Tertahan oleh hujan

"Mbak ini bicara apa?" 

Karmila terkekeh meskipun aku dapat menangkap kebingungan di raut wajahnya.

"Aku mendengar obrolan kalian tadi."

"Obrolan yang mana, Mbak?" Kami tidak membicarakan apapun di ruangan ini," bantah Mila.

"Apa maksud kalian bercanda dengan kata terong?" 

Kulihat mata Mila membulat. Pun dia menutupi kebingungannya dengan kembali terkekeh.

"Owalah, itu toh. Aku dan mas Fabian hanya bercanda, Mbak. Jangan dimasukkan ke hati." 

Mila kembali terkekeh. Ia lantas mengambil kembali pisaunya dan kembali mengupas bawang putih yang akan digunakannya untuk membuat sambal.

"Mila! Aku serius!" 

Saking kesalnya melihat Mila yang sedari tadi cengengesan, tidak sadar salah satu tanganku menggebrak meja dapur hingga terdengar oleh ibu mertuaku yang berada di ruang tengah.

"Astaghfirullah! Suara apa itu?"

Ibu kini telah berdiri di tengah pintu dapur dengan tatapan heran.

"Ti-ti-tidak apa, Bu. Panci penggorengannya tadi nyaris terjatuh. Aku mencoba menahannya," jawabku sebisanya.

"Nak Mila sudah menikah?" tanya ibu.

Mila menggelengkan kepalanya.

"Sudah lama juga bekerja di kantor MM?"

Tentu saja Mila kebingungan menjawab pertanyaan itu.

"Mila lebih dulu bekerja di kantor, Bu," ucap mas Fabian yang tiba-tiba saja muncul di ruang dapur.

"Nak Mila ini pintar merawat tubuh, dia juga rajin. Sungguh beruntung pria yang menjadi suaminya kelak."

Seandainya ibu tahu, wanita yang disanjungnya ini adalah calon istri ke dua mas Fabian. Apa ibu mau menerimanya?

"I-i-iya, Bu."

"Mana makanannya? Aku sudah lapar," ucap mas Fabian.

Jadi, mas Fabian lebih memilih sambal terong buatan Mila dibandingkan opor ayam buatanku yang dia bilang tidak ada tandingannya itu?

"Ehm, sebentar lagi selesai, Mas. Aku hanya tinggal mengulek sambalnya."

Dengan lincah Mila mulai menghaluskan campuran tomat, cabai, dan duo bawang di dalam cobek. Tak lupa dia juga menambahkan terasi di dalamnya.

Beberapa saat kemudian masakan Mila pun siap. Dia lantas menghidangkan masakannya di atas meja makan.

"Bagaimana masakanku, Mas?" tanya Mila sesaat setelah mas Fabian memasukkan sesendok makanan itu ke dalam mulutnya.

Mas Fabian tak berkata apapun selain mengacungkan jari jempol kirinya. Sementara kanan tangannya ia gunakan untuk menyantap makanan. Dia tampak brgitu lahap menikmati santap siangnya.

Sejak awal menikah mas Fabian memang lebih sering makan menggunakan tangan langsung dibandingkan menggunakan sendok. Sunnah nabi katanya.

Selezat itukah masakan Mila? Hingga mas Fabian tak sedikit pun mengalihkan pandangannya dari piringnya.

"Mbak mau coba juga?" Mila mengangkat mangkuk berisi terong goreng hendak menyodorkan ke arahku. Tentu saja aku menolaknya.

"Aku tidak suka sambal," ucapku.

"Kamu selalu bilang masakan Zura tiada duanya. Kenapa kamu memuji masakan nak Mila?" protes ibu.

"Ehm… maksudku masakan mereka berdua lezat."

Tiba-tiba Lyra yang berada di gendonganku menangis.

"Mungkin Lyra haus, Nduk," ucap Ibu. 

"Lyra baru saja menyusu kok Bu."

"Sini biar kugendong. Mungkin dia bosan."

Bosan? Tahu apa kamu tentang mengasuh anak kecil? Menikah saja belum.

Meskipun agak keberatan, aku membiarkan Mila mengambil alih Lyra dari gendonganku. Tanpa kuduga, putri kecilku pun terdiam.

