Damar sudah selesai mandi, matanya menyapu sekeliling kamar tapi dia tidak menemukan Nayla di sana.
Matanya menatap ke arah tempat tidur dan dia tersenyum sambil bermonolog, "Ternyata dia memang gadis baik seperti yang Arkan ceritakan. Baguslah! Aku tidak ingin anakku lahir dari rahim wanita ular seperti Caroline."
Damar memakai baju yang telah Nayla siapkan, setelah itu dia menyisir rambut lalu rebahan sejenak sambil mengecak email dari ponselnya.
Sementara Nayla sedang berada di dapur, dia mendengarkan penjelasan Bi Luna tentang kebiasaan Tuannya.
Nayla dengan cepat menangkap semua yang diajarkan oleh Bibi, lalu diapun kembali ke kamar untuk memanggil Damar guna mengajaknya makan siang.
Pintu kamar pun Nayla ketuk perlahan sambil bertanya, "Tuan, boleh Saya masuk?"
"Masuklah!" ucap Damar.
Setelah mendapatkan izin, barulah Nayla membuka pintu, dia melihat Damar sedang rebahan, lalu Nayla pun berkata, "Waktunya makan siang Tuan. Anda mau makan di kamar atau di ruang makan?"
"Di ruang makan saja. Aku paling tidak suka, jika kamarku bau makanan. Kamar untuk istirahat, jadi harus berbau aroma yang nyaman bukan aroma makanan," jawab Damar.
Nayla tersenyum, berarti benar apa yang telah Bi Luna katakan. Damar orangnya pembersih, jadi dia tidak suka jika kamarnya kotor atau bau makanan.
"Baiklah Tuan, ayo kita turun, semua makanan sudah di sajikan," ajak Nayla.
Damar pun bangkit dari rebahannya, lalu dia berjalan keluar kamar diikuti oleh Nayla di belakangnya.
"Kenapa Kamu jalan di belakang Saya? Kamu bukan pembantu ataupun pengawal Saya di rumah ini. Kemarilah!" ucap Damar sembari menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Nayla.
Nayla pun memberanikan diri untuk mensejajarkan langkahnya dengan Damar. Tapi, karena masih gugup dan kaku berdekatan dengan Damar, kaki Nayla pun terpeleset saat menuruni anak tangga. Nayla nyaris terjatuh, jika saja Damar tidak menarik tubuhnya.
Tubuh Nayla jatuh ke dalam pelukan Damar dan keduanya pun sejenak saling tatap. Kejadian itu dilihat oleh Bi Luna dan beberapa orang pembantu lainnya.
Bi Luna tersenyum melihat majikannya bisa secepat itu dekat dengan Nayla. Sebelumnya juga ada gadis lain yang diperkenalkan Richard kepada Damar. Tapi, Damar hanya cuek menanggapinya serta akhirnya menolak gadis tersebut.
Padahal gadis pilihan Richard sangat cantik, modis, terpelajar dan dari kalangan orang terpandang yaitu anak pejabat di kota tetangga.
Gadis tersebut ternyata diam-diam, mencari tahu tentang sepak terjang Damar dan dia meminta orang tuanya untuk segera melamarkan Damar untuknya.
Kebetulan Papa gadis itu mengenal Richard, akhirnya dia mengutarakan maksudnya ingin berbesan.
Richard setuju, tapi dia tidak bisa memaksakan kehendaknya tentang jodoh untuk Damar. Richard tidak mau Damar mengalami kegagalan berumah tangga untuk kedua kalinya. Makanya Richard memberikan hak kepada Damar untuk menerima ataupun menolak gadis tersebut.
Saat Damar menolak, Richard memberikan kesempatan kepada Damar untuk mencari wanita pilihannya sendiri secepat mungkin. Jika tidak, Richard akan memutuskan pernikahan Damar dengan gadis pilihannya itu.
Itulah sebabnya Damar meminta Arkan untuk mencarikan seorang gadis yang mau dinikahi dengan syarat, setelah melahirkan putra/putri untuknya, mereka akan bercerai.
Damar tidak percaya lagi dengan yang namanya kebahagiaan berumah tangga. Dia hanya ingin membalas Caroline yang telah menghancurkan rumahtangga mereka.
Namun alasan ini hanya Damar, Arkan dan Dewo saja yang tahu. Sebenarnya Arkan tidak mendukung rencana Damar, tapi apa boleh buat, dia hanyalah bawahan yang tidak mungkin mengatur urusan pribadi Bos nya itu.
Arkan hanya berharap suatu saat Damar akan berubah pikiran saat melihat dan merasakan kebaikan yang ditebarkan oleh Nayla di dalam ikatan pernikahannya yang baru.
