Setelah berpesan pada salah satu karyawan agar menjemput anak nya dan menemani hingga dia pulang nanti, Seruni dan Nila, sahabat nya.. segera meluncur menuju ke sebuah klinik kecantikan langganan mereka kala masih sama-sama bekerja dulu.
Ya, Seruni dan Nila, juga beberapa orang teman lain nya yang siang nanti janjian untuk makan siang bareng di resto favorit mereka adalah sahabat karib ketika kuliah dulu.
Mereka ada yang bekerja di kantoran, ada yang memiliki usaha sendiri dan ada pula yang menjadi ibu rumah tangga seperti wanita kebanyakan.
Dan Nila adalah salah satu diantara mereka yang memiliki usaha sendiri, yaitu toko perhiasan. Sama seperti Seruni, yang kini memilih membuka usaha sendiri setelah resign dari pekerjaan nya di kantoran.
"Run, kita jemput Tiwi dulu ya.. tadi begitu aku bilang kalau mau nyalon sama kamu, dia langsung merengek minta di jemput juga," terang Nila, dengan pandangan mata yang fokus ke jalan raya yang cukup lengang karena saat ini masih aktif jam kerja.
"Wah, asyik.. tambah rame," ucap Seruni.
"Si Doni aku telpon juga ya, biar dia nyusul.. kalian udah lama banget kan, enggak ketemu?" Ucap Nila, seraya memasang head seat nya hendak menghubungi sahabat nya yang lain.
"Dia kan kerja Nil, enggak usah lah.. masak ganggu orang lagi kerja," balas Seruni, yang seperti nya enggan untuk bertemu dengan Doni.
"Jangan sampai aku bertemu dia di saat hatiku sedang seperti ini, aku tak mau setan memanfaatkan kelemahan ku. Aku tak mau, membalas perselingkuhan dengan perselingkuhan pula. Aku punya cara sendiri untuk membalas nya,,!" Gumam Seruni dalam hati.
"Dia masih jones tau Run, patah hati akut dia.. bayangkan coba, sudah belasan tahun?? Dan dia masih aja setia nunggu kamu?? Gila enggak tuh anak?!" Celoteh Nila, yang akhirnya mengurungkan niat nya untuk menghubungi Doni karena Seruni melarang.
Tak lama kemudian, kendaraan bagus Nila berbelok menuju rumah gedong dengan pagar menjulang tinggi. Nila membunyikan klakson mobil nya, dan seorang satpam kemudian membukakan pintu gerbang tersebut dengan lebar begitu menyadari siapa yang datang.
Nila segera membawa masuk mobil nya melewati gerbang, "pagi pak," sapa Nila dengan ramah pada satpam tersebut, dan Seruni pun ikut tersenyum menyapa satpam yang wajah nya sudah sering dia lihat kala berkunjung ke rumah Tiwi.
"Pagi bu Nila, pagi bu Runi," balas satpam tersebut, yang sudah hafal dengan tamu dari majikan nya.
Seorang wanita muda seusia Seruni yang nampak berkelas, sudah duduk manis menunggu di teras rumah megah nya. Dan melihat mobil sahabat nya memasuki halaman kediaman nya, wanita yang bernama Tiwi itu langsung beranjak dan menghampiri mobil Nila.
"Langsung cus aja yah, jangan pada mampir deh,,, aku malas nyuci gelas bekas kalian minum," celoteh Tiwi, seraya membuka pintu bagian belakang karena di samping kemudi sudah ada Seruni.
"Hmmm,, palingan juga nyuruh ART, pakai alasan enggak mau nyuci gelas segala?! Dasar bahil!" Cibir Nila, yang disambut tawa oleh Seruni dan Tiwi. Mereka memang sudah biasa bercanda seperti itu dari dulu, tanpa membedakan status sosial.. pekerjaan, ataupun materi.
"Tumben-tumbenan nih... ibu peri pengasuh anak bisa ikut ngumpul bareng sama kita?" Sindir Tiwi sesaat kemudian.
"Iya nih, lagi pengin perawatan aku Wi.. mumpung belum brojol anak nya. Nanti kalau udah lahir kan, enggak bisa kemana-mana," terang Seruni mencari alasan, padahal bukan itu sebenarnya.. tapi karena Seruni butuh untuk menghibur diri.
"Tapi bisa kok ngundang terapis ke rumah, aku dulu waktu habis lahiran juga perawatan nya di rumah. Nanti deh aku kasih nomor terapis langganan aku," ucap Tiwi.
"Thanks," balas Seruni datar, tak ingin menolak tapi juga tak berniat untuk memakai jasa terapis tersebut.
"Sejujur nya, wanita mana sih yang enggak mau melakukan perawatan? Apalagi pasca melahirkan? Pasti semua wanita mau melakukan nya, tapi balik lagi ke kondisi ekonomi masing-masing bukan? Begitu pun dengan aku?" Seruni bermonolog dalam diam.
"Sayang uang nya Wi, bisa aku pakai untuk beliin jajan anak satu bulan. Kamu sih enak, tinggal minta sama suami kamu yang pejabat tajir itu.. nah kalau aku, boro-boro Wi. Baru punya duit dikit aja, mas Mahmudi ternyata dah selingkuh?!" Lanjut nya berbisik dalam hati.
