"Kak, kenapa menghamburkan uang? seharusnya kita makan dengan dadar telur saja, sudah cukup. Kak Nay harus pikirkan diri Kakak juga, belilah perlengkapan untuk kebutuhan kakak, jangan pikirkan aku terus," ucap Seyna yang melihat nasi ramas pakai lauk dendeng cabe hijau kesukaannya, di suguhkan oleh sang Kakak.
"Sudah, ayo makan! Sesekali kita nikmati hidup, masalah kebutuhan ku aman, kalau make-up tidaklah penting, cukup pakai bedak baby, selasai."
"Kakak juga harus berdandan, bagaimana laki-laki akan memperhatikan Kakak, jika penampilan Kak Nay seperti ini. Kak Nay harus mendapatkan laki-laki baik sebagai pendamping sebelum aku pergi," ucap Seyna sedih.
"Kamu jangan aneh-aneh deh, aku nggak mau dengar lagi. Kamu pasti sembuh, aku akan berjuang. Kalau jodoh tidak usah dipikirkan, untuk apa kita poles diri layaknya orang kaya, padahal kenyataannya kita kere. Ada laki-laki baik yang mau dengan Kakak syukur, jika tidak ya sudah! hidup Kakak hanya demi kamu," ucap Nayla sembari menyuap makanan ke dalam mulutnya.
"Hah...Kak Nay," ucap Seyna sembari menggelengkan kepala.
"Jangan kamu pikirkan Kakak lagi, yang terpenting sekarang kamu harus makan dan minum obat. Ingat Dek! jodoh, pertemuan dan maut sudah di atur oleh Allah, kita jalani saja prosesnya," ucap Nayla sambil terus menyantap makanannya dengan lahap.
Setelah selesai makan, Nayla mengambilkan obat serta air minum buat sang adik, lalu dia berkata, "Minumlah Dek! Aku mau mandi dulu ya, kamu nonton TV, tapi ingat! Jangan nangis lagi," ucap Nayla menggoda sang adik.
Nayla pergi ke kamarnya menyambar handuk lalu bergegas mandi. Setelah selesai, dia merebahkan diri sejenak untuk melepaskan penat karena seharian bekerja.
Sambil berbaring, Nayla teringat ucapan Dewo, lalu dia menarik tas dan mengambil kartu nama teman Dewo.
Nayla menimbang-nimbang baik dan buruknya, tapi akhirnya dia bertekad apapun resikonya nanti mungkin itulah takdirnya, yang terpenting saat ini dia harus mendapatkan uang yang banyak demi pengobatan Seyna.
Kemudian, Nayla mengambil ponsel dan memasukkan nomor Arkan ke penyimpanan kontaknya.
Nayla melakukan panggilan dan tanpa memikirkan rasa malu, Nayla pun melakukan panggilan video. Karena dia ingin Arkan bertatapan langsung dengannya, agar bisa melakukan penilaian pantas ataupun tidak dirinya untuk di ajukan sebagai salah satu pilihan jodoh bosnya.
Untuk beberapa kali panggilan, Arkan tidak juga mengangkat, kemudian Nayla berinisiatif untuk meninggalkan pesan, yang berbunyi:
"Selamat malam Tuan Arkan. Maaf mengganggu waktu anda, nama saya Nayla dan saya adalah teman Dewo. Saya ingin mengajukan diri untuk menempati posisi pekerjaan yang anda cari yaitu menjadi istri kontrak Bos Anda. Tolong, konfirmasi panggilan dari saya. Terimakasih," ucap Nayla.
Tidak berapa lama pesan itupun terlihat di buka dan langsung ada panggilan video dari Arkan.
Nayla mengklik panggilan, tangannya sedikit gemetar, walau bagaimanapun rasa malu dan takut tetap ada.
Tapi sebelumnya, Nayla sudah mengenakan pakaian yang sopan dan juga hijab serta tanpa riasan wajah sedikitpun.
"Hallo Tuan Arkan. Perkenalkan, namaku Nayla, aku mendapatkan kartu nama Anda dari Dewo, sahabat Say," ucap Nayla.
"Salam kenal kembali Nona Nayla, apakah Dewo sudah menjelaskan semuanya?" tanya Arkan.
"Sudah Tuan. Apakah masih ada kesempatan? saya sedang membutuhkan uang untuk pengobatan adik saya, jadi saya mohon pertimbangan dari Tuan," ucap Nayla.
Arkan memandang tajam ke arah Nayla, seakan dia mencari keseriusan dan kebenaran di balik ucapan Nayla.
