Kedua insan masih mereguk keindahan cinta, sepasang suami istri masih terbuai dalam penyatuan keindahan surga dunia mereka berdua, di bawah redupnya cahaya lampu kamar yang remang-remang.
Yani beranjak dari ranjang peraduannya, setelah melepas penyatuan cinta mereka. Melihat suami tercinta terlelap karena perasaan lelah bukan nikm*at.
Tanpa pikir panjang, seperti biasa Yani memeriksa handphone milik Daus, yang selalu dia periksa saat suami sudah terlelap dalam dunia mimpinya.
Handphone pipih yang tidak pernah di kunci, atau bahkan di biarkan saja oleh Daus, karena tidak pernah menyimpan rahasia terhadap istri tercinta. Memberikan ruang bagi Yani untuk melihat semua data kontak yang tersimpan.
Mata Yani tertuju pada nama 'My Aline'. Wajahnya tampak seperti memikirkan sesuatu tentang nama yang tertera di layar handphone.
"Aline...!? Wanita ini yang pernah memiliki hubungan dengan Ayah? Mengapa dia menghubungi suamiku? Apakah dia berada di kota ini? Bukannya mereka sudah lama tidak menjalin komunikasi?" pikiran Yani semakin jauh. Bahkan semakin curiga pada suami sendiri.
Bergegas Yani menyalin nomor telepon Aline kedalam handphone miliknya, dan melihat beberapa pesan yang dikirim wanita itu pada Daus.
Hmm.... jangan-jangan mereka memiliki hubungan di belakang aku? Yani menggeram bahkan semakin panas saat membaca pesan yang tertulis.
["Kak, Aline mau curhat....! Tapi kayaknya Kakak sibuk, maaf yah...! Salam buat keluarga Kakak."]
Menurut kita itu adalah pesan singkat seorang teman wanita yang mengenal teman prianya.
Namun, tidak untuk pikiran Yani. Dia menjawab pesan Aline melalui handphone miliknya, tanpa sepengetahuan Daus.
Dengan wajah garang Yani menekan layar handphone, dengan sangat kasar karena perasaan cemburu.
["Maaf Aline, Kakak tadi sedang sibuk. Mau curhat apa? Ini nomor Kakak yang lain, Daus."]
Pesan terkirim melalui whatsApp.
Yani melihat profil foto Aline yang sangat cantik dan menarik, dengan dua orang putra yang menggunakan baju dinas kejaksaan.
"Ternyata wanita ini sangat cantik, dan menarik. Coba saja dia berani mengganggu suami ku! Aku akan merobek tubuhnya bahkan mengirimkan sesuatu padanya!" Geram Yani saat melihat semua tentang Aline melalui facebook yang langsung tersambung di handphone pintar tersebut.
Tak selang berapa lama, Yani masih melihat layar handphone milik suaminya dengan perasaan marah dan kesal. Wajah tembem itu terlihat sangat cemburu bahkan merungut dalam hati. Dia bergegas menuju kamar mandi, untuk membersihkan diri.
Namun, saat Yani masih berada dalam kamar mandi, handphone milik Daus kembali berbunyi.
Daus terlonjak kaget, saat mendengar suara telpon yang menggangu tidurnya. Dengan sangat malas, dia meraih telepon seluler yang terletak tidak jauh darinya, seketika memperbaiki posisinya yang masih bertelanjang dada dengan wajah sedikit takut karena melihat nama yang tertera di layar handphone.
Aline.... ya Aline menghubungi Daus tengah malam, tanpa perasaan takut atau berdosa.
Daus menjawab panggilan telepon sedikit berbisik.
["Ya.... Kakak masih di rumah! Jangan nelpon udah malam!"]
Daus berbisik menutup telfonnya dengan cepat, kembali merebahkan tubuh yang seakan rontok setelah melayani Yani istrinya.
Tidak seperti biasanya, saat ini tubuh Daus benar-benar sakit bahkan seperti habis berkerja dari pagi hingga pagi.
Daus sedikit mengeluh dalam hati, "Kenapa akhir-akhir ini badan ku seperti hancur setelah bercinta dengan istri sendiri? Padahal aku selalu menjaga stamina dan hidup sehat. Makanan di rumah juga buatan istri? Kenapa sekarang aku jadi lemah begini?" tanyanya melihat kearah kamar mandi yang terbuka dengan lebar.
Yani keluar dengan senyuman manis, tersenyum tipis, namun penuh selidik, berusaha menyembunyikan perasaan curiga, namun dia tidak bisa menahan apa yang dia rasa.
"Eeeeh.... Ayah sudah bangun? Mau Ibu buatin makan malam?" pertanyaan Yani dengan wajah jutek.
