"Terimakasih Dok atas penjelasannya, kami permisi dulu. Dan kami tunggu kabar selanjutnya tentang hasil pemeriksaan Nona Seyna," ucap Arkan mewakili Nayla yang sudah tidak sanggup untuk berbicara.
Air mata yang coba Nayla tahan, akhirnya menitik juga dan Dokter memintanya agar bersabar atas cobaan yang terjadi pada Seyna.
Dokter juga mengingatkan agar banyak berdoa, sakit serta kesembuhan hanya milik Allah maka tim dokter hanya bisa berusaha sebaik mungkin, mengupayakan kesembuhan Seyna, sedangkan hasilnya tetap dipasrahkan kepada Sang pemberi kehidupan.
Arkan pun membimbing Nayla keluar dari ruangan Dokter. Nayla, tadi hampir saja terjatuh karena kepalanya tiba-tiba pusing dan pandangannya menjadi nanar.
"Nona duduk dulu bersama Aira, Saya akan mengurus administrasi agar Nona Nayla bisa mendapatkan perawatan. Saya lihat kondisi Nona saat ini sedang lemah, Tuan Damar pasti tidak akan suka, jika mengetahui kondisi Nona seperti sekarang ini," ucap Arkan.
"Tidak usah Bang, aku baik-baik saja, hanya kurang istirahat," jawab Nayla.
Tiba-tiba, Arkan menepuk keningnya, lalu dia berkata, "Aduh! Kenapa Saya sampai lupa, bukankah Nona tadi belum sarapan?"
Kemudian Arkan berkata lagi, "Aira! tolong temani Nona Nayla ke kantin, biar Nona bisa makan dan minum air hangat untuk memulihkan tenaganya. Abang akan menjaga Nona Seyna di sini," perintah Arkan.
"Baiklah Bang. Ayo Nay, kita ke kantin dulu, aku juga lapar. Nanti malah kita sakit, jika tidak makan, makin susah bukan," ucap Aira.
Nayla pun menurut, dia menggandeng lengan Aira, lalu mereka bergegas ke kantin.
"Pak, kami pesan nasi campur dengan lauk ayam goreng dua piring dan teh manis panas dua ya Pak," ucap Aira kepada pemilik kantin yang datang mendekati mereka.
"Baiklah, saya akan segera siapkan, silahkan duduk dulu ya Dek," ucap pemilik kantin.
"Aku mau ke toilet dulu ya Ai, kamu disini saja, aku hanya sebentar kok, mau buang air kecil," ucap Nayla.
"Iya Nay."
Nayla pun bertanya kepada pemilik kantin di mana letak toilet, lalu diapun bergegas menuju arah yang ditunjukkan. Nayla membasuh wajah dan membuang hajat, setelah itu diapun berjalan kembali untuk duduk bersama Aira.
Masih beberapa langkah di luar toilet, terdengar ponselnya berdering, lalu Nayla mengeluarkannya dari dalam tas. Di sana tertera nomor yang tidak dia kenal.
Karena perasaannya sedang tidak nyaman, Nayla pun malas mengangkat panggilan, dia membiarkan ponselnya terus saja berdering.
Karena kesal, panggilan tersebut tidak berhenti juga, akhirnya Nayla pun menerimanya.
"Hallo," sapa Nayla, tapi untuk beberapa waktu tidak terdengar jawaban dari si pemanggil.
Nayla kembali mematikan ponselnya, dia berpikir pasti orang iseng yang hoby nya mengganggu privasi orang.
Namun tidak lama, ponsel Nayla kembali berdering dengan nomor pemanggil yang sama. Kali ini, Nayla membiarkan saja, tapi kembali ponselnya berdering tanpa henti.
Nayla sangat kesal, lalu dia mengklik panggilan dan berkata, "Kalau mau iseng kamu salah orang! Tolong jangan ganggu Aku!"
Setelah mengatakan hal itu, Nayla pun mematikan panggilan tersebut dan ternyata ponselnya kembali berdering dengan nomor pemanggil yang sama.
Nayla bertambah kesal, lalu dia kembali menerima panggilan tersebut dan berkata kasar, "Kamu tuli dan bisu ya! Bukankah aku sudah katakan, jangan ganggu! Aku sedang nggak berminat menerima panggilan iseng!" bentak Nayla, kemudian mematikan ponsel, lalu menyimpannya kembali ke dalam tas.
Aira yang heran melihat raut wajah Nayla berubah kesal setelah dari toilet, lalu bertanya, "Memangnya ada masalah Nay? Kenapa aku lihat kamu begitu kesal, sebenarnya apa yang membuatmu kesal?"
