setelah makan, Nanang memilih bertukar pesan dengan teman-temannya, sedang Sari memilih membantu membuat kue untuk acara ngunduh mantu besok.
Nanang keluar rumah, ternyata tiga temannya itu datang ke rumah mertua Nanang.
"piye, sudah belah duren atau semongko? opo sek Abang opo putrh?" tanya Ripin menggoda temannya itu.
"lambe mu cok, sek akeh orang di rumah kamu gila kalau mikir gitu, ya kali aku telah duren sekarang," bantah Nanang.
"jangan bilang istrimu banyak panu dan kudis ya," bisik Arip karena salah mengira gadis yang di nikahi temannya itu.
"Iki dadakno Podo ae, sejak kapan onok arek ayu kudisen iku, jangan-jangan iku istri mu ya," kata Nanang tak terima mendengar ucapan Arip.
"cocot mu cok, bojo ku ayu," bantah Arip.
"ya sudah, sama saja, kalian kesini mau apa sih, jangan bikin onar, kalian tau gak ayah ku sudah marah kemarin karena kita ketahuan mabuk di saung," kata Nanang yang masih merinding membayangkan hal yang telah terjadi.
"iya Cok, aku teko omah di siram air got, gara-gara arek gendeng Iki," marah Fendi yang pasrah menerima nasib.
"ya maaf, aku juga di usir istriku gak boleh tidur di kamar gara-gara waktu itu, tapi kita semua sudah menikah, kamu kapan Fendi? dadi Joko Dewe Cok, Joko rak payu," kata Arip menggoda temannya itu.
"mben nikah lek wes gelem, sayang e tinggal nyari manten perempuan saja yang mau, ha-ha-ha," kata Fendi.
Sari keluar dengan kaos bermotif yang cukup ketat, hingga mencetak bentuk tubuhnya, dan menyuguhkan kopi pada Nanang dan teman-temannya.
penampilan dari bikin ketiga orang itu kaget dan melotot, pasalnya Sari memiliki bentuk tubuh terlalu sempurna untuk ukuran gadis desa.
"maaf mas, ini kopi dan kuenya, baru saja matang barusan, tolong di cicipi ya," kata Sari dengan sopan.
Fendi melihat Sari dengan tatapan yang begitu dalam, "heh, nguwasi opo peno, Iki istriku... kono cari sendiri," kata Nanang meraup wajah Fendi.
"alah cok, duduk ayahmu seng lamar awakmu juga gak akan mau, Yo kan dek?" kata Fendi kesal.
"mas kalau begitu saya permisi," kata Sari.
"heh... itu tadi Sari? bunga desa sini kan? seng nikah Karo awakmu bukan adiknya tha?" tanya Ripin tak percaya.
"ya itu Sari, makanya kalian bilang dia jelek itu yang mana?" tanya Nanang sombong.
"ternyata kita salah orang kayaknya, habis yang kemarin kita lihat itu siapa dong?" tanya Arip.
"gak itu tah?" tanya Ripin menunjuk pada seorang gadis.
"jangkrik, itu adiknya yang kelas dua SMP sekarang, kalian buta ya," kesal Nanang yang merasa di tipu oleh teman-temannya.
"lah Yo, berarti selama ini kami keliru ya, pantes kok ayah mu ngotot mau menikahkan mu dengan gadis kelas dua yang putus sekolah, ternyata anak pak Wasis seng paling ayu," puji Keduanya.
mendengar pujian dari kedua temannya itu, Nanang pun mulai merasa jika menikah dengan Sari tak buruk juga.
setelah sholat subuh, Sari masih di rias, sedang Nanang sedang tidur di samping Sari.
"mbak itu masnya gak di bangunin?" tanya penata rias manten.
"biarkan saja mbak, nanti saja jam enam baru di bangunin, kasihan semalam dia tidak tidur," jawab Sari.
"aduh mbak Sari ini terlalu baik ya, mas Nanang beruntung deh punya mbak Sari," kata penata rias itu.
akhirnya Sari sudah selesai mengenakan baju untuk ngunduh mantu.
Nanang juga sudah mengenakan jas yang makin menambah tubuh pria itu terlihat sangat tampan dan sempurna.
Sari dan Nanang sedang melakukan foto pengantin, tapi fotografer sedikit bingung karena sari yang nampak canggung.
