Siang itu

Kediaman Abimanyu terlihat sangat sibuk hari ini. Dua asisten rumah tangga dan seorang tukang kebun yang bekerja disana sibuk berlalu lalang merapikan rumah dan kamar dilantain atas tepatnya disamping kamar Mitha sekarang. Semua perabotan diganti dengan furniture baru setelah kemarin papanya mengundang tukang cat untuk mengecat ulang kamar itu secara keseluruhan. Dan Mitha hanya bisa menatap semua kesibukan itu sambil menemani mamanya yang duduk di sofa depan televisi.

Dokter mengabulkan keinginan Maria untuk istirahat dirumah pasca suhu tubuhnya stabil. Mama tersayangnya itu juga menjadwalkan operasinya awal bulan depan, sehari setelah Mitha dan Elang menikah.

"Sini." kata Maria lembut seraya menepuk pahanya. Tanda agar Mitha merebahkan kepalanya disana, dan gadis itu menurut dengan suka rela.

"Bagaimana kuliahmu Mith?" Tanyanya sambil mengelus kepala si bungsu lembut.

"Baik ma."

" Hanya itu? biasanya kamu cerita banyak ke mama." benar, Mitha termasuk anak mama yang mendapat kasih sayang penuh dari orang tuanya. Abi dan Maria sangat menyayangi dan memanjakannya. Tak heran jika diusianya yang ke 20 dia masih sering tidur ditemani sang mama. Tapi itu dulu...sebelum tumor itu menyerang limfosid mamanya dan membuat benjolan besar dibawah dagu. Tak hanya itu, penyakit itu juga menyerang daya tahan tubuh mamanya hingga rentan sakit hanya karena hal-hal kecil.

"ma...."

"hmmmm..."

" Apa Mitha harus menjadi istri kak Elang?" tanya Mitha sangat hati-hati.

"Ya." jawaban singkat. padahal Mitha ingin Maria menjelaskan alasannya. Tapi kelihatannya wanita paruh baya itu memilih diam hingga Mitha tak berani lagi membicarakan masalah pernikahannya.

"Nanti sore Elang pulang." kembali kalimat pendek yang terucap dari bibir mamanya.

''nanti sore?" ulang Mitha terkaget. Dia tak menyangka kakaknya akan pulang secepat itu. Padahal dia berharap Elang masih akan lama ada disana , atau mungkin menunda kepulangannya hingga dia masih punya banyak waktu untuk berpikir dan menikmati masa lajang.Dia yang tak perhatian, atau waktu yang terlalu cepat berlalu?

Perbedaan 10 tahun usia mereka pasti menimbulkan banyak perbedaan. Dia yang baru berusia 20 tahun kenapa harus dinikahkan dengan om-om usia 30an yang note bane adalah kakak kandungnya? Lagian kenapa juga Elang tak juga menikah selama disana? Apa kakaknya itu sebegitu tidak lakunya? atau dia kelainan? hanya membayangkannya saja sudah membuat Mitha bergidik. Kasus LGBT sudah bukan rahasia di Eropa. Apa mungkin Elang juga salah satu pengikutnya?

"Kenapa sekaget itu Mith? dan lagi apa yang sedang kaunpikirkan? Elang itu kakakmu, calon suamimu juga. Iya sih kalian tak pernah bertemu..kau masih berusia 10 tahun saat kakakmu memilih ikut opa di London. Tapi Elang tetap anak mama. Dia juga mendapat didikan yang baik selama disana. Jadi kau tidak usah khawatir, mama papa tidak akan membuatmu salah memilih." hanya anggukan lemah yang menjawab semaunya. Mitha sudah pasrah. Demi orang tuanya dia akan menerima takdirnya, termasuk menyiapkan hatinya jika nanti masyarakat awam menghujatnya karena disangka pelaku incest.

"Ma, ke kamar yuk. Minum obat lalu istirahat. Dokter bilang mama tak boleh terlalu capek." Maria tersenyum lembut, bangkit dibantu sang putri yang menggandeng tangannya ke kamar utama dilantai satu.

Selama ini Mithalah yang mengurus dirinya. Putri bungsunya itu selalu memasak masakan khusus untuknya sesuai petunjuk dokter, menyuapi dan menemaninya. Tak pernah sekalipun gadis itu mengeluh atau berkata kasar padanya. Sungguh Maria beruntung mempunyai anak sepertinya.

"Lho...papa sudah pulang?" tanya mereka bersamaan setelah menjawab salam papa Abimanyu. Baik Maria ataupun Mitha bergantian mencium punnggung tangan pria paruh baya itu.

"iya ma. Kan putra kita akan pulang? papa akan menjemputnya nanti." Abi terlihat sangat bahagia dan bersemangat siang itu. Wajahnya terlihat beberapa tahun lebih muda jika begitu bahagia.

"Mith..nanti ikut papa ya jemput kakakmu." Mitha hanya diam dalam bimbang mendengar ajakan papanya. Dia pasti akan canggung jika berada diantara bapak dan anak itu.

