Klinik

Masih dengan Fadlan yang mau mengantarkan Rania ke klinik. Fadlan sudah berjalan lebih dulu sementara Rania berjalan dibelakang, Fadlan memintanya untuk menjaga jarak.

"Mas Fadlan, boleh aku tanya sesuatu?, Tadi mas Fadlan ke makamnya siapa?, Amara itu siapa mas?" Tanya Rania penasaran. Ia melihat nisannya bertuliskan nama Amara.

"Istriku." Jawab Fadlan masih berjalan kedepan.

"Oh jadi itu makam istrinya, pasti dia ini seorang duda. Hi hi hi lucu juga ketemu duda pemalu di pemakaman." Batin Rania.

Rania sudah bisa menebak kalau Fadlan itu pemalu, melihat dari sikapnya Fadlan terhadap dirinya.

"Mas Duda, kliniknya masih jauh ya?" Tanya Rania. Fadlan sudah mengernyit karena Rania kini memanggilnya dengan mas Duda.

Ketika mereka melewati perkebunan, tidak sengaja mereka bertemu dengan ustadz Usman.

PRIIIIIIIIIIIIT.

Ustadz Usman sudah membunyikan Pluitnya ketika melihat Fadlan jalan berdua dengan seorang perempuan.

"Tidak kusangka diperkebunan pun ada wasitnya." Ujar Rania.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam."

Ustadz Usman sudah menatap Rania, melihat penampilan Rania yang memakai celana jeans dan kemeja, ustadz Usman yakin Rania bukan penghuni pesantren, apalagi wajahnya Rania terlihat blasteran.

"Fadlan, siapa perempuan ini?" Tanya ustadz Usman.

"Ini Rania, aku ketemu dia di pemakaman. Dibelakang rumput-rumput liar dekat semak-semak." Ujar Fadlan. Ustadz Usman sudah menganga, ia langsung menarik Fadlan menjauhi Rania.

"Kenapa om?" Tanya Fadlan.

"Aku tau kau ini sedang mencari calon istri, tapi gak perempuan ini juga, emangnya kau gak takut padanya, kau menemukannya di pemakaman, kau gak curiga pada perempuan ini, kau sudah cek kakinya Napak gak ke tanah. Kalau dia Tante Kun Kun bagaimana?" Bisik ustadz Usman yang curiga kalau Rania itu hantu.

Rania yang dapat mendengar bisikkan ustadz Usman pun langsung tertawa, hingga saat ustadz Usman meliriknya ia langsung tertawa seperti kuntilanak.

"Hi hi hi hi hi hi."

"Astaghfirullah alazim, Fadlan kau cari penyakit, kenapa kau bawa dedemit kemari." Ujar ustadz Usman yang sudah mengajak Fadlan untuk pergi. Rania sudah tertawa-tawa melihat ustadz Usman ketakutan.

"Ini Rania putrinya Dokter Husna." Ujar Fadlan.

Ustadz Usman pun menatap Rania.

"Kau putrinya Dokter Husna?" Tanya ustadz Usman. Rania pun mengangguk ngangguk.

"Yakin kau putrinya Dokter Husna, bukan dedemit yang berenkarnasi menjadi putrinya Dokter Husna?" Tanya ustadz Usman kembali hingga Rania langsung mengernyit.

"Ini orang tua ngomong apaan??"

"Kalau kau putrinya Dokter Husna, lalu ngapain kau berada di pemakaman?" Kembali ustadz Usman memberi pertanyaan.

"Tuh tanyakan saja pada kedua Sekuriti yang ada didepan yang mukanya sama, mereka mengerjai ku. Mereka bilang klinik itu ada diujung perkebunan. Potong saja gaji mereka, bisa-bisanya mereka mengerjai tamu." Gerutu Rania.

"Ini si Yudi sama si Yuda kebangetan ya pake banget, anak orang Ampe dibuat kesasar di pemakaman. Belum tau saja kalau emaknya marah, sudah pasti mereka disuntik lalu dikasih selang impusan lewat hidung." Batin ustadz Usman.

"Ayo mas Duda, antarkan aku ke klinik." Ujar Rania yang langsung pergi, terpaksa Fadlan mengikuti.

"Om aku duluan, assalamualaikum." Pamit Fadlan yang masih membawa tas besar miliknya Rania. Fadlan masih terus menjaga jarak dengan Rania.

"Waalaikumussalam."

Ustadz Usman sudah mengernyit ia mendadak tidak percaya kalau perempuan yang bersama Fadlan itu adalah putrinya Dokter Husna.

"Aku yakin ini ada yang aneh. Perempuan itu pergi begitu saja tanpa mengucapkan salam. Aku harus segera menghubungi kak Soleh."

Seketika itu pula Ustadz Usman langsung menghubungi kakaknya. Ustadz Soleh langsung mengangkat teleponnya.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam."

"Ada apa Man?"

"Gawat kak, situasi mendadak genting, bulu kudukku tiba-tiba merinding bagaikan duri landak yang pada berdiri." Ujar ustadz Usman.

"Tidak usah bicara yang berbelit-belit. Katakan langsung kau mau bicara apa?"