Ada orang asing menelepon, aku angkat dan tanya, eh hanya diam, tidak ada respon sepatah katapun. Nah, begitu aku matikan, berdering lagi malah nggak putus-putus. Bete 'kan Ai? Mana hati sedang tidak nyaman, eh orang iseng seenak hatinya saja membuat aku bertambah kesal."
"Jangan marah-marah Nay, nanti keriput itu wajah, sayang belum menikah sudah jadi nenek-nenek," canda Aira sembari tertawa. Aira ingin melihat Nayla releks dan enjoy menyikapi masalah.
Pemilik kantin sudah selesai menghidangkan makanan, lalu beliau mempersilakan Nayla dan Aira untuk menikmatinya.
Saat keduanya mulai menyantap makanan, ponsel Aira berdering. Di sana terlihat panggilan dari Arkan. Aira mengangkatnya, dia berpikir barangkali ada hal penting sampai sang Abang menelepon, padahal Arkan yang meminta mereka untuk makan di kantin.
"Hallo Bang, ada apa?" tanya Aira.
"Minta Nona menghidupkan ponselnya," ucap Arkan.
"Baik Bang."
Panggilan dari Arkan pun terputus, lalu Aira berkata kepada Nayla, "Nay, memangnya ponsel kamu matikan ya? Abang meminta kamu untuk menghidupkannya, barangkali ada hal penting yang ingin Abangku sampaikan tentang Seyna.
"Oke, sebentar aku hidupkan Ai," ucap Nayla sembari mengeluarkan ponsel dari dalam tas dan menghidupkannya kembali.
Setelah Nayla menghidupkan ponselnya, nomor tak dikenal yang tadi memanggil pun masuk. Mungkin panggilan masuk itu adalah nomor lain milik Arkan, makanya Nayla pun buru-buru mengangkatnya, takut ada hal penting tentang kondisi adiknya.
"Hallo Bang Arkan," sapa Nayla.
Karena tidak juga ada jawaban, Nayla pun berkata lagi, "Maaf ya Bang, tadi ponsel aku matikan, aku pikir ada orang iseng yang lagi usil," ucap Nayla lagi.
"Aku akan terbang lusa, jadi persiapkan lah dirimu untuk pernikahan!" ucap seorang pria bersuara maskulin, berat, dan dalam.
Jantung Nayla serasa berhenti berdetak, karena penelepon yang tadi sempat dia bentak dan di sebut sebagai orang usil ternyata calon suaminya.
"Maaf Tuan. Maafkan Saya, karena tadi sempat marah dan membentak Tuan," ucap Nayla dengan suara bergetar.
"Hemm..." hanya suara deheman yang terdengar.
Kemudian, Damar pun berkata lagi, "Habiskan makananmu dan ingat! Aku tidak suka wanita yang terlalu kurus serta penyakitan. Jadi, jagalah pola makanmu dan perawatan lainnya. Karena, yang aku butuhkan adalah wanita sehat untuk cepat mengandung calon anakku."
"Baik Tuan," jawab Nayla.
Setelah itu, Nayla tidak mendengar suara apapun lagi dan ternyata panggilan telepon dari Damar telah terputus.
"Huh..." desah Nayla.
"Bos ya Nay?" tanya Aira.
Nayla pun mengangguk, lalu dia berkata, "Mampus Aku Ai, aku pikir orang iseng dan usil. Tadi, saat aku toilet, nomor itu memanggil terus, tapi setelah aku angkat eh, tidak ada jawaban sama sekali. Jadi, aku kesal 'kan! Aku marah dan bentak dia."
"Hahaha, Kamu sih! bukannya bersabar dan ngomong baik-baik. Siap-siap saja, bakal dapat hukuman dari Bos. Soalnya, selama ini belum ada yang berani membantah ataupun membentak Bos Damar, termasuk Bang Arkan. Baru kamulah yang berani melakukan itu," ucap Aira.
"Lalu bagaimana Ai, apa yang harus aku lakukan? Jika hanya dihukum aku tidak masalah, yang penting pengobatan adikku jangan sampai dihentikan."
"Memangnya, Bos ngomong apa tadi Nay?" tanya Aira.
"Disuruh bersiap, Tuan Damar besok akan pulang," ucap Nayla.
"Menikah?"
"Iya."
"Selamat ya, semoga kamu bahagia bersama Tuan," ucap Aira.
Terlihat air mata membayang di kedua mata Aira. Lalu, diapun berusaha mengalihkan pembicaraan dengan berdalih sesak pipis hingga secepatnya berlari ke toilet.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
🍁K3yk3y🍁
Aira nemendam perasaan sama Bosnya.
2023-03-19
0
💞N⃟ʲᵃᵃ࿐yENni💖
Aira kayak nya suka sama Damar tapi Damar hanya menganggap Aira sebagai adik tdk lebih..
2022-12-24
2
3 semprul
semoga bos Damar bucin sama Nayla..
2022-09-13
1