BAB 19. NYAMAN DALAM OBROLAN

Setelah Damar dan Nayla menyelesaikan ritual makan siang, mereka pun kembali ke kamar untuk bersiap pergi ke rumah sakit.

Bi Luna sedang menelepon Bos besarnya yaitu Richard, beliau memberitahu bahwa hubungan antara Damar dan Nayla berjalan baik, bahkan terlihat akrab walaupun baru hari ini mereka bertemu.

Richard sangat senang mendengar laporan dari Bi Luna dan dia meminta Bi Luna untuk terus mengawasi Damar serta Nayla.

Sementara Bety dan Tisa mengamuk di dalam kamar, Bety mengobrak-abrik seprai, bantal serta guling untuk melampiaskan kekesalan hatinya, sedangkan Tisa, membuang semua peralatan make-upnya ke sembarang arah. Sekarang kamar mereka seperti kapal pecah dengan barang berserakan di mana-mana.

Bi Luna yang mendengar suara barang jatuh ke lantai segera mengetuk pintu, tapi Tisa menjerit bahwa dia sedang mandi dan Tisa mengatakan jika Bety sedang tidur.

Akhirnya Bi Luna pun pergi ke lantai atas untuk memastikan apakah Nayla dan Damar jadi berangkat ke rumah sakit atau tidak. Karena Bi Luna telah meminta sopir untuk menyiapkan mobil.

Bi Luna mengetuk pintu kamar bertepatan dengan Damar yang hendak keluar.

"Eh, Aden sudah siap. Bibi pikir tidak jadi pergi ke rumah sakit. Makanya Bibi datang ingin memastikan, soalnya mobil sudah disiapkan," ucap Bi Luna.

"Jadi kok Bi, Nayla masih menyiapkan pakaian ganti yang akan di bawa untuk adiknya."

"Oh, baiklah Den, kalau begitu Bibi permisi dulu," ucap Bi Luna.

Sebelum Bi Luna menuruni anak tangga, Damar pun berkata, "Oh ya Bi, ada yang lupa, besok pernikahan kami akan laksanakan. Aku telah meminta Arkan untuk mengatur semuanya. Acara akad akan dilaksanakan di gedung sekaligus resepsi sederhana saja tanpa banyak tamu undangan."

"Benarkah Den? Bibi sangat senang mendengarnya. Selamat ya Den, mudah-mudahan pernikahan Aden dan Nona diberkahi dan langgeng serta secepatnya dikaruniai anak-anak yang lucu," ucap Bi Luna.

"Hemm, iya Bi," hanya ucapan itu yang keluar dari mulut Damar.

Nayla pun yang mendengar doa Bi Luna menjawab sama dengan Damar, hingga membuat keduanya saling menatap.

Kemudian Damar memalingkan muka, lalu berkata, "Ayo kita berangkat," ajak Damar.

"Iya Tuan," jawab Nayla.

Damar kembali mengulurkan lengannya, dia tidak mau jika sampai Nayla terpeleset lagi saat menuruni anak tangga.

Nayla pun dengan malu-malu meraih lengan Damar, sambil berkata, "Maaf Tuan, jika aku merepotkan."

Damar tidak menjawab sepatah katapun, dia hanya menatap ke depan sembari bertanya, "Sejak usia berapa adikmu menderita kanker kelenjar getah bening?"

"Benjolan sudah ada sejak lama Tuan, tapi kami tidak menyangka jika itu kanker. Setahun sebelum orangtua kami meninggal, kondisi kesehatan Seyna mulai menurun dan dia seringkali demam hingga akhirnya bidan desa merujuk Seyna ke rumah sakit. Setelah dilakukan serangkaian tes laboratorium, Dokter menyatakan bahwa itu kanker," jawab Nayla.

"Kenapa tidak dilakukan operasi saat itu juga, mungkin kondisinya tidak akan separah sekarang!" ucap Damar.

