Pelakor Tak Berdosa

Pelakor Tak Berdosa

Semak-semak tajam

“Jangan! Lepaskan aku! Awas! Hiks!!” Ruby Maryam, di seret oleh pria kekar menggunakan topeng kain di wajah menuju semak-semak belukar.

“Diam! Kau berisik sekali dari tadi!” si pria bertopeng pun membekap mulut Ruby yang menangis ketakutan.

“Jangan! Lepaskan aku! Jangan lukai aku! Hiks! Huah! Ku mohon!!!” Ruby menangis sesungukan, kala tubuhnya terus di paksa masuk lebih dalam ke rimbunan semak-semak tajam.

Sreeett sreettt!!

Kulitnya yang putih mulus berulang kali di sayat oleh ilalang yang menyentuh tangan, wajah dan kakinya.

Bruk!

Tubuh Ruby di dorong hingga tersungkur ke atas rumput liar.

“Cantik!” ucap pria jahat yang telah menculik Ruby.

“Apa yang kau inginkan?! Kenapa kau bawa aku kesini!! Hiks!!!” Ruby berusaha bangkit dari atas rumput.

Tab!

Namun kaki pria kekar itu mendarat di atas perut Ruby.

“Diam disitu, karena aku perlu memeriksa kesucian mu.” pria bertopeng itu pun mampu membuat Ruby semakin gemetaran.

“Tidak! Aku tidak mau! Hiks!” Ruby dengan cepat menyingkirkan kaki laki-laki itu dari atas perutnya.

Saat ia akan bangkit, si pria bertopeng dengan cepat menjambak rambut Ruby, hingga kepala gadis malang itu terjungkal ke belakang.

“Mau kemana manis, hahaha!!” si pria bertopeng tersebut memeluk tubuh indah Ruby dari belakang.

“Jangan pak, Hiks.. saya mohon ampun, tolong jangan perkosa saya.” Ruby menangis histeris.

“Tapi punya ku sudah mencari korban nih. Atau kau sudah tak suci, makanya takut ku cicipi?” kata-kata nakal dari pria bertopeng membuat Ruby makin gencar.

“Aku masih suci pak, sungguh, hiks!!!” Ruby tak tahu harus berbuat apa, terlebih pria bertopeng itu melancarkan jemarinya di tempat terlarangnya.

“Ibu!!!!” isak tangisnya semakin pecah, saat lelaki yang tak ia kenal rupanya menggerayangi tubuhnya yang tak pernah di sentuh siapapun selain dirinya.

Bruk!!

Tubuh Ruby kembali di lempar ke atas rumput liar.

“Akh!!” Ruby meringis kesakitan.

Selanjutnya pria itu pun melucuti seluruh pakaian ribu Maryam yang malang.

Ruby yang mencoba bangkit di tunggangi pria kasar itu.

Plak!

Plak!

“Ku bilang diam!” pekik si pria bertopeng.

“Jangan! Hiks! Jangan pak! Aku enggak mau!” Ruby yang kehabisan tenaga karena melawan sedari tadi menjadi lemah.

”Ku mohon, kalau kau melakukan ini, aku akan mati, keluarga ku juga akan mati, kau pasti tahu, peraturan desa, hiks...” Ruby memohon pada si pria bertopeng.

“Berarti sebelum kau mati, kau wajib masuk surga dulu.” tanpa rasa iba apa lagi kasihan, lelaki jahanam itu membuka kancing baju Ruby yang tak berdaya, hingga ia melihat kaca mata penopang balon ekstra pedas milik Ruby yang usang dan talinys di ikat karena sudah putus.

“Dasar miskin! Untuk membeli ini saja kau tak mampu! Cih!” si pria bertopeng meludah ke sebelah kanannya.

Srakk!!

Si pria bertopeng dengan kasar membuka baju seragam serta kain penopang balon-balon berharga milik korbannya.

“Ku mohon, lepaskan aku, hiks...” Ruby terus meminta tolong.

“Tanggung!” selanjutnya si pria bertopeng membuka rok abu-abu milik Ruby, dan nampaklah, kaca mata segitiga yang warnanya telah luntur dengar bagian tengah yang robek.

Ruby tak dapat menahan malunya, saat ada seorang yang melihat lekuk tubuhnya serta mengetahui kesusahannya dari pakaian dalamnya.

“Ya Tuhan... hum!” si pria bertopeng tertawa getir.

“Menggelikan, tapi tak mengapa, anggap saja sarapan gratis!” kemudian si pria bertopeng itu membuang dalaman Ruby ke sembarang arah.

“Bersiaplah gadis miskin.” ucap si pria tak punya hati.

Jlub!

“Hiks!! Sakit!!” Ruby si anak kurang mampu di renggut kehormatannya secara paksa oleh orang yang tak ia ketahui rupanya.

“Punya mu ketat miskin! Hah hah!” si pria tak tahu diri itu terus saja menghina Ruby seraya memberi hentakan maju mundur.