"Bener kan? Dia pasti dia bosan digendong ibunya.."

"Sepertinya Lyra nyaman di gendongan nak Mila," ujar ibu.

"Aku memang menyukai anak kecil, Bu."

Kamu jangan ke Ge eR an deh. Pasti hanya kebetulan saja Lyra diam saja kamu menggendongnya. Astaghfirullah. Semenjak kedatangan Mila di rumah ini, aku tak henti menggerutu dan berpikiran buruk tentangnya. Ampuni aku, ya Allah.

Tiba-tiba terdengar suara gemuruh dari langit. Cuaca yang tadinya cerah kini berubah mendung.

"Sepertinya mau hujan. Biar ibu angkat jemuranmu." Ibu beranjak dari tempat duduknya namun, Mila melarangnya. Aku paham betul, dia pasti sedang berusaha mengambil hati ibu mertuaku.

"Ibu duduk di sini saja, biar aku yang mengangkat jemuran mbak Zura," ucapnya. Dia lantas mengembalikan Lyra padaku.

"Mas! Mas Fabian! Bantuin dong. Aku kerepotan bawa jemuran sebanyak ini!" teriak Mira dari arah halaman rumah.

Manja banget dia. Waktu jemurannya basah saja aku nggak mengeluh tuh mengangkatnya.

Mas Fabian pun hendak beranjak meninggalkan meja makan. Kali ini aku yang menahannya. Aku justru memindahkan Lyra ke dalam pangkuannya dan keluar menghampiri Mila.

"Mana mas Fabian? Kok Mbak yang keluar?" protesnya saat melihatku tiba-tiba berdiri di hadapannya.

Aku enggan menanggapi ucapannya. Yang kulakukan aku justru mengambil alih keranjang berisi pakaian kering dari tangannya lalu membawanya masuk ke dalam rumah.

"Ngangkat segini saja gak kuat!" 

Meskipun pelan, aku yakin Mila mendengarnya.

"Aku pulang sekarang saja. Sebentar lagi pasti hujan."

Sumpah demi apapun ini yang kuinginkan sedari tadi.

"Kamu bisa naik taksi 'kan?" tanyaku.

"Gak bisa gitu dong. Tadi kan aku datang bareng mas Fabian. Aku juga harus pulang diantar dia."

"Biar diantar Fabian aja, Nduk. Kasihan kalau dia lagi nunggu taksi tiba-tiba hujan." Ibu menimpali.

Baru saja kata hujan meluncur dari mulut ibu, tiba-tiba hujan turun begitu deras.

"Nak Mila tunggu sampai hujannya reda dulu," ucap ibu.

Aku sudah merasa lega ketika Mila pamit akan pulang. Kenapa tiba-tiba harus turun hujan? Apa tidak bisa nanti saja hujannya, Tuhan? Bagaimana jika hujan tidak reda hingga sore hari. Atau bahkan sampai malam? 

"Lyra sudah tidur. Mas tidurkan dia di kamar dulu," ucap mas Fabian. Dia meninggalkan meja makan lalu masuk ke dalam kamar kami.

"Aku ke kamar dulu," ucapku pada ibu. 

Kupikir ini adalah kesempatan untuk bicara empat mata perihal obrolannya dengan Mila di dapur tadi.

Aku sedikit kecewa. Sesampainya di kamar aku mendapati mas Fabian sudah terlelap di samping Lyra. 

Diam-diam aku mengamati wajahnya.

Pria yang tak hanya tampan. Dia penyayang, penyabar, juga pekerja keras. Setelah masa-masa sulit yang telah berhasil kami lalui sepuluh tahun belakangan, mengapa kini aku merasa kapal ini mulai goyah?

Tanpa kusadari buliran hangat itu tiba-tiba menetes dari sudut mataku.

"Kamu kenapa, Dek?" 

Aku tersentak kaget. Rupanya mas Fabian tidak benar-benar tidur. Lekas kuseka air mataku sebelum mas Fabian melihatnya.

"Aku-aku gak bisa, Mas. Aku gak bisa."

"Apanya yang gak bisa?"

