Ujian Hari Ke-2

Feng Ni pun bertanya pada pelajar yang menubruk mereka,apa alasan bisa dikejar pelajar lain.

Dengan hati-hati tidak ingin berurusan sama pelajar lain,dia mengajak Feng Ni dan Fun Cin ke kedai terdekat sambil ceritakan duduk permasalahan.

.

Kedai teh

.

"Kenalkan, nama aku Ong Fei Hung dari kota Kenari," pelajar memperkenalkan diri sebelum berlanjut.

"Aku Apao, dan adikku Ahong." Fun Cin membalas perkenalan dengan nama identitas palsu selama ikut ujian.

"Senang bertemu kalian," Fei Hung menjabat tangan mereka. "Terima kasih juga sudah menolong aku " mata berkaca-kaca. "Kalian pesan apa yang kalian mau makan, aku traktir kalian sampai kenyang."

"Baik," jawab Fun Cin tidak tolak rezeki. "Pelayan!" tangan diangkat memanggil pelayan kedai yang mengantar pesanan di meja lain.

"Aku datang," jawab seraya pelayan kedai setelah letakkan pesanan pengunjung lain.

"Pesan sayur, daging, mantao, dan secawan arak," ucap Fun Cin memesan pesanan tanpa sungkan.

"Baik, akan aku bawakan segera," selesai mencatat pesanan.

"Tambah nasi atau mie juga," tambah Fei Hung.

"Oke!" segera pergi buat pesanan.

Sambil nunggu pesanan, Fei Hung mulai bercerita tentang dirinya dikejar.

"Aku tidak sengaja mendengar percakapan dia dengan seseorang di gerbang kota, orang itu memberikan secarik kertas dan dia memberi sejumlah uang," menjelaskan dengan ingatan yang terdengar saat lewat.

"Berarti dia melakukan kecurangan dengan membeli lembar jawaban," tambah Feng Ni dan diangguk Fei Hung.

"Mau jadi apa negara ini! Calon menteri seperti dia sudah harus diputuskan mata rantai penyebarannya dari awal." Fun Cin terbawa emosi tingkat tinggi.

"Tapi kita tidak bisa menghilangkan para koruptor," keluh Fei Hung hembus nafas berat.

Ujung mata Fun Cin melirik Feng Ni yang duduk disebelahnya. Bukan berarti koruptor tidak bisa terberantas dengan adanya anggota keluarga kerajaan yang mendengar semua keluh kesah rakyat secara langsung.

"Kamu lihat apa?" Fei Hung melihat Fun Cin dengan tatapan yang begitu banyak laporan untuk Feng Ni.

"Tidak ada. Itu makanan kita sudah datang," dalih Fun Cin, mengambil 2 pasang sumpit dalam tabung bambu.

Feng Ni sudah tau lirik Abang yang memintanya untuk menyikapi masalah dalam negerinya. Dia pun harus cepat menyikapi, dan cari jawaban untuk semua masalah.

Saat makan Fun Cin terlihat begitu menikmati setiap hidangan yang dipesan, tidak ada sikap atau sepatah kata menyambung ketika Fei Hung melanjutkan cerita.

"Jadi kalian juga harus waspada jika bertemu dia. Ancaman dia itu terlihat serius." Fei Hung menasehati kewaspadaan 2 abang beradik di depannya.

"Baik. Terima kasih," jawab Feng Ni paham niat baik pelajar di depannya.

Hidangan yang di makan habis pun dibayar Fei Hung sebagai wujud terima kasih. Walaupun bukan berada dari strata sosial bangsawan atau tinggi lainnya, tapi Fei Hung tau kapan harus royal untuk menjamu.

"Terima kasih sudah di traktir," ucap Fun Cin yang congkel gigi dengan batang rumput ilalang.

"Aku yang harusnya berterima kasih." Fei Hung merasa canggung, merapikan pakaian luar yang sudah rapi dari tadi.

"Kalau begitu kami izin pergi." Feng Ni berpamit.

"Iya, silahkan," ucap Fei Hung tangan menjulur persilahkan.

Mereka berpisah dengan arah beda. Dan akan bertemu esok hari untuk ujian lanjutan jika lolos seleksi.

Di penginapan Feng Ni langsung membahas masalah yang ada dengan Fun Cin yang notabene sudah pernah turun langsung berperang.

"Menurut Abang, kita ambil jalur ulur tarik benang akan menguntungkan, begitu kah?" tanya Feng Ni menuangkan air minum.

"Betul. Tikus jika mau langsung ditangkap akan sulit, dengan ada umpan makanan dalam perangkap, maka kita tidak usah capek-capek berburu mereka," jelas Fun Cin dengan perumpamaan dasar.

"Tapi begitu banyak koruptor yang akan ditangkap dengan cara sama, bukan kah akan membuat mereka tau apa yang sedang direncanakan." Feng Ni bertanya kembali.

