Kepingan Jingga
From : Mimin Sin
Pilihlah bacaan yang tepat, masuk area sini itu artinya kamu sudah berusia minimal 17 tahun dan paham bahasa Indonesia.
Welcome to zona underground, cerita ini tidak diperuntukkan buat reader yang mencari pelajaran, hikmah, mau beradu argumen dan dalil, ataupun reader dengan kekuatan jari nyinyir level dewa. Karena ini cerita mengusung konsep bebas, sedikit sarkasme, dan sekedar hiburan dari dunia yang melelahkan, terkadang jauh dari kata berakhlak. Jangan dicari-cari pelajarannya kalaupun ada mungkin otak sholehah mimin yang sedang bekerja. Mimin sekedar numpang nyimpen karya daripada mubadzir.
Ada beberapa scene atau part dengan adegan menohok, bikin kejer, sakit perut, dan lain hal sebagainya. Jika menyetujui persyaratan silahkan lanjut, jika tidak monggo melimpir. INGAT! DON'T BOOM LIKE!!! Like lah setelah selesai membaca setiap bab-nya, jika kalian menghargai setiap penulis.
...⚜️ BLURB ⚜️...
..."Dimanapun bumi, tempatmu berpijak, maka disitulah aku bernafas. Bencilah diriku agar aku tau seberapa besar kau mengingatku. Kan ku kumpulkan setiap kepingan jingga bersamamu."...
...********...
...Sebuah Novel yang menceritakan sisi kehidupan kelam remaja yang berada di titik terendahnya sebagai seorang manusia penuh dengan keegoisan dan kebebasan....
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
KEPINGAN JINGGA, jingga adalah spektrum warna dari percampuran merah dan kuning. Melambangkan rasa antusias, daya tarik, kegembiraan, kebulatan tekad, perhatian, dorongan, sukses. Jingga juga identik dengan warna indah senja yang mengajarkan kita bahwa apapun yang terjadi hari ini pasti akan berakhir indah.
Seperti judulnya 'Kepingan Jingga' bercerita tentang bagaimana usaha Ganis (remaja 18 tahun) dan Wira (pemuda seangkatannya) menyusun kepingan moment untuk akhir kisah indah mereka. Kisah seindah jingga yang dipenuhi oleh perhatian, daya tarik, kebulatan tekad untuk mencapai kesuksesan satu sama lain.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sebuah artikel koran beberapa bulan yang lalu masih tersimpan rapi diatas meja, tak pernah sampai berdebu akibat seringnya di buka dan dipandang. Akibat seringnya dipegang dan dibaca bolak-balik, lembaran koran itu sedikit lecet. Berita yang sudah basi itu selalu berhasil membuat hatinya bergetar sakit, mencelos, dan menangis tergugu dalam diam.
...JABAR POST...
...Kecelakaan Maut Bus Pariwisata di jalan Pangalengan Bandung, Jawa Barat meregang 10 nyawa, diduga supir mengantuk dan rem mengalami blong....
...JABAR POST--Insiden kecelakaan bus terjadi di KM 631 jalur Pangalengan menuju Bandung kota pada sabtu siang pukul 15.45 WIB mengakibatkan 10 meninggal dunia, 23 luka berat dan ringan....
...Bus Palawija travel mengalami kecelakaan tunggal dalam perjalanan Pangalengan menuju Bandung kota....
...Kepala Satuan Patroli Jalan Raya Kepolisian Daerah Jawa Barat AKBP Halimun Prabu mengatakan bus Palawija travel dengan nomor plat D-1234-MS membawa 33 orang penumpang....
..."Akibat peristiwa tersebut, 23 orang luka berat dan ringan, 10 orang meninggal dunia," kata Halimun saat dimintai keterangan di lokasi kejadian....
...Halimun menjelaskan bus tersebut mengalami kecelakaan dengan membawa rombongan sekolah SMA Gemilang 103 Bandung yang berwisata ke Pangalengan tanggal 14 Februari 202X....
...Menurut keterangannya, bus tersebut melaju dengan kecepatan tinggi di jalur menurun dan berkelok. Bus tersebut menabrak pembatas jalan dari besi lalu terjun bebas berguling ke area kebun teh....
...Insiden tragis yang menimpa 33 orang penumpang tersebut dikatakan Halimun diduga karena sopir mengantuk dan rem yang blong....
...Para korban dilaporkan dilarikan ke beberapa rumah sakit yang berbeda untuk mempercepat proses penanganan....
...----------------...
"Hhh--," helaan nafas berat berhembus dari mulutnya. Ia melipat kembali lembaran kertas abu dengan gambar pembuka yang masih seringkali mengiris hati, sebuah pemandangan dimana potret bus hancur di area perkebunan teh milik warga.
