BAB 8. TEMBOK PUNYA TELINGA DAN MATA

Saat Nayla masih asyik memandangi taman, ponsel di dalam tasnya berdering, ternyata dari Seyna.

Nayla buru-buru mengangkatnya, takut sang adik ketakutan karena kedatangan orang tak di kenal.

"Hallo Dek, apakah ada seseorang yang datang menjemputmu?" tanya Nayla.

"Iya Kak, aku takut. Katanya, dia akan membawaku menemui Kakak," ucap Seyna.

"Iya benar Dek, kamu jangan takut. Ikutlah dengan pengawal tersebut Dek, Kakak tunggu kamu di sini," ucap Nayla.

"Baiklah Kak, aku bersiap dulu ya."

"Oh ya Dek, tidak usah bawa banyak barang, disini semua sudah tersedia. Kamu bawa yang penting saja, terutama obatmu," ucap Nayla kepada Seyna.

Seyna pun mengangguk, lalu mengambil tas kecil dan memasukkan barang yang menurutnya penting, terutama ijazah.

Setelah selesai, Seyna mengunci pintu dan menitipkan kunci kepada tetangga terdekat, dia mengatakan jika akan ikut Nayla yang sekarang sedang bekerja di luar kota.

Beberapa orang ibu yang merupakan tetangga terdekat memeluk Seyna, mereka berharap Seyna dan Nayla akan segera kembali. Setelah berpamitan, Seyna pun naik ke dalam mobil yang pintunya sudah di buka oleh pengawal Damar.

Mobil melaju membelah jalanan yang siang ini masih lengang, tapi sebentar lagi jalanan bakal ramai oleh lalu lalang kenderaan orang yang pulang bekerja.

Seyna hanya diam sepanjang perjalanan, dia takut untuk berbicara dengan orang asing. Saat ini yang Seyna pikirkan adalah apa yang dikorbankan sang Kakak, kenapa sampai bisa tinggal di rumah orang kaya.

"Nona, tolong tutup kacanya! Saya akan menghidupkan AC mobil," ucap pengawal yang menyetir sembari melirik Seyna dari kaca spion.

"Iya Tuan," jawab Seyna.

"Panggil saja saya Rudi, saya cuma pengawal di rumah Tuan Damar."

"Siapa Tuan Damar? Kenapa Kak Nayla bisa tinggal di rumah Bos Anda?" tanya Seyna penasaran.

"Jadi Nona belum tahu, jika Kakak Anda akan segera menikah dengan Bos kami?" tanya Rudi.

"Tahu sih, cuma bingung saja, Bos Anda 'kan orang kaya, kenapa mau dengan Kakak, kami hanya dari kalangan miskin," tutur Seyna.

"Saya nggak tahu Non. Lagipula saya mana berani bertanya dan mencampuri urusan Bos. Nona bisa tanyakan langsung nanti kepada Kakak Anda."

"Iya, aku hanya penasaran saja. Aku tidak mau Kakak ku berkorban menghancurkan hidupnya, hanya demi uang untuk ku."

"Maksud Non?"

"Pasti ada kesepakatan yang kakakku lakukan," ucap Seyna sembari menarik nafas dalam.

Rudi melirik Seyna yang terlihat sedih dari kaca spion, dia menafsirkan perkataan Seyna bahwa sang Kakak saat ini tinggal di rumah Bos nya pasti untuk mendapatkan konfensasi uang demi menyelamatkan sang adik yang terlihat lemah dan sakit.

"Sudah Non, jangan sedih. Aku juga seorang Kakak. Aku juga pasti akan melakukan hal yang sama demi adikku jika di posisi kakakmu," hibur Rudi.

"Apakah rumah Bos kamu masih jauh?" tanya Seyna.

"Tidak Non, ini kita sudah memasuki area mansion dan itu pintu gerbangnya sudah tampak di ujung jalan ini."

"Oh, syukur deh," ucap Seyna lega. Ketakutannya ternyata tidak beralasan, pengawal yang menjemputnya ini memang benar suruhan sang Kakak dan benar sopan.