"Saat itu, baru awal gencarnya wabah virus covid, ekonomi orangtua kami yang hanya pedagang kecil di pasar pun terkena imbas, ikut terpuruk, bagaimana bisa memikirkan biaya berobat Tuan, sementara bisa untuk makan dan biaya sekolah saja sudah bersyukur. Untungnya orangtua kami telah memiliki sebuah gubuk untuk tempat bernaung jadi tidak perlu memikirkan biaya sewa rumah."

Sejenak Nayla terdiam, lalu dia berkata lagi, "Masih dalam keadaan ekonomi parah, Ayah dan Ibu positif tertular virus covid dan akhirnya kedua orangtua kami pun meninggal dengan selang waktu hanya beberapa jam saja."

"Aku adalah anak tertua yang masih berstatus pelajar dengan adik sakit-sakitan, Tuan pasti bisa menebak, beban apa yang harus aku pikul saat itu," ucap Nayla sedih karena teringat kematian kedua orangtuanya. Nayla terdiam, dia tidak sanggup meneruskan cerita tentang kisah hidupnya.

"Heemm..." dehem Damar.

"Lalu, kamu berhenti sekolah makanya sekarang kamu hanya memiliki ijazah SLTP?" tanya Damar.

Nayla pun mengangguk, lalu dia berkata, "Itu yang bisa aku lakukan Tuan, demi menyambung hidup dan pengobatan adikku."

"Kenapa kamu memilih pekerjaan sebagai kuli panggul? Bukankah masih banyak pekerjaan lain?" tanya Damar.

"Untuk menjadi kuli panggul, tidak memerlukan ijazah, tidak perlu modal, hanya butuh tenaga yang kuat, Tuan. Pernah sih, sebelum menjadi kuli panggul, aku mencoba mengamen, karena tidak tahu lagi apa yang bisa aku lakukan untuk sekedar memberi makan adikku meski hanya sepotong roti," ucap Nayla.

"Mengamen dimana? dan banyakkah penghasilan yang kamu dapatkan?" tanya Damar lagi.

"Di Lampu merah dan sekitarnya. Tapi hasilnya nol, karena dirampas oleh pengamen kawakan yang menguasai daerah itu," desah Nayla.

Kemudian Nayla melanjutkan ceritanya, "Supaya adikku bisa makan, aku mengais tempat sampah dan mendapatkan roti sisa untuk pengganjal perutnya yang lapar. Sementara, aku mengalah dengan hanya minum air, tanpa sepengetahuannya hingga sekarang."

Damar terdiam mendengar cerita hidup Nayla, dia sejak kecil terbiasa hidup enak, hanya saat setelah menikah saja kehidupannya hancur, tepatnya di hancurkan oleh sang istri, hingga di situlah Damar baru merasakan pahitnya hidup.

Namun hal itu tidak berlangsung lama, hidupnya berubah kembali setelah bertemu Richard, Papa angkatnya.

"Hemm, ternyata kehidupanku jauh lebih beruntung darimu," ucap Damar.

Pak Sopir yang sejak tadi mengintip dari kaca spion dan mendengarkan interaksi obrolan Bos nya pun merasa heran. Soalnya, selama dia bekerja dengan Damar, Pak Sopir belum pernah melihat Damar sebegitu nyamannya ngobrol dengan seorang wanita. Dan biasanya, Damar selalu cuek, tidak peduli dengan kehidupan para wanita yang selalu berusaha mendekatinya.

Nayla yang mendengar ucapan terakhir Damar merasa penasaran, lalu dia memberanikan diri untuk bertanya, "Memangnya Tuan pernah hidup susah? Maaf, jika aku lancang bertanya."

"Pernah! Sakit yang kita rasakan beda. Kamu sakit setelah kematian kedua orangtua dan aku sakit setelah diselingkuhi, semua hancur dan hartaku ludes."

"Oh, tapi Tuan bisa bangkit lagi, berarti Tuan hebat. Aku, begini saja sudah merasa bersyukur. Tuan mau berbaik hati memberikan biaya pengobatan untuk adikku, sudah seperti kejatuhan bulan bagiku. Karena, kesembuhan dan kebahagiaan adikku lebih utama dari apapun termasuk kebahagiaanku."

