Bab. 3. Kritis

Setelah mengobrol panjang lebar dengan sahabatnya, Viola bergegas untuk kembali bekerja. Dia memakai helm dan jaket, lalu naik ke atas kuda besinya dan melaju dijalan raya.

Tanpa Viola sadari, ponsel yang berada disaku jasnya terus bergetar. Namun, karna suara berisik dari kendaraan yang banyak melintas, dia tidak mendengar atau merasakan getaran ponselnya.

"Vio! kamu dari mana saja?" teriak Buk Mina, pemilik tempat pengantar makanan.

Viola yang masih berada di atas sepeda motor langsung loncat tanpa melepas helmnya terlebih dahulu, dia takut kalau bosnya akan marah.

"maaf Buk, aku tadi ketemu sama teman sebentar," ucap Viola dengan napas terputus-putus, dadanya naik turun karna deru napas yang terdengar saling berkejaran.

"bukan masalah itu! coba lihat ponsel kamu sekarang! tadi Ibuk dapat telpon dari rumah sakit,"

"apa?" teriak Viola saat mendengar kata rumah sakit membuat Buk Mina terjingkat kaget, sementara Viola langsung merogoh saku jaketnya untuk mengambil benda pipih itu.

"Dokter Rangga?" Viola melihat ada banyak panggilan tidak terjawab dari Dokter yang merawat sang adik, dia langsung menekan tombol hijau untuk menghubungi Dokter tersebut.

"maaf, pulsa anda tidak mencukupi-"

"sial! Buk, pinjam ponselnya sebentar!" ucap Viola sembari meminta ponsel Buk Mina untuk menelpon Dokter Rangga, Buk Mina yang sedang memperhatikan Viola langsung kalang kabut untuk mencari ponsel miliknya.

Setelah membongkar seluruh tempat, akhirnya ponsel Buk Mina ditemukan. Viola bergegas untuk menelpon Dokter Rangga dengan perasaan gelisah tidak menentu.

"ya Tuhan, aku harap semua baik-baik saja!" Viola sudah merasa sangat cemas saat menunggu Dokter Rangga mengangkat telponnya.

"halo,"

"Dokter, ini aku Viola. Apa yang terjadi Dok? semua baik-baik sajakan?" Viola langsung memberondong Dokter Rangga dengan berbagai pertanyaan membuat Dokter itu terdiam disebrang telpon.

"Dokter! anda sudah jadi bisukah?" tanya Viola saat tidak mendengar jawaban dari lelaki itu.

"Viola, aku sangat merindukanmu,"

"apa?" teriak Viola saat mendengar jawaban dari Dokter Rangga, dia melihat ke layar ponsel untuk memastikan bahwa nomor yang dia telpon ada nomor Dokter itu.

"Viola, datang ke rumah sakit ya. Aku tunggu," ucap Dokter Rangga itu lagi membuat Viola langsung menempelkan benda pipih itu ketelinganya.

"ada apa Dok? adikku baik-baik sajakan?" tanya Viola, dia merasa kalau telah terjadi sesuatu pada Vedri.

"Kan udah dibilang kalau aku kangen! udah, pokoknya kau ke sini sekarang!" Tut, Dokter Rangga langsung mematikan panggilan telpon itu membuat Viola mematung ditempatnya.

"Vio, apa semua baik-baik saja?" tanya Buk Mina sembari menyenggol lengan Viola membuat wanita itu tersadar dari lamunannya.

"Buk, aku mau ke rumah sakit sebentar ya!" pamit Viola yang langsung berlari ke arah motornya, dia segera menghidupkan motor itu dan berlalu dari sana tanpa mendengar teriakan dari Buk Mina.

"Vio, hati-hati!" teriak Buk Mina sembari mengejar Viola sampai ke pinggir jalan.

Viola melajukan motornya dengan kencang dan menyalip semua kendaraan yang melintas di depannya, dia terus menekan klakson motor itu agar yang lain menyingkir dari jalannya.

Tidak berselang lama, motor Viola sudah masuk keparkiran rumah sakit. Dia segera melepas helm yang sejak tadi membungkus kepalanya dan berlalu masuk untuk melihat keadaan sang adik.

Dokter Rangga yang sedang menunggu kedatangan Viola berdiri di dekat tangga darurat, dia sengaja menunggu Viola ditempat itu karna memang Viola sering melewati tangga darurat.