"Beda lubuk beda ikannya pula. Begitu juga dengan mereka semua yang punya titik terlemah untuk kita manfaatkan," meneguk air tuangan Feng Ni.

"Saya paham.Terima kasih sudah membantu saya," ucap Feng Ni dan diangguk sang abang.

.

Esok harinya....

Fun Cin dan Feng Ni bersiap untuk ke istana ikuti ujian setelah dapat pemberitahuan mereka lolos tahap awal.

Tanpa senjata tajam rahasia yang bisa terselip saat pemeriksaan pengawas ujian, buat Fun Cin harus menaruh senjata khusus sebagai pengikat rambut.

"Kamu sudah selipkan benang sutera di ikat pinggang kan, Feng Ni ?" tanya Fun Cin ganti kain ikat rambut biasa.

"Sudah," merapikan ikat pinggang.

"Sekarang kita pergi. Dan kamu tidak boleh jauh dari aku lebih 1 meter," ucap Fun Cin merapikan pergelangan lengan baju.

"Baik," keluar bersama dengan sikap dingin seperti pendekar perang.

Sampai juga tujuan mereka di istana yang sedang memeriksa pelajar lain yang baris duluan datang.

Mata Fun Cin terlihat tajam waspada melihat orang disekitarnya, yang mungkin membahayakan nasib seorang putri.

"Maju kalian," pengawas memanggil giliran mereka untuk diperiksa.

Bungkusan alat tulis dalam kain itu diperiksa begitu juga tubuh yang diperiksa sekilas.

"Lewat," ucap pengawas usai periksa giliran mereka.

"Kamu tetap waspada," ucap pelan Fun Cin yang akan segera terpisah duduk.

"Baik."

Keduanya mengambil tempat duduk sesuai nomor acak yang diberikan pengawas saat periksa mereka.

Ke fokusan Fun Cin tidak lagi pada materi ujian, terlihat jelas matanya yang mengawasi keamanan sang adik dari kejauhan. Marabahaya yang tidak tau menahu kapan dimana mereka hadapi.

"Kertas lembar jawaban akan segera dibagi, tangan kalian letakkan di atas meja," ucap gelegar panitia ujian.

Semua peserta ujian menuruti apa arahan panitia, tidak berani menyentuh kuas tepat di samping kanan meja mereka semua.

Trong......

Gong dipukul setelah lembar pertanyaan terbagi semua. Semua peserta pun mulai megang kuas untuk tulis jawaban.

Saat semua sibuk fokus mengerjakan jawaban atas pertanyaan, mata Fun

Cin malah fokus ngawas Feng Ni.

Setiap ada gerak gerik aneh para peserta ujian, Fun Cin akan menyentil butiran pasir tepat pada bidikan anggota tubuh.

"Sisa waktu 45 menit lagi," peringatan panitia membalik jam pasir.

Semakin semua cepat memacu jawab, Fun Cin baru mulai jawab pertanyaan. Terlihat ketenangan Fun Cin menulis jawaban di kertas yang belum banyak terkotor tinta kuas.

Giliran Feng Ni yang selesai jawaban untuk waspada pada orang disekitarnya. Mata, telinga digunakan sebagai CCTV untuk gerakan mencurigakan.

"Kenapa pengawas itu berbisik?" tanya curiga dalam batin Feng Ni.

Bagaimana tidak dicurigai, awalnya keadaan para panitia begitu dingin berubah cari muka setelah dapat bisikan pengawas.

Beberapa menit kemudian,jawaban atas pertanyaan itu terjawab. Seseorang orang yang memiliki kewenangan berkuasa dalam ujian menaiki panggung tempat para panitia duduk mengawas.

"Berdiri!!" titah seorang panitia tidak peduli pada ketenangan fokus para peserta.

Semua berdiri tak terkecuali abang adik seperguruan.

"Dia!!!" gumam pelan Feng Ni mengenal jelas tamu pendatang naik panggung.-

Terpopuler

Comments

Miss comica(hiatus)

Miss comica(hiatus)

