"Kamu yakin? Cari pekerjaan jaman sekarang itu susah." Alvin mencoba membujuk dengan harapan bahwa Daniza akan berubah pikiran. Tetapi, sepertinya sulit untuk merubah pendirian wanita yang setahunya lumayan keras kepala itu.
"Saya tidak bisa kerja di sini lagi, Kak."
Alvin memandang Daniza dengan sorot memelas. Entah harus bagaimana sekarang, jika Daniza benar-benar mengundurkan diri, tidak akan ada lagi alasan untuk sering-sering bertemu.
"Tapi kamu mau cari pekerjaan di mana lagi?"
"Di mana saja, yang penting kerja." Daniza menyeka sisa cairan bening di ujung mata. Ia bangkit dan meninggalkan Alvin yang masih terpaku di tempat.
"Memang kamu bisa kerja apa, Daniz? Kerja di sini saja tidak becus, untung kamu calon istri bos!" gerutunya dalam hati.
*
*
*
Daniza benar-benar membuktikan ucapannya hari itu. Ia mengundurkan diri dari perusahaan Alvin dan mencari pekerjaan baru. Beberapa tempat sudah ia datangi untuk melamar kerja. Namun, tidak ada satu pun yang menerima dengan berbagai macam alasan.
Beberapa hari dihabiskan Daniza untuk pekerjaan baru. Sekarang ia sedang duduk mantap di sebuah ruangan menunggu giliran tes wawancara. Sebuah butik ternama menjadi pilihannya untuk melamar kerja.
"Muda-mudahan kali ini diterima," ucapnya dalam hati.
Tak peduli posisi apa yang akan diberikan kepadanya nanti. Yang penting adalah mendapatkan pekerjaan demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Daniza Amaria?" Seorang wanita muda baru saja keluar dari ruangan dan memanggil. Daniza langsung bangkit meninggalkan tempat duduknya.
"Saya, Mbak!"
"Silahkan masuk, ibu sudah menunggu!"
"Baik."
Setelah memastikan penampilannya cukup rapi melalui sebuah pintu kaca, Daniza beranjak menuju ruangan tersebut. Seorang wanita berusia kira-kira setengah abad duduk dengan memasang muka tak bersahabat. Daniza yakin lamarannya akan ditolak seperti beberapa tempat sebelumnya. Terlebih, pemilik butik menatap tajam dirinya, dari ujung kaki ke ujung kepala.
"Jadi kamu yang mau bekerja itu, ya?" Baru mendengar suara wanita itu saja sudah membuat Daniza gemetar.
Daniza mengangguk cepat. "Iya, Bu. Saya mau bekerja di bagian apa saja, yang penting bisa kerja."
"Sebelumnya pernah kerja di butik mana?" tanya wanita itu tanpa ekspresi di wajah.
"Saya belum pernah punya pengalaman bekerja di butik, Bu. Kemarin cuma bekerja sebagai petugas kebersihan di sebuah perusahaan," jawab Daniza apa adanya.
"Oh ya? Perusahaan mana?"
Semakin merinding saja Daniza oleh pertanyaan yang diajukan wanita itu. Mendengar suaranya yang lantang, Daniza sudah yakin bahwa si pemilik butik adalah seseorang yang sangat disiplin dan pasti sangat galak.
"PT. Alamjaya, Bu."
"Oh ...." Ia masih menatap Daniza dengan cara yang sama. "Kamu kenal pemilik perusahaan itu?"
Daniza sedikit heran dengan pertanyaan itu. Mana mungkin ia kenal dengan seorang bos besar. Bisa diterima bekerja di sana saja berkat bantuan dari Alvin.
"Saya tidak kenal."
Alis wanita pemilik butik itu saling bertaut. Tatapan menghujam kembali ia berikan kepada wanita di hadapannya. "Jadi kamu bekerja di sana tanpa tahu siapa bosnya?"
Daniza hanya dapat menggelengkan kepala pelan. "Tidak, Bu. Selama bekerja di sana, saya belum pernah bertemu dengan pemilik perusahaan."
"Kamu bisa bekerja apa saja?"
Daniza meraba tengkuk lehernya yang terasa meremang. Jika ditanya bisa melakukan pekerjaan apa, tentu saja ia akan bingung. Selama ini hidupnya serba dilayani. Bekerja bukanlah sesuatu yang biasa baginya.
"Saya belum bisa apa-apa, Bu. Tapi saya akan belajar dengan sungguh-sungguh. Ibu bisa suruh saya apa saja. Digaji berapa pun saya tidak masalah."
Wanita itu menganggukkan kepala, kemudian terdiam beberapa saat seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Baik, kalau begitu mulai besok kamu bisa bekerja di sini."
Senyum mengembang sempurna di bibir Daniza. Tadinya ia pikir akan sangat sulit untuk mendapat pekerjaan. Ternyata semua berjalan tanpa kesulitan berarti.
"Kalau boleh tahu, saya bagian apa ya, Bu?"
"Nanti Karina yang jelaskan pekerjaan kamu."
Bagai mendapat durian runtuh, Daniza tidak dapat menyembunyikan rasa gembira. Sekarang ia dapat bernapas lega karena mendapatkan pekerjaan, tanpa harus bertemu dengan Alvin lagi.
Daniza tidak tahu saja kejutan apa yang sedang menantinya.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
Dewa Rana
ternyata butik itu milik ibunya Alvin 🤣
2024-07-07
1
Novie Yanti
ngakak 🤭😭😅
2024-01-11
2
Senyiur Borneo
wkwkwk mulai bicara dlm hti, kyk dokter allan.. pebinor sakti 🤣😂
2023-10-08
2