Takut

Suasana di dalam kamar jadi semakin tegang dan mencekam. Ruby yang tadi terduduk di tepi ranjang, kini telah ambruk. Wanita itu pingsan, setelah ia mendengar sang ayah akan menikahkannya dengan Ali. Seorang pemuda yang bekerja dengan sang ayah mengelolah peternakan ayam boiler.

Jelas Ruby pingsan mendengar pernyataan sang ayah. Karena pria yang akan menikah dengannya adalah pria cacat dan umurnya lebih mudah darinya. Sungguh pria itu sangat jauh dari tipe cowok idamannya.

"Sayang .. Sayang bangun...!" Ibu Nisya menggoyang tubuh sang putri yang tak berdaya itu. Mencoba menyadarkan sang putri. Wanita paruh baya itu juga, bergerak cepat mengambil minyak kayu putih dari meja rias.

Ibunya Agam juga ikut membantu Ibu Nisya untuk menyadarkan Ruby.

Sedangkan Haji Zainuddin sudah terlihat sesak napas terduduk di kursi.

Ali menghampiri Pak Haji Zainuddin. "Pak Haji, Pak Haji minum dulu." Pria itu menyodorkan gelas yang berisi air, yang memang ada di atas meja rias.

Ali juga sangat panik saat ini. Ia tak salah dengar tadi, bahwa pak Haji, akan memintanya jadi pengganti pengantin pria. Jelas itu tak mungkin. Walau ia suka pada Ruby, ia tak pernah kepikiran atau bermimpi untuk bersanding dengan wanita yang di matanya sangat lah sempurna. Ruby itu sangat cantik. Wajahnya mirip seperti gadis Turkey.

"Terima kasih Ali." Ujar Pak Haji dengan suara berat. Ali mengangguk sopan.

"Pak Suthan dan ibu, tolong tinggalkan kami. Saya perlu bicara dengan putri saya. Kalau bapak dan ibu, mau pergi dari rumah kami, silahkan. Kami tak akan menuntut orang bapak, atas penipuan ini. Karena kami tahu diri, anda bukan lawan kami." Ujar Pak Haji Zainuddin tegas.

Pak Suthan cukup tersinggung dengan ucapan calon besannya yang gagal itu. Nada bicara nya itu sudah jelas mengusir.

"Ayo Ma, kita keluar." Pak Sutan dan sang istri pun keluar dari kamar itu. Ia tak mau memperpanjang perdebatan lagi.

Dan kini hanya menyisakan Ruby, kedua orang tuanya beserta Ali di kamar itu. Karena Pak Haji Zainuddin tidak mengizinkan Ali kelui dari kamar itu. Disaat bersamaan Ruby pun tersadar.

Sepuluh menit berlalu tak ada yang buka suara. Hanya Isak tangis yang terdengar memenuhi ruang kamar itu.

Huufftt...

Pak Haji kembali menarik napas panjang. Entah sudah hitungan keberapa pria tua itu terlihat menghela napas. Agar dadanya yang terasa sesak jadi lapang.

"Dari awal, ayah sudah larang kamu jalin hubungan dengan pria itu. Tapi, kamu gak dengar Nak." Ujar sang ayah dengan mata berkaca-kaca.

Ia tak menyangka kejadian memalukan ini, akan terjadi. Ia sudah newanti wanti putrinya itu. Tapi sang putri tak mau denger. Mana mungkin keluarga kaya raya, mau menikah dengan mereka yang tergolong dari keluarga sederhana.

"Ayah harap, kamu bisa ikhlas menerima Ali jadi suamimu."

"Tapi pak.. Aku,"

Ali menyangkal cepat ucapan Haji Zainuddin. Ia juga belum siap untuk menikah. Ditambah Ruby juga terlihat tak ingin menikah dengannya.

"Ali.... Tenang..!" Pak Ali menjulurkan tangan nya dengan telapak terbuka. Meminta Ali jangan membantah.

Hikss.. Hiks... Hiks...

Ruby hanya bisa menangis meratapi nasibnya. Jikalau ia berontak. Pasti nyawa sang ayah terancam.

"Pak pernikahan bukan untuk dipermainkan. Apa gunanya memaksa kami untuk menikah. Jika nanti tak ada kebahagiaan di dalam pernikahan itu. Tak apa pernikahan batal. Paling kita hanya seminggu dua Minggu jadi gunjingan orang." Ujar Mama Nisya, ia juga merasa kurang sreg, kalau Ali jadi menantunya.