"Aku gak bisa berbagi cinta dengan Mila."

Buliran bening itu kini mengalir deras membasahi pipiku.

"Dek, mengertilah. Mas melakukan ini bukan semata karena nafsu. Mas menjalankan amanat dari seseorang. Kamu tahu kan? Amanat adalah tanggung jawab?"

"Apa Mas dan Mila pernah melakukan sesuatu yang dilarang agama?" tanyaku penuh selidik.

"Apa maksudmu, Dek?" 

Kulihat kedua alis mas Fabian bertaut.

"Aku tidak sengaja mendengar obrolan kalian saat di dapur tadi."

"Owalah. Kami cuma bercanda kok. Jangan dimasukkan ke hati."

Jawaban itu persis dengan yang kudengar dari mulut Mila.

"Jadi, kenapa Mas bilang Mila sudah tahu terong ehm, …"

"Mas hanya bercanda. Maksud mas, kita kan sudah punya Lyra, jadi dia pasti tahu apa yang mas maksud."

Meskipun alasan itu cukup masuk akal, tetap saja aku tidak suka mas Fabian dan Mila membicarakan benda itu.

"Sini, mas kelonin. Di luar hujan deras. Pasti anget kalau kita, …"

"Maaf, Mas. Bukannya aku menolak. Aku gak enak sama ibu jika sore-sore begini kita berduaan di dalam kamar."

Aku tahu mas Fabian kecewa berat. Dia membalikkan badannya lalu memeluk tubuh mungil Lyra yang masih terlelap. 

Aku memandang ke arah luar.

Ternyata kekhawatiranku benar terjadi. Sudah hampir Maghrib, namun hujan tak kunjung reda. Apakah Mila harus menginap di rumah ini karena tertahan oleh hujan?

Bersambung…

Hai, pembaca setia….

Ditunggu dukungannya ya….

Jangan lupa tinggalkan like,komentar positif, vote, dan hadiah. Sekecil apapun dukungan kalian. Akan sangat berarti bagi Author 🥰🥰🥰🥰

🙏🙏

Terpopuler

Comments

Imma Dealova

Imma Dealova

makasih kakak udah mampir.. Ditunggu kejutannya ya🥰

2022-08-18

1

Hanipah Fitri

Hanipah Fitri

cerita seperti ini memang menguras emosi tapi aku suka membacanya, karna ngeri ngeri sedap