"Apa ..apa tidak sebaiknya Mitha menemani mama saja pa?" Kali ini Maria memegang lengannya sambil menggeleng pelan.

"Kau harus ikut papa ke bandara. Nanti biar mak Ijah yang menemani mama." dan lagi-lagi Mitha hanya bisa mengangguk pasrah. Abi kemudian menggandeng istri tersayangnya ke kamar dan menyuruh Mitha istirahat dikamarnya.

Dalam gamang, Mitha berjalan kearah tangga. Menapakinya satu demi satu hingga melewati calon kamar kakaknya. Rasa penasaran membuatnya membuka sedikit pintu yang tak terkunci itu dan melongok ke dalam. Kamar yang maskulin dengan kombinasi warna biru dan abu-abu yang menawan. Semua perabotan didominasi warna hitam, kontras dengan kamarnya yang mayoritas perabot berwana putih dengan cat pink yang terlihat girly. Berlahan dia kembali menutupnya, berlalu kembali ke kamarnya.

Ponsel berdering tepat saat dia membuka pintu kamar. Kebiasaan Mitha memang meninggalkannya dikamar saat ada dirumah.

"Andra." batinnya. Sesaat hatinya berbunga, jemari lentiknya bergerak cepat menggeser tombol kamera dilayar ponselnya. Disana sosok pria tampan berwajah bak oppa-oppa Korea melambaikan tangan padanya. Pria itu tak henti-hentinya tersenyum padanya.

"Mith, bulan depan aku akan pulang ke Indonesia. Seneng rasanya mau ketemu kamu sweety." Mitha yang semula tersenyum bahagia menjadi muram. Bulan depan? tinggal seminggu lagi. Sedangkan dia akan menikah dengan Elang hanya beberapa hari lagi.

Ingin rasanya Mitha memohon pada Andra untuk membawanya lari dari rumah. Pergi jauh dan hidup bersamanya saja. Meninggalkan rumah yang selama ini melindunginya, juga orang tua yang membesarkannya agar pernikahan ini batal dilaksanakan. Tapi dimana rasa hormat dan baktinya pada orang tua? Dia nyaris sama seperti Malin kundang yang durhaka pada ibunya.

"Sungguh?"

"Ya. Tak masalah jika hanya dua minggu dirumah. Toh semester depan aku juga bisa pulang saat liburan. Semoga skripsiku lekas usai. Saat lulus nanti aku akan pulang dan melamarmu menjadin nyonya Rahardian."

Harusnya saat itu Mitha bahagia dengan perkataan sang kekasih. Menikah dan hidup bersama dengan Andra adalah impiannya. Tapi apalah daya sebuah impian jika sudah dihadapkan pada sebuah drama kolosal kehidupan yang dinamakan kenyataan? non sens!

Masih terngiang ucapan Abimanyu padanya tadi pagi saat sang papa akan meninggalkan rumah.

''Ingatlah perkataan papa Mitha. Orang yang akan menikah dan berjodoh denganmu bisa jadi bukan orang yang kau cintai,nak. Jodoh setiap orang sudah tertulis di lauhul mahfudz. Perbanyaklah istikharah, maka Allah yang maha agung akan memberimu petunjuk tentang siapa jodohmu. Janganlah kecintaanmu pada seseorang membutakan nuranimu. Pikirkan baik-baik perkataan papa. Karena baik kau menerima permintaan mamamu atau tidak, kalian tetap anak-anak kami."