Mobil yang membawa Seyna sudah memasuki pelataran mansion dan Nayla langsung berlari menyambut kedatangan adik yang dia khawatirkan.

"Kamu baik-baik saja kan Dek? Kakak khawatir sejak tadi," tanya Nayla.

"Aku yang khawatir terhadap Kakak, kita tidak biasa tinggal di tempat seperti ini Kak!"

"Iya, kamu benar Dek. Kakak saja bingung mau ngapain di sini."

"Non! makan siangnya sudah disajikan, silahkan Non langsung ke ruang makan," ucap Bi Luna yang tiba-tiba saja datang di belakang Nayla.

"Oh iya Bi, terimakasih. Perkenalkan Bi, ini adik Saya Seyna," ucap Nayla.

Seyna pun mengulurkan tangannya kepada Bi Luna sembari berkata, "Aku Seyna Bi."

"Senang berkenalan dengan Anda Nona! Mari Non sekalian ke ruang makan. Den Damar sudah mengingatkan, kami tidak boleh telat menyajikan makanan buat kalian," ucap Bi Luna.

"Tenang saja Bi, kami sudah terbiasa telat makan, bahkan makan sehari sekali juga sering. Jadi Bibi nggak perlu takut, toh Tuan tidak ada di sini," jawab Nayla.

"Hush, Non jangan ngomong seperti itu, tembok di sini punya telinga dan mata lho Non! Walaupun Tuan jauh, tapi semua yang terjadi di sini, Tuan pasti tahu."

"Oh begitu ya Bi. Wah, bisa gawat jika begitu, padahal hidup kami terbiasa bebas. Kami tidak biasa terikat dengan berbagai aturan."

"Nanti Non Nayla akan banyak belajar di sini. Sore nanti seorang guru akan datang untuk mengajari Non dalam bersikap di mansion ini. Den Damar mau, Non menjadi gadis terpelajar, hingga bisa beliau perkenalkan kepada Tuan besar."

"Jika gadis terpelajar yang Bos inginkan kenapa malah memilih Saya Bi? 'kan malah membuat repot."

"Bibi juga tidak tahu Non, Bibi hanya menjalankan perintah saja."

"Ayo, silahkan di santap hidangannya Non, bibi mau kebelakang dulu."

"Bi, ayo kita makan bareng saja! Arkan kemana ya Bi?"

"Den Arkan sejak tadi balik ke kantor, biasanya dia pulang malam hari."

"Kalau begitu, Bibi saja yang ikut makan bareng kami."

"Maaf Non, tempat makan kami bukan di sini," ucap Bi Luna sembari berbalik akan meninggalkan ruangan makan.

"Kami juga Bi, tempat kami tidak di sini, jika Bibi tidak ikut makan, ya sudah kami juga nanti saja makannya."

"Jangan begitu Non, nanti Bibi kena marah, Den Damar pasti tahu lho Non!"

"Aku yang tanggungjawab Bi, karena aku yang ngajak," ucap Nayla sembari berdiri, menyiapkan kursi untuk Bi Luna.

"Aduh Non, Saya cuma pembantu, kenapa Non memperlakukan Saya seperti majikan. Ini tidak pantas Non."

"Bi, semua manusia itu sama. Kaya tidak menjadi ukuran bahwa mereka jauh lebih baik dari si miskin. Ayo, kita makan dulu!"

Nayla menyendok kan nasi ke piring Seyna lalu dia mengambilkan nasi buat Bi Luna. Bi Luna meneteskan air mata, bahkan anak kandungnya sendiri belum pernah melayaninya makan seperti yang dilakukan oleh Nayla.

"Kenapa menangis Bi? Apa aku telah menyinggung perasaan Bibi?"

"Tidak Non, justru Saya berterimakasih, Non telah memperlakukan Saya seperti Ibu, padahal anak saya tidak pernah melakukan hal ini," ucap Bi Luna sembari menghapus sisa air matanya.

"Mereka belum merasakan Bi, bagaimana kehilangan ibu. Nanti, mereka bakal menyesal karena tidak memperlakukan Bibi dengan baik."

