Rumahku Di Ujung Tebing

Rumahku Di Ujung Tebing

Bab 1 Surat Undangan

Gadis itu segera menebar pandangannya di seluruh kafe, mencari hingga matanya menemukan sekelompok gadis yang sedang mengobrol.

Langkahnya yang sempat terhenti segera kembali melangkah menghampiri kumpulan gadis itu, dengan senyum yang merekah ia menyapa.

"Hai semunya... "

"Eh hai juga" sambut mereka segera ricuh berpelukan.

"Ko lama sih Za?" tanya Kiki.

"Iya, biasalah tadi kena lampu merah mulu" jawabnya segera duduk di kursi yang masih kosong.

"Ya udah pesen minum dulu gih" ucap Mayang.

Menurut, Zahira mengangkat tangan untuk menarik perhatian pelayan. Di pesannya sebuah minuman dan makanan kecil pendamping.

"Aku ada sesuatu untuk kalian" ucapnya tiba-tiba setelah sang pelayan pergi.

"Wow apa tuh?" tanya Kiki penasaran.

Dengan senyum penuh arti Zahira mengeluarkan sesuatu dari tasnya, bentuknya seperti buku yang kemudian ia bagaikan satu persatu kepada temannya.

"OMG! kamu mau nikah Za?" teriak Kiki terkejut membaca sebuah undangan di tangannya.

"Yup, aku mau kalian datang ke pernikahan aku"

"Seriusan? jadi Pras benar-benar ngelamar kamu?" tanya Mayang masih tak percaya pada apa yang sedang ia dengar.

Zahira tersenyum, Pras adalah kekasih yang sudah tiga tahun ia pacari semenjak SMU kelas dua.

Rasanya masih baru kemarin ia berkenalan dengan pemuda itu, bertemu di sebuah kafe yang membuat keduanya saling menyukai pada pandangan pertama. Kemudian berujung pada saling bertukar kontak untuk saling berbalas pesan, setidaknya dua minggu kemudian akhirnya Pras pun menyatakan perasaannya.

Hari berlalu begitu saja, Pras adalah pemuda baik yang begitu perhatian padanya. Itulah alasan mengapa saat Pras melamarnya walaupun secara pribadi tapi ia menerimanya.

Walaupun keinginan mereka untuk menikah sempat terhalang oleh restu orangtua Zahira, berkali-kali bundanya berkata.

"Berumah tangga itu bukan hal yang mudah, menjadi istri adalah pekerjaan tersulit yang ada di dunia apalagi jika sudah menjadi ibu. Tugas mu di rumah banyak dan tidak selesai-selesai, apa kamu mampu?"

"Bunda... Pras mau nikahin Za karena cinta, dia pasti akan bahagiakan Za seperti selama ini dia baik sama kita" ujarnya meyakinkan.

"Hhhhhh... kamu tuh kalau di bilangin susah sekali, umur mu tuh baru sembilan belas tahun Za. Apa kamu gak mau kuliah dulu seperti teman mu yang lain? atau kerja gitu?"

"Untuk apa Bun? Pras kan bakal tanggungjawab sama kehidupan Za, semuanya dia yang urus"

"Ya sudah kalau keputusan mu begitu, tapi setelah menikah bunda mau kalian tinggal di rumah ini saja"

"Makasih bunda... Za akan bilang sama Pras dan dia pasti gak bakal keberatan" ujarnya penuh kebahagiaan.

Maka di sinilah ia, membagikan surat undangan kepada teman-teman sekolahnya untuk berbagi kebahagiaan.

"Gak nyangka ternyata di angkatan kita kamu duluan yang nikah, selamat ya Za.. "

"Makasih, jangan lupa buat datang ya.. " balasnya.

Obrolan para gadis itu pun berlanjut, begitu ricuh di penuhi tawa kebahagiaan hingga Zahira memutuskan untuk pulang lebih dulu sebab ia masih harus membagikan surat undangan.

Mereka saling melambaikan tangan mengantar kepergian Zahira hingga ia benar-benar hilang dari pandangan.

"Gak nyangka banget ya Za bakal beneran nikah muda, apa dia gak sayang ya sama masa depannya?" tukas salah satu dari mereka.

"Maksudmu apa?" tanya Kiki.

"Ya kamu tahu sendiri kan Ki, jaman sekarang mana ada yang nikah muda kalau gak ke pepet!" ujar Mayang.

"Kamu pikir Za hamil duluan gitu?" tanya Kiki dengan ekspresi penuh tuduhan.

