"Syukurlah," ucap Nayla sembari istirahat melepas lelah.
Dewo yang melihat Nayla menyeka keringat dengan tangan, mengulurkan saputangannya.
"Pakailah! bersih kok Nay, aku membawa dua untuk cadangan, jika yang satu lagi basah," ucap Dewo.
Nayla pun mengambil saputangan yang diberikan oleh Dewo lalu menyeka kembali keringat yang membasahi area wajahnya.
Memang benar saputangan itu masih bersih dan aroma wangi Molto menguar saat Nayla menyapukan ke wajahnya.
"Bagaimana Nay, lelah 'kan? Pekerjaan ini tidak cocok untuk seorang wanita. Nanti lenganmu jadi membesar seperti lenganku Nay," ucap Dewo sembari menunjukkan otot yang membesar pada lengannya dan dia juga menunjukkan jika telapak tangannya sangat kasar.
"Lelah sih, tapi jauh lebih baik daripada aku berpangku tangan menunggu kematian adikku," ucap Nayla sedih.
Dewo yang mendengar hal itu, terasa tercekat lehernya, dia tidak sanggup meneruskan perkataannya.
"Oh ya Wo, aku dapat tips lumayan banyak lho, lihatlah!" ucap Nayla sembari mengeluarkan uang hasil kerjanya hari ini yang belum disusun.
Nayla menyusun uang tersebut, lalu menghitungnya dan memberitahu Dewo.
"Syukur Wo, aku dapat Rp.135.000,- padahal ini masih tengah hari. Terimakasih ya Wo, melalui kamu, aku diberi jalan keluar agar hari ini bisa membelikan makanan dan obat untuk adikku."
"Wah, banyakan kamu Nay, aku baru dapat Rp.83.000,- Syukurlah Nay, tapi tetap saja aku tidak tega melihatmu kerja seperti ini," ucap Dewo.
Kemudian Dewo berkata lagi, "Lagipula, mau sampai kapan kamu mengumpulkannya? toh, nggak bakal cukup hasilnya untuk biaya perobatan adikmu. Kalau hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mudah-mudahan cukup Nay."
Nayla mendesah, dia juga tidak tahu, yang terpenting tetap semangat dan terus berjuang sampai semua berakhir sesuai kehendak-Nya.
"Oh ya Nay, sebenarnya ada sih pekerjaan yang bisa menghasilkan uang banyak, tapi khusus buat wanita saja," ucap Dewo.
"Serius kamu wo, Kerja apa! Aku mau Wo!" ucap Nayla.
"Aku punya sahabat namanya Arkan. Nah, Arkan memiliki seorang Bos yang sedang mencari seorang wanita untuk menjadi istri kontraknya."
"Apa! Memangnya Bos nya masih lajang Wo? Kalau lajang boleh juga, asal bayarannya sesuai," ucap Nayla menyeringai. Sekarang yang ada dipikiran Nayla hanya uang, uang, dan uang.
Kemudian Dewo berkata lagi, "Menurut penjelasan Arkan, Bos nya itu seorang duda tanpa anak. Kata Arkan, dia di tinggal selingkuh oleh istrinya karena tidak juga bisa memberikan keturunan."
"Wow, kali ini cerita hidup terbalik ya Wo, biasanya laki-laki yang meninggalkan istri karena mandul, nah saat ini malah istri yang meninggalkan suami. Hukum berlaku Wo, jangan istri saja yang jadi korban," ucap Nayla.
"Ntahlah Nay, aku nggak paham. Aku 'kan belum menikah!" ucap Dewo.
"Sama," ucap Nayla sembari tertawa.
"Katanya, Bosnya Arkan ingin membuktikan bahwa dia bisa memiliki anak dari wanita lain, tapi bos tersebut tidak menginginkan anak haram yang lahir tanpa ikatan pernikahan," ucap Dewo lagi.
"Dia ingin mencari wanita yang siap menikah dan melahirkan keturunan untuknya, tapi setelah melahirkan harus rela memberikan anak tersebut kepadanya dan harus rela bercerai. Dia akan memberikan imbalan yang besar," itu menurut Arkan.
"Menarik juga tawaran itu Wo, setidaknya, tidak menjadi pelacur karena dinikahi secara sah, walaupun akhirnya harus menjadi janda," ucap Nayla.
"Tapi, jika aku terima tawaran tersebut, bagaimana dengan adikku Wo? Aku pasti tinggal di rumah bosnya teman kamu itu. Aku tidak mungkin meninggalkan adikku sendirian di rumah, apalagi sedang dalam keadaan sakit," ucap Nayla lagi.
"Serius kamu mau Nay?" tanya Dewo.
"Mungkin ini jalannya Wo, agar aku bisa mendapatkan uang yang banyak dalam waktu singkat."
"Kalau kamu setuju, tinggal ajukan syarat saja kepada si Bos, agar diizinkan membawa adikmu tinggal bersama kalian," ucap Dewo.
"Kamu benar Wo. Kalau begitu, aku minta nomor ponsel teman kamu itu ya, mudah-mudahan mereka belum mendapatkan calon yang lain," ucap Nayla.
