Di Minggu pertama Sari membuat ulos, hanya 1 lembar yang bisa Sari selesaikan, Minggu ini Sari tidak ke pekan, Sari tidak mungkin menjual ulos hanya 1 lembar saja, untuk kebutuhan pokok masih ada sisa Minggu yang lalu. Sari masih pelan menenun nya, takut coraknya atau motifnya salah.
Setelah satu lembar ulos diselesaikan, kemudian Sari memperhatikan ulos yang ditenunnya, lumayan lah hasil dari seorang pemula, dan kini Sari sudah tahu triknya bagaimana agar lebih cepat lagi mengerjakan nya.
Lanjut ke ulos ke 2, dan dalam 2 hari, Sari bisa menyelesaikan nya, kemudian lanjut lagi ke ulos ketiga, dan dapat diselesaikan Sari tidak sampai 2 hari, hinggga pada hari pekan, Sari bisa menyelesaikan 4 lembar ulos, Sari pun bermaksud untuk menjualnya ke pengepul yang ada di kota.
Setelah dikumpulkan hasil dari menjual tangkapan ikan ayah, dalam satu Minggu ini, hampir setiap hari ayah lumayan tangkapan ikannya. Dan dikumpulkan uang dari hasil menenun dan penjualan tangkapan ikan ayah, lumayan sekali uang yang terkumpul.
Alex mempercayakan Sari untuk menyimpan baik baik uang itu, ayah hanya minta uang seperlunya untuk membeli rokok, dan minum di warung kopi, Alex bukan tipe yang keras merokok, rokok yang dibeli hari ini bisa untuk kebutuhan dalam 3 hari.
Sari tipe yang tidak suka boros, kalau pergi ke pekan, membeli keperluan seadanya saja, walaupun ditangan uang masih berlebih, Sari tidak pernah menghabiskannya selalu diusahakan nya untuk selalu berhemat dan menabung, walaupun Sari masih kelas 3 SD, Sari sudah pandai mengelola uang.
****
Sudah setahun ibu pergi meninggalkan suami dan anak anaknya, dan hampir setahun pula Sari menenun dan mengelola keuangan keluarga nya.
Karena Sari pandai berhemat dan menabung, kini tabungan yang sudah di kumpulkan nya dimaksudkannya untuk membeli kerbau, Sari berharap kerbau itu nantinya berkembang biak menjadi banyak, dan suatu saat nanti bisa di jual bila ada kebutuhan yang sangat mendesak.
Di suatu pagi Sari mengungkapkan keinginannya kepada Alex.
"Yah, kalau beli kerbau dimana yah?", tanya Sari ingin tahu.
"Untuk apa kamu membeli kerbau Sari?", tanya Alex masih bingung tentang keinginan aneh putrinya.
" Sari ada sisa dari hasil menenun, dan hasil menjual tangkapan ikan ayah. Sari bermaksud untuk membeli kerbau, agar nantinya kerbau itu dapat berkembang biak, dan apabila ada kebutuhan yang mendesak bisa menjual kerbau tersebut ayah", jelas Sari panjang lebar kepada Alex, sesungguhnya Sari berharap ayahnya menyetujui rencana nya ini.
"Berapa ekor kamu sanggup beli Sari?, harga kerbau itu sangat mahal tentunya", balas Alex kepada Sari.
"Sari mau membeli kerbau sepasang ayah, jantan dan betina tetapi Sari hanya sanggup beli yang anaknya saja" ucap Sari kepada Alex.
"Bagus sekali rencana mu itu, ayah setuju kalau begitu, nanti coba ayah tanya teman teman ayah, apakah ada yang mau menjual kerbaunya sepasang anakannya", jelas Alex pada Sari.
Setelah berhari hari mencari info tentang kerbau anakannya, akhirnya sepasang kerbau anakan telah jadi di beli Sari, Sari berucap kepada adik adiknya "Dek, kalian harus merawat anak kerbau ini sebaik baiknya, setiap pagi Siti dan Sita sebelum berangkat kesekolah harus terlebih dahulu mengantar anak kerbau ini ke lapangan untuk makan rumput, tambatkan saja ditempat yang teduh, nanti agak siang kakak datang untuk melihatnya.
