukena. Ia tersenyum pada ustadz itu. Ia lalu mempersilahkan ustadz itu untuk masuk ke dalam rumahnya.
“Assalamualaikum Bu Kiyai.” Ustadz itu memberi salam pada wanita itu.
“Wa’alaikumsalam, silahkan masuk nak Syamir.” Wanita itu mempersilahkan sang ustadz untuk masuk.
“Baik Bu. Saya jadi tidak enak karena telah bertamu malam-malam begini,” Ucap Syamir.
“Loh, endak lah Ndo. Kan Pak Kiyai yang menyuruhmu untuk ke sini malam ini. Sebentar ya, Ibu panggilkan Pak Kiyai dulu.” Ucap Bu Kiyai.
“Enjeh Bu.” Syamir mengangguk.
Saat Syamir terdiam di ruang tamu tiba-tiba keluar seorang gadis cantik yang membawakan nampan berisi minuman dan cemilan khas daerah untuk Syamir. Gadis itu mengenakan pakaian yang begitu tertutup. Ia berjalan mendekati kursi Syamir sambil menundukan pandangannya. Ia dengan malu-malu menaruh air minum itu di meja. Ia pun kembali ke belakang bilik setelah mengantarkan air minum pada Syamir.
“Masya Allah, cantik betul Zulaikha malam ini. Astagfirullah, kau ini kenapa Syamir!” Ucap Syamir dalam hatinya.
Tak lama Pak Kiyai pun datang diikuti oleh Bu Kiyai.
“Assalamualaikum Pak Kiyai.” Syamir bangkit dari duduknya lalu bersalaman pada Pak Kiyai.
“Wa’alaikumsalam. Sehat Nak?” kata Pak Kiyai.
“Alhamdulilah sehat Pak.” Mereka semua pun duduk mengelilingi meja.
“Nak Syamir pasti bertanya-tanya mengapa kami memanggil Nak Syamir malam-malam begini. Bukan apa-apa, hanya saja kami rasa kami perlu segera menyampaikan ini pada Nak Syamir. Ya kan Bu ?” Pak Kiyai menoleh pada Bu Kiyai.
“Enjeh Pak.” Bu Kiyai mengiyakan.
“Jadi begini Nak, sebelumnya saya ingin bertanya pada Nak Syamir apakah Nak Syamir sudah memiliki calon? Emmm, maksud saya... Nak Syamir kan sudah cukup umur, masa belum bercalon, ya kan Bu?” Pak Kiyai kini terlihat kikuk.
“Aduh, eh, enjeh Pak.” Bu Kiyai juga jadi ikut kikuk.
“Kebetulan durung Pak.” Syamir menjawab dengan malu-malu.
“Alhamdulillah, eh, maksud saya.... emmm lho kenapa toh? Masa ganteng kayak gini belum punya calon, hehe. Ah! Kebetulan sekali. Zulaikha juga belum punya calon loh Nak, nah gimana?” Pak Kiyai tersenyum malu pada Syamir.
“Gimana opo toh Pak? Maaf saya kurang faham.” Padahal dalam hati Syamir ia kegirangan bukan main saat mendengar ucapan dari Pak Kiyai barusan.
“Begini, saya hendak menjodohkan Nak Syamir dengan anak saya Zulaikha. Gimana? apa Nak Syamir mau?” ucap Pak Kiyai.
“Ya Allah, mimpi apa aku ini semalam? Tak sangka ternyata keinginanku yang terpendam kini jadi nyata.” Kata Syamir dalam hatinya. Ia begitu senang, seakan ia tengah menari-nari diantara padang buga yang indah nan luas.
“Jadi gimana Nak?” Bu Kiyai kini tak sabar untuk mendengar jawaban dari Syamir.
“Enjeh, saya mau Pak, Bu.” Syamir kini tak mampu membendung rasa gembiranya, ia tersenyum lebar pada Bu Kiyai dan Pak Kiyai.
“Alhamdulillah.” Ucap Pak Kiyai dan Bu Kiyai secara bersamaan.
“Kalau begitu saya panggilkan dulu Anak saya ya. Kita juga perlu bertanya padanya. Tolong panggilkan Zulaikha ya Bu.” Ucap Pak Kiyai.
“Baik Pak.”
