Happy reading ♥️
Elang pacukan kuda besi hitamnya secepat yang ia bisa. Leo telah membagikan lokasi untuk bertemu dengannya. "Maafin Elang, Mih...," gumam Elang. Ia sadar akan kembali mengecewakan orang tuanya.
Elang sadar jika dirinya saat ini menanggapinya dengan terlalu berlebihan, langsung menanggapi pancingan Leo padanya tapi nalar Elang tak jalan jika itu berkaitan dengan Nayla.
Gadis itu tak bersalah, yang salah adalah Elang karena berani menaruh rasa padanya padahal Elang sendiri tahu resiko yang harus ditanggungnya.
Nyatanya resiko itu tak hanya di tanggung Elang, tapi oleh Nayla juga yang tidak tahu apa-apa. Bahkan gadis itu tak tahu jika Elang mencintainya.
Jalan yang Elang lalui mulai sepi, ia sudah jauh meninggalkan pusat kota Bogor padahal sang Mami sudah wanti-wanti agar Elang tak pulang terlambat.
Elang tak henti-hentinya menyalahkan diri sendiri karena menyeret Nayla pada urusannya. Harusnya Elang pendam rasa itu sendirian dan biarkan Nayla bebas tanpanya. Tapi Elang tak bisa, Elang tak sanggup untuk menahannya. Beberapa kali Elang memukul setir mobilnya untuk melampiaskan kemarahannya.
Elang belokan mobil hitamnya ke sebuah gedung terbengkalai di sore yang mulai gelap. Ia datang sendirian. Pikirannya begitu kacau, tak dapat berfikir dengan jernih. Ia dengan mudahnya terpancing permainan Leo dan terjebak di dalamnya.
Sepi...
Tak terdengar siapapun di sana, juga tak terlihat
mobil milik Leo terparkir tapi Elang yakin ini adalah tempat yang ia tuju.
Elang parkirkan mobilnya dengan sempurna dan menunggu sesaat sebelum ia turun dari kuda besi yang membawanya. Elang tahu ia akan menyesali hal ini, tapi ia tak bisa berlari dan bersembunyi lagi.
"Di mana Lo, Anj*ng ?" tulis Elang pada ponselnya yang berlogo apel di gigit dan berkamera butiran bobba itu setelah beberapa kali ia menghubungi nomor Leo tapi tak juga diangkatnya.
Setelah menunggu lama pesan itu tak dibalas juga padahal Leo sudah membacanya. Masih dengan emosi yang membara Elang langkahkan kakinya keluar dari mobil dan berjalan menuju gedung tak terurus itu seorang diri tanpa membawa apapun pada dirinya.
"Leo !!!," teriak Elang saat ia memasuki gedung itu tapi tak ada sahutan sama sekali. Yang terdengar hanya bunyi-bunyian serangga yang berasal dari ilalang di sekitarnya.
Gedung itu cukup besar dengan ruangan yang luas dan tanpa pembatas dengan ruangan lainnya. Bau lembab khas tempat yang sudah lama ditinggalkan menyeruak. Di dalamnya tertinggal beberapa alat yang digunakan untuk membuat sesuatu. Elang pun tak tahu pasti, tapi ia yakin jika gedung tak berpenghuni dan tanpa penerangan itu dulunya digunakan sebagai pabrik sebelum ditinggal dan dicampakkan. Catnya sudah Lapuk dan jendela serta pintunya sudah menampakkan kerusakan yang cukup parah.
"Leo, Lo dimana ? Keluar bang-sat !!" teriak Elang lagi hingga suaranya menggema di seluruh ruangan tapi tak ada juga balasan dari pemuda bernama Leo itu.
"Sialllannn !!" Maki Elang. Ia benar-benar telah dibodohi oleh Leo.
Elang edarkan pandangannya sekali lagi. Menelisik setiap sudut dengan matanya, tapi tak ada seorangpun di sana. Ia kepalkan tangan dengan kuat, merasa tertipu dengan apa yang Leo lakukan padanya. Elang pun melangkahkan kakinya kembali keluar dari gedung itu dan berniat untuk pergi dengan mobilnya.