2022-08-18

1

lihat semua
Episodes
1 Retak
2 Haruskah aku mengalah?
3 Pertemuanku dengan Karmila
4 Pencuri hati
5 Tertahan oleh hujan
6 Resah
7 Prasangka buruk itu ada
8 Apakah ini firasat?
9 Talak aku, Mas
10 Sulit dipercaya
11 Bimbang
12 Kabar buruk
13 Mulai berubah
14 Seseorang dari masa lalu
15 Tanda tanya
16 Salahkah jika aku curiga?
17 (POV Author) Cinta yang salah
18 POV Author
19 Apa aku istri idaman?
20 Perih tak berdarah
21 Siapa yang harus kupercaya?
22 Hancur
23 Pergi sulit, bertahan sakit
24 Pilihan yang sulit
25 Hilangnya rasa
26 Pahit
27 (Terpaksa) Bertahan
28 POV Author
29 POV Author
30 Inikah karma?
31 Selalu salah
32 Haruskah aku mengalah?
33 Dilema
34 POV Author (Pamrih)
35 POV Author
36 Keputusanku
37 Aku harus kuat
38 Pantang menyerah
39 Di mana hatimu?
40 Masihkah ada harapan?
41 Tempat tinggal baru
42 POV Author (Kecewa)
43 Masihkah ada ketulusan?
44 Harga sebuah kejujuran
45 Sebuah alasan
46 Tak terduga
47 Hidup harus terus berlanjut
48 Ini salah takdir?
49 (Semakin) pahit
50 Bukan lelucon
51 Apakah semua baik-baik saja?
52 Bermuka dua
53 Rahasia ibu
54 Hikmah di balik musibah
55 Pertemuan yang tidak diinginkan
56 Aku dan masa laluku
57 Jalan takdir
58 Love story'
59 Pergilah, masa lalu
60 Apa ini salahku?
61 Semakin buruk
62 Keras kepala
63 Sisi buruk Karmila
64 Mukjizat itu ada
65 Kesempatan ke dua
66 Langkah baru
67 Tanda tanya
68 Kemunculan Silvia
69 Demi bertahan hidup
70 Terguncang
71 Salah pilih?
72 POV Author
73 (Masih) Berharap
74 VISUAL TOKOH
75 Haruskah aku peduli?
76 Ada apa dengan ibu?
77 Cobaan itu bertambah
78 Sulit kupahami
79 Siapa Ir?
80 Pertolongan
81 Sesulit inikah?
82 POV Khumayra
83 Cemas
84 Ketakutan ibu
85 Rencana pak Prayoga
86 Penasaran
87 Belajar acuh
88 Jawaban
89 Mencari kebenaran
90 Bimbang
91 Nyaris
92 Jalan terbaik
93 Sebuah tanya
94 Dendam yang belum usai
95 POV Author
96 Terjebak
97 Serba sulit
98 Benarkah dugaanku?
99 Masihkah ada hati?
100 Ancaman
101 Sebuah kekhawatiran
102 Jebakan
103 Di luar kendali
104 Prasangka buruk
105 Do'a buruk
106 Jabatan baru
107 Surat gugatan
108 Masih adakah kesetiaan?
109 Pengorbanan
110 Pesan terakhir
111 Kehilangan
112 Ibuku sayang, ibuku malang
113 Selimut duka
114 Inikah karma?
115 Jumawa
116 Kejutan
117 Keras hati
118 Hilang akal
119 Kabar baik
120 Keraguan
121 Maaf, Bu
122 POV Fatimah
123 Selalu merasa benar
124 Teguran keras
125 Kesialan Karmila
126 Awal kehancuran
127 Di titik terendah
128 Mencari jalan keluar
129 Nyaris putus asa
130 Pamrih
131 Bimbang
132 Obsesif
133 Lepas tangan
134 Vonis
135 Ganjaran
136 Sadar?
137 Memburuk
138 Ada apa dengan Fabian?
139 Calon pengantin
140 Sisi lain Fina
141 Beruntung
142 (Bukan) Jodoh
143 Teka-teki
144 Kegilaan Widya
145 Apa ini salah cinta?
146 Tentang Keenan
147 Rahasia sang ibu
148 Kesalahan
149 Runyam
150 Dikejar dosa
151 Kelicikan Silvia
152 Keenan vs Gibran
153 Mulai curiga
154 Perasaan apa ini?
155 Tentang Gibran
156 Tentang Gibran (2)
157 Tak terduga
158 Tampan bersaudara
159 Manis
160 Getaran aneh
161 Urusanku bukan urusanmu!
162 Masihkah ada rasa?
163 Sandiwara telah usai
164 Kebenaran belum terungkap
165 Kesialan ataukah keberuntungan?