Damar dan Nayla terus mengobrol, hingga tak terasa mobil mereka sudah memasuki area parkir rumah sakit.

Keduanya merasa nyaman mengobrol, seperti seorang sahabat yang sudah lama tak bersua. Sekalinya berjumpa, tidak putus-putus bercerita.

Pak Sopir mengangkat jempol, atas keberanian Nayla yang bisa membuat Damar nyaman dan tidak diam membisu seperti biasanya.

Setelah memarkirkan kendaraan, Pak Sopir pun membukakan pintu mobil untuk Tuannya. Lalu, Damar dan Nayla pun bergegas masuk ke dalam area rumah sakit, menuju ruang rawat Seyna.

Terpopuler

Comments

3 semprul

3 semprul

semangat ya Nay..... bikin bang Damar nya selalu nyaman....😁

2022-09-14

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. DAMPAK KEMATIAN ORANG TUA
2 BAB 2. MENDAPATKAN PEKERJAAN
3 BAB 3. TAWARAN UNTUK MENDAPATKAN BANYAK UANG
4 BAB 4. APA ADANYA
5 BAB 5. TIDAK TAKUT
6 BAB 6. KEPUTUSAN TELAH DITENTUKAN
7 BAB 7. DUKUNGAN DARI ARKAN
8 BAB 8. TEMBOK PUNYA TELINGA DAN MATA
9 BAB 9. MELAKUKAN PERAWATAN
10 BAB 10. DI TINDAS
11 BAB 11. DI BERI KESEMPATAN BELAJAR
12 BAB 12. HUKUMAN BAGI PELAYAN USIL
13 BAB 13. MENUNGGU HASIL PEMERIKSAAN AKURAT UNTUK MENENTUKAN JENIS PENGOBATAN
14 BAB 14. MARAH DENGAN PANGGILAN TELEPON TAK DIKENAL
15 BAB 15. CINTA DALAM DIAM
16 BAB 16. MEMBERIKAN PERAWATAN TERBAIK
17 BAB 17. BERTEMU CALON SUAMI
18 BAB 18. ALASAN DIBALIK PERNIKAHAN BERSYARAT
19 BAB 19. NYAMAN DALAM OBROLAN
20 BAB 20. STADIUM TIGA
21 BAB 21. DISERANG MUSUH
22 BAB 22. RAHASIA AIRA TERBONGKAR
23 BAB 23. MEMILIH PAKAIAN PENGANTIN
24 BAB 24. KEDATANGAN MANTAN ISTRI
25 BAB 25. SAH MENIKAH
26 BAB 26. MENGINGINKAN KENYAMANAN
27 BAB 27. MALAM PENGANTIN YANG TERTUNDA
28 BAB 28. MENJADI BUCIN
29 BAB 29. DI SERANG
30 BAB 30. MEMPERKETAT PENJAGAAN
31 BAB 31. MENYAMAR JADI DOKTER
32 BAB 32. MERANGSANG KESADARAN PASIEN
33 BAB 33. TIDAK MAU MENGAKU
34 BAB 34. PERMOHONAN SEYNA
