Bab 4. BIARKAN CUPU ITU JADI PENGGANTIMU.

Sepeninggalan bodyguard Tuan Dave, Nadia segera berbalik dan ingin bergegas meninggalkan tempat persembunyianya. Belum juga dia berjalan, bi Ona sudah berdiri di depanya hingga membut perempuan berkaca mata itu begitu kaget.

"Bibi.....,ngangetin aja!," Nadia memegangi dadanya lantaran kagetnya.

"Maaf Nona Nadia, tapi tadi bibi perhatiin, sepertinya Nona sedang menguping pembicaraan Tuan dan Nyonya?. Sebenarnya Nona Nadia sedang nguping apa sih?," tanya bi Ona dengan suara sedikit pelan.

"Huss..!, ayo ikut Nadia ke kamar, nanti Nadia ceritaan disana," Nadia menarik pergelangan tangan bi Ona menuju ke kamarnya.

Setelah tiba di kamar tersebut. Nadia mengunci pintu dan melangkah menuju kearah pembaringan di ikuti bi Ona.

"Sebenarnya ada masalah apa, kok sepertinya rahasia bangat sampai-sampai harus dibicarakan di kamar Nona segala?," tanya bi Ona masih merasa heran.

"Begini bi, Tadi Nadia mendengar percakapan antara Ayah, Ibu, Mawar dan bodyguard Tuan Dave. Katanya Ayah memiliki hutang 5M pada Tuan Dave. Tuan Dave meminta Melati sebagai jaminan pelunas hutang Ayah, Sebelum hutang mereka lunas, maka Ayah dan Ibu tidak boleh menemui Mawar tanpa seizin Tuan Dave," tutur panjang Nadia pada bi Ona.

"Apa?. hutang 5M, Nona Mawar sebagai jaminan!. Itu berarti usaha Tua yang selama ini beliau rintis dari Nol mengalami kebangkrutan. Begitu maksud Nona Nadia?," bi Ona menutup mulutnya dengan kedua telapak tanganya.

"Benar bi. Selagi Mawar jadi jaminan maka usaha Ayah baik-baik saja. Kalau tidak ya, terpaksa keluarga ini mengalami nasib yang naas," sambung Nadia.

"Astaga, separah itukah nasib keluarga ini?. Dan apa Nona Mawar mau di jadikan jaminan dan juga menikah dengan Tuan Dave yang semua orang tahu pria Angkuh dan arogant itu?,".

"Kalau Nadia dengar-dengar dari percakapan mereka tadi. Mawar menolak keras hal itu, dia malah meninggalkan tempat itu dan berlari menuju ke kamarnya,"

"Mawar benar-benar tidak ada pedulinya dengan keluarga ini. Tuan dan Nyonya sudah memanjakanya bak putri kraton tapi pas ada masalah seperti ini dia malah menghindar,"

"Kita semua sudah tahu siapa Mawar. Dia tidak akan mau berkorban sedikit pun untuk orang lain. Dia hanya ingin orang lain yang berkorban untuknya. Padahal Ayah dan Ibu selalu menurutin apa maunya. Dan dalam hal ini, pasti Nadia lagi yang akan kena imbasnya," Nadia dengan wajah murung.

"Sudalah Nona, Nona jangan bersedih seperti ini. Semua kejadian pasti ada hikmanya dan yakinlah bahwa semua akan indah pada waktunya," bi Ona membelai lembut rambut kepang milik Nadia.

"Terima kasih banyak bi, andai bibi tidak hadir dalam kehidupan Nadia dan selalu jadi penyemangat pada Nadia, Entah apa yang akan terjadi di kehidupan Nadia selanjutnya,"

"Sama-sama Nona Nadia. Sudah menjadi kewajiban Saya untuk terus melindungi ke luarga ini. Kalau begitu bibi Ona permisi dulu mau menyiapkan makanan untuk Tuan dan Nyonya. Eee bibi sampai lupa, tadi bibi sudah memasak oper ayam kesukaan Nona. Jadi bila Nona lapar Nona boleh mengambilnya sendiri di dapur," bi Oda berdiri setelah dianggukan oleh Nadia.

