Bersama Sky, Crystal berjalan sambil ngobrol masuk ke dalam gedung sekolah. Langkahnya terasa ringan dan senyum terus terukir di bibirnya.
"Ceria banget hari ini. Ada cerita apa?" tanya cowok cakep yang sudah dua tahun duduk dikelas yang sama dengannya.
"Sky, dengerin!" Crystal menarik bahu Sky dan berbisik, "Kak Tristan bolehin aku bikin party di ulang tahunku yang ke delapan belas."
"Wow! Are you sure?"
Crystal mengangguk-angguk, matanya berbinar dan senyumnya semakin lebar.
"Dimana?" tanya Sky.
"Kayanya sih dirumah, tapi aku masih bingung konsepnya. Gimana menurut kamu?"
"Serius?" tanya Sky lagi tak percaya.
Matanya ikut berbinar. "Jadi akhirnya kita bisa masuk kerumah kamu?" lanjut Sky antusias.
Crystal mengangguk sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal. Memang benar apa yang dikatakan Sky, selama ini memang dia tak pernah mengundang teman-temannya untuk datang kerumah.
"Yah, pokoknya aku sudah bilang ke Kak Tristan kalau mau adain pestanya dirumah saja. Mungkin outdoor party. Nah, kamu ada ide nggak temanya apaan?" tanya Crystal lagi. Saat ini langkah mereka sudah sampai di koridor sekolah menuju kelas mereka.
"Tema? Kaya dress code gitu?" Sky nampak berpikir.
Crystal mengangguk-angguk, rambutnya yang dikuncir satu ikut bergoyang-goyang.
"Gimana kalau kaya party-nya si Haryati waktu itu?" tanya Sky lagi.
Crystal mengerutkan kening, bibirnya mencebik.
"Aku kan nggak datang."
"Oh..., iya sih." Sky mengangguk-angguk, kembali memutar otak.
Walaupun Crystal anak yang aktif di kegiatan sekolah dan cukup populer di sekolah terutama kalangan cowok-cowok, Crystal termasuk jarang bergaul diluar sekolah.
Gadis itu selalu diantar jemput oleh Kakak dan supir pribadi. Tidak pernah mengundang teman-teman ke rumah, selalu bertemu di perpustakaan, cafe atau menyewa ruang belajar kalau mereka perlu belajar kelompok. Yang jelas kehidupan pribadi Crystal tertutup.
Melihat dari penampilannya sehari-hari, teman-teman sekolah hanya tahu kalau Crystal adalah anak orang kaya. Crystal diantar jemput mobil mewah, selalu menggunakan gadget terbaru, aksesories, sepatu dan tas mahal. Penampilannya benar-benar terjaga.
Tingkahnya dirumah berbeda jauh dengan saat disekolah. Dirumah dia berani melawan Tristan yang memanjakannya, tapi disekolah dia tak banyak tingkah. Satu-satunya sahabat adalah Sky.
Jarang yang mau berteman dengan Crystal karena dianggap terlalu kaku dan alim. Dia terlihat menyendiri, membaca atau asyik menggambar di iPad-nya. Bahkan tak akan bergaul kalau tak ada Sky. Itu pun karena Sky yang agresif dan selalu mengajaknya bergabung.
"Gimana kalau temanya cool girls?" Sky bertanya sambil tersenyum jahil.
Crystal cemberut dan mencubit sahabatnya itu.
"Sembarangan kamu!" katanya sambil melirik tajam.
Sky tertawa keras hingga membuat Kevin sang bintang basket tertarik untuk bergabung.
"Lagi ngomongin apa nih? Seru banget kayanya." Kevin langsung nangkring di meja Sky.
Matanya mengerling pada Crystal yang tersipu malu dibangkunya. Semua teman tahu kalau si Kevin ada hati pada Crystal, tapi tak pernah menyampaikannya.
Sebenarnya Sky agak tak suka dengan datangnya si Kevin. Tapi, bagaimana lagi? Mau tak mau, dia menjawab, "Crystal mau bikin party buat ulang tahunnya."
"O'ya?" seru Kevin, dia benar-benar tertarik.
Kevin memandang kearah Crystal yang menyibukkan diri dengan isi tasnya.
"Kapan?"
"Bulan depan." Sky yang menjawab untuk Crystal.
"That's nice." Kevin bertepuk tangan sambil meloncat dari bangku.
"GUYS!!!! Crystal mau adain birthday party." teriaknya pada siswa-siswa yang sudah banyak berkumpul dikelas.
"Kapan?" Teriak Wenas yang tak pernah mau ketinggalan acara. Dia penyuka party.
"Sebulan lagi!"
"Halaaaah... kirain besok." Wenas mencibir.
"Pokoknya semua harus datang! Ini birthday party terakhir sebelum kita lulus." Kevin mengompori teman-temannya.
Teman-teman sekelas Crystal serentak bertepuk tangan.
"Kamu suka bener deh Kev!"
"Let's go!"
"Iya. Kapan lagi kita gila-gilaan sebelum kuliah? Iya kan?"