Ali memang orang baik, pekerja keras, walaupun cacat. Tapi, ia merasa berat untuk melepas sang putri jadi istri Ali.

"Aku yakin, Ali bisa jadi imam yang baik untuk putrimu yang tak bisa dibilangin ini." Jawab Pak Ali tegas. Keluar dari ruangan itu dengan kesal, yang diikuti oleh Ali.

"Pak.. Pak, yang dikatakan Ibu benar. Jangan memaksa Ruby untuk menikah denganku. Aku, aku tak pantas untuknya pak." Ali menahan tangan Haji Zainuddin, yang berjalan menuju ruang tamu. Tempat akan diadakannya acara ijab kabul.

Haji Zainuddin membalik badan dan menatapnya dengan memelas. "Aku percaya padamu Ali." Jawaban lembut penuh harap Haji Zainuddin membuat Ali terdiam.

Tangan yang memegang kuat lengan Pak Ali terlepas. Pak Ali melanjutkan langkahnya menuju ruang utama.

***

Satu jam kemudian.

Ali sudah terlihat rapi dan gagah dengan Jas hitam. Sementara sang mempelai wanita sangat cantik dengan gaun pengantin serba putih bertabur Swaroski yang membalut tubuh rampingnya.

Pernikahan yang dibangun tanpa percintaan, itu berlangsung di hadapan tamu-tamu besar. Tak ada raut bahagia di muka Ruby saatnya ijab kabul dimulai, hingga selesai resepsi di sore harinya.

Pranggg...

Pranggg...

Prangg....

Ruby yang merasa kesal itu, telah diselimuti amarah besar. Semua barang barang yang ada di meja riasnya jatuh berserakan di lantai kamarnya. Ia menghempaskan semua barang barang itu, sebagai bentuk pelampiasan amarah dan kekecewaannya.

Sudah enam jam ia mengurung diri di dalam kamarnya. Mulai dari pukul lima sore, hingga kini pukul 11 malam.

Ali yang dari sejak selesai resepsi pernikahan langsung bersih bersih di pelataran rumah. Ia tak tahan melihat banyak nya sampah, selesai hajatan mereka. Walau ia cacat, ia sangat rajin.

Pukul sepuluh malam ia pulang ke tempatnya. Ia itu tinggal di sebuah Mesjid yang jaraknya hanya satu rumah dengan rumahnya Ruby.

Baru juga ingin merentangkan tubuh yang terasa lelah. Suara ketukan pintu yang tak sabaran, membuatnya mengurungkan dirinya untuk merebahkan tubuhnya lelahnya.

"Ali.... Ali.. Pak Haji mencarimu...!"

Teriak seorang pria teman kerja Ali di peternakan ayam Pak Haji Zainuddin.

Ali bangkit sambil menguap. Ia sudah sangat kantuk dan lelah sekali. Bukan badannya saja yang lelah tapi hatinya.

Tadi setelah ijab kabul dan mereka di sandingkan di pelaminan. Ruby terus saja mengancamnya. Agar jangan pernah menganggap pernikahan ini serius. Dan Ruby tak akan mengizinkannya tidur sekamar dengannya malam ini. Apalagi berniat untuk menyentuhnya. Makanya Ali pulang ke kos kos an nya.

Tugas dia sudah selesai. Yaitu menjaga kehormatan Haji Zainuddin. Untuk tamu jauh, mereka tidak akan menyadari kalau pengantin laki lakinya adalah pengganti. Karena foto Ruby dan Agam yang terpampang itu, sangat mirip dengan Ali.

"Iya Irul, ada hal apa Haji Zainudin mencariku?" tanya Ali. dengan malas. Ia kembali menguap, ia sudah sangat kantuk.

"Kamu sudah menikah, dan kenapa kamu malah di sini? ini malam pertamamu. Kamu gak lupa kan?" Tanya Irul dengan nada bercanda.

"Eehhmmm... Aku hanya ingin mengambil sesuatu di kamar ku." Jawabnya dengan tak bersemangat. Ia sedang tak mau bertemu dengan Ruby. Ia sangat takut dengan wanita satu itu. Pandai sekali ia membuat alasan.

TBC

Terpopuler

Comments

Iren

Iren

jadi penasaran sekali kelanjutan nya author.. semangat

2022-08-26

0

mommyanis

mommyanis

kasih visualx Ali donk thor...pgn liat si sholeh gantengx reader 🤭🤭🤭🤭🤭🤭

2022-08-16

0

Sutiah

Sutiah

lanjut lg dong 😁
langsung favoritin nih 💜💜💜

2022-08-03

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!