Pilihan Dean

...Bab 2...

Mobil meluncur ke pemukiman mewah. Keringat dingin mengucur di dahi Gwen. Air conditioner mobil sudah sangat dingin tetapi tetap saja tidak bisa mendinginkan suasana hatinya yang sangat tegang dan gugup.

Jantungnya berpacu dengan kencang. Tangannya berkeringat. Begitu pula dengan wajahnya.

Pria muda di sebelahnya sibuk dengan handphonenya. Tidak menoleh atau mengajaknya berbicara apalagi menjelaskan semua hal yang membingungkan dirinya.

"Pak, mampir dulu ke rumah makan langganan ibu." Perintah lelaki muda tersebut kepada supirnya.

Mobil berhenti di sebuah rumah makan yang menyediakan menu aneka seafood 

"Tunggu sebentar ya pak!" Dia membuka pintu mobilnya dan turun menuju rumah makan tersebut.

Setengah jam kemudian kembali ke mobil membawa Dua kotak makanan. Mobil kembali meluncur.

Gwen sampai di sebuah rumah mewah yang memiliki hamparan halaman yang sangat luas.

Mereka turun disambut sepasang suami isteri, sepertinya orang tua pemuda tersebut.

"Akhirnya kau pulang!" Ibunya yang sudah usia paruh baya masih terlihat awet muda.

"Aku hampir tidak pulang kalau ayah tidak menahan warisanku."

"Aku tidak bermaksud menahan warisanmu. Hanya memberikan syarat bahwa kau harus menikah kalau menginginkan warisanmu. Kau kan tinggal abaikan saja kalau merasa tidak membutuhkannya dan bisa mencari sendiri dari hasil usahamu."

"Untuk mendapatkan uang sebanyak itu mungkin aku harus bekerja keras selama seratus tahun dan itupun dengan keberuntungan."

"Sudahlah! Kalian jangan bertengkar terus!" 

"Ayah selalu memaksakan keinginannya padaku. Jodoh itu kan sudah ada waktunya."

"Tapi kalau kau tidak pernah berusaha. Bagaimana mau dapat jodoh?"

"Aku akan menikah tetapi tidak sekarang?"

"Kapan? Semakin cepat kau menikah. Semakin cepat kau akan mendapatkan warisanmu."

"Aku sudah membawa calon pengantinku."

"Apakah kita mengenal keluarganya?"

"Yah! Kau jangan mempersulit aku."

"Baiklah. Aku hanya ingin memastikan dia dari keluarga baik-baik."

"Ayah! Dia sebatang kara."

"Kau akan menikahi wanita yang tidak memiliki asal usul?"

"Bu, bantulah aku."

"Kau jangan terus mempersulitnya. Dia sudah mau menurutimu, apalagi?"

"Baiklah. Mana calon yang kau pilih menjadi isterimu?"

Dean keluar mendatangi Gwen dan menggamit tangannya.

"Ini ayah, calon isteriku."

Ayahnya terkejut melihat pakaian Gwen yang sangat seksi. Seakan berlomba mempertontonkan lekuk tubuhnya. 

"Apakah kau wanita baik-baik?" Ayah Dean melotot ke arah Gwen dan membuat Gwen ketakutan.

"Aku…."

"Katakan terus terang, siapa wanita ini?"

"Ayah!"

"Kalau kau tidak mau mengatakan yang sejujurnya jangan harap kau akan menyentuh warisan itu."

"Aku mengambilnya dari rumah bordil."

"Apa?"

"Ayah! Kau tidak boleh melihat orang dari luarnya."

"Aku tidak peduli. Kau mempermalukan keluarga kita."

"Aku tidak akan menikah selain dengannya."

"Kau…."

"Take it or leave it, yah!"

"Kau mengancamku?"

"Aku bukan mengancam ayah tetapi ayah harus bisa menghargai pilihanku dan jangan selalu berusaha mengendalikanku."

"Sudahlah, yah…"Ibunya berusaha membujuk ayahnya, "Banyak juga yang menikahi bekas pelacur dan rumah tangga mereka baik-baik saja. Tidak semua bekerja seperti itu karena hedon tetapi bisa juga terpaksa."

"Kau selalu membelanya."

"Kau selalu memarahinya. Dia sudah berusaha menjadi anak yang baik. Kau tahu itu."

"Kali ini kau beruntung! Kuberikan kau kesempatan. Kalau pernikahanmu tidak membawa kebaikan padamu maka kau harus ceraikan isterimu dan kembalikan warisan itu sampai kau menemukan wanita yang sesuai."

"Terima kasih untuk kepercayaanmu, yah! Aku tidak akan mengecewakanmu."

"Aku pulang dulu…."

"Kau tidak menginap disini?"

"Aku akan sering mengunjungi ibu ke sini. Aku lebih nyaman berada di rumahku sendiri."

"Baiklah!"

Setelah berpamitan. Dean membawa Gwen ke rumahnya yang terletak tidak begitu jauh dari kediaman orang tuanya.

Dean membawa Gwen ke dalam kamarnya.

"Sebaiknya kau keluar dulu, aku ingin istirahat, ganti baju dan mandi."

"Ini kamarku." Jawab Dean santai.

"Baiklah, aku yang keluar. Dimana kamarku?"

"Ini kamarmu."

"Tapi kita belum menikah."

"Kau tidak usah sok suci. Pekerjaanmu meladeni hidung belang!" 

"Kau mau apa?"

"Apalagi? Tidak usah pura-pura tidak tahu. Kau pikir aku menikahimu karena benar-benar ingin menjadikanmu isteriku?"

Wajah Gwen pucat pasi. Dia berusaha menghindar dari kejaran Dean yang sepertinya tidak bisa mengendalikan dirinya.

Tanpa pikir panjang, Gwen menendang tulang kering Dean.

"Awww!!!" Sahutnya sambil memegang tulang keringnya.

Gwen berlari keluar kamar dan memilih salah satu kamar. Menguncinya dari dalam.

Airmata mengucur dari kedua pipinya dengan deras.

"Ibu, tolong aku!…"Panggilnya lirih. Dia sangat membutuhkan ibunya. Tetapi dia tidak mungkin bisa bertemu apalagi menyentuh ibunya karena dia sudah bertransmigrasi ke dalam novel.

Terpopuler

Comments

Furuya

Furuya

Anjay sama bapak sendiri kau kau,

Ceritanya bagus kak, klo teks percakapan lebih natural lagi bakalan rame nih novel, semangat nulis

2022-08-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!