***
Suara cicitan roda berputar karena kurang pelumas membuat ngilu setiap pasang telinga yang mendengar. Membawa serta tubuh seseorang yang tak sadarkan diri dengan kondisi mengkhawatirkan.
"Dok, kondisi tak sadarkan diri, pendarahan, patah tulang bagian kaki, dan cedera otak yang belum bisa disimpulkan, dia juga...." pria dengan pakaian putih-putih khas perawat menatap penuh kengerian tak tega itu menggantung ucapannya di hamparan udara.
Mata laki-laki berumur 40 tahunan di sampingnya langsung mengarah pada noda merah di bagian rok pendek abu, ia paham kondisi ini.
"Ruangan operasi ready?"
Dengan anggukan mantap, "ready dok,"
"Panggil pula dokter Gina spesialis obgyn. Bilang saja segera menyusul!" pekiknya tertahan.
Dengan kecepatan penuh, perawat itu mengangguk dan segera menghilang dari pandangan.
Suara alat rekam jantung seperti sebuah detakan penentu nyawa seseorang di dalam sana. Sejatinya nyawa seorang makhluk berada di tangan sang Pencipta. Sore ini, di warna jingga suatu senja akan jadi pengingat, jika kematian selangkah lebih dekat dengannya.
Derap langkah berlari tergesa memenuhi seluruh pendengaran di lorong rumah sakit. Rasanya hari ini gedung fasilitas kesehatan lebih sibuk dibandingkan biasanya.
Tangis pilu memecah gendang telinga. Seakan baru saja terjadi, mobil berbobot ratusan kilo keluar dari jalur dan terjun bebas ke area kebun teh. Lantunan kalimat takbir, istighfar, dan dua kalimat syahadat menjadi nyanyian selamat tidur diantara peluit yang ditiupkan malaikat sang pemilik nyawa.
"Hhhh....hufft!" gadis itu terperanjat.
Ganis menyeka keringat yang mengalir deras di sekitar garis wajah dan badannya. Kepalanya berdenyut tiap kali mengalami mimpi seperti nyata. Tangan mungil itu perlahan memijit pelipisnya, "sshhh..." rintihnya.
Pandangannya beralih, tertumbuk pada sebuah jam weker biru langit di atas meja kayu kecil samping ranjang, ia men'thesah lelah.
"Ah, udah jam 6 lagi kan, cepet banget sih!" gerutunya bergegas, merasa jika waktu malam kini lebih singkat dari siang.
Gadis itu melipat lembaran selimut dengan malas dan menghempaskannya begitu saja bersama tumpukan bantal guling.
Langkahnya tertuju ke pintu dimana handuknya tercantol di balik pintu masuk lalu menyambarnya.
Dan terjadi lagi, satu aktivitas rutinnya di pagi hari menggosok badannya lembut dengan spons mandi juga lelehan cairan sabun. "Hmm!" aroma vanilla citrus favoritnya.
Matanya terpejam menikmati ketenangan di tengah dinginnya hawa. Ganis siap kembali ke sekolah, memulai hari lelahnya menghadapi pertemuan dengan dunia luar.
Ditariknya kursi kayu bersofakan busa pilihan kualitas teebaik pada masanya, kursi makan tua milik mama hadiah dari papa, mungkin setua usia pernikahannya dengan sang papa.
Berulang kali ia mengibaskan rambut ke belakang dengan satu telunjuk agar tak menggelitiki leher, mengganggu acara sarapan menu favoritnya roti gandum dan selai kacang coklat.
"Jadi mau pake bantuan Arbi?" Gemilang melirikkan bola matanya tanpa memalingkan wajah dari nasi goreng sosis di piring pada gadis manis bersurai sepunggung.
Ia menelan berat makanannya, tekstur roti ini memang kasar hingga harus dikunyah benar-benar agar tak terlalu menyusahkan fungsi kerja kerongkongan. Mungkin seharusnya Ganis memakannya dengan melarutkan air atau minyak biar lancar jaya sampai perut tanpa perlu mengunyahnya.
"Belum tau," balasnya bimbang.
"Katanya mau masuk ITB kaya abang, minimal UPI lah!" tembaknya sedikit mengompori sang adik.
"Gimana mama sama papa aja, takut terlalu berharap 'ga sesuai ekspektasi nanti stress lagi, bukannya masuk universitas malah masuk RSJ," balas Ganis acuh, ia menjilat lelehan selai yang keluar dari sela-sela lipatan roti di ibu jarinya.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
DozkyCrazy
baru bacaaaaaa part awal udah dibikin penasaran pisaaan euy
2024-10-29
0
Land19
baru mampir
dan baru nyimak
2024-10-16
0
nana's Apel
sambil nunggu pak bodo, ga bosen baca ulang ganish & bang nat2
2024-06-14
2