Daus memilih duduk di pinggir ranjang peraduannya, mengeluhkan tubuhnya yang terasa sangat berat dan aneh.
"Enggak deh! Ayah mau minum bandrek saja keluar. Kayaknya Ayah masuk angin, makanya nggak enak badan. Kenapa yah, Bu? Asal habis bercinta dengan Ibu tubuh Ayah seperti rontok, bahkan sangat sakit?" Daus menolak tawaran istrinya yang akan membuatkan makan malam, malah memilih minum bandrek di luar tengah malam begini.
Yani menatap lekat kearah Daus, saat mendengar suaminya akan keluar rumah, "Ayah mau kemana? Mau menghubungi Aline yang ternyata masih komunikasi sama mantan pacar masa lalu? Apa maksud, Ayah? Kenapa dia menghubungi, kalau bukan Ayah juga mau melayaninya!" amarahnya meledak-ledak.
Daus yang baru terjaga dari tidurnya, semakin bingung, menatap wajah Yani yang masih di dera perasaan cemburu, "Istriku.... Aline itu hanya basa-basi nelpon Ayah! Bukan mau merebut Ayah dari kamu, Ibu sayang! Kamu tahu sendiri, Ayah pulang kerja langsung kerumah, pengen peluk Ibu mulu. Kenapa Ibu jadi aneh dan cemburu? Dulu kami memang dekat, itu kan dulu, Bu! Aline sudah memiliki suami dan anak, dia juga nggak mungkin mau selingkuh dari suaminya, secara mereka sama-sama pegawai."
Penjelasan Daus yang panjang lebar, tidak membuat Yani percaya begitu saja. Baginya, tidak perlu menjalin komunikasi dengan wanita manapun termasuk teman kantor suaminya sendiri.
Sementara tuntutan pekerjaan Daus banyak berurusan dengan semua kalangan, mau wanita ataupun pria.
Perasaan cemburu Yani yang terlalu berlebihan, membuat dia berfikir akan kehilangan suaminya sendiri karena pasti akan di rebut oleh semua wanita yang mengenal Daus.
Yani membantah, "Aaaagh.... Ibu tetap tidak percaya sama Ayah! Lihat saja, kalau Ibu ketemu sama Aline itu, akan Ibu caci-maki dia!"
Tentu Daus merasa tidak nyaman, mendengar ancaman dari sang istri mencoba untuk membujuk sang istri dengan lembut, pelan dia mengusap punggung Yani, mengecup kening yang tertutup handuk.
"Bu, dengar kan Ayah. Aline tidak akan merebut Ayah dari Ibu. Jauhkan pikiran negatif, karena kita ini bekerja, bersosialisasi dengan masyarakat banyak! Tolong pahami bagaimana Ayah, Bu!" mohon Daus mengusap lembut pundak Yani.
Yani menaikkan kedua alisnya, menoleh kearah Daus, menatap nanar bola mata kecoklatan yang sendu, namun terlihat kosong, "Coba saja Ayah berani berselingkuh dari Ibu!"
Daus hanya mengangkat bahunya yang gagah, memilih mengambil handuk yang melilit diatas kepala Yani, tanpa mau berdebat. Baginya, lebih baik diam dari pada harus terus menjelaskan namun tidak dapat didengar.
Yani tersenyum penuh dendam. Baginya, suami itu harus patuh pada istri, apapun caranya. Dia tidak ingin Daus menjalin komunikasi dengan siapapun. Apalagi Aline benar-benar pernah memiliki hubungan cinta di masa sekolah.
"Hmm, lihat saja! Berani menggoda suamiku, berarti siap muntah darah sewaktu-waktu!" bisiknya dalam hati.
Yani keluar dari kamar menuju dapur, untuk membuatkan air jahe, kembali membubuhkan sesuatu kedalam minuman hangat untuk Daus suami tercinta.
"Daripada beli di luar, lebih baik minum ini Ayah. Biar Ayah semakin sayang sama Ibu."
bersambung....
$$$$
My Readers kasih Othor ini dukungan dong, biar up terus setiap hari.
Like
Komen
Terima kasih.
Salam hangat.
☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
" sarmila"
seiama sya baca novel bru kli ini cerita tntang istri pk guna2👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼
keren lh tmbh seru
2023-11-01
0
Nurmalida
ini ilmu hitam srem y lnjut ah
2022-12-25
0
lina
waduh kok jadi gini si Yani awalnya AQ setuju2 saja tapi kok tambah parah si yani apa jangan2 dia punya ilmu santet ya thor,kok jadi horor ya
2022-12-22
1