selalu semangat thor

2022-08-10

3

꧁𝙉Ⓐノ𝙎ム꧂💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

꧁𝙉Ⓐノ𝙎ム꧂💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

next

2022-08-09

1

ρυят•💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

ρυят•💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

neks

2022-08-09

1

lihat semua
Episodes
1 Xiao Feng Ni
2 Labirin
3 Air Terjun 7 Tusukan Setan
4 Raja Iblis Bangun
5 Energi Besar
6 Naga Emas
7 Pertemuan 4 Murid
8 Guru Yang Beruntung
9 Kasim Kim
10 Pangeran ke-5
11 Ranjau
12 Ujian Negara
13 Ujian Hari Ke-2
14 Siapa Paman?
15 Terowongan Rahasia
16 Racun
17 Petisi
18 Pertarungan
19 Gagal Performa
20 Pejabat Lim
21 Bom
22 Kim Long
23 Manusia Vampire
24 bab 24
25 Rumah Mawar
26 Para Informan
27 Bab 27
28 Siapa??
29 Bab 29
30 Makhluk Spiritual
31 Bab 31
32 Cermin Cahaya
33 Kisah Leluhur Naga
34 Rumah Baru
35 Hantu
36 Istana
37 Jalan Setapak
38 Do Mo Cien
39 Ranjau
40 Pungli
41 Istana
42 Pangeran Mahkota Mangkat
43 Berpencar
44 Ratu Bidadari
45 Fenomena Alam
46 Rasa Sakit
47 Dimensi Yin Yang
48 Ibukota
49 Berkumpul
50 Suara Burung Hantu
51 Tikus
52 Serangan
53 Aula
54 Reunian
55 Roda takdir
56 Perumpamaan capung
57 Disekap
58 Bab 58. Kepompong
59 Bab 59 Keadaan para selir
60 Bab 60. Niat Buruk Adik Tiri
61 Bab 61. Jaring Laba-laba
62 Kasus 20 Tahun Lalu
63 Kultivasi Baru
64 Bab 64. 3 Siluman
65 Bab 65. Fitnah
66 Bab 66. Penghasut
67 Bab 67. Kandang Kerbau
68 Bab 68. Desa Janda
69 Bab 69 Rindu
70 Bab 70. Air Rendaman
71 Bab 71. Monyet Ngeselin
72 Bab 72. Tikus
73 Bab 73. Nasihat
74 Bab 74. Sidang Tertutup
75 Bab 73. Naga Emas Kejam
76 Bab 74. Wayang Potehi
77 Bab 77. Berita Gembira
78 Bab 78. Perpisahan
79 Bab 79. Kabar Bahagia
80 Bab 80. Masakan Feng Ni
81 Bab 81. Kota Iblis
82 Bab 82. Raja baru
83 Bab 83 Munculnya benda sakti
84 Bab 84. Formasi bintang
85 Bab 85. San Wu Fa
86 Bab 86. Kiamat zaman
87 Bab 87. Hancurnya kerajaan Semanggi
88 Bab 88. Kerajaan Baru
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Xiao Feng Ni
2
Labirin
3
Air Terjun 7 Tusukan Setan
4
Raja Iblis Bangun
5
Energi Besar
6
Naga Emas
7
Pertemuan 4 Murid
8
Guru Yang Beruntung
9
Kasim Kim
10
Pangeran ke-5
11
Ranjau
12
Ujian Negara
13
Ujian Hari Ke-2
14
Siapa Paman?
15
Terowongan Rahasia
16
Racun
17
Petisi
18
Pertarungan
19
Gagal Performa
20
Pejabat Lim
21
Bom
22
Kim Long
23
Manusia Vampire
24
bab 24
25
Rumah Mawar
26
Para Informan
27
Bab 27
28
Siapa??
29
Bab 29
30
Makhluk Spiritual
31
Bab 31
32
Cermin Cahaya
33
Kisah Leluhur Naga
34
Rumah Baru
35
Hantu
36
Istana
37
Jalan Setapak
38
Do Mo Cien
39
Ranjau
40
Pungli
41
Istana
42
Pangeran Mahkota Mangkat
43
Berpencar
44
Ratu Bidadari
45
Fenomena Alam
46
Rasa Sakit
47
Dimensi Yin Yang
48
Ibukota
49
Berkumpul
50
Suara Burung Hantu
51
Tikus
52
Serangan
53
Aula
54
Reunian
55
Roda takdir
56
Perumpamaan capung
57
Disekap
58
Bab 58. Kepompong
59
Bab 59 Keadaan para selir
60
Bab 60. Niat Buruk Adik Tiri
61
Bab 61. Jaring Laba-laba
62
Kasus 20 Tahun Lalu
63
Kultivasi Baru
64
Bab 64. 3 Siluman
65
Bab 65. Fitnah
66
Bab 66. Penghasut
67
Bab 67. Kandang Kerbau
68
Bab 68. Desa Janda
69
Bab 69 Rindu
70
Bab 70. Air Rendaman
71
Bab 71. Monyet Ngeselin
72
Bab 72. Tikus
73
Bab 73. Nasihat
74
Bab 74. Sidang Tertutup
75
Bab 73. Naga Emas Kejam
76
Bab 74. Wayang Potehi
77
Bab 77. Berita Gembira
78
Bab 78. Perpisahan
79
Bab 79. Kabar Bahagia
80
Bab 80. Masakan Feng Ni
81
Bab 81. Kota Iblis
82
Bab 82. Raja baru
83
Bab 83 Munculnya benda sakti
84
Bab 84. Formasi bintang
85
Bab 85. San Wu Fa
86
Bab 86. Kiamat zaman
87
Bab 87. Hancurnya kerajaan Semanggi
88
Bab 88. Kerajaan Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!