"em... mas duduk saja ya, mbaknya ini berdiri terus peluk masnya," kata fotografer itu.
saat Sari memeluk pun dia belum sepenuhnya terlihat nyaman, akhirnya terpaksa sang fotografer meminta Sari yang duduk dan Nanang yang berdiri.
"ini kok pengantinnya canggung amat, apa perjodohan lagi?," gerutu fotografer itu.
"sudah selesaikan tugas mu, kamu gak tau itu putra juragan Wawan, jadi gak usah heboh deh," kesal penata riasitu
setelah selesai, Nanang sedikit kesal, karena fotografer itu terlalu banyak ikut campur, dan memandangnya dengan tatapan mata yang sulit di artikan.
"mas... sebaiknya anda fokus dengan pekerjaan anda, tak perlu berkomentar yang tidak di butuhkan," kata Nanang tak suka.
"sudah mas, jangan marah ini hari baik, terlebih kita mau ke rumah mas," kata Sari menenangkan istrinya.
Nanang pun minum terlebih dahulu, tak butuh waktu lama, rombongan pun mulai menuju ke rumah dari Nanang.
sesampainya di rumah itu, ternyata acara lebih mewah, dan Sari terus tersenyum.
setelah acara, dia juga belum makan karena masih melepas semua pernak-pernik dari hiasan yang dia pakai.
"mbak Sari?" panggil Yuni tersenyum melihat gadis itu.
"hai Yuni, kemarilah aku tak punya teman nih," kata Sari.
"ya Allah aku tak percaya jika sekarang kamu jadi kakak iparku, kamu sedih ya ... maaf ya," kata Yuni
"tidak kok, aku senang sekali, kenapa kamu minta maaf, padahal aku tak keberatan dengan pernikahan ini, terlebih sekarang kita semakin dekat," kata Sari memeluk sahabatnya itu.
inilah salah satu alasannya bagaimana bisa juragan Wawan bisa tau bagaimana sifat Sari.
gadis itu sering main ke rumah ini karena dia adalah sahabat dari putri juragan.
"ayo kita makan yuk, kamu mau bakso atau nasi goreng, atau gado-gado," tanya Yuni.
"tunggu sebentar, biar aku tanya mas Nanang dulu," kata Sari.
"buat apa cari pria itu, dia sudah makan bersama para sepupu, kamu saja yang belum, atau mau aku ambilkan," tawar Yuni.
"tidak usah, aku ambil sendiri, kebetulan aku belum menyapa ibu dengan puas tadi," kata Sari.
dia sekarang memakai kemeja yang cukup longgar dan juga memakai celana kain yang cukup longgar.
Sari langsung di peluk oleh mertuanya, pasalnya Sari sudah di anggap seperti putrinya sendiri.
"ibu... mbak Sari belum makan, biar kami makan dulu, habis putra mu itu gila, masak makan sendiri istrinya gak di ajak," kesal Yuni.
"aduh Yuni, kok ngomongnya begitu sih, bagaimana pun dia itu kakak mu loh," kata Bu Wiwit mendengar ucapan dari putrinya itu.
"loh kamu disini dek, ini aku bawa gado-gado untuk mu,ayo kita makan di kamar yuk," ajak Nanang.
"ah iya mas, kalau begitu saya pamit ya Bu, Yuni aku duluan ya," kata Sari yang memberikan kode.
"aku ikut, mas ambilin bakso dong, banyakin pentolnya ya," kata Yuni merebut nampan itu.
"kamu kok memerintah sih Yun," kesal Nanang.
"ibu.... mas Nanang gak mau bantuin Yuni..." kata gadis itu.
"aduh kamu ini le, ya tolong ambilkan saja toh ya tidak jauh, Yuni temani mbak ipar mu dulu gih," kata Bu Wiwit.
Nanang pun ingin memukul adiknya Yuni, "untung ada ibu, jika tidak beh... habis kamu," kesal Nanang.
tapi Yuni malah mengejek kakaknya itu dengan menjulurkan lidahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Xyylva Xyylva
kenapa novel nya gak ada terjemahannya thor...karena saya bukan orang jawa thor...jadi gak paham dengan ceritanya
2022-10-15
0
Linzyuu Quen Pioh
mff ya thorr,,,🙏 klw pke bahasa jawa aku tidak mengerti itu ceritanx apa,,
2022-10-12
0
🍭ͪ ͩͩAGENCY²ᵗʰ🍀☪️ Ira 𝐙⃝🦜
asalnya sahabat jadi ipar-an ya 😊
2022-09-02
0