2 jam kemudian, mata Ruby yang bengkak menatap nanar ke arah langit yang sebentar lagi akan turun hujan.

Dan dari kedua pangkal pahanya darah suci terus mengalir.

“Hiks...” Ruby masih terisak, sebab ia tak tahu harus berbuat apa untuk selanjutnya.

“Bagaimana? Enakkan? Aku suka lubang mu, kalau kau mau ku layani lagi, datanglah kemari bulan depan, kalau datang, akan ku beri kau pakaian dalam atas bawah selusin selusin. Pikirkan baik-baik!”

Pria bertopeng itu sungguh menganggap rendah Ruby yang tak punya apa-apa.

Ruby yang mendengar kata-kata penghinaan dari pria yang menodainya hanya diam. Sebab melawan tiada guna baginya.

Pria yang kelelahan karena bertempur dalam surga dunia memakai pakaiannya kembali seraya merokok.

“Aku pergi, semoga harimu menyenangkan!”

Pluk!

Pria kasar itu melempar puntung rokoknya ke perut Ruby.

Wanita malang yang telah sakit lahir batinnya, membiarkan begitu saja kulitnya melepuh oleh bara rokok yang masih menyala.

Pria kasar yang melihat itu tertawa getir. “Kau marah banget ya pada ku?” kemudian pria itu mengambil sisa puntung rokoknya, lalu membuang dengan asal.

“Selamat tinggal.”

Cup!

Si pria tak tahu diri itu memberi kecupan di bibir manis Ruby.

Setelah itu si pria bertopeng menyibak semak belukar dengan tangannya untuk kembali ke jalan raya.

Untuk beberapa saat, Ruby diam seperti orang mati, tak bergerak sedikit pun.

Perlahan tubuhnya yang tak di balut apapun mulai di guyur air hujan.

“Hiks... hiks...” ia pun kembali menangis, ingin bangkit, tapi tubuhnya terasa sakit.

Namun waktu yang semakin malam membuat Ruby tak bisa tetap disana, karena sewaktu-waktu binatang buas bisa datang kapan saja.

“Akhh!! Sstttt” sekuat tenaga ia bangkit dari atas rumput yang membuat punggung dan seluru tubuhnya terkoyak.

Ruby yang tak mampu berdiri mencari pakaiannya yang di lempar si pria bertopeng entah kemana.

“Bagaimana caranya aku pulang?” perasaan Ruby campur aduk, antara marah, sedih dan takut.

Terlebih ubynya yang kejam pasti akan mencincang-cincang tubuhnya apabila ketahuan telah berbuat dosa.

“Ibu.. Ruby takut bu.” Ruby menangis sendirian di dalam semak belukar yang menyembunyikan dirinya dari pandangan orang lain.

Air hujan yang membasahi tubuhnya membuat Ruby merasa perih di sekujur tubuhnya.

Meski begitu Ruby masih terus mencari keberadaan bajunya, dengan menyibak ilalang tajam yang ada di hadapannya dengan tangan kosong dengan cara berjongkok.

Setelah berjuang selama 1 jam, ia pun menemukan seragam dan juga roknya dengan jarak yang tak begitu jauh.

Namun sayang ia tak menemukan kedua pakaian dalamnya.

Ruby perlahan memakai bajunya kembali, setelah itu, ia pulang tanpa tas sekolahnya. Ia tak sempat mencari lagi, karena waktu yang sudah mepet.

Ruby pun berjalan di tengah-tengah derasnya hujan.

Ia yang telah sampai di gerbang desa tak bertemu siapapun, sebab sudah jadi kebiasaan disana, jika Magrib telah tiba, orang-orang akan masuk ke dalam rumah.

Ruby yang sampai di depan rumahnya takut untuk mengetuk pintu, karena sudah jelas ia akan kena marah karena terlambat pulang.

Cukup lama ia berdiam diri di depan pintu, sampai sang ayah yang menunggu kepulangannya membuka pintu.

Krettt!!!

Jeddar!!!

Di bawah sinar petir yang menyambar, Dahlan melihat putrinya berdiri tegap bagai patung. Seketika ia panik melihat putrinya yang tak bergerak sejengkal pun.

“Ruby!! Apa yang terjadi pada mu?!!!” tanya Dahlan penuh selidik.

...Bersambung......

Terpopuler

Comments

Ainisha_Shanti

Ainisha_Shanti

Astagjfirullahalazim... nak membunuh pula rasanya si iblis jantan ni😡😡😡

2023-08-04

0

Widati Dati

Widati Dati

sudah kuberikan 19 kuntum mawar merah, cinta dan juga jempol thor... pertama ku baca q sdh trtarik semoga tak bosen, q suka baca maraton thor

2023-02-05

0

Oh Dewi

Oh Dewi

Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu, searchnya pakek tanda kurung biar gak melenceng yaa

2022-12-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!