Arkan kembali fokus pada setiurnya, dia tidak mungkin kembali untuk menjemput adik Nayla sementara mereka sudah separuh perjalanan menuju ke mansion milik Damar.
"Nona Nayla, Anda pasti mendengar pembicaraan Saya tadi dengan Bos Damar. Anda beruntung Nona, Bos langsung memilih Anda menjadi calon istrinya, padahal kita belum memperlihatkan identitas diri Anda kepada beliau. Jadi aku mohon Nona, rawatlah diri Anda sebaik mungkin, agar beliau tidak kecewa nantinya," ucap Arkan.
"Kalau aku tinggal di rumah Bos Tuan, otomatis aku tidak bisa bekerja lagi, lantas bagaimana dengan biaya pengobatan adikku Tuan. Sudah jelas kesepakatan belum di tandatangani jadi, aku belum bisa mendapatkan uang," ucap Nayla jujur.
Nayla lebih baik mengatakan uneg-uneg hatinya ketimbang pengobatan adiknya terbengkalai. Karena sejak awal dia menerima kesepakatan ini hanya demi sang adik.
"Nona tidak perlu khawatir, Bos Damar Bimantara telah mengetahui kondisi adik Anda, pasti semua yang berhubungan dengan penyakitnya sudah di pikirkan oleh beliau," ucap Arkan.
"Terimakasih Tuan, hanya itu yang aku inginkan dalam hidup ini. Kebahagiaan ku tidaklah penting, yang terpenting adalah kesembuhan dan kebahagiaan adikku," ucap Nayla sedih, dia jadi teringat sang adik, pasti pada jam segini, Seyna sedang menonton drama kesukaannya.
Melihat Nayla begitu menyayangi sang adik, Arkan yakin Nayla pasti bisa menyayangi dan menaklukkan hati Bos nya suatu hari nanti.
Saat ini Damar memang tidak menginginkan cinta dari wanita manapun, yang dia inginkan hanya seorang anak, yang bisa membuktikan kepada mantan istri serta keluarganya bahkan kepada dunia bahwa dirinya tidaklah mandul seperti vonis dan tuduhan sang istri yang akhirnya memilih selingkuh serta pergi meninggalkan Damar di saat kondisi keuangan dan mentalnya sedang terpuruk.
Kecewa, sakit dan dendam telah membuat Damar menutup diri serta tidak percaya lagi dengan yang namanya cinta dan kesetiaan seorang wanita.
"Oh ya Nona Nayla, semoga hidupmu beruntung bisa menjadi istri Bos Damar walaupun hanya sementara. Sebenarnya aku berharap tidak hanya sementara, jika Anda bisa mengobati hati dan menumbuhkan kepercayaan bos akan cintanya kembali, Anda akan menjadi wanita paling beruntung di dunia ini," ucap Arkan.
"Apa maksud Anda Tuan? Apa Bos pernah terluka karena cinta?" tanya Nayla.
"Ya. Saat ini, hanya itu yang bisa aku gambarkan kepadamu, selebihnya Anda harus cari tahu sendiri. Itulah tantanganmu sebagai istri Bos Damar nantinya," ucap Arkan.
"Sekali lagi terimakasih Tuan, Anda telah mendukung dan mengutamakan Saya," ucap Nayla.
"Kamu harus berterima kasih kepada Dewo, dia terlalu antusias merekomendasikanmu kepadaku," ucap Arkan.
"Iya Tuan, Dewo memang teman yang sangat baik, aku beruntung memiliki teman seperti dia," ucap Nayla.
"Kita sudah memasuki kawasan mansion Bos Damar, di sinilah kamu akan tinggal sampai Bos pulang dan selama beliau menginginkan, Anda bisa bebas tinggal di sini," ucap Arkan.
"Bagaimana dengan adikku? Aku tidak ingin dia sendirian malam ini di sana Tuan!" ucap Nayla sedih.
"Anda tenang saja, aku sudah perintahkan seseorang untuk menjemputnya. Jadi saat pengawal itu tiba, kamu harus melakukan panggilan video, agar adikmu percaya, jika pengawal itu menjemputnya atas perintahmu," ucap Arkan.
Nayla senang, Arkan telah memikirkan semua. Untuk saat ini Nayla merasa aman dan nyaman karena dia masih bisa hidup tenang sampai saatnya tiba, dimana dia harus siap menjadi seorang istri pria yang belum pernah sama sekali dia lihat rupanya.
"Baiklah Tuan, ternyata Anda tahu semua yang aku pikirkan."
Arkan hanya tersenyum sekilas lalu dia kembali fokus menyetir. Mereka sudah memasuki pintu gerbang mansion dan seorang penjaga yang sudah mengenal Arkan pun tersenyum sembari mengucapkan selamat datang kepadanya sebagai orang nomor satu kepercayaan Bos mereka.
Nayla terperangah melihat kemegahan rumah calon suaminya itu, dia mencubit tangannya sendiri, untuk membuktikan bahwa dirinya sedang tidak bermimpi.
Ketika mereka turun dari mobil, beberapa orang pelayan muda dan tua pun mendekat lalu membungkuk, memberi hormat sambil berkata, "Selamat datang Nona."
Nayla pun menjawab, "Terimakasih Bu, Kakak. Panggil saja aku Nayla."
