First kiss

Niki tertegun merasakan usapan di kepalanya. Belum reda degub di jantungnya karena Farel memeluknya saat baru datang, sekarang sudah ditambah dengan perlakuan manis lainnya.

"Em ... Ba-bapak duduk dulu aja, saya obati lukanya ya." Niki menunjuk ke arah sofa lalu melangkah masuk ke dalam dapur, mengambil baskom berisi air hangat dan handuk bersih.

Apartement yang berukuran tidak seberapa luas itu, membuat semua pergerakan di dalamnya terlihat jelas. Farel mengamati istri kecilnya yang lincah berpindah tempat dari dapur, masuk ke kamar lalu ke kamar mandi. Sejak pertama kali ia memeluk tubuh Niki, ia merasa ada keterikatan dengan gadis itu. Biasanya ia membatasi pandangan dengan wanita lain, sekarang ia betah berlama-lama memandangi Niki.

"Permisi, saya obati ya, Pak." Niki tampak ragu saat akan menyentuh wajah Farel.

Melihat Niki yang canggung, Farel tersenyum dan memejamkan mata. Kepalanya ia sandarkan di sofa sedikit menengadah ke atas.

Perlahan Farel merasakan hangatnya handuk basah menyentuh kulit wajahnya. Rasa nyeri dan perih tertutupi oleh hembusan hangat dari nafas Niki. Harum tubuh dan rambut gadis itu, terasa sangat dekat di indera penciumannya.

Tanpa sadar tangan kiri Farel melingkar di pinggang istri kecilnya. Niki sempat terkejut, tapi ia berusaha tetap tenang. Sembari membersihkan bekas darah di wajah suaminya, ia memandang lekat wajah yang selalu mengganggu pikirannya sejak awal ia lihat di parkiran kampus.

Ia sempat mengira rasa itu hanya sekedar bentuk kekaguman dan ego ingin memiliki, tapi semakin lama perasaan cinta dan sayang membuncah seiring pertemuan mereka. Terlalu asyik menikmati wajah suaminya, ia tak sadar Farel tengah membuka matanya dan balas memandanginya.

Saat Farel membuka mata, ia disuguhi oleh pemandangan bibir berwarna merah muda yang pucat. Aroma segar nafas Niki menerpa kulit wajahnya, ia tak tahan lagi ingin merasakan lebih jauh kelembutan bibir istri kecilnya.

Jantung Niki rasanya hampir meluncur ke perut, saat sebelah tangan Farel menyentuh tengkuknya dan menarik kepalanya lebih mendekat. Sedetik kemudian ia merasakan bibirnya menempel pada bibir suaminya.

Saat bibir mereka bertemu walau hanya sekedar menempel, keduanya masih terdiam. Farel yang jauh lebih dewasa dan berpengalaman, lebih dulu menuntun Niki bagaimana caranya menikmati bibir yang saling beradu.

Nafas Niki terengah-engah antara degub jantungnya yang berantakan dan bibir Farel yang menutup mulutnya.

"Pertama kali?" bisik Farel lembut. Puncak hidung keduanya masih saling menempel. Niki menganggukan kepala pelan, ia menunduk menghindari bertatapan mata dengan Farel.

Ibu jari Farel mengusap bibir Niki perlahan. Ia membersihkan jejak kenikmatan sekaligus ingin merasakan kembali kenyalnya bibir Niki di jarinya.

"Suka?" lanjut Farel.

"Ha?" Pertanyaan itu sontak menyadarkan Niki. Ia lalu memundurkan wajahnya menjauh dari wajah Farel. Namun tangan suaminya yang merengkuh pinggangnya, menahan tubuhnya agar tetap dekat.

"Kenapa? bukannya seperti ini yang kamu inginkan?" Farel memandang bibir Niki dengan nanar. Pikirannya sudah tidak terkendali lagi sejak merasakan bibir mungil itu di dalam mulutnya.

"Pak." Niki mendorong dada Farel pelan. Ia merasa sangat malu dan jengah di tatap penuh hasrat.

"Kenapa?" Farel terus mengejar arah kemana tubuh Niki bergerak.

Menikah selama satu tahun tapi tidak merasakan keintiman seperti yang seharusnya, membuat Farel hilang akal saat berdekatan dengan Niki.

Farel mendesak Niki hingga gadis itu duduk bersandar di sofa. Ia kembali melu mat bibir lembut itu dengan sedikit penekanan dari pada sebelumnya. Niki yang awalnya hanya pasif, mulai bisa mengimbangi olah bibir dan lidah Farel. Tautan bibir keduanya terhenti saat dering ponsel Farel memanggil.