35 BAB 35. HARUS TEGAR
36 BAB 36. BERSEKUTU
37 BAB 37. MEMBERIKAN INFO
38 BAB 38. MENCULIK SEYNA
39 BAB 39. MENDAPATKAN PETUNJUK
40 BAB 40. BERJANJI UNTUK PULANG
41 BAB 41. MENGELABUHI PENJAGA
42 BAB 42. TIBA DI LOKASI PENYEKAPAN
43 BAB 43. BERHASIL MEMBEBASKAN
44 BAB 44. DENDAM RENDRA
45 BAB 45. KEMBALI KE RUMAH
46 BAB 46. MELEPAS KERINDUAN
47 BAB 47. USAHA UNTUK MEMBUAT SUAMI KETAGIHAN
48 BAB 48. TIDAK SALAH MEMILIHKAN ISTRI
49 BAB 49. HANYA MILIK DAMAR
50 BAB 50. TIPU DAYA CAROLINA
51 BAB 51. ANCAMAN RENDRA
52 BAB 52. MENGOREK KETERANGAN
53 BAB 53. DUA SISI KEPRIBADIAN DAMAR
54 BAB 54. PERBEDAAN HIDUP
55 BAB 55. SEKUTU PELAYAN USIL
56 BAB 56. MENGHADAPI SERANGAN MENDADAK
57 BAB 57. PERINTAH RICHARD
58 BAB 58. SALAH CULIK
59 BAB 59. MEMBERITAHU DAMAR
60 BAB 60. KEJUTAN
61 BAB 61. BERHASIL MENYINGKIRKAN RINTANGAN
62 BAB 62. BERTEMU PAPA MERTUA
63 BAB 63. KABAR GEMBIRA
64 BAB 64. HASIL USG
65 BAB 65. PERHATIAN DAMAR
66 BAB 66. KERAS KEPALA
67 BAB 67. NGIDAM SATE
68 BAB 68. KONSULTASI
69 BAB 69. MENDAPATKAN IZIN PULANG
70 BAB 70. BERHASIL MENGALAHKAN KE KERAS KEPALAAN SANG PAPA
71 BAB 71. SALING MENCINTAI
72 BAB 72. SAMBUTAN KEPULANGAN
73 BAB 73. MEMBERI KEJUTAN
74 BAB 74. NIAT ARKAN
75 BAB 75. BUKAN SEORANG PUJANGGA
76 BAB 76. INSIDEN DIBALIK LAMARAN ARKAN
77 BAB 77. PERJUANGAN CINTA ARKAN
78 BAB 78. MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI
79 BAB 79. PERGERAKAN CALON BAYI
80 BAB 80. RAHASIA CINTA DEWO
81 BAB 81. MENDAPATKAN DUKUNGAN
82 BAB 82. MENUNGGU KELENGAHAN RENDRA
83 BAB 83. MENGUSIR SECARA HALUS
84 BAB 84. BAHAGIA
85 BAB 85. PULANG KAMPUNG
86 BAB 86. BERUSAHA MENENGGELAMKAN NAYLA
87 BAB 87. SELAMAT
88 BAB 88. MENGAKU
89 BAB 89. MENCARI CAROLINA
90 BAB 90. HASIL YANG KAU TUAI
91 BAB 91. KEPUTUSAN DAMAR
92 BAB 92. KABAR GEMBIRA
93 BAB 93. HADIAH TERINDAH DIUJUNG KEMATIAN (TAMAT)
Episodes