166 Tak direncana
167 Berbalik 180 derajat
168 Awal kehancuran
169 Buah kesabaran
170 Rahasia besar Karmila
171 Kembali bertemu
172 Nyaman?
173 Siapa Saddam?
174 Promo Novel baru Judul: SUCI Penulis Imma Dealova
175 Ungkapan perasaan
176 Penyesalan
177 Mencari kebenaran
178 Titik terang
179 Hanya sekedar mimpi?
180 Just info
181 Promo novel baru
182 Terbawa perasaan
183 Pintu hati sudah tertutup untukmu
184 Buntu
185 Ada apa dengan Silvia?
186 Kehancuran Fabian
187 Perubahan Gibran
188 Curahan hati
189 Apa arti mimpi itu?
190 Pertemuan tanpa direncana
191 Lampu hijau?
192 PDKT
193 Selamat tinggal
194 Berkesan
195 Bertanya pada hati
196 Harga sebuah pengkhianatan
197 Pertikaian
198 Semakin dekat
199 Hasutan
200 Kemunculan kembali Luna
201 Serangan balik
202 Maaf yang bersyarat
203 Bebas
204 Saingan baru
205 Mereka berubah?
206 Hikmah di balik musibah
207 Kembalinya Maureen
208 Keras hati
209 Masih ragu
210 Sebuah kekhawatiran
211 Terjebak
212 Garis tangan
213 Di luar kendali
214 Mantan yang meresahkan
215 Sulit membuka hati
216 Jawaban yang sulit
217 Rumit
218 Semakin membingungkan
219 Kebencian yang semakin menjadi
220 Kembali
221 Karyawan baru
222 Jawaban
223 Ajakan balas dendam
224 Lari dari masalah
225 Pahlawan di hati Lyra
226 Rasa itu mulai tumbuh?
227 Fina berubah?
228 Tak disangka
229 Belum terlambat
230 Penyesalan Fina
231 Accident
232 Hilang?
233 Ternyata ...
234 Gara-gara foto
235 Laki-laki idaman?
236 Penuh dengan masalah?
237 Ke pesta
238 Kembali berulah
239 Petunjuk
240 Masih samar
241 Lamaran dadakan
242 Kejutan yang mengejutkan
243 Jawaban
244 Promo novel baru
245 Operasi
246 Sebuah alasan
247 Hubungan yang semakin memburuk
248 Sebuah rencana
249 Inikah akhir?
250 Urusanku sudah selesai?
251 Pasrah
252 Kesempatan
253 Karyawan rasa keluarga
254 Undangan
255 Takut
256 H-1
257 Hari bahagia?
258 Pergi ...
259 Hampa
260 Aku harus bangkit!
261 Tentang Saddam
262 Kesibukan baru
263 Pemuja rahasia?
264 Anak itu bernama Haikal
265 Mulai ditekan
266 Siapa dia?
267 Salut
268 Ada apa dengan Rizal?
269 Semakin kagum
270 Pengganti?
271 Pahlawan?
272 Tak mau kalah
273 Sudah mendarah daging
274 Just friend?
275 Just info
276 Sebuah harapan
277 Penyesalan Silvia
278 Menutup hati?
279 Kemunculan kembali Luna
280 Inikah saatnya?
281 Menjadi pahlawan (lagi)
282 Rencana kerjasama
283 Menjadi imam
284 Aneh
285 Sebuah alasan
286 Mengulangi kesalahan?
287 Meragukan
288 Main api
289 Cinta tak salah?
290 Calon menantu baru?
291 Begitu dekat?
292 Hanya kebetulan?
293 Seperti candu
294 Hancur
295 Jatuh
296 Habis-habisan
297 Kemana perginya?
298 Permintaan maaf
299 Istimewa
300 Selamat jalan
301 Titik terendah
302 Keras hati
303 Malang tak dapat ditolak
304 Mulai tumbuh?
305 Patah hati
306 Rizal dan Nesya
307 Sekedar janji?
308 Hanya dimanfaatkan?
309 Usaha baru
310 Just info
311 Siapa dia?
312 Info novel baru
313 Kembali mengusik
314 Pertemuan terakhir
315 Hadiah manis
316 Saling memendam rasa?
317 Bukan kebetulan?
318 Curahan hati
319 Just info
320 Bukan sekedar mimpi
321 Risau
322 Duo licik
323 Kartu As Maureen
324 Teror
325 Firasat itu benar
326 Disekap
327 The last
328 Just info
Episodes