"Ya kalau bukan karena itu terus kenapa coba? semua temen sekelas juga tahu ko gimana gaya pacaran Za sama Pras"

"May! kamu tuh kalau ngomong hati-hati ya, emang mereka suka jalan berdua tapi Za bukan cewek yang seperti itu"

"Udahlah Ki, kamu ngotot banget sih belain Za. Di balik sifat polosnya dia kan kita gak tahu kalau di belakang kayak gimana? justru yang polos yang sering kejeblos!" tukas pula yang lain.

"Bener tuh... hahaha.. " timpal Mayang.

Mereka tertawa geli namun tidak dengan Kiki, sebagai teman yang paling dekat dengan Zahira ia yakin Zahira adalah gadis suci yang tidak akan melakukan tindakan seperti itu.

Setahunya Zahira selalu di lindungi bundanya yang kemana pun harus laporan atau di temani, termasuk saat akan jalan bersama Pras.

Tak tahan akan obrolan itu Kiki pun memilih untuk pulang, ia paling tidak bisa mendengar gosip tentang Za yang tidak mengenakan.

Sampai di rumah baru saja ia akan mengganti pakaian tiba-tiba ketukan di pintu terdengar, begitu ia melihat seseorang tengah mengucapkan salam dari luar.

"Assalamualaikum.. "

"Wa'alaikumsalam" jawabnya pelan sambil membuka pintu.

"Fariz!" panggilnya begitu melihat sosok pemuda yang berdiri tepat di balik pintu.

"Ki, ini ada sedikit oleh-oleh buat keluarga" ujarnya sambil menyerahkan sebuah bingkisan.

"Ya ampun... makasih.., kamu kapan datang? ayo masuk dulu, kita ngobrol dulu"

"Tadi malam" sahutnya.

"Oh gitu, silahkan duduk dulu. Biar aku panggilin ibu, dia pasti senang dengar kamu datang" ujarnya.

Kiki segera melesat ke dapur, memanggil ibunya untuk memberitahu kedatangan Fariz. Seperti apa yang ia sampaikan ibunya begitu senang akan kedatangan pemuda itu, Fariz dan Kiki adalah teman masa kecil yang bahkan hari kelahiran mereka saja hanya beda dua hari.

Sejak kecil sudah bersama dan Fariz sudah dianggap sebagai anak oleh ibu Kiki, itu karena ibu Kiki ingin memiliki seorang putra sementara yang lahir adalah putri dan tidak dapat mengandung lagi karena kista yang ia miliki.

"Ini minumannya" ujar Kiki menaruh segelas teh manis di atas meja.

"Makasih Ki, padahal gak usah kamu bikinin. Biasa juga kamu suruh aku ambil sendiri ke dapur" sahut Fariz.

"Jangan dong, masa tamu gak aku layanin. Apalagi ini tamu jauh" ucapnya.

Mereka tertawa akan gurauan itu, memang semenjak lulus sekolah Fariz memutuskan untuk pergi mesantren di Bandung. Terakhir mereka bertemu adalah tahun lalu dimana Fariz berpamitan untuk pergi, setahun telah berlalu kini Fariz benar-benar berubah menjadi lebih santun layaknya seorang ustad.

"Ini... undangan siapa Ki?" tanyanya menatap sebuah surat undangan di atas meja.

"Oh itu dari Zahira, tadi kami ketemu di kafe dan dia bagiin surat undangan untuk pernikahannya"

"Jadi.. Zahira mau nikah sama pacarnya itu" gumam Fariz.

Ada kesedihan tersirat di mata Fariz, menyiratkan hatinya yang belum ikhlas akan cintanya. Hanya Kiki yang tahu bahwa semasa sekolah dulu Fariz memiliki hati untuk Zahira bahkan sejak sekali satu, sayang pada masa itu Fariz tak berani mengungkapkannya meski telah mendapat dukungan dari Kiki.

Sampai akhirnya saat mereka naik ke kelas dua Pras datang dalam kehidupan Zahira dan menjadi pangeran untuknya, kini cerita lalu itu benar-benar menjadi puing yang tak patut di kenang bagi Fariz.

"Kamu... mau datang ke pesta pernikahannya?" tanya Kiki.

"Untuk apa? aku kan gak diundang" sahutnya.

"Buat nemenin aku, Zahira juga pasti senang liat kamu" ujarnya.

Fariz tersenyum pahit, keputusannya untuk pergi mondok adalah untuk menghindari penyakit hati yang berasal dari cintanya yang bertepuk sebelah tangan. Kini setelah menimba ilmu mungkin sudah waktunya melihat apakah ia mampu ikhlas melihat gadis yang ia cintai bahagia dalam pelukan orang lain.