Updated 93 Episodes

1
BAB 1. DAMPAK KEMATIAN ORANG TUA
2
BAB 2. MENDAPATKAN PEKERJAAN
3
BAB 3. TAWARAN UNTUK MENDAPATKAN BANYAK UANG
4
BAB 4. APA ADANYA
5
BAB 5. TIDAK TAKUT
6
BAB 6. KEPUTUSAN TELAH DITENTUKAN
7
BAB 7. DUKUNGAN DARI ARKAN
8
BAB 8. TEMBOK PUNYA TELINGA DAN MATA
9
BAB 9. MELAKUKAN PERAWATAN
10
BAB 10. DI TINDAS
11
BAB 11. DI BERI KESEMPATAN BELAJAR
12
BAB 12. HUKUMAN BAGI PELAYAN USIL
13
BAB 13. MENUNGGU HASIL PEMERIKSAAN AKURAT UNTUK MENENTUKAN JENIS PENGOBATAN
14
BAB 14. MARAH DENGAN PANGGILAN TELEPON TAK DIKENAL
15
BAB 15. CINTA DALAM DIAM
16
BAB 16. MEMBERIKAN PERAWATAN TERBAIK
17
BAB 17. BERTEMU CALON SUAMI
18
BAB 18. ALASAN DIBALIK PERNIKAHAN BERSYARAT
19
BAB 19. NYAMAN DALAM OBROLAN
20
BAB 20. STADIUM TIGA
21
BAB 21. DISERANG MUSUH
22
BAB 22. RAHASIA AIRA TERBONGKAR
23
BAB 23. MEMILIH PAKAIAN PENGANTIN
24
BAB 24. KEDATANGAN MANTAN ISTRI
25
BAB 25. SAH MENIKAH
26
BAB 26. MENGINGINKAN KENYAMANAN
27
BAB 27. MALAM PENGANTIN YANG TERTUNDA
28
BAB 28. MENJADI BUCIN
29
BAB 29. DI SERANG
30
BAB 30. MEMPERKETAT PENJAGAAN
31
BAB 31. MENYAMAR JADI DOKTER
32
BAB 32. MERANGSANG KESADARAN PASIEN
33
BAB 33. TIDAK MAU MENGAKU
34
BAB 34. PERMOHONAN SEYNA
35
BAB 35. HARUS TEGAR
36
BAB 36. BERSEKUTU
37
BAB 37. MEMBERIKAN INFO
38
BAB 38. MENCULIK SEYNA
39
BAB 39. MENDAPATKAN PETUNJUK
40
BAB 40. BERJANJI UNTUK PULANG
41
BAB 41. MENGELABUHI PENJAGA
42
BAB 42. TIBA DI LOKASI PENYEKAPAN
43
BAB 43. BERHASIL MEMBEBASKAN
44
BAB 44. DENDAM RENDRA
45
BAB 45. KEMBALI KE RUMAH
46
BAB 46. MELEPAS KERINDUAN
47
BAB 47. USAHA UNTUK MEMBUAT SUAMI KETAGIHAN
48
BAB 48. TIDAK SALAH MEMILIHKAN ISTRI
49
BAB 49. HANYA MILIK DAMAR
50
BAB 50. TIPU DAYA CAROLINA
51
BAB 51. ANCAMAN RENDRA
52
BAB 52. MENGOREK KETERANGAN
53
BAB 53. DUA SISI KEPRIBADIAN DAMAR
54
BAB 54. PERBEDAAN HIDUP
55
BAB 55. SEKUTU PELAYAN USIL
56
BAB 56. MENGHADAPI SERANGAN MENDADAK
57
BAB 57. PERINTAH RICHARD
58
BAB 58. SALAH CULIK
59
BAB 59. MEMBERITAHU DAMAR
60
BAB 60. KEJUTAN
61
BAB 61. BERHASIL MENYINGKIRKAN RINTANGAN
62
BAB 62. BERTEMU PAPA MERTUA
63
BAB 63. KABAR GEMBIRA
64
BAB 64. HASIL USG
65
BAB 65. PERHATIAN DAMAR
66
BAB 66. KERAS KEPALA
67
BAB 67. NGIDAM SATE
68
BAB 68. KONSULTASI
69
BAB 69. MENDAPATKAN IZIN PULANG
70
BAB 70. BERHASIL MENGALAHKAN KE KERAS KEPALAAN SANG PAPA
71
BAB 71. SALING MENCINTAI
72
BAB 72. SAMBUTAN KEPULANGAN
73
BAB 73. MEMBERI KEJUTAN
74
BAB 74. NIAT ARKAN
75
BAB 75. BUKAN SEORANG PUJANGGA
76
BAB 76. INSIDEN DIBALIK LAMARAN ARKAN
77
BAB 77. PERJUANGAN CINTA ARKAN
78
BAB 78. MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI
79
BAB 79. PERGERAKAN CALON BAYI
80
BAB 80. RAHASIA CINTA DEWO
81
BAB 81. MENDAPATKAN DUKUNGAN
82
BAB 82. MENUNGGU KELENGAHAN RENDRA
83
BAB 83. MENGUSIR SECARA HALUS
84
BAB 84. BAHAGIA
85
BAB 85. PULANG KAMPUNG
86
BAB 86. BERUSAHA MENENGGELAMKAN NAYLA
87
BAB 87. SELAMAT
88
BAB 88. MENGAKU
89
BAB 89. MENCARI CAROLINA
90
BAB 90. HASIL YANG KAU TUAI
91
BAB 91. KEPUTUSAN DAMAR
92
BAB 92. KABAR GEMBIRA
93
BAB 93. HADIAH TERINDAH DIUJUNG KEMATIAN (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!