Updated 328 Episodes

1
Retak
2
Haruskah aku mengalah?
3
Pertemuanku dengan Karmila
4
Pencuri hati
5
Tertahan oleh hujan
6
Resah
7
Prasangka buruk itu ada
8
Apakah ini firasat?
9
Talak aku, Mas
10
Sulit dipercaya
11
Bimbang
12
Kabar buruk
13
Mulai berubah
14
Seseorang dari masa lalu
15
Tanda tanya
16
Salahkah jika aku curiga?
17
(POV Author) Cinta yang salah
18
POV Author
19
Apa aku istri idaman?
20
Perih tak berdarah
21
Siapa yang harus kupercaya?
22
Hancur
23
Pergi sulit, bertahan sakit
24
Pilihan yang sulit
25
Hilangnya rasa
26
Pahit
27
(Terpaksa) Bertahan
28
POV Author
29
POV Author
30
Inikah karma?
31
Selalu salah
32
Haruskah aku mengalah?
33
Dilema
34
POV Author (Pamrih)
35
POV Author
36
Keputusanku
37
Aku harus kuat
38
Pantang menyerah
39
Di mana hatimu?
40
Masihkah ada harapan?
41
Tempat tinggal baru
42
POV Author (Kecewa)
43
Masihkah ada ketulusan?
44
Harga sebuah kejujuran
45
Sebuah alasan
46
Tak terduga
47
Hidup harus terus berlanjut
48
Ini salah takdir?
49
(Semakin) pahit
50
Bukan lelucon
51
Apakah semua baik-baik saja?
52
Bermuka dua
53
Rahasia ibu
54
Hikmah di balik musibah
55
Pertemuan yang tidak diinginkan
56
Aku dan masa laluku
57
Jalan takdir
58
Love story'
59
Pergilah, masa lalu
60
Apa ini salahku?
61
Semakin buruk
62
Keras kepala
63
Sisi buruk Karmila
64
Mukjizat itu ada
65
Kesempatan ke dua
66
Langkah baru
67
Tanda tanya
68
Kemunculan Silvia
69
Demi bertahan hidup
70
Terguncang
71
Salah pilih?
72
POV Author
73
(Masih) Berharap
74
VISUAL TOKOH
75
Haruskah aku peduli?
76
Ada apa dengan ibu?
77
Cobaan itu bertambah
78
Sulit kupahami
79
Siapa Ir?
80
Pertolongan
81
Sesulit inikah?
82
POV Khumayra
83
Cemas
84
Ketakutan ibu
85
Rencana pak Prayoga
86
Penasaran
87
Belajar acuh
88
Jawaban
89
Mencari kebenaran
90
Bimbang
91
Nyaris
92
Jalan terbaik
93
Sebuah tanya
94
Dendam yang belum usai
95
POV Author
96
Terjebak
97
Serba sulit
98
Benarkah dugaanku?
99
Masihkah ada hati?
100
Ancaman
101
Sebuah kekhawatiran
102
Jebakan
103
Di luar kendali
104
Prasangka buruk
105
Do'a buruk
106
Jabatan baru
107
Surat gugatan
108
Masih adakah kesetiaan?
109
Pengorbanan
110
Pesan terakhir
111
Kehilangan
112
Ibuku sayang, ibuku malang
113
Selimut duka
114
Inikah karma?
115
Jumawa
116
Kejutan
117
Keras hati
118
Hilang akal
119
Kabar baik
120
Keraguan
121
Maaf, Bu
122
POV Fatimah
123
Selalu merasa benar
124
Teguran keras
125
Kesialan Karmila
126
Awal kehancuran
127
Di titik terendah
128
Mencari jalan keluar
129
Nyaris putus asa
130
Pamrih
131
Bimbang
132
Obsesif
133
Lepas tangan
134
Vonis
135
Ganjaran
136
Sadar?
137
Memburuk
138
Ada apa dengan Fabian?
139
Calon pengantin
140
Sisi lain Fina
141
Beruntung
142
(Bukan) Jodoh
143
Teka-teki
144
Kegilaan Widya
145
Apa ini salah cinta?
146
Tentang Keenan
147
Rahasia sang ibu
148
Kesalahan
149
Runyam
150
Dikejar dosa
151
Kelicikan Silvia
152
Keenan vs Gibran
153
Mulai curiga
154
Perasaan apa ini?
155
Tentang Gibran
156
Tentang Gibran (2)
157
Tak terduga
158
Tampan bersaudara
159
Manis
160
Getaran aneh
161
Urusanku bukan urusanmu!
162
Masihkah ada rasa?
163
Sandiwara telah usai
164
Kebenaran belum terungkap
165
Kesialan ataukah keberuntungan?
166
Tak direncana
167