"Dokter!" seru Viola dengan napas terengah-engah akibat berlari dari parkiran, dia mendudukkan pantatnya ditangga untuk mengatur napas yang hampir habis.

"Minum dulu." Dokter Rangga menyerahkan sebotol minuman dingin untuk Viola yang langsung diterima oleh gadis itu dengan penuh suka cita.

Viola meminum minuman itu hingga tandas, dia lalu mengembalikan botol yang sudah kosong pada Dokter Rangga membuat Dokter muda itu terkekeh pelan di tempatnya.

"kau pasti tadi lagi kerja kan?" tebak Dokter Rangga, dia ikut mendudukkan tubuhnya di samping Viola.

"iyalah Dokter, kayak biasa," jawab Viola, dia melirik ke arah tangan Dokter Rangga yang sedang memegang selembar kertas.

"tapi, kenapa Dokter meminta saya untuk ke rumah sakit?" tanya Viola kembali, matanya sibuk memperhatikan wajah Dokter tampan itu yang berubah menjadi serius.

"Viola, aku ingin memberikan hasil pemeriksaan Vedri." Dokter Rangga menyerahkan selembar kertas yang sejak tadi dia pegang pada Viola yang langsung diterima oleh gadis itu.

Viola memperhatikan semua laporan medis sang adik walau sebenarnya dia tidak paham sama sekali. Namun, ada beberapa aspek yang sering dijelaskan oleh Dokter Rangga hingga membuatnya sedikit mengerti.

"jadi, kanker yang ada diotak kecil Vedri sudah menjalar keotak besarnya?" lirih Viola, matanya mulai basah dan menetes kekertas yang sedang dia pegang.

"Vio, kita harus segera membawa Vedri ke Singapura. Kita akan merawatnya di sana, dan setelah kanker itu stabil, kita akan segera melakukan operasi," ucap Dokter Rangga, dia melihat ke arah kertas yang bergetar karna terkena getaran tangan gadis itu.

"tapi kenapa Dok, kenapa tidak langsung dioperasi di sini saja?" tanya Viola, dia mendongakkan kepalanya untuk menatap lelaki itu.

"kita tidak bisa melakukannya Vio, kankernya sangat ganas. Dan jika kita melakukan operasi tanpa perawat yang tepat, itu sama saja dengan kita membunuh Vedri,"

Viola terlonjak kaget dengan mata melotot saat mendengar kata-kata terakhir Dokter itu, tubuhnya semakin bergetar dengan keringat dingin yang menjalar dipermukaan kulitnya.

"Aku mohon Dok, lakukan yang terbaik untuk adikku. Aku mohon." Viola menggenggam tangan Dokter Rangga dengan erat, dia bahkan ingin bersimpuh dikaki Dokter itu agar dia bisa menyembuhkan Vedri.

"kita harus segera membawanya," ucap Dokter itu, dia juga menggenggam tangan Viola yang terasa sangat dingin.

Kemudian mereka berdua berjalan keruangan Vedri, terlihat Vedri sedang tertidur di atas ranjang dengan berbagai selang yang menancap ditubuhnya.

Viola memegang dinding kaca seakan-akan sedang memegang sang adik, dia merasa sangat sedih dan kembali teringat dengan almarhum Ibunya yang juga memiliki penyakit yang sama dengan sang adik.

"Dek, kau harus bertahan. Kakak mohon jangan tinggalkan kakak sendiri!" Viola sudah tidak punya siapa pun lagi didunia itu kecuali Vedri.

"maaf Ibu Viola, pihak administrasi ingin agar Anda segera menghadap mereka," ucap seorang perawat yang baru sampai ditempat itu.

"kenapa?" tanya Dokter Rangga.

"maaf Dokter, saya tidak tau," jawab perawat tersebut.

Kemudian Viola pergi keruangan administrasi dengan langkah gontai karna memikirkan kondisi sang adik.

"ada apa ya Buk, kenapa saya dipanggil?" tanya Viola yang sudah sampai di depan kasir.

"maaf Ibu Viola, pihak rumah sakit sudah meminta Ibu untuk melunasi semua biaya perawatan adik anda," ucap pihak administrasi sembari menunjukkan tagihan rumah sakit yang harus dia bayar.

"saya akan mencicilnya Mbak," seru Viola, dia kemudian mengeluarkan uang yang diberi oleh Alea padanya.

"maaf Buk, pihak rumah sakit tidak bisa memberi toleransi lagi pada anda," ucap wanita itu, pihak rumah sakit sudah tidak bisa lagi berdiam diri.

