DUA ORANG ASING

"Kau masih virgin, Calista?", tanya Samuel menelisik wajah Calista yang tampak frustasi di bawah kungkungan tubuh atletis Samuel.

"Aku membutuhkanmu Sam. Lakukan! Aku ingin merasakan nya malam ini. Bantu aku melupakan masa lalu ku", ucap Calista memohon. Kedua matanya berkaca-kaca dan memerah.

"Aku tidak bisa...

"Akh–

"Shitt. Kenapa kau nekat Calista. Kau akan menyesali nya setelah ini". Samuel tidak bergerak sama sekali namun ia terkejut dengan tindakan Calista yang menghentakkan pinggulnya ke atas sambil menekan kuat pinggul Samuel.

Kini milik Samuel sudah menerobos masuk bersamaan dengan jeritan Calista.

Buliran-buliran bening menetes dengan sendirinya di pelupuk mata Calista. "Lakukan sekarang. Aku tidak akan menyesali nya. Itu yang aku butuhkan sekarang". Ucap Calista dengan suara lirih. Seperti sedang menyimpan kepedihan mendalam.

"Jangan salahkan aku, Cali. Kau yang nekat memintaku melakukan nya", ucap Samuel dengan suara serak. Bahkan gaun Calista pun belum terbuka. Hanya bagian bawah saja di naikkan Samuel beberapa saat yang lalu.

Begitupun celana panjang Samuel hanya menyembulkan miliknya saja.

"Ini pertama kali untuk mu, kau harus merasakan yang sesungguhnya. Aku tidak akan menyakitimu, Calista", ucap Samuel mengeluarkan miliknya dari inti Calista yang masih sangat sempit. Samuel melihat ujung miliknya terdapat darah. Calista meringis menahan perih di tubuh bagian bawahnya.

Samuel membuka celananya hingga boxer yang di pakainya. Begitupun kemeja nya ia lemparkan ke sembarang arah.

Samuel menarik tangan Calista agar berdiri di hadapannya. Tidak seperti tadi. Kali ini Calista sangat gugup ia berdiri dengan tubuh gemetaran.

Samuel melingkarkan tangannya ke leher Calista membuat pengait gaunnya. Gaun berbahan lembut itu langsung teronggok di antara kaki Calista. Samuel menatap manik bening Calista yang terlihat berkaca-kaca, bahkan rambut nya nampak kusut. Namun tak mengurangi kecantikan gadis itu.

Keduanya sudah dalam kondisi polos.

Samuel kembali merebahkan tubuh Calista.

Samuel me*umat bibir Calista dengan sangat lembut. Untuk yang pertama kalinya Calista merasakan ciuman Samuel begitu lembut layaknya seorang yang sangat mencintainya. Padahal kenyataannya mereka tidak memiliki hubungan apapun. Hingga malam ini Calista menyerahkan dirinya dengan suka rela pada laki-laki itu.

Seakan saling membutuhkan kehangatan, keduanya begitu menikmati pergumulan panas malam ini. Hingga inti Calista berkedut dan menghisap kuat milik Samuel. Calista menjerit sambil mencengkram kuat punggung Samuel yang mengeluarkan suara mengeram dan menekan miliknya hingga dalam. Samuel menyemburkan cairan hangat di pusat tubuh Calista. Bahkan ia melupakan pengaman.

*

Samuel memeluk leher Calista yang bersandar di dadanya. Tubuh ke duanya masih dalam keadaan polos. Hanya selimut tebal yang menutupi sebagian tubuh keduanya.

Jemari telunjuk Samuel menyentuh sayatan bekas operasi di dada atas Calista. Ketika bercinta beberapa saat yang lalu, Samuel sudah melihatnya. Namun dengan kondisi tubuhnya sedang bergairah tentu saja ia tidak akan menanyakan tanda itu.

"Kapan kau mendapatkan sayatan ini, hem?"

"Beberapa tahun yang lalu. Aku tidak ingin membahasnya. Aku ingin mendengar tentang mu saja", ucap Calista mengusap lengan Samuel.

"Aku Samuel Geraldo Abraham. Usia ku 35 tahun", jawab Samuel.

"Aku sudah tahu itu. Aku ingin tahu apa kau sudah memiliki pasangan? atau sudah menikah? atau bertunangan?", ucap Calista dengan hati-hati. Sejujurnya ia merasa sangat bersalah jika harus merusak hubungan seseorang. Artinya ia sama saja bajingan nya dengan Nathan atau wanita penggoda lainnya.

"Tidak. Kau tidak merusak hubungan siapa pun", jawab Samuel menegaskan seakan ia bisa membaca pikiran Calista.

Calista terdiam mendengar jawaban Samuel. "Kau tampan, sangat tampan malah. Kau juga mapan. Usia mu sudah matang kenapa kau belum menikah?"

"Pertanyaan mu tidak akan aku jawab sekarang, karena tidak masuk dalam hubungan seperti yang kita jalani saat ini. Aku tidak ingin membahasnya", tegas Samuel meniru ucapan Calista beberapa saat yang lalu.

Calista tersenyum mendengarnya. "Iya. Kita dua orang asing yang berakhir di tempat tidur".

"Apa kau menyesalinya?", tanya Samuel sambil mengusap lembut puncak dada Calista.

Calista menggelengkan kepalanya. "Aku yang memutuskan pada siapa akan memberikan keperawanan ku. Selama ini aku menjaganya dengan komitmen akan memberikan nya pada suami ku kelak. Tapi sejak beberapa tahun yang lalu aku memutuskan tidak mau berkomitmen. Aku tidak percaya dengan ikatan pernikahan. Menjalani hubungan dengan seseorang akan menjebak ku dalam kesulitan", tegas Calista.

"Kekasih ku mengkhianati ku empat tahun yang lalu. Aku melihatnya dengan mata kepala ku sendiri ia sedang berhubungan sek* dengan wanita lain di apartemen nya".

"Di hari yang sama aku melihat ayah ku melakukan hal yang sama dengan teman baik ku. Tapi pada akhirnya aku bisa menerima nya karena mereka memang saling mencintai dan sekarang ayahku bahagia dengan keluarga barunya. Mereka menetap di Swiss dan sudah memiliki dua anak. Adik-adik ku", ucap Calista tersenyum.

Samuel terdiam. Mencerna cerita Calista. Bisa di bayangkan hancur nya hati gadis itu. Di hari yang sama melihat perselingkuhan dua orang yang dicintainya.

Samuel terdiam. Tak berkomentar apapun namun ia berpikir.

"Apa Nathan, kekasih mu saat itu..?"

Calista bangun dan duduk di hadapan Samuel. "Iya. Aku sangat membencinya. Kami menjalin hubungan sangat lama, sembilan tahun. Saat aku duduk di bangku sekolah menengah atas. Sementara ia sudah kuliah tingkat awal. Aku tidak menyangka akan bertemu lagi dengan bajingan itu malam ini. Dan...ternyata ia sepupu mu".

...***...

To be continue

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***