"Di mana!" Suara Marisa yang lebih seperti jeritan di seberang sana, masih dapat di dengar oleh Niki. Ia lalu mengambil jarak dari Farel.

"Kenapa?" tanya Farel pada Marisa di seberang sana.

"Pulang!" Hanya satu kata perintah lalu sambungan terputus. Farel menghela nafas panjang.

Sebelum ini Marisa hanya mengacuhkannya, tidak menganggapnya ada. Mereka bagaikan orang asing yang kebetulan hidup dalam satu atap. Berpapasan dalam rumah pun seolah tidak melihat. Walaupun tidur satu ranjang, Farel hampir tidak pernah melihat wajah istrinya karena Marisa selalu memunggunginya. Namun setelah hubungannya dengan Niki terkuak, Marisa seakan merantainya.

"Aku pulang dulu. Jangan pernah buka pintu jika tidak kenal." Farel mengusap rambut Niki dengan sayang, "Satu lagi, nyalakan ponselmu. Jangan buat aku khawatir." Farel mengecup bibir Niki sekilas lalu keluar dari apartment.

Niki mengusap bibirnya, hangat dan lembut bibir Farel masih dapat ia rasakan. Aroma tubuh suaminya pun masih melekat di atas sofa dan bajunya. Niki menggigit bibir bawahnya, mencoba merasakan kembali nikmat sentuhan Farel.

Dalam perjalanan, Farel mempersiapkan diri menghadap istri pertamanya. Sejujurnya ia sudah lelah, tapi rasa cintanya masih ada untuk Marisa.

"Dari mana? menemui ja langmu lagi? kamu antarkan barang belanjaan ke tempatnya?" Baru satu langkah masuk ke dalam rumah, Marisa yang sudah menantinya di kursi meja makan langsung mencecarnya.

"Jangan ulangi lagi, dia butuh belanjaannya," ucap Farel pelan.

"Aku ga rela dia pakai uangmu."

"Dia pakai uangku dan dia istriku, apa salahnya?"

"Kamu benar sudah menikahi perempuan itu?" Marisa memandangnya tak percaya.

"Aku sudah katakan tadi."

"Kenapa? Bukannya kamu mencintaiku?" Ia selama ini merasa cinta suaminya hanya tertuju padanya, tak akan ada wanita lain yang dapat membuat Farel jatuh cinta selain dirinya.

"Aku mencintaimu." Dan mencintainya, tambah Farel dalam hati. Sejak bertemunya bibir mereka di apartement, hati Farel pun ikut tertaut semakin dalam.

"Kalau kau mencintaiku kenapa menikahi wanita lain?"

"Kamu mencintaiku, Echa?" Farel balik bertanya tanpa menjawab pertanyaan istrinya.

"Haruskah kujawab?"

"Aku hanya ingin mendengar."

"Apa dia mencintaimu?"

"Dia sangat mencintaiku," ucap Farel bangga. Marisa mendengus kesal, tapi ia masih punya harapan karena Farel mengatakan mencintainya.

"Jika aku mencintaimu, kamu akan meninggalkannya?" pancing Marisa.

"Bagaimana caramu mencintaiku jika kamu masih mencintai Galih?"

"Aku butuh waktu." Marisa memalingkan wajah.

Ia sungguh tidak tahu hubungan apa yang dijakankannya dengan Galih. Pria itu tidak pernah menjanjikan sebuah komitment. Selama ini Galih selalu membuainya dengan kata-kata cinta yang memabukkan. Meski kenyataannya ia tahu Galih sangat menjaga perasaan istrinya, tapi ia tetap saja percaya kalau hati Galih selalu miliknya.

"Sampai kapan?"

"Jangan menekanku, Farel. Kamu berubah gara-gara perempuan itu!"

"Waktu yang membuatku berubah. Aku lelah, Echa." Farel meninggalkan istrinya di ruang makan. Dengan langkah gontai ia masuk ke dalam kamar lalu membersihkan diri dan naik ke atas ranjang. Kejadian malam ini bagai menaiki wahana roller coaster yang membuat emosinya naik turun, sekaligus membuat hatinya berbunga-bunga saat mengajarkan seorang gadis yang masih hijau bagaimana caranya berciuman.

Tanpa sadar Farel tersenyum mengingat wajah Niki yang merah padam menahan hasrat

Buukkk!

...❤️🤍...