Kakak berharap kerbau ini berkembang biak dan bertambah banyak, agar suatu saat nanti bisa dijual, apabila ada kebutuhan yang sangat mendesak" ucap Sari mencoba membagi tugas untuk adik adiknya, dan memang semua setuju dan tidak ada yang membantah.
Serentak adik adiknya menjawab "Iya kak", sambil manggut manggut.
Sari semakin gigih dalam mencari uang, sekarang Sari menenun bisa 4 lembar per minggu. Sari berharap kehidupan mereka bisa lebih baik lagi, dan orang orang tidak sepele terhadap keluarga mereka.
***
Di pagi hari yang cerah ketika Alex pulang dari danau, sambil menyerahkan hasil tangkapan ikannya kepada Sari.
Alex ingin mengatakan sesuatu kepada Sari, agak ragu ragu, bimbang dan takut nanti anak anaknya marah, tetapi Alex tetap ngotot ingin mengatakan sesuatu kepada Sari.
"Sari", ucap ayah pelan.
"Iya yah, ada apa", tanya Sari, sesungguhnya nya Sari mengetahui, kalau ayahnya seperti galau, bimbang, ingin bilang atau tidak.
"Ada sesuatu yang ingin saya sampaikan kepada kalian, tetapi karena adik adikmu Sekarang lagi pergi ke sekolah, sebaiknya kepada mu dulu ayah sampaikan berita ini, nanti kamu bisa menyampaikannya pelan pelan kepada adik adikmu.
"iya ayah, katakan saja", ucap Sari mendesak ayahnya karena Sari pun semakin penasaran atas sesuatu hal yang ingin disampaikan ayahnya.
Karena Sari pun mendesak terus ayahnya agar mau mengatakan sesuatu hal tersebut. Alex pun semakin berani untuk mengatakannya.
"Sari, ayah ingin menikah lagi, dan ayah berharap kalian mau menyetujuinya", ucap Alex mantap tanpa ragu ragu.
Sari terkejut, tidak menyangka ayahnya akan menikah secepat itu, sebenarnya Sari ingin ayahnya tidak menikah lagi, karena tidak mau punya ibu tiri.
"Harus kah ayah menikah?, tidak bisakah tidak menikah ayah", ucap Sari sambil menangis, kali ini Sari tidak menunjukkan sifat tegarnya, Sari hanya manusia biasa yang masih berumur 10tahun, Sari tidak sengaja menunjukkan sifat kekanakan nya, sambil menangis Sari berucap lagi "Jangan menikah lagi ayah, atau tidak bisakah ayah menikah setelah kami besar besar nanti?, apa yang kurang ayah, Sari bisa mencari uang", Sari terus saja menangis.
"Sari, ayah menikah, agar Sari bisa sekolah lagi, ayah kasihan melihat kamu membanting tulang, kalau ayah menikah, istri baru ayah, nantinya yang bekerja untuk menenun ulos" ucap Alex, terus memberi alasan, agar disetujui menikah.
Sari diam, agak ragu ia memikirkan alasan ayahnya, karena dalam bayangan Sari ibu tiri biasanya kejam, mana ada ibu tiri yang bisa menganggap orang lain seperti anak kandung nya sendiri, seperti dirinya dan adik adiknya kelak.
"Sari takut punya ibu tiri ayah", ucap Sari sedih.
"Coba nanti ayah bawa perempuan itu kerumah ini, kalian lah nanti yang menilai, kalian bisa juga menentang nya kalau kalian tidak setuju" ucap ayah kepada Sari.
"Baiklah ayah kalau begitu", ucap Sari lega.
***
Sore hari menjelang gelap, perempuan itu datang ke rumah untuk berkenalan dengan Sari dan adik adiknya.
tok..tok..tok..pintu diketuk, Alex langsung membukakan pintu, dan segera mempersilahkan perempuan itu masuk. Sari langsung menyalami dan memperkenalkan diri.
"Aku Sari Bu!", ucap Sari.
"Tiur" ucap perempuan yang bakal calon istri ayah.
Satu persatu adik adik Sari juga memperkenalkan diri. Karena sekarang adalah waktunya makan malam, Tiur ikut bareng makan bersama.