Berbalik 180 derajat
168
Awal kehancuran
169
Buah kesabaran
170
Rahasia besar Karmila
171
Kembali bertemu
172
Nyaman?
173
Siapa Saddam?
174
Promo Novel baru Judul: SUCI Penulis Imma Dealova
175
Ungkapan perasaan
176
Penyesalan
177
Mencari kebenaran
178
Titik terang
179
Hanya sekedar mimpi?
180
Just info
181
Promo novel baru
182
Terbawa perasaan
183
Pintu hati sudah tertutup untukmu
184
Buntu
185
Ada apa dengan Silvia?
186
Kehancuran Fabian
187
Perubahan Gibran
188
Curahan hati
189
Apa arti mimpi itu?
190
Pertemuan tanpa direncana
191
Lampu hijau?
192
PDKT
193
Selamat tinggal
194
Berkesan
195
Bertanya pada hati
196
Harga sebuah pengkhianatan
197
Pertikaian
198
Semakin dekat
199
Hasutan
200
Kemunculan kembali Luna
201
Serangan balik
202
Maaf yang bersyarat
203
Bebas
204
Saingan baru
205
Mereka berubah?
206
Hikmah di balik musibah
207
Kembalinya Maureen
208
Keras hati
209
Masih ragu
210
Sebuah kekhawatiran
211
Terjebak
212
Garis tangan
213
Di luar kendali
214
Mantan yang meresahkan
215
Sulit membuka hati
216
Jawaban yang sulit
217
Rumit
218
Semakin membingungkan
219
Kebencian yang semakin menjadi
220
Kembali
221
Karyawan baru
222
Jawaban
223
Ajakan balas dendam
224
Lari dari masalah
225
Pahlawan di hati Lyra
226
Rasa itu mulai tumbuh?
227
Fina berubah?
228
Tak disangka
229
Belum terlambat
230
Penyesalan Fina
231
Accident
232
Hilang?
233
Ternyata ...
234
Gara-gara foto
235
Laki-laki idaman?
236
Penuh dengan masalah?
237
Ke pesta
238
Kembali berulah
239
Petunjuk
240
Masih samar
241
Lamaran dadakan
242
Kejutan yang mengejutkan
243
Jawaban
244
Promo novel baru
245
Operasi
246
Sebuah alasan
247
Hubungan yang semakin memburuk
248
Sebuah rencana
249
Inikah akhir?
250
Urusanku sudah selesai?
251
Pasrah
252
Kesempatan
253
Karyawan rasa keluarga
254
Undangan
255
Takut
256
H-1
257
Hari bahagia?
258
Pergi ...
259
Hampa
260
Aku harus bangkit!
261
Tentang Saddam
262
Kesibukan baru
263
Pemuja rahasia?
264
Anak itu bernama Haikal
265
Mulai ditekan
266
Siapa dia?
267
Salut
268
Ada apa dengan Rizal?
269
Semakin kagum
270
Pengganti?
271
Pahlawan?
272
Tak mau kalah
273
Sudah mendarah daging
274
Just friend?
275
Just info
276
Sebuah harapan
277
Penyesalan Silvia
278
Menutup hati?
279
Kemunculan kembali Luna
280
Inikah saatnya?
281
Menjadi pahlawan (lagi)
282
Rencana kerjasama
283
Menjadi imam
284
Aneh
285
Sebuah alasan
286
Mengulangi kesalahan?
287
Meragukan
288
Main api
289
Cinta tak salah?
290
Calon menantu baru?
291
Begitu dekat?
292
Hanya kebetulan?
293
Seperti candu
294
Hancur
295
Jatuh
296
Habis-habisan
297
Kemana perginya?
298
Permintaan maaf
299
Istimewa
300
Selamat jalan
301
Titik terendah
302
Keras hati
303
Malang tak dapat ditolak
304
Mulai tumbuh?
305
Patah hati
306
Rizal dan Nesya
307
Sekedar janji?
308
Hanya dimanfaatkan?
309
Usaha baru
310
Just info
311
Siapa dia?
312
Info novel baru
313
Kembali mengusik
314
Pertemuan terakhir
315
Hadiah manis
316
Saling memendam rasa?
317
Bukan kebetulan?
318
Curahan hati
319
Just info
320
Bukan sekedar mimpi
321
Risau
322
Duo licik
323
Kartu As Maureen
324
Teror
325
Firasat itu benar
326
Disekap
327
The last
328
Just info

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!