Bi Luna terharu, ternyata pilihan Tuannya sangat tepat, walaupun gadis di hadapannya ini seperti gembel tapi hatinya sungguh mulia.

"Non Seyna kok diam saja, apa masakan di mansion ini kurang enak ya?"

"Tidak Bi, semua masakannya sangat enak, aku cuma bingung, mana duluan yang harus di makan."

Akhirnya Bi Luna dan Nayla tertawa, melihat Seyna yang sejak tadi cuma bengong, rupanya bukan karena dia tidak suka tapi karena bingung, mana yang harus dia dahulukan makan.

Terpopuler

Comments

wikha Sandra

wikha Sandra

krn prcya m arkan,arkan peecya dewo.knp mst dtnyk lg.

2024-05-31

0

Asri Angsela Melivina Potabuga

Asri Angsela Melivina Potabuga

seyna ntar jodohx Arkan ni

2022-10-13

2

botak

botak

oouu mnisnyaaaa

2022-10-08

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. DAMPAK KEMATIAN ORANG TUA
2 BAB 2. MENDAPATKAN PEKERJAAN
3 BAB 3. TAWARAN UNTUK MENDAPATKAN BANYAK UANG
4 BAB 4. APA ADANYA
5 BAB 5. TIDAK TAKUT
6 BAB 6. KEPUTUSAN TELAH DITENTUKAN
7 BAB 7. DUKUNGAN DARI ARKAN
8 BAB 8. TEMBOK PUNYA TELINGA DAN MATA
9 BAB 9. MELAKUKAN PERAWATAN
10 BAB 10. DI TINDAS
11 BAB 11. DI BERI KESEMPATAN BELAJAR
12 BAB 12. HUKUMAN BAGI PELAYAN USIL
13 BAB 13. MENUNGGU HASIL PEMERIKSAAN AKURAT UNTUK MENENTUKAN JENIS PENGOBATAN
14 BAB 14. MARAH DENGAN PANGGILAN TELEPON TAK DIKENAL
15 BAB 15. CINTA DALAM DIAM
16 BAB 16. MEMBERIKAN PERAWATAN TERBAIK
17 BAB 17. BERTEMU CALON SUAMI
18 BAB 18. ALASAN DIBALIK PERNIKAHAN BERSYARAT
19 BAB 19. NYAMAN DALAM OBROLAN
20 BAB 20. STADIUM TIGA
21 BAB 21. DISERANG MUSUH
22 BAB 22. RAHASIA AIRA TERBONGKAR
23 BAB 23. MEMILIH PAKAIAN PENGANTIN
24 BAB 24. KEDATANGAN MANTAN ISTRI
25 BAB 25. SAH MENIKAH
26 BAB 26. MENGINGINKAN KENYAMANAN
27 BAB 27. MALAM PENGANTIN YANG TERTUNDA
28 BAB 28. MENJADI BUCIN
29 BAB 29. DI SERANG
30 BAB 30. MEMPERKETAT PENJAGAAN
31 BAB 31. MENYAMAR JADI DOKTER
32 BAB 32. MERANGSANG KESADARAN PASIEN