Terpopuler

Comments

memei

memei

bojo 2 , bojo sing enom jaluk di sayang sing tuo Yo wegah di tinggal ...😁

2022-08-19

3

Anisa Salam

Anisa Salam

baru tau rasanya diacuhkan dan diabaikan begitulah perasaan farel

2022-08-19

0

lihat semua
Episodes
1 Dia tampan sekali
2 Aku ingin kamu
3 Menahanmu tetap bersamaku
4 Dua kali
5 Menikah
6 Aku dan dia cantik mana?
7 Dalam satu ruangan yang sama
8 Kecewa
9 Niki vs Marisa
10 Terungkap
11 First kiss
12 Hambar
13 Pasangan Laknat
14 Menjaga milik orang lain
15 Ingin seperti dia
16 Marisa bergerak
17 Pasrah
18 Mama dan masa lalunya
19 Perih
20 Lepaskan anak saya
21 Papa dan Mama
22 Ketahuan
23 Badut nakal
24 Tak bisa menghindar
25 Aku kembalikan dia padamu
26 terjebak
27 Hanya berdua
28 Tak seindah yang diharapkan
29 Terluka
30 Pertengkaran pertama
31 Mari kita berpisah
32 Berbalik arah
33 Bab 33
34 NAPD BAB 34
35 NAPD 35
36 NAPD 36
37 NAPD 37
38 NAPD 38
39 NAPD 39
40 Kenapa, Ma?
41 Video Call
42 Berusaha mengambil kembali
43 Permintaan Mama
44 Pulang
45 Penjelasan Farel
46 Tersinggung
47 Tidak butuh rasa sayang
48 Batasan antara aku dan kamu
49 Siapa yang dicintainya
50 Teman dengan maksud
51 Mempertahankan apa yang dimiliki
52 Istri yang nakal
53 Menggoda
54 Terluka
55 Dada untuk bersandar
56 Papa Niki dan Maura
57 Merasa aneh
58 sudut pandang yang berbeda
59 Harapan yang terlalu tinggi
60 Aku memang pelakor
61 adu mekanik
62 Nakal
63 Sisi lain Farel
64 Mengejar
65 Tak mau mengakui
66 Rencana
67 Boneka kain
68 Niki meminta
69 Negosiasi
70 Cari di mana
71 Ketemu
72 Pupus
73 Berat
74 Takut
75 Siap mental segalanya
76 Promo Novel Tamat TIC
77 Promo MPB
78 Promo "Rumah untuk Hatiku"
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Dia tampan sekali
2
Aku ingin kamu
3
Menahanmu tetap bersamaku
4
Dua kali
5
Menikah
6
Aku dan dia cantik mana?
7
Dalam satu ruangan yang sama
8
Kecewa
9
Niki vs Marisa
10
Terungkap
11
First kiss
12
Hambar
13
Pasangan Laknat
14
Menjaga milik orang lain
15
Ingin seperti dia
16
Marisa bergerak
17
Pasrah
18
Mama dan masa lalunya
19
Perih
20
Lepaskan anak saya
21
Papa dan Mama
22
Ketahuan
23
Badut nakal
24
Tak bisa menghindar
25
Aku kembalikan dia padamu
26
terjebak
27
Hanya berdua
28
Tak seindah yang diharapkan
29
Terluka
30
Pertengkaran pertama
31
Mari kita berpisah
32
Berbalik arah
33
Bab 33
34
NAPD BAB 34
35
NAPD 35
36
NAPD 36
37
NAPD 37
38
NAPD 38
39
NAPD 39
40
Kenapa, Ma?
41
Video Call
42
Berusaha mengambil kembali
43
Permintaan Mama
44
Pulang
45
Penjelasan Farel
46
Tersinggung
47
Tidak butuh rasa sayang
48
Batasan antara aku dan kamu
49
Siapa yang dicintainya
50
Teman dengan maksud
51
Mempertahankan apa yang dimiliki
52
Istri yang nakal
53
Menggoda
54
Terluka
55
Dada untuk bersandar
56
Papa Niki dan Maura
57
Merasa aneh
58
sudut pandang yang berbeda
59
Harapan yang terlalu tinggi
60
Aku memang pelakor
61
adu mekanik
62
Nakal
63
Sisi lain Farel
64
Mengejar
65
Tak mau mengakui
66
Rencana
67
Boneka kain
68
Niki meminta
69
Negosiasi
70
Cari di mana
71
Ketemu
72
Pupus
73
Berat
74
Takut
75
Siap mental segalanya
76
Promo Novel Tamat TIC
77
Promo MPB
78
Promo "Rumah untuk Hatiku"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!