BELANJA BULANAN

Darius membuka matanya perlahan. Ia masih mendapati istrinya di samping nya tertidur lelap. Semalam setelah pergulatan panas yang terjadi di ruangan tengah itu, Darius memindahkan Amira ke dalam kamarnya. Kini Amira terlihat enggan untuk membuka matanya.

Darius kembali beraktivitas melakukan pekerjaan rumah dari menyapu, mengepel, mencuci baju dan menyiapkan makanan. Selesai mengerjakan semua itu, Darius menuju kamar nya untuk mengajak Amira sarapan. Amira sudah siap untuk pergi ke kantor.

"Amira! Kamu sudah siap sayang? Ayo kita sarapan bersama!" ajak Darius sambil memeluk pinggang Amira dari belakang. Amira masih terlihat sibuk bersolek dan merapikan penampakan nya. Rambutnya yang dibiarkan terurai panjang dan lurus menambah kesan feminim Amira. Kulitnya yang putih lembut akan membuat lalat jatuh terpeleset jika mampir ke kulitnya. Amira masih cuek didepan kaca. Sedangkan Darius kini menempel terus di badan ramping Amira.

"Awas dong, Darius! Aku tidak bisa bergerak!" ucap Amira kini sedikit mendorong Darius supaya melepaskan pelukan nya.

"Kamu wangi, Amira! Oh iya Ayo kita turun! Pokoknya sebelum kamu ke kantor harus sarapan dulu!" ucap Darius. Amira membalikkan badannya menatap tajam ke arah Darius.

"Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu masih tetap menjadi pengangguran dan hanya di rumah saja, hah?" ujar Amira dengan melebar matanya.

"Sabar dong! Nanti siang aku akan mencari pekerjaan! Oh iya, kalau begitu untuk sementara waktu sambil menunggu panggilan dari perusahaan itu, aku akan menjadi sopir taksi online saja. Bagaimana?" ucap Darius. Amira mengernyitkan dahinya.

"Sopir taksi online? Kamu ini akan membuat aku malu dong, Darius! Jika teman-teman aku tahu, bagaimana aku menjelaskan kepada mereka? Suami aku Seorang sopir online yang gajinya tidak cukup buat aku jajan dalam sehari," sahut Amira protes.

"Yang penting halal kan, sayang! Paling tidak aku tidak akan meminta kamu uang untuk rokok aku setiap hari," ucap Darius. Amira mulai geram dengan Darius yang saat ini menjadi pengangguran.

"Ah sudahlah! Terserah kamu saja! Yang penting kamu jika di depan teman-teman aku, kamu harus seperti CEO seperti dahulu. Dan ini uang buat kamu. Kamu bisa belanja untuk keperluan kita sehari-hari," kata Amira sambil membuka tasnya serta mengambil uang satu gepok dengan lembaran seratus ribuan. Darius menerimanya tanpa ekspresi.

"Aku berangkat yah!" kata Amira lalu keluar dari dalam kamar utama rumah mereka. Darius mengikuti langkah gemulai Amira yang melenggang menuruni anak tangga.

"Amira, ayo kita makan dulu!" ajak Darius kembali disaat Amira melenggang lurus saja melewati ruangan makan.

"Aku buru-buru! Nanti saja makan di kantor!" ucap Amira cuek dan tetap melenggang keluar dari pintu utama rumah mewah mereka. Mobil pribadi milik Amira sudah di luar garasi dan telah dipanasi oleh Darius. Amira segera tancap gas setelah Darius membuka kan gerbang besi yang menjulang di rumah itu.

Amira membunyikan klaksonnya saat meninggalkan Darius dan meninggalkan rumah mewah mereka. Darius menatap jauh mobil yang dikendarai oleh Istrinya.

"Aku harus bekerja! Oh iya, aku berbelanja kebutuhan rumah dulu hari ini. Setelah itu aku mau mendatangi papa. Mana tahu, papa mau memberikan aku pekerjaan di perusahaan lagi. Sepertinya aku harus tebal muka mendatangi papa, biar lah! Ini demi membahagiakan istri aku, Amira. Setelah aku bekerja dan cukup dengan gaji yang aku Terima, Amira tidak boleh bekerja lagi di perusahaan papanya," pikir Darius.

Darius mulai masuk ke dalam rumah dan mulai merencanakan barang-barang belanja yang akan dia beli nanti saat berbelanja di mall. Amira memberikan uang sepuluh juta untuk dirinya dan belanja bahan-bahan kebutuhan sehari-hari selama satu bulan.

"Sebagai suami aku telah gagal membuat istriku bekerja keras membanting tulang. Sedangkan aku? Hanya enak-enak an menganggur di rumah," pikir Darius. Darius menjambak rambutnya sendiri. Meratapi nasib sebagai suami yang pengangguran.

@@@@@@@

Ponsel Darius berbunyi. Darius segera mengangkat nya. Sahabat lama nya telah menelpon dirinya.

📱📲 "Darius! Bagaimana kabar kamu?" tanya teman Darius yang bernama Yaman di seberang sana.

📱📲 "Baik! Kamu baik juga kan?" sahut Darius dan balik bertanya.

📱📲 "Baik juga! Kamu datanglah ke rumah aku! Kita minum kopi bersama yuk!" ajak Yaman di seberang sana.

📱📲 "Baiklah, nanti agak siangan setelah aku belanja beberapa keperluan dan kebutuhan rumah selama sebulan, baru aku mampir ke rumah kamu," ucap Darius. Yaman di seberang sana seketika tertawa terbahak-bahak.

📱📲 "Apa? Aku tidak salah dengar kan? Seorang Darius salah satu pewaris dari perusahaan terbesar di negeri ini berbelanja kebutuhan rumah tangga? Lalu pada kemana asisten rumah tangga kamu, hah?" sahut Yaman.

📱📲 "Sudahlah, jangan menghina aku, Yaman! Nanti kalau kita bertemu, aku akan menceritakan semuanya kepada kamu. Oke?" ucap Darius sambil menutup panggilan masuk itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!