33 BAB 33. TIDAK MAU MENGAKU
34 BAB 34. PERMOHONAN SEYNA
35 BAB 35. HARUS TEGAR
36 BAB 36. BERSEKUTU
37 BAB 37. MEMBERIKAN INFO
38 BAB 38. MENCULIK SEYNA
39 BAB 39. MENDAPATKAN PETUNJUK
40 BAB 40. BERJANJI UNTUK PULANG
41 BAB 41. MENGELABUHI PENJAGA
42 BAB 42. TIBA DI LOKASI PENYEKAPAN
43 BAB 43. BERHASIL MEMBEBASKAN
44 BAB 44. DENDAM RENDRA
45 BAB 45. KEMBALI KE RUMAH
46 BAB 46. MELEPAS KERINDUAN
47 BAB 47. USAHA UNTUK MEMBUAT SUAMI KETAGIHAN
48 BAB 48. TIDAK SALAH MEMILIHKAN ISTRI
49 BAB 49. HANYA MILIK DAMAR
50 BAB 50. TIPU DAYA CAROLINA
51 BAB 51. ANCAMAN RENDRA
52 BAB 52. MENGOREK KETERANGAN
53 BAB 53. DUA SISI KEPRIBADIAN DAMAR
54 BAB 54. PERBEDAAN HIDUP
55 BAB 55. SEKUTU PELAYAN USIL
56 BAB 56. MENGHADAPI SERANGAN MENDADAK
57 BAB 57. PERINTAH RICHARD
58 BAB 58. SALAH CULIK
59 BAB 59. MEMBERITAHU DAMAR
60 BAB 60. KEJUTAN
61 BAB 61. BERHASIL MENYINGKIRKAN RINTANGAN
62 BAB 62. BERTEMU PAPA MERTUA
63 BAB 63. KABAR GEMBIRA
64 BAB 64. HASIL USG
65 BAB 65. PERHATIAN DAMAR
66 BAB 66. KERAS KEPALA
67 BAB 67. NGIDAM SATE
68 BAB 68. KONSULTASI
69 BAB 69. MENDAPATKAN IZIN PULANG
70 BAB 70. BERHASIL MENGALAHKAN KE KERAS KEPALAAN SANG PAPA
71 BAB 71. SALING MENCINTAI
72 BAB 72. SAMBUTAN KEPULANGAN
73 BAB 73. MEMBERI KEJUTAN
74 BAB 74. NIAT ARKAN
75 BAB 75. BUKAN SEORANG PUJANGGA
76 BAB 76. INSIDEN DIBALIK LAMARAN ARKAN
77 BAB 77. PERJUANGAN CINTA ARKAN
78 BAB 78. MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI
79 BAB 79. PERGERAKAN CALON BAYI
80 BAB 80. RAHASIA CINTA DEWO
81 BAB 81. MENDAPATKAN DUKUNGAN
82 BAB 82. MENUNGGU KELENGAHAN RENDRA
83 BAB 83. MENGUSIR SECARA HALUS
84 BAB 84. BAHAGIA
85 BAB 85. PULANG KAMPUNG
86 BAB 86. BERUSAHA MENENGGELAMKAN NAYLA
87 BAB 87. SELAMAT
88 BAB 88. MENGAKU
89 BAB 89. MENCARI CAROLINA
90 BAB 90. HASIL YANG KAU TUAI
91 BAB 91. KEPUTUSAN DAMAR
92 BAB 92. KABAR GEMBIRA
93 BAB 93. HADIAH TERINDAH DIUJUNG KEMATIAN (TAMAT)
Episodes

