Dia berhasil lolos dari rintangan labirin kedua tanpa mempergunakan tenaga, cukup melihat kesempatan saat kelengahan binatang buas.
"Ternyata dalam satu raga ada tiga pikiran, bisa buat keresahan tingkat tinggi," gumam Feng Ni terus berjalan lurus cepat.
Dari rintangan tadi, dia mendapat pelajaran baru yang penting, akan pentingnya konsentrasi saat ambil keputusan dalam kondisi kejepit.
Kaki berpijak sampai di labirin ketiga. Labirin yang mempertemukan Xiao Feng Ni sama penjaga bertubuh ginger (raksasa).
"Hei.. Manusia kerdil!!. Berani kau mengusik wilayahku!" gelegar suara raksasa mata satu, menarik naik ujung kerah baju hanfu Xiao Feng Ni. Tubuh Feng Ni terangkat melayang tinggi dari dasar tanah.
"Maaf. Bukan maksud saya untuk melintas dan tidak sengaja telah mengusik," jawab Feng Ni melihat jarak tanah dengan tubuhnya sekarang telah sekitar tiga meteran.
"Kau telah datang sendiri ke sini. Berarti kau santapan makan siangku," ucap raksasa mata satu," mencengkeram erat tubuh Feng Ni dalam genggamannya.
Feng Ni punya ide untuk lawan raksasa mata satu itu tanpa kekerasan. "Dari pada anda makan saya yang bertubuh kecil, lebih baik bagaimana jika mencari makanan yang lebih besar, bisa buat kenyang serta lezat, m" usulnya, meronta dalam genggaman raksasa mata satu.
"Hahaha... Kau pikir aku bisa kau bohongi, heng!!" tawa raksasa makin kencangkan cengkraman. "Ku ingatkan! Semua yang ada di hutan ini sudah habis ku makan!" hardik peringatan raksasa.
"Apa!! Sudah dimakan habis??" kaget batin Feng Ni.
Dalam kaget, dia teringat ada binatang lumayan besar, besar dari tubuhnya yang baru empat puluh lima kilogram. Yaitu binatang buas yang telah ia berhasil nyalip lolos.
"Masih ada satu," seru Feng Ni menatap mata raksasa.
"Ada lagi? Jangan bohong kau!!" raksasa mata satu tidak serta merta begitu saja percaya pada ucapan mangsa.
"Saya putri kerajaan Semangi tidak mungkin berbohong."
"Cepat katakan dimana makan siangku yang besar," air liur raksasa mengalir keluar dari ujung bibir.
"Di sana....!" tunjuk Feng Ni dengan kepala dan mulut monyong ke sebelah kiri.
Raksasa tergiur dengan pancingan omongan Feng Ni. Dia meletakkan Feng Ni pada pucuk pohon jati, yang dijadikan payung pelindung terik matahari saat tidur .
"Kau tetap di sini!!" hardik raksasa mata satu tinggalkan Feng Ni di pucuk pohon jati.
"Iya, iya, " angguknya.
Raksasa berjalan tinggalkan Feng Ni di atas pohon tinggi enam meter. Langkah tapakan kaki raksasa itu teramat berat dan bergempa guncang tanah yang dipijak.
Bam... Bam....Bam.....
Guncangan tapak kaki raksasa terasa hingga pucuk pohon jati. Membuat Feng Ni goyah berdiri untuk meloloskan diri.
"Sampai kapan saya baru bisa turun?" tanyanya berpegang kuat pada ranting pohon.
Raksasa berjalan sudah mulai jauh, Feng Ni pun berusaha terjun bebas untuk turun. Dengan jubah hanfu terluar, dia jadikan parasut untuk terjun. Posisi yang telah ia perhitungkan, Feng Ni pun melompat turun. Tangan dan kaki terbentang lebar dengan ikatan ujung hanfu.
Gayanya seperti tupai yang sedang terbang ringan tertiup angin sebagai tenaga hidrolik.
Swing......Swing .....
Ini pengalaman Xiao Feng Ni dapat terbang dalam ketinggian enam meter, selamat mendarat berpijak tanah.
"Harus cepat pergi sebelum ditahan," ucapnya sambil rapikan kembali jubah hanfu.
Dia berlari cepat melalui jalan kecil yang tidak bisa dilalui raksasa. Tidak peduli rintangan apa yang ada di depan, dia tetap berpikir teguh untuk mencapai tujuan.
.
Dua hari kemudian, tanpa minum, makan dan istirahat, Feng Ni akhirnya berhasil tiba di air terjun tujuh tusukan setan. Tubuh yang lusuh, lemas itu jatuh terbaring dipinggiran batu air terjun tujuh tusukan setan.