Bety dan Tisa yang melihat kejadian di tangga tersebut mencebikkan mulut, mereka iri, kenapa Nayla si gadis gembel bisa berhasil masuk kedalam pelukan Bosnya. Menurut mereka, itu pasti akal-akalan Nayla yang berpura-pura terjatuh supaya Damar menolongnya.
Damar melepaskan pelukannya sambil berkata, "Hati-hati! Kaki, bahkan bagian tubuhmu yang lain bisa patah, jika sampai tadi terguling di tangga."
"Terimakasih Tuan," ucap Nayla.
Kemudian Damar mengulurkan lengan agar Nayla bisa menggandengnya. Damar tidak mau sampai Muti terpeleset lagi.
Sesampainya di bawah, Damar pun berkata, "Kalian berdua, tolong bersihkan tangga, aku tidak mau jika Nona Nayla sampai terpeleset di sana," ucap Damar kepada Bety dan Tisa.
Bety dan Tisa pun terpaksa membungkuk tanda setuju sambil berkata, "Iya Tuan, setiap hari kami bersihkan kok anak tangganya, hanya Nona saja barangkali yang ceroboh.
Bi Luna yang mendengar jawaban Bety memelototkan matanya. Beliau marah, karena Bety berani sekali membantah omongan Damar.
Namun Damar tidak menghiraukan omongan Bety, lalu Damar pun berkata, "Oh ya Bi, tolong hubungi toko karpet atau permadani secepatnya, agar memasang karpet disepanjang tangga supaya tidak licin, demi kebaikan Nona."
"Baik Tuan, sesegera mungkin akan Bibi hubungi mereka."
Setelah mengatakan hal itu, Damar menarik kursi, lalu mempersilakan Nayla untuk duduk. Hal itu semakin membuat hati Bety dan Tisa terbakar, sedangkan Bi Luna semakin senang.
Sementara, Nayla merasa malu dan merasa tidak pantas diperlakukan seperti itu. Hal ini tidak sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Bi Luna. Seharusnya, menjadi tugas Nayla untuk menarik kursi buat Damar bukan malah terbalik.
Bi Luna saja merasa tidak percaya, jika Bos nya bisa melakukan hal itu terhadap Nayla.
Kali ini Nayla harus cepat, dia akan melayani Damar, dia takut malah nanti keduluan Damar yang melayani dirinya.
Nayla mengambil piring di hadapan Damar, lalu menyendok kan nasi kedalam piring tersebut dan mengambilkan lauk serta sayur kesukaan Damar sesuai instruksi yang tadi dijelaskan oleh Bi Luna.
Damar tersenyum, lalu dia berkata, "Terimakasih, ternyata kamu cerdas, sebentar saja, bisa memahami apa makanan kesukaan ku."
"Sama-sama Tuan. Silahkan dinikmati," ucap Nayla sembari menuangkan air minum ke dalam gelas Damar.
"Kamu makanlah! Selesai makan, kita akan ke rumah sakit menjenguk adikmu."
Nayla mengangguk, dia tidak menyangka jika sikap Damar begitu baik terhadapnya. Tebakannya, ternyata salah.
Damar sudah menyantap makanannya sedangkan Nayla masih bingung dengan banyaknya pilihan menu yang terhidang di sana.
Nayla jadi teringat dengan Seyna, seandainya sang adik saat ini bisa makan bareng mereka, Seyna pasti sangat senang. Karena, semua makanan yang terhidang saat ini adalah makanan kesukaannya
dan ternyata kesukaan Damar juga.
Damar melirik ke arah Nayla, dia heran kenapa gadis di sampingnya bukannya makan, malah bengong menatap makanan.
"Kenapa kamu malah bengong, apa tidak ada satupun hidangan yang kamu suka?" tanya Damar.
"Suka kok Tuan, hanya teringat Seyna saja," ucap Nayla sembari menyendok nasi ke dalam piringnya.
Damar yang melihat Nayla hanya makan sedikit sayur dan daging segera menambahkan ke dalam piring Nayla.
"Makanlah yang banyak, kamu ingat apa perkataan Saya di telepon kemaren?" tanya Damar.
Nayla pun mengangguk, dia ingat, Damar menginginkan istri yang sehat, tidak kurus, apalagi penyakitan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Syee Aashiqui
Hai Kak 🙋mampir juga yuk di novel pertama ku mencari cinta sang pewaris tahta mohon dukungannya ya terimakasih 🙏💕
2022-10-01
1
3 semprul
kayak nya Damar ini orang nya baik...
2022-09-14
1