"Sebentar Nay, kemaren Arkan memberiku kartu nama," ucap Dewo sembari membuka dompetnya.
Dewo pun memberikan kartu nama yang berisi nomor ponsel Arkan. Dia senang jika solusi ini bisa menolong Nayla daripada Nayla harus bekerja sebagai kuli panggul yang hanya cocok untuk kaum laki-laki.
"Kamu hubungi saja dan bilang itu dari aku Nay, siapa tahu Arkan bisa menolongmu, mempermudah jalanmu. Karena, pastilah mereka memiliki banyak calon dan si Bos akan memilih mana yang terbaik untuk bisa di jadikan calon ibu untuk melahirkan anak baginya," terang Dewo.
"Iya Wo, nanti malam aku akan hubungi teman kamu. Terimakasih ya Wo, kamu memang sahabat yang bisa aku andalkan. Ayo sekarang kita kerja lagi, karena jam 3 aku sudah harus pulang. Aku akan singgah ke apotik dan membeli makanan buat adikku," ucap Nayla sembari bangkit dari duduknya dan menepuk pundak Dewo.
"Oke, semoga sukses nanti ya Nay. Hanya itu yang bisa aku lakukan untuk menolongmu, walaupun sebenarnya aku sedih. Seharusnya kamu mendapatkan pria baik yang benar-benar akan menjadi suamimu dunia akhirat."
"Nggak apa-apa Wo, kamu tenang saja, ini akan menjadi jalan hidup terbaik untuk aku dan adikku. Ayo kita jalan!"
Keduanya kembali bekerja dan hari ini memang keberuntungan bagi Nayla, dia mendapatkan banyak Tips dari pelanggan yang membutuhkan jasanya.
Tepat pukul 3 sore, Nayla pamit kepada Dewo dan dia langsung menuju apotik yang tidak jauh dari pasar.
Lalu Nayla menyodorkan bekas kulit obat, dia ingin membeli obat seperti itu tanpa resep Dokter lagi. Karena jika harus konsultasi ke Dokter lagi, pasti uang yang Nayla punya saat ini tidak akan cukup.
Karyawan yang bekerja di apotik tersebut memberikan obat yang Nayla inginkan, setelah itu diapun pergi ke toko roti. Nayla ingin membelikan roti untuk sarapan adiknya besok pagi.
Setelah itu Nayla pergi ke rumah makan dan membeli dua bungkus nasi ramas untuk makan mereka malam ini.
Nayla senang, uangnya masih bersisa untuk keperluan besok. Dengan langkah seribu, Nayla bergegas menyetop angkot tujuan rumahnya.
Seyna menunggu kepulangan sang Kakak sembari menonton drama televisi, kebetulan ceritanya mengenai anak yatim piatu, dia jadi sedih dan akhirnya menangis karena teringat ayah dan ibunya.
Nayla mengetuk pintu dan mengucap salam, karena pintu jarang dikunci jika siang hari, makanya Nayla pun langsung membukanya sendiri.
Setibanya di dalam, dia terkejut saat melihat sang adik terisak-isak. Karena khawatir, Nayla pun berlari menghampiri Seyna dan bertanya, "Kenapa kamu menangis Dek? Mana yang sakit?"
Seyna menggeleng dan menunjuk ke arah televisi. Nayla merasa lega, ternyata adiknya hanya terbawa perasaan saat menonton drama di televisi.
"Oh, syukurlah. Ayo kita makan, Kakak membelikan makanan kesukaanmu dan ini obatmu Dek."
"Darimana Kakak dapat uang untuk membeli semua ini? Aku mohon Kak, jangan menambah hutang. Aku tidak mau menyusahkan Kak Nay lagi, nggak usah beli obat lagi Kak, aku sehat kok," ucap Seyna yang berpura-pura tidak merasakan sakit sedikitpun.
"Kamu jangan khawatirkan masalah uang, Kakak mu ini kuat, jadi pasti bisa menghasilkan uang yang banyak untuk memenuhi kebutuhan kita," ucap Nayla sembari menunjukkan otot lengannya seperti seorang binaragawan.
Seyna tertawa melihat sang kakak, tapi kembali dia bertanya, "Kakak bekerja apa dan dimana?"
Saat ini kakak bekerja di pasar Dek, bantu-bantu para pedagang, mengantar pesanan. Tapi doakan ya, sebentar lagi kita akan hidup enak dan mungkin tidak tinggal di sini," ucap Nayla.
Seyna merasa bingung dengan perkataan sang Kakak, ketika dia hendak bertanya lagi, Nayla menutup mulutnya dengan jari telunjuk dan meminta agar mereka makan dulu, setelah itu Nayla akan menjelaskan semuanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Anonymous
lg nyimakk...mudah2an bgs ya...semangat thorrrr
2022-10-02
2
Imas Mulyani
Baguslah daripada jual diri
2022-09-27
1
retno palupi
aku suka banget sama cerita nya
2022-09-26
2