Terpopuler

Comments

Ds Phone

Ds Phone

macam satu paksaan

2025-02-25

0

lihat semua
Episodes
1 Mama
2 Siang itu
3 Anggrek
4 Rindu
5 Permintaan
6 Kamar Elang
7 Sekamar
8 Ditinggal
9 Diusir
10 Zahra
11 Kak Bian
12 Kurir
13 Bertemu
14 Pertemuan Kedua
15 Uang
16 Lagi
17 Pulang
18 Banyak bicara
19 Salah peluk
20 Diberhentikan
21 Bertengkar
22 Tak biasanya
23 Dilema
24 Janji
25 Bertanya
26 Tau
27 Di kamarku!
28 phobia
29 kenapa?
30 Mengantar
31 Menjemput Zahra
32 Pertanyaan
33 Pijat
34 Satu frame
35 Opa
36 Sindy lagi
37 Kucing
38 Tanpa ijinku
39 Tepat
40 kenapa
41 Hari menyebalkan
42 Siapa dia?
43 Suara lembut
44 First
45 Gugusan bintang
46 Kesiangan
47 Lulus
48 Pergi
49 Tidak
50 Leo
51 Penjelasan
52 Ketiga
53 S&M
54 Honey
55 Second kiss
56 Kesal
57 Training
58 Udin
59 Suzanna
60 Bertengkar lagi
61 Dek
62 Siapa dia?
63 Istri??
64 Dialog pagi
65 Surprise
66 Terkilir
67 Kamar Mandi
68 Pijat
69 Pagi
70 Tak tau malu
71 Sama saja
72 Masih berlanjut
73 Salah paham
74 Ingin tau
75 Memastikan
76 Pulang
77 Kau
78 Bintang
79 Intens
80 Sore itu
81 Kecewa
82 Semangat
83 Pintu keluar
84 Profesional
85 Check in
86 Lagi
87 Duka
88 Aunty
89 Sebenarnya
90 Tersadar
91 Isu hamil
92 Tak butuh
93 Kembali berjanji
94 Tak ada dia
95 Syarat
96 Tepi kolam
97 Dari awal
98 Pesan
99 Tiba di rumah
100 Permintaan
101 Manja
102 Partner
103 Tugas
104 Hiburan
105 Tak sengaja
106 Bersyukur
107 Rok pendek
108 Syarat
109 Tegang
110 Tantangan
111 Ehmm
112 Restoran Padang
113 Minum
114 Baju Hangat
115 Menjaga
116 Alasan
117 Tak ingin diganggu
118 Maaf
119 Tak tertarik
120 Pendarahan
121 Adopsi
122 Dugaan
123 Kekanakan
124 Dimana
125 Bantu saya
126 Kedua kalinya
127 Dia lagi
128 mandi Bersama
129 Sarah
130 Siapa?
131 Tak Sendiri
132 Berdebat
133 Sindiran
134 Doa
135 Nyatanya
136 Pemilih
137 Draft
138 Sebelum sah
139 Raja Onta
140 Selamat
141 Soal Rasa
142 Resto
143 Kompak
144 Mahar
145 Tak Membantah
146 Resign
147 Lelah
148 Berkaca
149 Esoknya
150 Siap
151 Baju Ganti
152 Lupa
153 Entahlah
154 Terserah
155 Berusaha
156 Telepon
157 Last
Episodes

Updated 157 Episodes

1
Mama
2
Siang itu
3
Anggrek
4
Rindu
5
Permintaan
6
Kamar Elang
7
Sekamar
8
Ditinggal
9
Diusir
10
Zahra
11
Kak Bian
12
Kurir
13
Bertemu
14
Pertemuan Kedua
15
Uang
16
Lagi
17
Pulang
18
Banyak bicara
19
Salah peluk
20
Diberhentikan
21
Bertengkar
22
Tak biasanya
23
Dilema
24
Janji
25
Bertanya
26
Tau
27
Di kamarku!
28
phobia
29
kenapa?
30
Mengantar
31
Menjemput Zahra
32
Pertanyaan
33
Pijat
34
Satu frame
35
Opa
36
Sindy lagi
37
Kucing
38
Tanpa ijinku
39
Tepat
40
kenapa
41
Hari menyebalkan
42
Siapa dia?
43
Suara lembut
44
First
45
Gugusan bintang
46
Kesiangan
47
Lulus
48
Pergi
49
Tidak
50
Leo
51
Penjelasan
52
Ketiga
53
S&M
54
Honey
55
Second kiss
56
Kesal
57
Training
58
Udin
59
Suzanna
60
Bertengkar lagi
61
Dek
62
Siapa dia?
63
Istri??
64
Dialog pagi
65
Surprise
66
Terkilir
67
Kamar Mandi
68
Pijat
69
Pagi
70
Tak tau malu
71
Sama saja
72
Masih berlanjut
73
Salah paham
74
Ingin tau
75
Memastikan
76
Pulang
77
Kau
78
Bintang
79
Intens
80
Sore itu
81
Kecewa
82
Semangat
83
Pintu keluar
84
Profesional
85
Check in
86
Lagi
87
Duka
88
Aunty
89
Sebenarnya
90
Tersadar
91
Isu hamil
92
Tak butuh
93
Kembali berjanji
94
Tak ada dia
95
Syarat
96
Tepi kolam
97
Dari awal
98
Pesan
99
Tiba di rumah
100
Permintaan
101
Manja
102
Partner
103
Tugas
104
Hiburan
105
Tak sengaja
106
Bersyukur
107
Rok pendek
108
Syarat
109
Tegang
110
Tantangan
111
Ehmm
112
Restoran Padang
113
Minum
114
Baju Hangat
115
Menjaga
116
Alasan
117
Tak ingin diganggu
118
Maaf
119
Tak tertarik
120
Pendarahan
121
Adopsi
122
Dugaan
123
Kekanakan
124
Dimana
125
Bantu saya
126
Kedua kalinya
127
Dia lagi
128
mandi Bersama
129
Sarah
130
Siapa?
131
Tak Sendiri
132
Berdebat
133
Sindiran
134
Doa
135
Nyatanya
136
Pemilih
137
Draft
138
Sebelum sah
139
Raja Onta
140
Selamat
141
Soal Rasa
142
Resto
143
Kompak
144
Mahar
145
Tak Membantah
146
Resign
147
Lelah
148
Berkaca
149
Esoknya
150
Siap
151
Baju Ganti
152
Lupa
153
Entahlah
154
Terserah
155
Berusaha
156
Telepon
157
Last

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!