...Selamat datang di karya baru author 🥰...
...Jangan lupa tebar bunga, like, komen dan vote buat karya author satu ini ya 🤗...
...Selamat membaca sayang sayangku ...
...❤️❤️❤️...
"Loh,,, kopi untukku mana beb?"
"Biasanya juga bikin sendiri kan?" Valencia balik tanya ketika Ody menanyakan kopinya.
"Tapi kan sekarang udah gak biasa lagi beb. Kita udah nikah. Artinya aku boleh dong minta dibuatin kopi sama kamu. Nyenengin suami itu ada pahalanya lho."
"Nggak bikin istri capek juga ada pahalanya. Udah deh gak usah manja gitu. Biasanya juga buat buat sendiri. Langit gak akan runtuh hari ini kalau kamu masih buat kopi sendiri. Lagian kamu tuh ya,,, gak liat apa aku udah rapi begini. Udah cantik begini. Masak masih suruh ke dapur lagi buat kopi. Yang ada aku malah telat antar Nada sekolah."
Valencia terus menggerutu padahal Ody hanya meminta segelas kopi buatannya saja.
"Pamitan dulu gih sama om sebelum kita berangkat sayang." titah Valencia pada Nada yang terdiam saja saat keduanya adu mulut.
Nada bangkit dari duduknya, menghampiri Ody yang berusaha memasang senyum di wajah tampannya meski ia tengah kecewa.
"Nada berangkat sekolah dulu ya om."
"Iya sayang. Nanti pulangnya biar om aja yang jemput ya."
Nada mengangguk mengiyakan. Ia tak mau membahas kenapa Ody yang akan menjemputnya karena semalam ia sempat mendengar perdebatan antara Valencia dan Ody mengenai urusan berangkat dan pulang sekolahnya.
"Kalau memang kamu ingin cepat punya anak, bisa belajar dulu kan jadi ayah yang baik dengan menyempatkan diri menjemput Nada. Aku belajar jadi ibu yang baik dengan mengantarnya sekolah. Imbang kan??? Selama kamu belum bisa menunjukkan sikap seorang ayah, aku belum siap untuk hamil."
Ucapan Valencia itu terdengar jelas di telinga Nada. Dalam hati gadis kecil itu ia merasa kasihan pada Ody. Sudah dua bulan keduanya menikah namun tampaknya keinginan Ody untuk segera punya anak sendiri masih belum boleh diwujudkan.
"Tante,,," lirih Nada dalam mobil di perjalanannya bersama Valencia ke sekolahannya.
"Iya sayang. Ada apa?" Valencia melirik saja karena ia fokus menyetir mobilnya.
"Kenapa tante belum kasih Nada adik bayi?"
"Hhhfffttt,,,, adik bayi?? Buat apa sayang?? Kalau ada adik bayi itu hidup jadi repot. Tante juga jadi gak cantik lagi karena kalau hamil pasti menggemuk. Apalagi habis lahiran,,,, eeeuuuwwww,,,, nggak banget deh."
Valencia mengatakannya dengan ekspresi sungguh sungguh. Nada tidak bisa mengerti kenapa Valencia malah berpikiran begitu. Bukannya semua orang yang sudah menikah itu ingin segera punya momongan??
"Nah,, udah sampai nih di sekolah."
Valencia menghentikan mobilnya. Mengulurkan tangan kanannya untuk disalimi oleh Nada. Tanpa turun dari mobil, ia hanya melambaikan tangannya pada Nada.
"Sekolah yang pinter ya. Love you sayang."
Seperti biasa Valencia mengatakan kalimat yang sama untuk Nada. Ia memang sangat mencintai satu satunya mahkluk hidup yang memiliki darah yang sama dengannya itu.
Kalau melihat sikapnya yang seperti itu mustahil rasanya ia tak menyukai anak anak. Tapi entah kenapa ia tak ingin segera punya anak dan malah punya pikiran seperti yang diutarakannya tadi.
Nada melambai sampai mobil itu menghilang dari pandangan. Ia melangkah masuk ke halaman sekolah. Bersiap mengikuti setiap pelajaran hari ini. Nada ingin menyenangkan hati Valencia yang sejauh ini sudah sangat baik dan sayang padanya.
"Aku harus bisa dapat juara satu." begitu tekadnya.
"Jadi suami lo itu masih terus meminta anak dari lo???"