Episodes
1 Bab 1 Surat Undangan
2 Bab 2 Gunjingan Tetangga
3 Bab 3 Garis Dua
4 Bab 4 Usia Kehamilan
5 Bab 5 Harapan Yang Terkabul
6 Bab 6 Lidah Yang Tajam
7 Bab 7 Lelah
8 Bab 8 Permintaan di Rawat
9 Bab 9 Keberuntungan Beruntun
10 Bab 10 Satu Percikan
11 Bab 11 Pertikaian yang Berulang
12 Bab 12 Semangka Kuning
13 Bab 13 Hujan di Hari Bahagia
14 Bab 14 Tabungan
15 Bab 15 Berpapasan
16 Bab 16 Dosa
17 Bab 17 Kisah Masalalu
18 Bab 18 Cinta yang Terlalu Lama
19 Bab 19 Malam Mimpi Buruk
20 Bab 20 Prematur
21 Bab 21 Ratu Anisa
22 Bab 22 Bunga Mengancam
23 Ban 23 Do'a Kepada Pemilik Langit
24 Bab 24 Kembali Membaik
25 Bab 25 Judi
26 Bab 26 Keikhlasan Yang Ditolak
27 Bab 27 Pergi Merantau
28 Bab 28 Rencana Masa Depan
29 Bab 29 Pertemuan Yang Menyedihkan
30 Bab 30 Perkumpulan TKW
31 Bab 31 Bisnis Baru
32 Bab 32 Benih Cinta
33 Bab 33 Lebih Dekat
34 Bab 34 Hadiah Yang Terabaikan
35 Bab 35 Perasaan Yang Menghantui
36 Bab 36 Kepergian Ibu
37 Bab 37 Curiga
38 Bab 38 Pengkhianatan Seorang Sahabat
39 Bab 39 Keluarga Sempurna
40 Bab 40 Kesempatan Yang Hilang
41 Bab 41 Trauma
42 Bab 42 Tamparan Dari Cinta
43 Bab 43 Penyelidikan
44 Bab 44 Keputusan
45 Bab 45 Bimbang
46 Bab 46 Rencana Pesta
47 Bab 47 Pesta Ulang Tahun
48 Bab 48 Keadilan
49 Bab 49 Selera Istri Sah
50 Bab 50 Surat Dari Ibu
51 Bab 51 Permata Yang Hilang
52 Bab 52 Cangkang Kosong
53 Bab 53 Mati Rasa
54 Bab 54 Kembali Pada Zahira
55 Bab 55 Berakhir
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Bab 1 Surat Undangan
2
Bab 2 Gunjingan Tetangga
3
Bab 3 Garis Dua
4
Bab 4 Usia Kehamilan
5
Bab 5 Harapan Yang Terkabul
6
Bab 6 Lidah Yang Tajam
7
Bab 7 Lelah
8
Bab 8 Permintaan di Rawat
9
Bab 9 Keberuntungan Beruntun
10
Bab 10 Satu Percikan
11
Bab 11 Pertikaian yang Berulang
12
Bab 12 Semangka Kuning
13
Bab 13 Hujan di Hari Bahagia
14
Bab 14 Tabungan
15
Bab 15 Berpapasan
16
Bab 16 Dosa
17
Bab 17 Kisah Masalalu
18
Bab 18 Cinta yang Terlalu Lama
19
Bab 19 Malam Mimpi Buruk
20
Bab 20 Prematur
21
Bab 21 Ratu Anisa
22
Bab 22 Bunga Mengancam
23
Ban 23 Do'a Kepada Pemilik Langit
24
Bab 24 Kembali Membaik
25
Bab 25 Judi
26
Bab 26 Keikhlasan Yang Ditolak
27
Bab 27 Pergi Merantau
28
Bab 28 Rencana Masa Depan
29
Bab 29 Pertemuan Yang Menyedihkan
30
Bab 30 Perkumpulan TKW
31
Bab 31 Bisnis Baru
32
Bab 32 Benih Cinta
33
Bab 33 Lebih Dekat
34
Bab 34 Hadiah Yang Terabaikan
35
Bab 35 Perasaan Yang Menghantui
36
Bab 36 Kepergian Ibu
37
Bab 37 Curiga
38
Bab 38 Pengkhianatan Seorang Sahabat
39
Bab 39 Keluarga Sempurna
40
Bab 40 Kesempatan Yang Hilang
41
Bab 41 Trauma
42
Bab 42 Tamparan Dari Cinta
43
Bab 43 Penyelidikan
44
Bab 44 Keputusan
45
Bab 45 Bimbang
46
Bab 46 Rencana Pesta
47
Bab 47 Pesta Ulang Tahun
48
Bab 48 Keadilan
49
Bab 49 Selera Istri Sah
50
Bab 50 Surat Dari Ibu
51
Bab 51 Permata Yang Hilang
52
Bab 52 Cangkang Kosong
53
Bab 53 Mati Rasa
54
Bab 54 Kembali Pada Zahira
55
Bab 55 Berakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!