"tapi Mbak, saya pasti akan melunasi semuanya jika saya sudah mendapat uang," seru Viola.

"maaf Buk, kami tidak bisa membantu Ibu. Jika hari ini Ibu tidak melunasinya, maka kami terpaksa mengeluarkan adik anda dari rumah sakit," tegas wanita itu membuat emosi Viola mulai naik.

"Mbak, saya pasti akan membayarnya. Tapi biarkan adik saya dirawat Mbak, apa kalian tidak punya rasa kasihan sama sekali?"

TBC.

Terima kasih buat yang udah baca 🥰

Terpopuler

Comments

auliasiamatir

auliasiamatir

kasian banget nasib mu Vio

2022-09-09

1

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1. Saudara yang Tidak dianggap
2 Bab. 2. Wanita Pengantar Makanan
3 Bab. 3. Kritis
4 Bab. 4. Menikahi pria beristri
5 Bab. 5. Menyetujui Pernikahan
6 Bab. 6. Malam Pertama
7 Bab. 7. Marahnya Alea
8 Bab. 8. Wanita Murahan
9 Bab. 9. Kedatangan Keluarga Alea
10 Bab. 10. Hati, Tolong Kuatlah!
11 Bab. 11. Tetangga Jahanam
12 Bab. 12. Lebih Baik Mati!
13 Bab. 13. Perintah Alea
14 Bab. 14. Lelaki Gila!
15 Bab. 15. Perasaan Gila
16 Bab. 16. Bulan Madu
17 Bab. 17. Tenggelam
18 Bab. 18. Pria asing
19 Bab. 19. Memaksa Istri
20 Bab. 20. Hamil=Cerai
21 Bab. 21. Tertabrak
22 Bab. 22. Menu Makanan
23 Bab. 23. Kembali Pulang
24 Bab. 24. Anak Mama Sama Saja!
25 Bab. 25. Keluarga Ganendra
26 Bab. 26. Dokter Kandungan
27 Bab. 27. Daniel
28 Bab. 28. Kembali kerumah
29 Bab. 29. Gara-gara Kursi
30 Bab. 30. Pembalasan
31 Bab. 31. Tamu Tidak Diundang
32 Bab. 32. Perkenalan
33 Bab. 33. Kabar Baik
34 Bab. 34. Cemburu
35 Bab. 35. Menyuap
36 Bab. 36. Ikut Pergi
37 Bab. 37. Keputusan Mama Vivi
38 Bab. 38. Mual
39 Pengumuman
40 Bab. 39. Pertemuan
41 Bab. 40. Diliputi Kemarahan
42 Bab. 41. Topi Kelinci
43 Bab. 42. Kepulangan Raja dan Viola
44 Bab. 43. Janji Jari Kelingking
45 Bab. 44. Salah paham.
46 Bab. 45. Berpisahlah
47 Bab. 46. Kabar Baik
48 Bab. 47. Pergi Ke luar Kota
49 Bab. 48. Perintah Vedri
50 Bab 49. Selamat Tinggal.
51 Bab. 50. Perasaan Gelisah
52 Bab. 51. Identitas Baru.
53 Bab. 52. Laporan Penjaga Rumah.
54 Bab. 53. Keterkejutan Raja
55 Bab. 54. Kemarahan Raja.
56 Bab. 55. Pelayan Mata-mata.
57 Bab. 56. Rencana Daniel
58 Bab. 57. Penyesalan Alea
59 Bab. 58. Keberadaan Viola.
60 Bab. 59. Penolakan Operasi
61 Bab. 60. Lahirnya Penerus Keluarga
62 Bab. 61. Dia juga Putramu
63 Bab. 62. Viola sadar.
64 Bab. 63. Kita belum berpisah
65 Bab. 64. Keluarga Daniel.
66 Bab. 65. Ketakutan Viola.
67 Bab. 66. Kejujuran Ibu Mery
68 Bab. 67. Menghilangnya Viola dan Rayen.
69 Bab. 68. Tempat Penyekapan Viola.
70 Bab. 69. Aku Kakakmu!
71 Bab. 70. Tertembak.
72 Bab. 71. Semuanya Baik-baik Saja!
73 Bab. 72. Semoga Bahagia. (Tamat)
74 Bab. 73. Bonus Chapter 1
75 Pengumuman Karya Baru
76 Bab. 74. Bonus Chapter 2 (last).
77 Promosi Novel Learn To Love You