"Bahaya kak, si Fadlan nemu perempuan di pemakaman. Perempuan nya kulitnya putih, mukanya blasteran Indonesia-Jerman, pake baju warna putih serta rambutnya panjang. Aku takut itu si Tante Kun Kun yang menjelma menjadi manusia." Tutur ustadz Usman hingga ustadz Soleh langsung mengernyit.

"Kau ini bicara apa Man, bawa-bawa si Fadlan sama si Kun Kun."

"Si Fadlan menemukan perempuan di semak-semak pemakaman. Perempuan itu mengaku dirinya putri Dokter Husna. Tapi aku yakin dia itu si Suketi yang sedang menjelma menjadi manusia, dia bawa-bawa tas besar, aku yakin itu tas isinya adalah Ade pretty. Kalau difilm horor kan Ade Pretty itu anaknya si Suketi. Sekarang kau susul si Fadlan, tadi bilangnya mau ke klinik. Aku cuma khawatir putramu itu terkena hipnotis dedemit." Tutur ustadz Usman.

Sebenarnya ustadz Soleh tidak percaya dengan ucapan adiknya itu, namun tiba-tiba ia merasa khawatir pada Fadlan, dan akhirnya ustadz Soleh pun pergi untuk mencari putranya.

Ketika Fadlan dan Rania sudah sampai di klinik, mereka pun masuk.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam."

Dokter Husna tersenyum senang melihat kedatangan putrinya, ia tak menyangka jika Rania akan datang ke klinik tempatnya bertugas.

"Rania."

"Ibu."

Rania pun memeluk ibunya, sebenarnya ia sudah ingin menangis dan mengadu tentang nasibnya di ibu kota, namun Rania menahannya karena disana ada Fadlan.

"Kenapa kau tidak bilang mau kesini." Ujar Dokter Husna.

"Nanti ya Bu aku jelaskan."

Fadlan pun izin pamit untuk pulang.

"Dokter Husna, Rania, aku izin pamit, assalamualaikum."

Tiba-tiba Rania melarangnya.

"Jangan pulang dulu mas Duda. Tadi kan mas Duda udah membantuku membawa tas, pasti kan tangannya mas Duda kesemutan atau asam uratnya kambuh, sini periksa dulu sama ibu." Pinta Rania. Fadlan dan Dokter Husna sudah mengernyit.

"Maaf Rania, tanganku tidak kesemutan, aku juga tidak punya riwayat penyakit asam urat." Ujar Fadlan.

"Jangan suka gengsi gitu mas Duda, ayo diperiksa dulu. Gratis ko, anggap saja sebagai tanda terimakasih karena mas Duda sudah mengantarkan ku kesini." Rania mengeluarkan mode maksa. Fadlan mulai bingung sendiri, ia sudah melirik pada Dokter Husna.

"Rania kau ini apa-apaan, mas Fadlan ini baik-baik saja, ngapain harus di periksa, panggilan mu juga harus sopan, jangan panggil mas Duda, tapi panggil dia mas Fadlan." Ujar Dokter Husna.

"Tapi Bu, mas Duda ini membawa tas besar ku dari pemakaman sampai kesini, pasti tangannya berasa pegal."

Fadlan merasa bingung sendiri hingga ia berpikir untuk kabur dari klinik.

"Permisi Assalamualaikum." Fadlan sudah berlari kabur namun Rania sigap menarik ujung bajunya.

"Jangan pergi dulu mas Duda, diperiksa dulu, ayo Bu periksa dulu, takut asam uratnya kambuh."

MAKSA.

MAKSA.

MAKSA.

Dokter Husna sudah merasa gereget sendiri pada putrinya itu.

"Kau ini apa-apaan." Gerutu Dokter Husna.

Akhirnya Fadlan pasrah diperiksa oleh Dokter Husna.

"Maaf ya mas Fadlan, putri saya memang begitu orangnya."

Fadlan hanya mengangguk saja.

"Rania, mas Fadlan ini baik-baik saja, jadi biarkan dia pulang. Dan sekarang kau ucapkan terima kasih padanya." Ujar Dokter Husna. Rania sudah tersenyum-senyum.

"Makasih ya Mas Duda."

Dokter Husna sudah mencubit lengan putrinya itu.

"Panggil Fadlan, gak usah pake Duda." Gerutu Dokter Husna.

"Makasih ya mas Fadlan."

Fadlan pun mengangguk namun wajahnya sudah menunduk malu disertai bingung.

"Aku permisi, assalamualaikum."

"Waalaikumussalam."

Saat Fadlan akan pergi, Rania kembali memanggilnya.

"Mas Duda tunggu."

Fadlan pun berbalik, ia melihat Rania mengambil sesuatu dari lemari obat di klinik itu.

"Buka mas tangannya." Pinta Rania.

Fadlan pun langsung membuka tangannya. Seketika itu pula Rania menaruh sebuah obat ditangannya Fadlan.

"Diterima ya, sebagai tanda terima kasih."

Fadlan tersenyum melihat obat itu rupanya adalah obat cacing.

Terpopuler

Comments

cccc

cccc

sprtnya. ini. novel komedi y

2023-12-02

1

Neulis Saja

Neulis Saja

what it meaning ?

2022-12-29

1

Muhtar Ndori

Muhtar Ndori

nemu tante kun-kun disemak semak dekat pemakaman😂😂😂👍

2022-10-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!