Nanang bangun dan tak mendapat istrinya itu, tapi Sari datang membawa air putih.
"sudah jam berapa?" tanya pria itu sambil mengumpulkan nyawanya.
"sudah pukul sepuluh mas, apa mas mau mandi atau mau bagaimana?" tanya Sari.
"aku mandi dulu saja, tolong pinjam cas milik mu dong, ponselku mati sepertinya," kata Nanang.
beruntung ponselnya itu cocok dengan charger milik istrinya itu, meski ponsel dari Sari hanya ponsel China yang murah.
ya tahun segitu ponsel paling bagus adalah ponsel BlackBerry, tapi tak semua orang bisa memilikinya.
sari menunggu di belakang, setelah mandi Nanang nampak segar, dan langsung berdiri di samping Sari.
"sarapan apa dek?" tanya pria itu mengejutkan istrinya itu.
"hanya ada menu sederhana mas," jawab Sari.
"baiklah aku mau sarapan dong, lapar nih," kata Nanang.
Sari pun melayani suaminya itu, terlebih bapaknya juga baru datang dari sawah.
"loh mantu baru bangun, apa istirahat mu nyaman nak?" tanya pak Wasis pada Nanang.
"iya pak, Monggo sarapan," jawab Nanang.
"iya le, Sari kamu harus seperti ibumu yang sangat baik dalam melayani suami,jangan membuat suamimu marah, mengerti kan?" kata pak Wasis.
"inggeh pak, Sari paham dan akan mencontoh ibu dalam menjadi istri," jawab gadis itu.
kini Nanang semakin yakin jika sari di paksa menikah dengannya oleh bapaknya itu.
terlebih pria itu sangat tegas pada Sari meski ada dirinya disana, dan sari sebagai putri juga mengiyakan saja.
"saya yakin dia bisa menjadi istri yang baik, saya yakin itu pak jadi anda bisa tenang," kata Nanang yang menengahi agar istrinya itu tak sedih.
"terus sekarang kalian akan tinggal disini atau di rumah nak Nanang?" tanya pak Wasis.
"kami akan tinggal di rumah kami sendiri yang sudah di persiapkan oleh ayah, terlebih toko yang di berikan pada sari juga sudah di isi sebelum acara pernikahan," kata Nanang.
"baiklah kalau begitu, saya tak mengira jika besan sangat murah hati,maaf ya bapak tak bisa memberikan apa-apa padamu le," kata pak Wasis.
"kenapa bapak bilang begitu, padahal bapak sudah memberikan seorang istri yang begitu baik itu sudah cukup," kata Nanang.
"tuh denger ya Sari, jangan melakukan hal lain lagi mengerti, cukup fokus pada suami mu, dia itu pemuda yang ada sangat baik," kata pak Wasis.
mereka pun pulang ke rumah yang di maksud Nanang, terlebih dia tak nyaman jika harus tinggal bersama mertuanya.
tak lupa semua kado yang di dapatkan oleh mereka di bawa ke rumah baru mereka.
ternyata Yuni juga sudah mengantarkan semua hadiah yang di terima oleh keduanya saat acara di rumah kemarin.
"ya Tuhan kamu merepotkan ya mas, untung aku sayang kakak iparku jadi aku mau," kata Yuni.
"iya iya, maaf nanti dapat uang ongkos kok tenang saja," kata Nanang.
Yuni pun langsung tertawa saja, mereka pun langsung masuk kedalam rumah.
ternyata kado dari para tamu begitu banyak,bahkan kardus isi uang juga di bawa.
begitupun milik Sari, setelah menyatukan semuanya, Nanang pun memberikan uang dua ratus ribu rupiah pada adiknya.
"kakak ipar tolong buatin mie goreng dong, aku laper plus telur ya," kata Yuni yang sedang nonton tv.
"tapi aku belum belanja loh Yuni, mau masak apa?" tanya Sari yang bingung.
"tenang saja kakak ipar, ini kunci dari toko di depan rumah, ya ambil di sana saja, kamu mau tidak mas?" tanya Yuni yang menawarkan.
"boleh dong, tapi telur ceplok-nya harus sempurna," kata Nanang yang sedang bermain ponsel
"ya elah aku banting nih ponsel, heh kenapa teman mu menyebalkan begini, dasar para perempuan rempong," marah Yuni yang membaca isi chat grup BB itu.
"mereka hanya bercanda, sudah tak perlu di tanggapi, yang penting aku tak termakan ucapan mereka," kata Nanang santai.
Sari yang masuk kedalam toko kelontong itu kaget karena toko itu sangat lengkap.
semua sudah tersedia dan dia tinggal menjaga dan semua harga juga sudah di tulis di etalase kaca agar dia tak bingung.
"ya Allah..." kata Sari yang merasa bingung.
dia harus bersyukur atau harus sedih, dia yang sebenarnya masih ingin sekolah tapi terpaksa menikah.
tapi dia mendapatkan mertua yang begitu baik bahkan yang ingin dia tetap memiliki kegiatan di rumah.
dia pun mengambil mie tiga bungkus dan tiga telur, karena Yuni tadi datang bersama sepupunya.
Sari pun mulai membuat makanan pesanan dari Suaminya, tak butuh waktu lama, akhirnya semuanya matang dan sudah tersedia dengan sempurna.
"mas aku buka kado dari teman-teman ku ya," kata Sari.
"iya dek, kita harusnya mulai membuka semua hadiah, kamu duluan mas ingin makan ini dulu," kata Nanang.
Sari masih tak percaya jika rumah ini semua adalah rumah yang akan dia tempati bersama suaminya.
karena rumah ini sangat mewah terlebih rumah ini sangat dingin dengan cara pemilihan model dan keramik yang tepat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩIr⍺ Mυɳҽҽყ☪️ՇɧeeՐՏ🍻𝐙⃝🦜
Jika memungkinkan tidak tinggal satu rumah dengan mertua akan lebih baik.
2022-09-06
0