Zulaikha tengah menguping dari balik bilik kamarnya, kebetulan letak kamarnya berdekatan dengan ruang tamu. Zulaikha tak henti-hentinya tersenyum sambil mendengarkan pembicaraan antara orang tuanya dan Syamir. Zulaikha kaget saat Ibunya tiba-tiba muncul di hadapannya.
“Hayo! Nguping ya?” Bu Kiyai mengagetkan Zulaikha.
“Astagfirullah! Ibu! Hampir saja jantung Zulaikha copot.” Ucap Zulaikha.
“Bapak nyuruh kamu untuk ke sana, ayo!”
Zulaikha lalu berjalan ke ruang tamu didampingi oleh Ibunya. Ia begitu malu saat duduk berhadapan dengan lelaki yang kini menjadi calonnya itu.
“Nah, sini! duduk Ndo.” Zulaikha lalu duduk di saping kedua orang tuanya.
“Begini toh Ndo. Bapak karo Ibu bermaksud menjodohkan Ndoe karo Syamir. Gimana? Gelem apa orak?” Tanya Pak Kiyai.
Zulaikha lalu mengangguk dengan malu. Pipinya berubah merah padam. Ia menundukan kepalanya semakin dalam. Jantungnya kini berdegup dengan kencang. Andai saja di ruangan ini hanya ada dirinya seorang maka ia akan melompat kegirangan.
“alhamdulillah.” Kembali, Pak Kiyai dan Bu Kiyai berkata bersamaan.
Pertemuan itu pun usai. Syamir akhirnya pulang ke rumahnya. Hatinya kini tengah berbunga-bunga. Akhirnya wanita yang sudah lama ia dambakan itu kini akan menjadi jodonya. Sepanjang jalan Syamir tak henti-hentinya memancarkan senyum bahagia. Saking girangnya, mulutnya tak henti-hentinya melantunkan solawat kepada Baginda Rasulullah SAW.
Rumah Syamir letaknya memang agak jauh dari surau. Bahkan bisa dibilang jika rumahnya adalah yang paling ujung di desa ini. Jadi Syamir berjalan agak jauh menuju rumahnya. Saat melewati jalan Syamir tiba-tiba terperanjat, ia melihat sebuah mobil sedan berwarna putih yang menabrak sebuah pohon beringin. Sudah menjadi naluri Syamir untuk menolong siapapun bahkan seekor semut sekalipun. Ia lalu menghampiri mobil itu. Mobil itu mengeluarkan asap yang cukup tebal. Syamir menengok ke dalam mobil, ada seorang wanita yang terkulai tak berdaya. Tanpa pikir panjang Syamir lalu mencoba membuka pintu mobil sekuat mungkin. Berbagai cara ia lakukan agar pintu mobil bisa terbuka, akhirnya berkat kegigihannya akhirnya pintu mobil itu pun terbuka. Syamir lalu mengeluarkan wanita itu dari dalam mobil. Tak lama setelah wanita itu keluar, mobil itupun meledak. Untung saja Syamir segera mengeluarkan wanita itu, telat sedetik saja, maka entah apa yang akan terjadi pada wanita itu.
Syamir lalu membaringkan wanita itu di atas tanah yang dingin. Ia bermaksud untuk meninggalkan wanita itu untuk mencari bantuan. Tetapi ini sudah gelap, mana jarak dari tempat ini ke pemukiman warga cukup jauh. Syamir khawatir akan terjadi sesuati jika ia meninggalkan wanita itu sendirian lama di sini. Jalan ini pun jarang dilalui oleh orang apalagi dalam keadaan gelap seperti ini. Akan sulit untuk mencari mobil yang lewat sini. Syamir kini bingung, ia harus berbuat apa terhadap wanita itu. Hatinya terus bilang agar ia menolongnya, tapi Syamir juga takut jika niat baiknya malah akan menjadi fitnah pada dirinya sendiri. Ia terdiam beberapa saat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Maya Ratnasari
biasanya ndo, atau ndok, atau nduk, kalo di Jawa itu panggilan untuk anak perempuan.
2022-11-29
1
Ulfa Esha
sekedar masukan...sebutan kyai itu untuk laki2...untuk perempuan dipanggil bu nyai....jd bukan bu kyai...adalah panggilan yg salah...
2022-11-27
3
Ainisha_Shanti
kalau dah jodoh tak kemana Syamir
2022-09-30
0