Hihihi......Hihihi.....
Suara yang mengerikan itu bergema pada wilayah itu. Tubuh Feng Ni juga melayang, diputar, terus dilempar bagai ngoper bola .
"Kita punya mainan baru," seru suara bocah laki-laki tak berwujud pada temannya.
"Iya. Bosan main sama orang yang sok berani" tambah lagi suara bocah lainnya yang melempar tubuh Feng Ni.
"Lempar kemari oiii!!" seru suara lain untuk menangkap tubuh Feng Ni yang dijadikan mainan bocah tak berwujud.
Beberapa jam di waktu dunia itu,para bocah tak berwujud menghilang tak bersuara meninggalkan tubuh Feng Ni yang tertekuk kaya bola rotan di ujung air terjun tujuh tusukan setan.
Sangat cukup lama Feng Ni baru sadar dan mengetahui kondisi tubuh terkunci dalam bentuk bola.
"Ini pasti kerjaan makhluk penunggu," ucap Feng Ni melemaskan otot-otot persendian yang ditekuk.
Krettt..
Satu persatu persendian yang telah kembali semula berbunyi nyaring. Disadari telah berada tempat yang benar,dia pun masuk ke dalam kolam dimana air terjun itu jatuh dari tempat yang curam di atas.
Huufff....Terasa berat serta panjang tarikan nafas dia ketika ujung jari ibu kaki kanan menyentuh air terjun yang penuhi kolam.
Dikira air terjun itu dingin yang extrim dengan suhu udara malam yang rendah, ternyata dugaannya jauh sekali dengan ekspektasi yang dirasakan.
Air terjun tujuh tusukan setan itu ternyata memang memiliki julukan yang cocok. Air yang jatuh dari tempat yang curam, memiliki suhu air mendidih seratus lima puluh derajat Celcius tanpa mengeluarkan uap saat dilihat kasat mata.
"Saya pasti bisa!" Feng Ni menyiapkan mental teguh untuk memasukkan kembali tiap jari kaki hingga ujung kepala dalam kolam.
Pelan-pelan Feng Ni masukkan anggota tubuh dalam kolam, lalu berjalan dekati jatuhnya air terjun untuk duduk bertapa di bawah jatuhan air.
Blurppp....Blurrpppppp.....
Begitu dia duduk di batu bawah terjunan air, mata air dari dasar kolam menambah sensasi yang extra extrim hot.
"Saya pasti bisa lalui." Feng Ni kembali fokus pada tujuan,dan mulai pejamkan mata rapat-rapat.
Pertapaan dia dimulai, dengan banyak cobaan lebih berat dari sebelumnya.
Bukan hanya raga saja yang di uji, pikiran dia juga sedang diuji pemilik air terjun tujuh tusukan setan.
Banyak yang mensugesti pikiran Feng Ni dengan 5 unsur (benci, cinta, dendam, serakah,bodoh). Tiga unsur sudah pasti akan amat menyulitkan dia.Karena saat ini,dia sedang menjalani dilema tersebut. Namun tidak mungkin pula dia yang telah satu tahun lebih jalani meditasi tidak dapat lewati rintangan itu.
Tiap-tiap akar kebencian, dendam serta cinta dimunculkan untuk menyiksa pikiran sampai sum-sum tulang.
Tidak hanya itu, raganya juga harus merasakan tusukan pedang kecil yang menyanyat terbang mengelilingi Feng Ni yang duduk bertapa di bawah air terjun.
Bukan namanya pula air terjun tujuh tusukan setan jika rintangan sedikit dan gampang. Setan, iblis, goblin, makhluk buas semua muncul terpancing akan keinginannya.
Satu persatu mengganggu keteguhan untuk membuat Feng Ni sama seperti yang lain, tewas tanpa mendapatkan apa-apa alias kosong.
Hihihi......Hahaha.... Rrrrgggg....Auuuu.......
Suara-suara yang menyuara di telinga, buat Feng Ni masuk ke dalam dunia halusinasi tingkat dewa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
El Nino
wahhh feng punya fobia
ketinggian gak ya, 3 meter
itu lumayan tinggi pakai banget lo
2022-09-22
2
El Nino
boleh koreksi sedikit
pada kata jepit
dalam situasi terjepit kayaknya lebih tepat ya daripada kejepit enak hahaha
2022-09-22
2
El Nino
satu raga tiga fikiran
itu mungkin sudah bekal manusia dari alam kelahiran ya,
kalau gak memahami memang bikin pusing
2022-09-22
2