Kelas makin riuh. Celetukan terdengar dari sana sini saling menimpali satu sama lain.
"Acaranya dimana Chryst?"
Suara lembut Cristine membuat Crystal kaget. Selama setahun terakhir satu kelas, baru pertama kali cewek keturunan bule ini mengajaknya bicara.
"Dimana acaranya?" tanyanya lagi. Dia menyandar di salah satu bangku didepan Crystal sambil memilin-milin rambutnya yang keemasan.
"Di rumah." Crystal menjawab dengan sedikit menunduk. Seketika merasa inferior. Rasa percaya berdirinya hanya saat dia dirumah. Tak pernah ikut terbawa ke sekolah.
Christine mengulum senyum, matanya menyipit seakan sedang memandang makhluk paling aneh didunia. Jaman now, birthday party dirumah? Sungguh lucu!
"Where's your home, by the way?"
"Rumah Keluarga Harrison." sahut Sky lantang hingga seisi ruangan mendengar. Dia tak suka pada pandangan menghina yang ditujukan pada sahabatnya.
"Hah?!!"
"Serius?"
"Yang bener aja?"
Crystal lagi-lagi menunduk, tak suka dengan perhatian yang mendadak tertuju padanya.
Sky mengangguk puas, dan menepuk bahu Crystal dengan bangga.
"Kalian baru tahu kalau Crystal itu keluarga Harrison?"
Kelas semakin tak terkendali, semua heboh berebut bicara.
"Harrison yang bisnisnya banyak itu?"
"Anak lelakinya masuk dalam daftar lima besar pengusaha muda sukses tahun ini."
"CEO-nya muda dan ganteng."
"Lah, bapakku bilang Tristan Harrison itu bakal jadi Warren Buffetnya Indonesia."
"Yes! Tristan Harrison."
"Kakakku sering membicarakannya. Muda, sukses, tampan dan single!"
"Hu-um, girls love him."
"Tristan is the heirs."
"Bener banget, dia belum punya pacar."
"Ya ampun! Kita akan bertemu dengan Tristan?"
Crystal memejamkan matanya saat teman-temannya membicarakan siapa Tristan Harrison. Tidak pernah sebelumnya dia membuka mulut pada siapa pun kalau Tristan adalah Kakaknya, kecuali Sky tentunya.
"Hey, Crystal... Apa kamu butuh bantuan untuk menyiapkan party?" Tiba-tiba saja Cristine sudah duduk di kursi sebelah Crystal dan merangkul bahunya.
Crystal terperangah saat berhadapan dengan mata biru Cristine yang mengerjap padanya. Senyumnya penuh kepalsuan.
Tepat sesuai perkiraannya, Crystal akan bisa dengan mudah berteman dengan siapa pun dikelasnya hanya dengan menyebut nama Tristan Harrison.
Biarlah untuk akhir-akhir masa SMA-nya saja, Crystal menerima semua kepalsuan ini. Ya. Hanya berteman untuk bersosialisasi. Bukan untuk bersahabat.
"EHEM!!!" Mr. John, guru Fisika, ternyata sudah berdiri di depan kelas dan mereka bahkan tak menyadari kalau bel sudah berbunyi sejak tadi.
"Kalian mau terus bergossip soal partynya Crystal atau saya pergi dan tidak mengajar hari ini?" tanya Mr. John sambil tangannya berkacak pinggang.
"YOU SHALL GO, SIR!!!! jawab anak-anak serempak.
Bibir Mr. John yang tadinya sedikit tersenyum berubah menjadi merengut.
"OK, I'll go. Sebagai gantinya, kerjakan 50 soal ini! Dan due date-nya adalah today jam tiga sore. Yang tidak mengumpulkan, tidak boleh mengikuti darmawisata akhir tahun." ancam Mr. John.
"NOOOOO!!!"
"Baiklah. Anda bisa mulai pelajaran sekarang, Sir. Kami akan diam." Wenas mewakili teman-temannya.
Mr. John menyalakan laptop dengan wajah penuh kemenangan.
Bersambung...
🌹🌹🌹🌹
Ya ampun! Waktu nulis part ini, Author inget masa-masa SMA, waktu lagi bandel-bandelnya ngerjain guru. Jadi pengen sekolah lagi. 😂😂😂
Enjoy your teens, Guys! 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Nanda Lelo
yg d kangenin bukan belajarnya y Thor 🙂🤣
tapi seneng2ny,, ngerjain guru,, nongkrong brg d bawah pohon atau d kantin,, ngegosip d kelas,, curi2 pandang k gebetan,, kalo belajar gak masuk list kangennya 🤣🤣🤣🤣
2022-10-25
2
Mamahe 3E
kl aq pernah bolos lompat pagar deket lap basket,udh gitu pke rok nyangkut lg dipagar..
alhasil ketauan sm guru..
paginya dipanggil deh😅😅😅
2022-08-10
1
EYN
Maaf ya All
Udah update kemarin malam, tapi ga lolos2 review 😆
padahal ga ada adegan hot lho
2022-08-09
0