78 Promosi Novel Salah Masuk Kamar Pengantin.
79 Promosi Novel Di Bawah Tali Pernikahan.
80 Promosi Novel Mahligai Cinta yang Terbagi
81 Promosi Novel Mengejar Cinta Semu.
82 Promosi Novel Simbiosis Mutualisme (tameng cinta)
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab. 1. Saudara yang Tidak dianggap
2
Bab. 2. Wanita Pengantar Makanan
3
Bab. 3. Kritis
4
Bab. 4. Menikahi pria beristri
5
Bab. 5. Menyetujui Pernikahan
6
Bab. 6. Malam Pertama
7
Bab. 7. Marahnya Alea
8
Bab. 8. Wanita Murahan
9
Bab. 9. Kedatangan Keluarga Alea
10
Bab. 10. Hati, Tolong Kuatlah!
11
Bab. 11. Tetangga Jahanam
12
Bab. 12. Lebih Baik Mati!
13
Bab. 13. Perintah Alea
14
Bab. 14. Lelaki Gila!
15
Bab. 15. Perasaan Gila
16
Bab. 16. Bulan Madu
17
Bab. 17. Tenggelam
18
Bab. 18. Pria asing
19
Bab. 19. Memaksa Istri
20
Bab. 20. Hamil=Cerai
21
Bab. 21. Tertabrak
22
Bab. 22. Menu Makanan
23
Bab. 23. Kembali Pulang
24
Bab. 24. Anak Mama Sama Saja!
25
Bab. 25. Keluarga Ganendra
26
Bab. 26. Dokter Kandungan
27
Bab. 27. Daniel
28
Bab. 28. Kembali kerumah
29
Bab. 29. Gara-gara Kursi
30
Bab. 30. Pembalasan
31
Bab. 31. Tamu Tidak Diundang
32
Bab. 32. Perkenalan
33
Bab. 33. Kabar Baik
34
Bab. 34. Cemburu
35
Bab. 35. Menyuap
36
Bab. 36. Ikut Pergi
37
Bab. 37. Keputusan Mama Vivi
38
Bab. 38. Mual
39
Pengumuman
40
Bab. 39. Pertemuan
41
Bab. 40. Diliputi Kemarahan
42
Bab. 41. Topi Kelinci
43
Bab. 42. Kepulangan Raja dan Viola
44
Bab. 43. Janji Jari Kelingking
45
Bab. 44. Salah paham.
46
Bab. 45. Berpisahlah
47
Bab. 46. Kabar Baik
48
Bab. 47. Pergi Ke luar Kota
49
Bab. 48. Perintah Vedri
50
Bab 49. Selamat Tinggal.
51
Bab. 50. Perasaan Gelisah
52
Bab. 51. Identitas Baru.
53
Bab. 52. Laporan Penjaga Rumah.
54
Bab. 53. Keterkejutan Raja
55
Bab. 54. Kemarahan Raja.
56
Bab. 55. Pelayan Mata-mata.
57
Bab. 56. Rencana Daniel
58
Bab. 57. Penyesalan Alea
59
Bab. 58. Keberadaan Viola.
60
Bab. 59. Penolakan Operasi
61
Bab. 60. Lahirnya Penerus Keluarga
62
Bab. 61. Dia juga Putramu
63
Bab. 62. Viola sadar.
64
Bab. 63. Kita belum berpisah
65
Bab. 64. Keluarga Daniel.
66
Bab. 65. Ketakutan Viola.
67
Bab. 66. Kejujuran Ibu Mery
68
Bab. 67. Menghilangnya Viola dan Rayen.
69
Bab. 68. Tempat Penyekapan Viola.
70
Bab. 69. Aku Kakakmu!
71
Bab. 70. Tertembak.
72
Bab. 71. Semuanya Baik-baik Saja!
73
Bab. 72. Semoga Bahagia. (Tamat)
74
Bab. 73. Bonus Chapter 1
75
Pengumuman Karya Baru
76
Bab. 74. Bonus Chapter 2 (last).
77
Promosi Novel Learn To Love You
78
Promosi Novel Salah Masuk Kamar Pengantin.
79
Promosi Novel Di Bawah Tali Pernikahan.
80
Promosi Novel Mahligai Cinta yang Terbagi
81
Promosi Novel Mengejar Cinta Semu.
82
Promosi Novel Simbiosis Mutualisme (tameng cinta)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!