Malam semakin dingin. Malam gelap semakin larut. Rintik-rintik hujan mulai jatuh membasahi bumi. Desiran angin malam mulai menyusup ke celah-celah ventilasi di bangunan rumah bak istana itu. Namun suasana rumah itu terlihat sepi. Tiada suara yang berbisik maupun keluhan. Hanya suara dengkuran keluar dari ruangan tengah. Di mana Darius saat ini sedang meringkuk di sana menanti istri tercintanya. Amira juga belum kembali pulang ke kediaman rumah itu. Padahal cuaca sangat dingin membuat Darius memerlukan kehangatan dan dekapan seorang istri seperti Amira. Sampai fajar mulai mengintip pelan. Amira yang dinantikannya belum juga kembali. Darius kini mulai membuka matanya. Dipaksakan dirinya untuk duduk dan berusaha menanti secara total keseluruhan roh nya yang sempat melalang buana ke alam mimpi.
Darius mulai bangkit dari kursi sofa panjang itu dan mulai masuk ke kamar mandi di lantai bawah. Dia perlu cuci muka dan menggosok gigi nya yang mungkin saja banyak jigong nya. Setelah nya, Darius butuh kopi untuk menetralkan otaknya dari kemelut sepi yang ia rasakan. Setelah ia menikah dengan Amira. Darius seperti kehilangan harga dirinya. Dia seperti tidak dihargai sebagai laki-laki di rumah itu. Pemimpin rumah tangga di rumah itu tidak ada lagi wibawa lagi. Namun Darius masih mencintai Amira. Perjuangan menikah dengan Amira dia lalui. Dari orang tuanya yang tidak menyetujui nya. Sampai dengan dirinya di depak di perusahaan keluarga nya karena ancaman papa nya, jika tetap menikahi Amira dirinya harus merelakan semua aset-aset kepemilikan yang telah diberikan kepadanya. Namun Darius berpikir, dia akan bisa mencari uang di luar dari semua itu. Dirinya yakin kalau Darius akan bisa berdiri sendiri di kaki nya sendiri tanpa bayang-bayang kekuasaan dan harta dari kedua orang tuanya. Namun nyatanya? Semuanya tidak semulus jalan pikiran Darius. Betapapun banyak tabungan yang Darius miliki dulu akhirnya kandas juga untuk menghidupi istrinya yang gaya hidup nya lebih, seorang putri Kerajaan. Namun demikian kini Amira ikut bekerja dan turun langsung di perusahaan milik kedua orang tuanya. Darius tentu saja tidak diijinkan untuk bekerja di sana. Perusahaan orang tua Amira dengan perusahaan milik orang tua Darius adalah rivalnya. Orang tua Amira tentu saja tidak akan percaya begitu saja dengan Darius. Lagi pula seorang Darius tidak akan mengemis meminta kerjaan dan jabatan di perusahaan milik Amira. Kedua orang tua Amira masih tidak menyukai Darius. Pernikahan Amira dan juga Darius sama-sama tidak di kehendaki oleh kedua orang tua masing-masing. Namun demikian mereka nekat untuk menikah. Akhirnya mau tidak mau mereka menanggungnya semua yang menjadi ancaman bagi orang tua mereka masing-masing. Namun begitu berbeda dengan Amira. Amira masih dipercaya meng-handle perusahaan milik keluarganya itu, terlepas mereka tidak menyukai suami Amira.
Darius kini mulai melakukan aktivitas rumah setelah kopi hitam dan juga sebatang rokok nya habis ia nikmati. Darius semangat melakukan itu. Ini adalah rumahnya. Tidak ada yang rugi ia mengerjakan semua nya sendiri. Amira adalah istrinya. Darius tidak akan rugi memasakkan untuk istri yang ia sayangi.
Kegiatan terakhir saat ini adalah mengepel rumah. Darius mulai mengepel rumahnya. Di saat itu mobil Amira telah tiba. Amira dengan berjalan lunglai masuk ke dalam rumahnya, di saat Darius sedang mengepel lantai itu. Di mana lantainya juga masih basah.
"Kau baru pulang, Amira?" tanya Darius memasang wajah sebal.
"Seperti yang kamu lihat!" ucap Amira. Kini dirinya duduk di sofa ruangan itu. Sedangkan Darius masih mengepel kembali lantai yang tadi bekas injak kan kaki sepatu Amira.
"Kau tidur di mana semalaman?" tanya Darius penuh selidik.
"Di rumah Dora! Aku banyak minum. Jadi aku memilih tidak pulang dan tidur di tempat nya," ucap Amira sambil memijat tengkuknya sendiri. Badannya terasa pegal-pegal. Darius selesai dari mengepel dan mulai memijat tengkuknya Amira. Darius tahu, saat ini istrinya benar-benar kecapekan karena kerjaan nya dan akhirnya bersenang-senang untuk merilekskan pikirannya.
"Apa pekerjaan kamu, lagi menumpuk? Stres dengan beberapa target yang belum tercapai?" tanya Darius.
"Iya, aku lelah!" sahut Amira kini mulai mengeluh. Darius masih berusaha membuat istrinya rileks.
"Lain kali jangan banyak minum lagi, sayang! Kamu lebih baik pulang dan kita bisa bercengkrama. Itu akan membuat kamu lebih fresh," kata Darius sambil tersenyum.
"Itu kan mau kamu, Darius! Aku kalau capek jadi tidak mood melakukan itu!" ucap Amira.
"Aku yang akan membikin kamu kembali mood lagi," sahut Darius. Kini Darius mulai memijit bagian pundak Amira. Selanjutnya tangan Darius mulai turun dan memainkan sesuatu yang indah di sana. Kali ini Amira tidak menolaknya. Akhirnya di atas sofa itu Darius menjadi budak cinta nya. Amira pasrah dan menikmati semuanya tanpa penolakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
DIRUMAH DORA ATAU DIRUMAH PRIA LAIN.. CURIGA DGN AMIRA
2024-07-27
1