"Tapi meski kamu enggak perawatan, kamu tetap oke kok Run,,," ucap Tiwi kemudian, "kalau yang belum tahu siapa kamu nih, pasti menganggap nya itu kehamilan kamu yang pertama," lanjut nya, memuji sahabat nya dengan tulus.
"Aku setuju sama Tiwi, kamu tuh imut..." timpal Nila, seraya menoleh kearah Seruni sekilas.
Seruni hanya bisa tersenyum kecut, "tapi nyata nya, suami ku malah memuja wanita lain!" Protes Seruni dalam hati.
"Udah sampai," ucap Nila dengan wajah berseri, seraya memarkir mobil nya di area parkir yang nyaman dan cukup luas itu.
Mereka bertiga pun turun dan berjalan beriringan memasuki klinik yang terkenal di kota tersebut.
"Hai Doni, apa kabar?" Seru Nila yang terkejut, karena ternyata Doni sudah duduk dengan nyaman di ruang tunggu. Dan mereka berdua saling berjabat tangan.
"Alhamdulillah, kabar baik bu bos," balas Doni dengan bercanda, memanggil Nila dengan sebutan bu bos.
"Bos dari hongkong?! Tiwi nih yang bu bos, tinggal ongkang-ongkang kaki... duit di rekening ngalir dengan deras," balas Nila.
Tiwi hanya tersenyum dan kemudian memeluk Doni sekilas, "belum lama kan om?" Tanya Tiwi.
Doni hanya mengangguk.
"Sory, aku yang ngundang om Doni kemari." Ucap Tiwi, "kalian enggak keberatan kan?" Selidik Tiwi sambil melirik Seruni yang sedari tadi terdiam di tempat nya.
Seruni memang sangat terkejut tadi begitu melihat sudah ada Doni di sana, tapi melihat Tiwi yang langsung memeluk Doni.. Seruni jadi berpikir lain, "oh, mungkin Tiwi sudah janjian untuk ketemuan sama sepupu nya."
"Ya enggak lah, ini kan tempat umum.. siapa pun bebas untuk datang, bukan kah begitu pak Dirut," balas Seruni dengan tersenyum lebar, dan mengulurkan tangan nya untuk menjabat tangan Doni. Direktur sebuah bank swasta kenamaan di tanah air.
Dengan tersenyum manis, Doni menyambut tangan putih nan lembut milik Seruni. Tangan yang dulu pernah di genggam nya erat, namun akhirnya terlepas karena kedua orang tua Doni tak memberikan restu dengan alasan perbedaan status sosial.
Mereka berempat kemudian duduk sambil ngobrol banyak hal, sembari menunggu antrian meski tadi sudah reservasi.
"Bumil tambah cantik aja," bisik Doni, yang duduk tepat di sebelah Seruni.
Serrrr,,, darah Seruni sempat berdesir, tapi kewarasan nya segera kembali. "Aku wanita bersuami, seburuk apapun suami ku.. tak pantas rasa nya aku menerima pujian dari laki-laki lain." Gumam Seruni dalam hati.
"Makasih Don, anak nya moga aja perempuan. Karena orang Jawa bilang, kalau pas hamil emak nya cantik.. biasa nya, anak yang lahir nanti perempuan." Balas Seruni, yang tak ingin terkesan GR mendapat pujian dari Doni.
Doni hanya mengangguk-angguk, mencoba mengerti dengan keadaan Seruni yang sudah menikah dan memiliki tiga anak, bahkan saat ini tengah mengandung anak ke empat.
Doni menyanggupi tawaran Tiwi untuk datang ke klinik, hanya sekedar ingin ngobrol sebagai pelepas rindu dan tak ada niatan untuk mengganggu rumah tangga wanita yang masih dicintai nya itu.
Bagi Doni, melihat Seruni bahagia.. dia sudah sangat bersyukur. Dan mengetahui Seruni masih tetap mau menjalin hubungan baik dengan nya, setelah caci maki dan hinaan yang dilontarkan oleh kedua orang tua nya kala itu.. Doni merasa sudah sangat beruntung dan berterimakasih pada wanita berhati lembut itu.
"Moga bahagia selalu, cantik," lirih Doni, yang masih bisa di dengar oleh Seruni.
"Makasih Don,," balas Seruni tapi hanya dalam hati, karena Seruni pura-pura sibuk membetulkan blazer nya dan tak ingin Doni tahu bahwa diri nya mendengar do'a Doni tadi.
"Di saat suami ku mempertaruhkan kebahagiaan rumah tangga kami, kenapa aku harus mendengar laki-laki lain yang mendo'akan kebahagiaan untuk ku?" Kini hati Seruni mulai gamang...
🙏🙏🙏🙏🙏 TBC 🙏🙏🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
sherly
keren banget sih seruni...
2023-11-12
1
Pia Palinrungi
mantapp bener seruni kuat amat yah
2023-01-05
2
Sumanah Anah
sabar seruni itu cobanmu,harus berfikir jernih seruni,ayo semangat tur nulisnya
2022-09-13
2