Updated 93 Episodes

1
BAB 1. DAMPAK KEMATIAN ORANG TUA
2
BAB 2. MENDAPATKAN PEKERJAAN
3
BAB 3. TAWARAN UNTUK MENDAPATKAN BANYAK UANG
4
BAB 4. APA ADANYA
5
BAB 5. TIDAK TAKUT
6
BAB 6. KEPUTUSAN TELAH DITENTUKAN
7
BAB 7. DUKUNGAN DARI ARKAN
8
BAB 8. TEMBOK PUNYA TELINGA DAN MATA
9
BAB 9. MELAKUKAN PERAWATAN
10
BAB 10. DI TINDAS
11
BAB 11. DI BERI KESEMPATAN BELAJAR
12
BAB 12. HUKUMAN BAGI PELAYAN USIL
13
BAB 13. MENUNGGU HASIL PEMERIKSAAN AKURAT UNTUK MENENTUKAN JENIS PENGOBATAN
14
BAB 14. MARAH DENGAN PANGGILAN TELEPON TAK DIKENAL
15
BAB 15. CINTA DALAM DIAM
16
BAB 16. MEMBERIKAN PERAWATAN TERBAIK
17
BAB 17. BERTEMU CALON SUAMI
18
BAB 18. ALASAN DIBALIK PERNIKAHAN BERSYARAT
19
BAB 19. NYAMAN DALAM OBROLAN
20
BAB 20. STADIUM TIGA
21
BAB 21. DISERANG MUSUH
22
BAB 22. RAHASIA AIRA TERBONGKAR
23
BAB 23. MEMILIH PAKAIAN PENGANTIN
24
BAB 24. KEDATANGAN MANTAN ISTRI
25
BAB 25. SAH MENIKAH
26
BAB 26. MENGINGINKAN KENYAMANAN
27
BAB 27. MALAM PENGANTIN YANG TERTUNDA
28
BAB 28. MENJADI BUCIN
29
BAB 29. DI SERANG
30
BAB 30. MEMPERKETAT PENJAGAAN
31
BAB 31. MENYAMAR JADI DOKTER
32
BAB 32. MERANGSANG KESADARAN PASIEN
33
BAB 33. TIDAK MAU MENGAKU
34
BAB 34. PERMOHONAN SEYNA
35
BAB 35. HARUS TEGAR
36
BAB 36. BERSEKUTU
37
BAB 37. MEMBERIKAN INFO
38
BAB 38. MENCULIK SEYNA
39
BAB 39. MENDAPATKAN PETUNJUK
40
BAB 40. BERJANJI UNTUK PULANG
41
BAB 41. MENGELABUHI PENJAGA
42
BAB 42. TIBA DI LOKASI PENYEKAPAN
43
BAB 43. BERHASIL MEMBEBASKAN
44
BAB 44. DENDAM RENDRA
45
BAB 45. KEMBALI KE RUMAH
46
BAB 46. MELEPAS KERINDUAN
47
BAB 47. USAHA UNTUK MEMBUAT SUAMI KETAGIHAN
48
BAB 48. TIDAK SALAH MEMILIHKAN ISTRI
49
BAB 49. HANYA MILIK DAMAR
50
BAB 50. TIPU DAYA CAROLINA
51
BAB 51. ANCAMAN RENDRA
52
BAB 52. MENGOREK KETERANGAN
53
BAB 53. DUA SISI KEPRIBADIAN DAMAR
54
BAB 54. PERBEDAAN HIDUP
55
BAB 55. SEKUTU PELAYAN USIL
56
BAB 56. MENGHADAPI SERANGAN MENDADAK
57
BAB 57. PERINTAH RICHARD
58
BAB 58. SALAH CULIK
59
BAB 59. MEMBERITAHU DAMAR
60
BAB 60. KEJUTAN
61
BAB 61. BERHASIL MENYINGKIRKAN RINTANGAN
62
BAB 62. BERTEMU PAPA MERTUA
63
BAB 63. KABAR GEMBIRA
64
BAB 64. HASIL USG
65
BAB 65. PERHATIAN DAMAR
66
BAB 66. KERAS KEPALA
67
BAB 67. NGIDAM SATE
68
BAB 68. KONSULTASI
69
BAB 69. MENDAPATKAN IZIN PULANG
70
BAB 70. BERHASIL MENGALAHKAN KE KERAS KEPALAAN SANG PAPA
71
BAB 71. SALING MENCINTAI
72
BAB 72. SAMBUTAN KEPULANGAN
73
BAB 73. MEMBERI KEJUTAN
74
BAB 74. NIAT ARKAN
75
BAB 75. BUKAN SEORANG PUJANGGA
76
BAB 76. INSIDEN DIBALIK LAMARAN ARKAN
77
BAB 77. PERJUANGAN CINTA ARKAN
78
BAB 78. MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI
79
BAB 79. PERGERAKAN CALON BAYI
80
BAB 80. RAHASIA CINTA DEWO
81
BAB 81. MENDAPATKAN DUKUNGAN
82
BAB 82. MENUNGGU KELENGAHAN RENDRA
83
BAB 83. MENGUSIR SECARA HALUS
84
BAB 84. BAHAGIA
85
BAB 85. PULANG KAMPUNG
86
BAB 86. BERUSAHA MENENGGELAMKAN NAYLA
87
BAB 87. SELAMAT
88
BAB 88. MENGAKU
89
BAB 89. MENCARI CAROLINA
90
BAB 90. HASIL YANG KAU TUAI
91
BAB 91. KEPUTUSAN DAMAR
92
BAB 92. KABAR GEMBIRA
93
BAB 93. HADIAH TERINDAH DIUJUNG KEMATIAN (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!