"Begitulah. Tapi selalu bisa gue tolak sih sejauh ini." Valencia menjawab pertanyaan Nancy, teman arisannya itu sambil memainkan gelas yang berisi minuman yang dipesannya tadi.
"Tapi kalau lama lama begini terus juga gak bisa ya. Mau pakai alasan apa lagi coba??" ia menemukan jalan buntu.
"Minum saja obat anti hamil."
"Kalau dia tau bakal berabe. Males banget musti debat dan itu gara gara salah gue. Bisa turun pamor gue di depan doi."
Nancy manggut manggut membenarkan. Namun sejurus kemudian setelah tampak berpikir, ia pun menjentikkan jarinya.
"Gue ada ide."
"Apaan??" Valencia tertarik.
"Angkat rahim aja." bisik Nancy.
"Gila lo!! Gue bisa seumur hidup gak punya anak kalau begitu." semprot Valencia yang terkejut dengan ide Nancy.
"Lah kan emang lo nya yang gak pingin punya anak. Gimana sih lo?? Lagian ya,,,kalau lo udah angkat rahim, lo bakal aman mau indehoi sama siapa aja. Semau lo,,, Gak bakal ada yang bisa bikin nama baik lo tercemar gegara lo bunting dari selingkuhan lo."
Valencia memusatkan pikiran dan pendengarannya kepada ucapan Nancy itu.
"Mau lo main sama Dony,,, Angga,, Willy,,, atau sama lakik mana pun deh yang lo mau,,, lo bakal aman aman aja zheyeeeengkuhhhh,,," Nancy meyakinkan.
"Serius lo???"
"Dengar ya. Nih gue ngomong sama lo aja. Sejujurnya nih ya,,, gue juga udah angkat rahim gue setelah kelahiran anak gue. Satu aja cukup. Gue ogah ribet jadi emak emak. Dan lakik gue gak pernah tau itu. Doi masih ngarep gue bisa hamil lagi dan gue pura pura iyain aja biar doi seneng."
Nancy mengatakannya dengan sedikit berbisik takut teman teman arisan lain mendengarnya dan membocorkannya.
"Serius lo?? Wahh lo kacau juga ya,,," Valencia terperanjat mendengarnya.
"Ya kalau gak gitu, gue mana bisa main sama yang lain lain dan menikmati. Lo tau gue gak demen yang namanya "dibuang diluar". Gak asyik. Gak ada sensasi anget anget panasssss menyirami sanubari gueeehhh,,,,"
"Mesum lo!!!"
"Kayak lo nggak aja deh. Gimana lo?? Masih jalan sama mereka?? Udah tau belum mereka kalau lo tuh sebenarnya udah nikah??" tanya Nancy.
"Ya taulah. Nikahan gue kan resepsinya gede gedean. Ya kali mereka gak tau."
"Terus mereka mau aja terima gitu??"
"Emang kenapa? Kan sama sama impas. Mereka punya istri dan gue punya suami. Yang penting kan kita bisa happy happy."
"Wiiihhh nakal lo gak tanggung tanggung ya. Tapi gue demen gaya lo ini, sumpah."
Sahabat yang baik harusnya saling mengingatkan, tapi mereka malah saling menjerumuskan satu sama lain ke dasar jurang kenistaan.
"Untungnya Ody itu sayang banget sama lo. Sampai detik ini dia gak tau kan kalau kelakuan lo kek gini??"
"Gue selalu jadi ratu di matanya. Gue satu satunya pemilik hatinya. Gue cinta pertamanya dan akan jadi yang terakhir juga sepertinya melihat gimana dia perlakukan gue hahaha,,,,"
"Aseeeekkkk,,,,"
Keduanya terus tertawa membahas kehidupan pribadi yang jauh melenceng dari kata baik baik saja itu. Keduanya saling support dalam keburukan.
"Gue balik dulu deh. Udah malam." Valencia baru sadar jam sudah menunjukkan angka 11 malam.
"Takut sama lakik lo???" cibir Nancy.
"Ingat sama ponakan tepatnya. Bye,,,," Valencia langsung bergegas keluar dari cafe remang itu menuju ke parkiran di mana mobilnya sudah menunggu.
"Mudah mudahan Ody udah tidur." gumamnya lalu menjalankan roda empat miliknya membelah jalanan malam.
...🌸🌸🌸🌸...
...*bersambung*,,,,...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
🍾⃝ᴘᴀͩᴛᷞɴͧᴏᷠᴢͣ Aja
astaghfirulloh valencia....
2022-12-08
1