"Maaf Nona, kami tidak berani. Anda wanita Tuan, mana mungkin kami berani memanggil sembarangan," ucap salah satu pelayan tua.
"Nona Nayla, perkenalkan ini Bi Luna. Beliau adalah kepala pelayan di sini dan sudah bekerja cukup lama kepada Tuan besar dan sekarang melayani Bos Damar. Jika Anda membutuhkan sesuatu, silahkan hubungi Bi Luna atau pelayan lain jika Bi Luna sedang keluar," ucap Arkan.
"Den Arkan, ini tadi ada pesan dari Den Damar, sebelum beliau berangkat," ucap Bi Luna sembari menyerahkan sebuah kartu debit.
"Oh, terimakasih Bi. Ini untuk Nona Nayla, baru saja Bos kirim pesan via WhatsApp Saya," ucap Arkan.
"Ini Nona, simpanlah dan pergunakan untuk kebutuhan kalian. Jika kamu ingin pergi, beritahu saya, nanti ada sopir mansion yang akan mengantar kalian. Ini kartu nama Saya," ucap Arkan sembari menyerahkan kedua kartu tersebut.
Nayla tidak tahu harus bersyukur atau takut atas fasilitas yang diberikan oleh Damar. Mungkin bersyukur karena masalahnya mendapatkan titik penyelesaian. Sementara rasa takutnya juga besar, bagaimana nanti Nayla akan membayar, jika dirinya tidak bisa hamil setelah menikah.
"Bi, tolong antarkan Non Nayla ke kamar Tuan dan siapkan kamar satu lagi buat adik Nona yang masih di jemput oleh pengawal," pinta Arkan.
"Baik Den," ucap Bi Luna.
"Kalian berdua, tolong siapkan kamar di samping kamar Tuan, ganti seprai dan dekorasinya khusus buat cewek," perintah Bi Luna kepada kedua pelayan yang masih muda.
Keduanya pergi untuk menuruti perintah Bi Luna, tapi wajah mereka menunjukkan rasa kurang senang atas perintah tersebut. Keduanya iri kenapa Nayla dan adiknya begitu beruntung. Padahal mereka melihat penampilan Nayla sekarang tidak lebih baik dari mereka.
Di dalam kamar kedua pelayan tersebut bergunjing menjelekkan Nayla, kenapa Bos mereka malah memilih wanita seperti itu, padahal banyak wanita kelas atas yang menginginkan Damar.
Mereka tidak rela harus memberi hormat kepada wanita yang derajatnya sama seperti pelayan.
Sementar, Bi Luna telah mengantarkan Nayla ke kamar Damar, lalu beliau berkata, "Non, silahkan istirahat dulu, sebentar lagi orang-orang yang akan melayani keperluan Nona akan segera tiba. Bibi akan ke bawah untuk meminta orang dapur menyediakan makanan buat Nona," ucap Bi Luna sembari berbalik menuju pintu.
"Bi, bisa temani aku dulu di sini. Aku takut Bi, kamar ini begitu besar dan banyak lukisan klasik yang sepertinya hidup."
"Baiklah Non, Bibi akan temani Nona. Non Nayla jangan takut, nanti juga terbiasa. Semua lukisan itu kesayangan Den Damar Non. Sebagian adalah karyanya dan sebagian lagi, Den Damar beli dari acara lelang amal di luar negeri," ucap Bi Luna.
"Oh, berarti hobi Tuan melukis ya Bi?" tanya Nayla.
"Iya, melukis di lakukan Den Damar saat dia pulang ke mansion ini," jawab Bi Luna.
"Memangnya ada mansion lain selain ini Bi?"
"Ada Non, mansion milik Tuan Besar, Papa angkat Den Damar.Tapi beliau tidak pernah menganggap Den Damar sebagai putra angkatnya, beliau menyayangi Den Damar lebih dari putranya sendiri."
"Kok bisa begitu Bi?"
"Nanti Non bakal tahu banyak setelah tinggal di sini. Sebentar ya Non, Bibi ingin melihat kamar yang akan adik Non Nayla tempati, apakah sudah di bereskan atau belum. Bibi nggak lama kok, jadi Non lanjut lihat-lihat dulu," ucap Bi Luna.
"Baiklah Bi, aku harus berani, karena malam ini aku juga akan tidur di sini," ucap Nayla.
Sepeninggal Bi Luna, Nayla membuka jendela yang ada di kamar itu, tepatnya di kedua sisi tempat tidur, jendela itu mengarah ke sebuah taman bunga dan sebuah kolam renang.
Taman bunga itu sangat indah dan terawat, penuh dengan berwarna-warni bunga yang sedang bermekaran. Sesekali harum bunga masuk ke dalam kamar, saat angin menerpa masuk.
Ternyata di balik ke seraman lukisan-lukisan yang ada di dinding, masih ada keindahan yang bisa di lihat dari balkon atas kamar Damar. Nayla menatap kejauhan, dia membayangkan sang adik sebentar lagi akan tiba dan dia berharap bisa memberikan kebahagiaan untuknya di mansion ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Agustina Makasenda
mantap ceritanya,l like💖💖👍
2022-09-25
1
3 semprul
suka 👍
2022-09-13
2