Daniza mematung di tempat, menatap punggung tegap Alvin yang sedang berjalan ke arah sang pemilik butik. Susah payah Daniza mencoba mengurai benang merah dari kejadian mengejutkan hari ini.Bertanya dalam hati ada hubungan apa antara Avin dengan Ibu Elvira.
"Mama perlu bicara dengan kamu!" ucap Ibu Elvira dengan menunjukkan raut muka galak.
Alvin hanya terkekeh, lalu menggaruk kepala. "Iya, Mah."
Wanita berusia hampir setengah abad itu memasuki ruangan pribadinya, disusul oleh Alvin. Daniza masih mematung di tempat ketika keduanya menghilang dalam pandangannya. Ia menghela napas panjang, lalu menjatuhkan tubuhnya yang mendadak terasa lemas pada sofa ruang tamu.
"Apa Kak Alvin itu anaknya Ibu Elvira?" Kedua alis Daniza saling bertaut.
"Kamu kenapa, Daniz?" Kedatangan Karina yang tiba-tiba menepuk bahu membuat Daniza nyaris terlonjak. Ia menatap rekan kerjanya itu.
"Laki-laki yang baru masuk ke ruangan Ibu Elvira itu siapa, ya?" tanya Daniza tanpa basa-basi. Meskipun sudah yakin dengan dugaannya bahwa Alvin adalah anak bosnya, tetapi ia perlu memastikan. Karina sebagai karyawan lama butik pasti tahu.
"Oh itu Mas Alvin, anaknya Ibu Elvira," jawab Karina santai, membuat bola mata Daniza melotot. Karina dapat melihat raut terkejut di wajah teman barunya itu. "Kamu sudah kenal sama Mas Alvin sebelumnya?"
"Tidak!" Daniza menggeleng dengan cepat. Ia pikir itulah jawaban paling tepat dan paling aman untuknya saat ini. Berpura-pura tidak mengenal Alvin. Lagi pula ia sama sekali tidak tahu bahwa butik tempatnya melamar kerja adalah butik milik orang tua laki-laki itu.
"Terus kenapa tadi kalian dekat-dekatan? Aku pikir sudah kenal lama."
"Tidak apa-apa. Aku salah orang tadi."
Karina menganggukkan kepala, lalu pergi meninggalkan Daniza untuk melayani tamu yang baru saja masuk ke butik. "Oh ya, Daniza, kamu lihat tamu yang sebelah sana, ya?"
"Baik."
*
*
*
Sementara di dalam ruangan, Ibu Elvira menatap putranya dengan sudut mata berkerut. Baru saja Alvin akan menjatuhkan tubuhnya di kursi, sudah dihadiahi capitan di telinga kanan.
"Aduh Mah, sakit ini!" ringis Alvin, mencoba memindahkan tangan sang mama.
"Kamu sekarang bandel, ya? Biar mama tarik kuping kamu sampai copot!" gerutu wanita itu sambil mengeratkan capitan.
"Kupingnya bisa copot beneran ini, Mah! Ampun!" Alvin setengah berteriak. Sang mama baru melepas ketika melihat daun telinga putranya itu sudah memerah.
Sementara Alvin menggerutu dengan bibir maju sambil terus mengusap daun telinga. "Mama ini ibu kandung apa ibu tiri, sih?"
"Rasa ibu kandung atau ibu tiri itu tergantung kelakuan kamu!"
"Iya, ampun, Mah!" ucapnya sambil menaikkan dua jari.
Alvin menatap mamanya yang terlihat masih kesal. Betapa tidak, tanpa meminta izin, Alvin memasukkan iklan lowongan pekerjaan untuk butik sang mama. Padahal di butiknya sama sekali tidak membutuhkan tambahan karyawan. Alhasil, mama harus kerepotan melayani beberapa pelamar dan menolak semua, kecuali Daniza—atas permintaan mendadak Alvin.
"Siapa perempuan itu?" tanya sang mama masih dengan tatapan mengintimidasi.
"Daniza, Mah," jawab Alvin seadanya.
Mama melotot tajam. "Mama juga tahu kalau namanya Daniza! Sudah kenalan kemarin!"
Bukannya cepat menjawab, Alvin malah tertawa. Seolah perbuatannya bukanlah sebuah kesalahan berarti.
"Maksud mama kamu ada hubungan apa sama dia?"
"Belum ada hubungan apa-apa, Mah. Baru juga mau usaha!" jawab Alvin.
"Usaha apa? Kamu jangan macam-macam, Alvin! Kamu pikir mama tidak tahu kalau Daniza itu sudah menikah?"
Alvin tersenyum getir, sambil kembali menggaruk kepala. "Hehe, ketahuan, ya?"
"Jangan macam-macam kamu, Vin! Apa kata orang nanti kalau kamu menjalin hubungan dengan perempuan bersuami?"
Alvin menarik napas dalam. Raut wajahnya mendadak serius. "Sekarang memang masih istri orang, Mah. Tapi tidak lama lagi akan jadi mantan."
Mama menggerakkan tangan naik turun di depan dada. Tak pernah terlintas sedikit pun dalam benaknya bahwa putranya itu akan menjalin kasih dengan seorang wanita bersuami.
"Alvin, di luar sana banyak perempuan lajang. Kenapa kamu harus memilih perempuan yang sudah bersuami?"
"Ya mau bagaimana lagi. Maunya sama Daniza." Sebuah jawaban santai yang membuat mama menyandarkan punggung di kursi.
Melihat wajah putus asa mamanya, Alvin segera bangkit dari duduknya. Ia memilih berjongkok di hadapan sang mama.
"Mah, Daniza itu perempuan baik-baik. Dia cuma kurang beruntung dapat laki-laki yang tidak berguna. Suaminya selingkuh dan seluruh harta peninggalan papanya direbut. Dia dibuang begitu saja."
"Tapi apa yang membuat kamu yakin memilih Daniza. Perempuan cantik dan lajang di sekitar kamu itu tidak kurang, Vin!"
"CLBK, Mah."
"Istilah apa lagi itu?" tanya mama dengan kedua alis saling bertaut.
"Cinta lama belum kesampaian."
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
Mei Saroha
celebek aseekkk
2024-11-13
0
EndRu
eh eh h. begitu rupanya
2024-03-24
1
Marsina Heronia Maloky Iren
ahahaha..🤣🤣🤣 Arti CLBK,nya Itu Assyk.🤣🤣🤣
2024-02-25
0