Dari cara makan dan berbicara nya Tiur sepertinya orang baik. 'Tetapi ini kan baru ketemu belum tentu sifatnya itu asli', bathin Sari dalam hati. Tiur banyak tersenyum, dan tidak banyak bicara, tetapi tetap saja Sari kurang setuju calon ayahnya, entah dimana kurangnya Sari tidak mengerti, bathin Sari seperti menolak.
Ketika selesai makan malam, Tiur ikut mengangkati piring ke dapur, segera Sari melarangnya "Tidak usah ibu ikut mengangkat piring piring kotor ini, ada aku dan adik adik yang akan mengangkat nya" ucap Sari kepada Tiur.
"Tidak apa apa kok" ucap Tiur
Tiba saatnya Tiur pulang ke rumahnya, Alex permisi untuk sebentar keluar mengantar Tiur hingga sampai ke rumah Tiur.
Sari bertanya kepada adik adiknya, bagaimana penilaian mereka tentang Tiur. Adik adiknya diam tidak bisa menjawab, malah mengatakan kalau Tiur orangnya seperti nya baik. Padahal Sari merasa bathinnya tidak cocok dengan Tiur.
Sari segera masuk ke kamar bermaksud untuk beristirahat dan segera tidur malam, sebelum tidur, Sari terlebih dulu berdoa, Dalam doanya Sari coba mengungkapkan perasaan ketidakcocokan nya terhadap Tiur, berharap agar Tuhan memberi petunjuk, supaya ayahnya berubah pikiran untuk menikahi Tiur.
Selesai berdoa Sari langsung tertidur lelap, Sari malas menunggui ayahnya, biarlah besok dibicarakan lagi mengenai Tiur. Kalau Sari belum tidur ketika Alex tiba, pasti Alex akan menanyakan lagi perihal mengenai Tiur. 'besok saja lah', bathin Sari dalam hati.
***
Benar saja, Alex sudah tidak sabar minta pendapat Sari perihal Tiur. Ketika Sari bangun pagi, hendak memasak sarapan maksud nya, dan kebetulan Alex juga mau menjaring ikan di danau.
Alex segera menghampiri Sari dan bertanya kepada Sari.
" Bagaimana Sari, kamu setuju kan, Tiur bakal menjadi ibu tiri mu?",
"Ayah, entah mengapa, bathin ku tidak cocok dengan nya, aku tidak setuju kalau Tiur akan jadi ibu tiriku.
"Sari, setuju atau tidak setuju, ayah tetap akan memilih Tiur sebagai ibu tiri kalian" ucap Alex keras.
Sari takut ayahnya marah dan Sari hanya diam saja. Sari mencoba membujuk ayahnya "Ayah, tidak bisa kah mencari perempuan lain saja?",
"Tidak bisa Sari", ucap Alex keras, dan menambahi "Ayah tetap mantap memilih Tiur sebagai ibu tiri kalian, hati ayah sudah cinta kepada Tiur, dan yang perlu kalian ketahui, ayah ingin menikah lagi, supaya ayah bisa mendapatkan anak laki laki sebagai penerus marga ayah, Seandainya mendiang ibu kalian tidak meninggal pun, kalau mendiang ibu kalian tidak punya keturunan anak laki laki, ayah tetap akan menikah lagi", ucap ayah dengan suara keras, suara Alex sampai membangunkan adik adik Sari,
dan mereka pun bergegas segera bangun dan melakukan aktifitas masing masing, belum pernah rasanya mereka mendengar suara bentakan ayahnya sekeras itu mereka jadi ketakutan, seketika Sari langsung menangis dan langsung pergi ke kamarnya. 'Tidak menyangka ayah tega membentaknya hanya karena perempuan yang baru dikenal ayah belum lama ini', bathin Sari bergejolak, secepat itukah ayahnya berubah, bagaimana kalau ayahnya sudah menikah nanti dengan Tiur, ayah pasti akan lebih memihak kepada Tiur dan tidak peduli lagi kepada anak anaknya.
Tetapi Sari tidak bisa membantah lagi, Sari pasrah kepada pilihan ayah nya, Sari hanya berdoa dan berharap mudah mudahan Sari salah menilai Tiur, mudah mudahan kenyataan nya Tiur memang perempuan yang baik hati, mau menganggap Sari dan adik adiknya seperti anak kandungnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments