Kasim Kim

Sinar matahari kian menyengat mereka berlima yang duduk bertapa di lapangan terbuka. Cucuran keringat halus mulai membasahi wajah hingga tubuh lainnya.

Tiba-tiba ada seorang pria kerajaan yang datang mencari Feng Ni untuk disampaikan sesuatu hal penting.

Dilihatnya wajah Feng Ni yang konsentrasi meski berpeluh keringat bersama temannya yang lain.

Pria kerajaan itu berjalan mondar-mandir menunggu tuan putri kerajaannya selesai dengan kegiatan konyol tersebut.

"Uhh... Kalau begini, bisa-bisa aku dihukum penggal sama paduka raja," keluh pria istana berpakaian kasim, sambil usap lehernya yang utuh.

Dari posisi berdiri, berjalan kayak setrika, sampai duduk pria tadi terus memperhatikan wajah Feng Ni, berharap akan selesai dari tapa brata yang entah sejak kapan dimulai.

Huufff.....

Helaan nafas kasar dan teramat berat terdengar lumayan mengusik para pertapa.

Bapao yang susah untuk mendapatkan konsentrasi, terhenti untuk lanjut meditasi. Dia pun mempertanyakan alasan seorang kasim datang dengan rasa panik.

"Kapan tuan putri akan selesai?" tanya pria kerajaan ke Bapao.

"Tergantung mereka," pria gemuk mengangkat bahu, sambil tuang secawan air untuk tamu.

"Apa tidak bisa dipercepat!" tanya pria kerajaan.

"Tergantung mereka," jawaban yang sama oleh pria gemuk. "Sebenarnya anda perlu penting apa sama Feng Ni?" berbalik nanya.

"Jaga tutur katamu! Jangan tidak sopan!" marah tuding pria kerajaan akan kekurang ajaran pria gemuk.

Pria gemuk secepatnya menutup mulut dengan kedua telapak tangan.

Satu lagi murid So Po Ta yang menyudahi meditasi, karena suara pria kerajaan yang marah.

"Kasim Kim," sapa pemuda ikut hampiri kumpulan.

Pria kerajaan menatap sinis ke arah Da Min, karena bukan berharap orang lain mengakhiri meditasi.

"Apa gerangan anda begitu ada waktu datang kemari?" tanya basa basi si pemuda, ambil posisi duduk sambil pria gemuk yang menghadap tamu mereka.

"Kalian pikir aku orang santai tidak punya kegiatan seperti kalian?" menunjuk 2 pria di depannya. "Aku kemari karena mengemban hal penting dari yang mulia paduka raja," tangan jempol menunjuk ke langit secara hormat.

Da Min dan Bapao mendengar tertegun diam akan omongan orang kerajaan yang berfilsafat dalam.

"Asal kalian tau. Kalau putri akan segera dinobatkan sebagai Puteri mahkota, jadi kalian tidak boleh berlaku kurang ajar!" pria kerajaan memperjelas status Feng Ni. "Terutama kamu" menunjuk pria gemuk.

"Aku??" pria gemuk menunjuk dirinya sendiri.

"Ya. Kalian semua harus menghormati tuan putri. Karena beliau adalah tuan putri agung yang kami junjung," pria kerajaan menyanjung tinggi.

"Baik-baik," jawab pemuda sudah bertekak sama orang kerajaan.

Sambil menunggu yang lain usai meditasi, pria gemuk membawakan cemilan peneman teh.

Lebih 4 jam mungkin pria kerajaan itu menunggu Feng Ni yang masih duduk meditasi, sedangkan yang lain sudah kelar.

"Kenapa tuan putri belum selesai ?" tanya pria kerajaan ke murid tertua.

"Mungkin sedang menetralkan aura," jawab tegas Fun Cin.

"Bisa jadi berminggu-minggu baru selesai" celetuk tambah Ling Ling merenggangkan otot bahu.

"Apa!! Kalian berani sekali menyiksa tuan putri. Kejadian hari ini akan aku laporan begitu sampai istana," pria kerajaan terkejut dan mengancam mereka yang berani kurang ajar.

"Lebih baik tinggal dia!" bisik pemuda pada Ling Ling.

Da Min, Ling Ling dan Bapao berjalan mundur perlahan tinggalkan pria kerajaan yang bakal berhadapan dengan orang yang tidak boleh terusik pula (Fun Cin).

Fun Cin terlihat diam dan sabar, tapi begitu meletup marah maka orang yang ngusik tidak diberi ampun dengan cepat.

"Kita tunggu saja disini!" ucap pemuda sembunyi di balik pohon besar.

"Mmm," dehem kedua saudara yang ngangguk.

Menunggu pria kerajaan memancing alligator di sungai berkeruh, mereka bertiga terus mengendap saksikan tontonan live streaming.

Plak...Plukk....

Hari yang mulai gelap mengundang banyak serangga penghisap darah darah pembuat onar. Mereka bertiga memukul setiap serangga yang mendekati tempat bersembunyi.

"Kok, abang belum angkat bicara? " tanya pria gemuk sambil garuk-garuk tengkuk habis kena sengatan penghisap darah.

"Habis bertapa jadi emosi terkontrol," asal jawab Ling Ling mengejar serangga yang terbang dengan bola mata.

"Kita hampir lupa," celetuk pemuda, menekan bahu saudaranya.

"Apa?" serentak tanya.

"Kamu belum siapkan makan malam," menunjuk pria gemuk. "Kamu belum menyimpan daun herbal," menunjuk Ling Ling.

"Oh iya," Keduanya menepuk jidat,dan bubarkan pengintaian.

Aksi nguping berakhir dengan melanjutkan tugas mereka. Tapi begitu hampir sampai di titik tujuan masingmasing, terdengar meja kayu yang dipukul keras.

Ketiganya kembali berkumpul di balik pohon besar, untuk melihat apa yang terjadi.

"Kalian para pejabat yang hanya tau cari muka dengan tujuan segala macam. Jangan pikir kalau tuan putri tidak tau siapa yang berkedok dua di mukanya," ucap sadis Fun Cin mengkick .

Kegeraman marah Fun Cin yang ditunggu beberapa jam akhirnya muncul. Tontonan yang menarik bagi 3 saudara lainnya lupa untuk lakukan tugas penting mereka.

"Sekarang lihat muka Kasim itu. Tadi begitu nyolot, sekarang menciut," cibik pemuda menertawakan tamu.

Ketiganya tersenyum sungging semeringah lihat aksi abang perguruan menghukum tamu mereka.

Diam-diam mereka bertiga seolah ada di sana untuk semangati sang abang yang beradu mulut.

"Ayo, bungkam dia bang!" seru pelan Ling Ling tangan mempraktekkan pukulan.

Keseruan Fun Cin memarahi pria kerajaan, meningkatkan semangat 3 saudara lain untuk provokasi.

"Ehemmm...."

Suara seseorang muncul mengakhiri provokasi tidak terhirau mereka bertiga yang seru-seruan.

"Pasti Abang akan menang," ucap pria gemuk tidak sadar sedang dicolek punggung oleh seseorang.

"Tentu saja," jawab Ling Ling, tercolek orang sama.

"Mmm..." dehem berat orang di belakang mereka bertiga.

Da Min menoleh ke belakang, dan buat dia tertegun sambil menarik kedua lengan baju saudara.

"Kalian berbalik," gumam pemuda yang dipelototi duplikat guru.

"Ada apa?" tanya lembut Ling Ling masih asik simak adu mulut.

"Balik saja," gumam pemuda dengan suara tertekan dan penekanan.

Ling Ling pun menoleh setengah, dan betapa terkejutnya dia juga.

"Pao..." Ling Ling memanggil halus saudaranya satunya lagi yang fokus nonton.

"Lihat!! Kasim itu tidak bisa balas jawab," jawab pria gemuk sambil menoleh.

"Senang?" tanya sindir duplikat guru berkacak pinggang.

"Gu-ru," sapa pria gemuk, menggaruk tangan habis diisap serangga.

"Tugas kalian sudah selesai, ha!" duplikat guru menjewer satu persatu telinga 3 murid usil.

"Be-lum," serentak jawab gagap.

"Tunggu apa lagi, ha!!" duplikat membentak.

Ketiganya bubar kocar-kacir barisan persembunyian, tidak lagi dapat mengetahui akhir final perdebatan.

Untuk menenangkan keadaan, naga emas yang nyamar mendamaikan kedua peseteru.

Sekilas jentikan jari membuat keduanya mematung diam.

"Ini bukan tempat untuk aju argumen. Bukan pula tempat untuk berkoak-koak," ucap duplikat guru menatap tajam keduanya yang patung.

Setelah selesai diceramahi, naga emas pun mengembalikan seperti semula. Dan menyudahi Feng Ni yang terhanyut dalam meditasi.

Mata Feng Ni berbinar kaca-kaca saat mata terbuka langsung lihat duplikat gurunya. Untuk meredakan efek itu, ia mengucek pelan-pelan kedua matanya.

"Kenapa Sen Long menampakkan wujud?" gumamnya bertanya sambil berjalan dekati duplikat gurunya

Hal itu hanya bisa terlihat Feng Ni seorang, tidak dengan orang lain yang tidak diberi kesempatan.

Jalannya semakin cepat untuk dengarkan apa yang akan disampaikan oleh pria kerajaan.

"Apa yang terjadi dalam istana?" batin Feng Ni pun bertanya-tanya.

Terpopuler

Comments

TK

TK

👍✍️✍️

2022-08-24

1

Miss comica(hiatus)

Miss comica(hiatus)

saling semangat thor

2022-08-07

5

ρυят•💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

ρυят•💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

neks

2022-08-06

0

lihat semua
Episodes
1 Xiao Feng Ni
2 Labirin
3 Air Terjun 7 Tusukan Setan
4 Raja Iblis Bangun
5 Energi Besar
6 Naga Emas
7 Pertemuan 4 Murid
8 Guru Yang Beruntung
9 Kasim Kim
10 Pangeran ke-5
11 Ranjau
12 Ujian Negara
13 Ujian Hari Ke-2
14 Siapa Paman?
15 Terowongan Rahasia
16 Racun
17 Petisi
18 Pertarungan
19 Gagal Performa
20 Pejabat Lim
21 Bom
22 Kim Long
23 Manusia Vampire
24 bab 24
25 Rumah Mawar
26 Para Informan
27 Bab 27
28 Siapa??
29 Bab 29
30 Makhluk Spiritual
31 Bab 31
32 Cermin Cahaya
33 Kisah Leluhur Naga
34 Rumah Baru
35 Hantu
36 Istana
37 Jalan Setapak
38 Do Mo Cien
39 Ranjau
40 Pungli
41 Istana
42 Pangeran Mahkota Mangkat
43 Berpencar
44 Ratu Bidadari
45 Fenomena Alam
46 Rasa Sakit
47 Dimensi Yin Yang
48 Ibukota
49 Berkumpul
50 Suara Burung Hantu
51 Tikus
52 Serangan
53 Aula
54 Reunian
55 Roda takdir
56 Perumpamaan capung
57 Disekap
58 Bab 58. Kepompong
59 Bab 59 Keadaan para selir
60 Bab 60. Niat Buruk Adik Tiri
61 Bab 61. Jaring Laba-laba
62 Kasus 20 Tahun Lalu
63 Kultivasi Baru
64 Bab 64. 3 Siluman
65 Bab 65. Fitnah
66 Bab 66. Penghasut
67 Bab 67. Kandang Kerbau
68 Bab 68. Desa Janda
69 Bab 69 Rindu
70 Bab 70. Air Rendaman
71 Bab 71. Monyet Ngeselin
72 Bab 72. Tikus
73 Bab 73. Nasihat
74 Bab 74. Sidang Tertutup
75 Bab 73. Naga Emas Kejam
76 Bab 74. Wayang Potehi
77 Bab 77. Berita Gembira
78 Bab 78. Perpisahan
79 Bab 79. Kabar Bahagia
80 Bab 80. Masakan Feng Ni
81 Bab 81. Kota Iblis
82 Bab 82. Raja baru
83 Bab 83 Munculnya benda sakti
84 Bab 84. Formasi bintang
85 Bab 85. San Wu Fa
86 Bab 86. Kiamat zaman
87 Bab 87. Hancurnya kerajaan Semanggi
88 Bab 88. Kerajaan Baru
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Xiao Feng Ni
2
Labirin
3
Air Terjun 7 Tusukan Setan
4
Raja Iblis Bangun
5
Energi Besar
6
Naga Emas
7
Pertemuan 4 Murid
8
Guru Yang Beruntung
9
Kasim Kim
10
Pangeran ke-5
11
Ranjau
12
Ujian Negara
13
Ujian Hari Ke-2
14
Siapa Paman?
15
Terowongan Rahasia
16
Racun
17
Petisi
18
Pertarungan
19
Gagal Performa
20
Pejabat Lim
21
Bom
22
Kim Long
23
Manusia Vampire
24
bab 24
25
Rumah Mawar
26
Para Informan
27
Bab 27
28
Siapa??
29
Bab 29
30
Makhluk Spiritual
31
Bab 31
32
Cermin Cahaya
33
Kisah Leluhur Naga
34
Rumah Baru
35
Hantu
36
Istana
37
Jalan Setapak
38
Do Mo Cien
39
Ranjau
40
Pungli
41
Istana
42
Pangeran Mahkota Mangkat
43
Berpencar
44
Ratu Bidadari
45
Fenomena Alam
46
Rasa Sakit
47
Dimensi Yin Yang
48
Ibukota
49
Berkumpul
50
Suara Burung Hantu
51
Tikus
52
Serangan
53
Aula
54
Reunian
55
Roda takdir
56
Perumpamaan capung
57
Disekap
58
Bab 58. Kepompong
59
Bab 59 Keadaan para selir
60
Bab 60. Niat Buruk Adik Tiri
61
Bab 61. Jaring Laba-laba
62
Kasus 20 Tahun Lalu
63
Kultivasi Baru
64
Bab 64. 3 Siluman
65
Bab 65. Fitnah
66
Bab 66. Penghasut
67
Bab 67. Kandang Kerbau
68
Bab 68. Desa Janda
69
Bab 69 Rindu
70
Bab 70. Air Rendaman
71
Bab 71. Monyet Ngeselin
72
Bab 72. Tikus
73
Bab 73. Nasihat
74
Bab 74. Sidang Tertutup
75
Bab 73. Naga Emas Kejam
76
Bab 74. Wayang Potehi
77
Bab 77. Berita Gembira
78
Bab 78. Perpisahan
79
Bab 79. Kabar Bahagia
80
Bab 80. Masakan Feng Ni
81
Bab 81. Kota Iblis
82
Bab 82. Raja baru
83
Bab 83 Munculnya benda sakti
84
Bab 84. Formasi bintang
85
Bab 85. San Wu Fa
86
Bab 86. Kiamat zaman
87
Bab 87. Hancurnya kerajaan Semanggi
88
Bab 88. Kerajaan Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!