Bi oda melangkah menuju kearah pintu dan memutar knopnya sedikit-sedikit dan menariknya. Setelah daun pintu terbuka bi Odah keluar dan tidak lupa menguncinya kembali.

Sementara itu, Mawar yang sudah keluar dari dalam rumah sambil membawa koper melewati jendela kamar, bergegas berlari dan menuju sebuah mobil yang terparkir tak jauh dari kediamanya.

Mawar menelpon temanya agar menjemputnya. Dia tidak mau membawa mobil sendiri karena takut kepergok oleh Rudy dan Yunita.

Mawar membuka pintu mobil bagian depan dan masuk kedalam.

"Cepat berangkat sebelum Ayah dan ibuku melihat kita," perintah Mawar pada temanya.

"Baik bos," balas seorang gadis yang seumuran dengarnya.

Sedikut demi sedikit kendaraan mereka pun melaju kencang keluar dari pusat kota.

"Mawar, sebenarnya apa yang terjadi?, kenapa kamu nekat sekali kabur dari rumah orang tuamu?," tanya Geny sahabat mawar.

"Ceritanya panjang!," Mawar menarik nafas panjang sebelum melanjutkan ceritanya.

"Tuan Dave ingin menikahiku, tapi Aku menolaknyak," Mawar memandang keluar jendela.

"Apa?, Tuan Dave ingin menikahimu?. Tuan Arogant dan paling ditakuti itu?," Geny seketika mengurangi kecepatan laju kendaraanya.

"Iya. Tapi ini rahasia, jangan sampai bocor atau kamu beri tahu kepada teman-teman kita yang lain. Kamu harus janji padaku," Mawar menatap kearah Geny.

"Beres, tapi kenapa Tuan Dave ingin menikahimu?. Bukankah dia itu orang yang paling berkuasa dan paling kaya di Negara ini. Pasti dengan mudah dia bisa mendapatkan perempuan yang lebih cantik dan terkenal di bandingkan dirimu,"

"Pria mana sih yang tidak akan takluk dengan pesona seorang Mawar. Selevel Tuan Dave saja Aku tolak apa lagi yang lain," Mawar memaksa tersenyum kepada Geny karena ucapanya berbanding terbalik dengan kenyataan.

"Benar-benar, kamu itu luar biasa Mawar. Andai saja Aku yang ada di posisimu, tanpa berpikir panjang lagi pasti Aku mengiyakanya. Siapa sih yang tidak mau memiliki pendamping yang tampan, kaya dan paling tersohor di kota ini. Dan bila Aku menjadi istrinya semua perhiasan, baju bermarek dan mobil mewah yang selama ini Aku idam-idamkan akan Aku beli dan perlihatkan ke seluruh dunia," Geny tersenyum sambil Fokus mengendara.

"Tapi Apa kamu tidak takut memiliki suami seperti dia. Harta banyak tapi di memperlakukanmu seperti seorang budak di rumahnya?," tanya Mawar .

"Gak jadi ah!, Ngeri. Kenapa kamu tidak menjadikan si cupu itu saja sebagai penggantimu. Dan bila Tuan Dave menikah dengan si Cupu itu otomatis Tuan Dave akan membawanya pergi dan kamu bisa hidup tenang tanpa ganguan darinya lagi," saran Geny pada Mawar.

"Good idea!, baiklah, nanti Aku kirim pesan singkat untuk ibu supaya si Cupu itu yang datang menemui Tuan Dave biar Aku bisa bebas lagi dan menjalani hidupku seperti sebelum-sebelumnya," Mawar tertawa girang dengan ide cemerlang yang baru di ketemukan.