Sebenarnya Arkan yakin, pilihan Dewo pasti baik, karena dia telah mengenal Dewo sejak mereka sama-sama di bangku pendidikan SLTP, hanya nasib mereka saja yang berbeda.
Dewo cuma lulus SLTA dan sekarang bekerja sebagai kuli panggul di pasar sementara Arkan sarjana dan bekerja di salah satu perusahaan milik orangtua angkat bosnya sekarang.
Namun, Arkan tidak bisa memutuskan, tugasnya hanya mencari beberapa orang calon yang akan di seleksi langsung oleh bosnya yang bernama Damar Bimantara.
"Begini Nona, tugas saya hanya mencari calon dan Bos lah yang akan putuskan. Besok, tolong Anda temui saya di kantor dengan membawa identitas diri serta foto Anda beserta keluarga. Mungkin lusa, baru Anda akan saya pertemukan dengan Bos. Itupun jika Bos sudah kembali dan siap untuk menemui Anda," ucap Arkan.
"Baiklah Tuan Arkan, insyaallah saya akan datang. Terimakasih ya Tuan," ucap Nayla.
"Sama-sama Nona, tapi ingat jangan lewat pukul 3 sore, Saya tidak suka dengan orang yang suka telat dan inkar janji," ucap Arkan mengingatkan.
"Insyaallah Tuan, sekali lagi terimakasih."
Panggilan video pun sudah di tutup oleh Arkan, kini saatnya Nayla menghubungi Dewo untuk menceritakan perjanjiannya dengan Arkan.
Ketika panggilan telepon dari Nayla diangkat oleh Dewo, dia langsung menceritakan semuanya dan besok Nayla akan bekerja dulu hingga tengah hari.
Dewo bersyukur, Arkan mau menemui Nayla. Dewo yakin Nayla bisa lulus seleksi. Selain cantik, Nayla juga gadis baik dan bertanggung jawab.
Setelah Nayla mematikan ponselnya, Dewo segera mengirim pesan ke Arkan dan menceritakan tentang siapa dan bagaimana keadaan Nayla sebenarnya, tanpa melebih-lebihkan. Nayla hanya hidup demi kesembuhan sang adik.
Arkan berjanji kepada Dewo untuk membantu sebisa mungkin, tapi keputusan tetap ada pada Tuan Damar. Setidaknya Dewo merasa tenang karena janji Arkan, yang pastinya 50% Nayla lolos seleksi.
Setelah urusan selesai, Nayla menemui sang adik dan menceritakan secara garis besar bahwa dia akan menikah dengan seorang pengusaha.
Namun Nayla tidak menceritakan bahwa itu hanya nikah kontrak sampai dia bisa melahirkan keturunan untuk sang pengusaha dan menerima pembayaran yang sangat besar saat semuanya berakhir.
"Kakak mau menikah dengan pengusaha? Apa aku tidak salah dengar Kak?" tanya Seyna heran.
Nayla hanya mengangguk, lalu menyunggingkan senyuman semanis mungkin kepada Seyna agar sang adik tidak melihat keterpaksaan yang Nayla putuskan.
"Bukan jadi istri simpanan bandot tua 'kan Kak?" tanya Seyna curiga.
"Tidak Dek! Apa kakakmu ini seburuk itu, sampai kamu pikir aku mau menikahi bandot tua yang sudah bau tanah dan bersaing dengan banyak istri! ih, nauzubillah Dek," ucap Nayla sambil mengangkat kedua jarinya ke atas.
Seyna pun lega, "Syukur deh Kak! Kak Nay masih berpikiran waras, memangnya pengusah muda mana yang mau menikahi gadis miskin seperti kita Kak? Apa ada di jaman seperti ini, yang tidak ada embel-embelnya?" tanya Seyna lagi dan pertanyaannya kali ini sulit untuk di jawab oleh Nayla, karena Nayla belum mau jujur tentang alasannya menerima pernikahan itu.
"Nggak tahu lah Dek, jalani saja. Insyaallah ini jalan terbaik untuk kehidupan kita kedepannya nanti, terutama untuk pengobatanmu," ucap Nayla.
"Semoga kebaikan menyertai Kak Nay, aku ingin melihat Kakak hidup bahagia. Ayah dan Ibu di sana pasti senang, akan melihat Kak Nay menikah."
Nayla hanya tersenyum menanggapi ucapan sang adik, lalu dia mengajak Seyna untuk tidur, karena Nayla lelah dan besok harus bangun pagi untuk bekerja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
botak
ou so sweet seynaaaaa
2022-10-08
1
Zain malik
numpang baca y kak author
2022-09-25
2
3 semprul
suka.... 👍
2022-09-13
1