Elang lalui kusen pintu yang sudah rusak itu, baru saja Elang berjalan sebanyak 2 langkah tapi tiba-tiba ia rasakan sakit di belakang kepalanya saat sesuatu yang Elang yakini sebagai balok kayu menghantamnya
"Bruuk," Elang jatuh ke atas tanah dengan tubuh menelungkup dan cairan segar berwarna merah mulai membasahi lehernya yang putih.
***
'Praaaang' Tiba-tiba saja gelas yang dipegang oleh Nayla terjatuh hingga pecahan kacanya mengenai kaki Nayla dan membuat sedikit luka robek hingga mengeluarkan darah segar.
"Aaawwwwww," pekik Nayla sembari mengangkat sebelah kakinya. Sontak saja cairan segar berwarna merah mengucur dari lukanya.
"Nay ! kamu kenapa ? sana duduk dulu biar kakak yang bereskan kacanya," ucap Dimas si kakak kedua yang kini sudah duduk di bangku kuliah tingkat ke 3. Nayla duduk di kursi yang letaknya tak jauh dari tempat ia berdiri saat ini, kedua tangan Nayla gemetar tanpa tahu penyebabnya.
Mendengar keributan di dapur membuat Nadia dan ibunya juga datang menghampiri. "Nay kamu kenapa ?" Nayla kembali mendapatkan pertanyaan yang sama dari ibu dan kakak pertamanya Nadia.
"Ngh.. nggak tahu, gelasnya tiba-tiba saja jatuh padahal aku memegangnya dengan erat," jawab Nayla dengan menahan perih dari luka yang saat ini tengah diobati Nadia.
"Kamu lagi mikirin apa, Nay ?" tanya Nadia sambil mengangkat wajahnya dan menatap Nayla yang terduduk lemas di atas kursi sedangkan Nadia berjongkok di bawahnya dengan kapas, dan pinset yang ia gunakan untuk mencabut serpihan kaca yang masih menempel di kaki adiknya itu.
Deg !!
Tiba-tiba wajah Elang melintas dalam benak Nayla begitu saja. Nayla pun menelan ludahnya paksa dengan susah payah dan ia pun tak kuasa untuk menyebutkan nama Elang dari bibirnya.
"A-aku gak mikirin apa-apa, Mbak," jawab Nayla bohong.
Nadia tatapi wajah sang adik dengan seksama, dan bertanya untuk yang keduanya kalinya. "Kamu yakin ?" tanya Nadia menyakinkan.
"I-iya," jawab Nayla.
Nadia pun kembali mengobati luka Nayla dengan cairan alkohol dan obat antiseptik. Sang adik beberapa kali meringis karena menahan rasa perih di lukanya.
"Nay....," sahut Nadia sembari terus mengobati luka sang adik.
"Ya ?" tanya Nayla.
"mmm... kamu ada hubungan apa dengan Elang?" tanya Nadia tanpa menatap wajah Nayla.
Deg !
Jantung Nayla langsung bekerja ekstra karena mendapatkan pertanyaan seperti itu. Seandainya saja Nadia mengangkat wajahnya, Nayla yakin kakaknya itu akan melihat rona merah di wajah Nayla saat ini.
"A-aku gak ada hubungan apapun dengan Kak Elang," jawab Nayla. Dan apa yang Nayla ucapkan benar adanya. Ia dan Elang tak punya hubungan apapun. Hanya sebatas Nayla yang mencintainya saja tanpa berbalas karena ia cukup sadar diri jika Elang tak akan tergapai. Ingat moto Nayla jika "Elang terlalu Starbak untuk aku yang kopikap,"
"syukurlah....," sahut Nadia.
"Kakak cukup tahu tentang Elang, karena kak Bimo ( mantan pacar Nadia dan merupakan kakak kandung Elang ) beberapa kali bercerita tentangnya. Elang sebenarnya anak yang baik tapi sepertinya ia salah memilih teman." jelas Nadia.
"Mbak Nadia takut sekali jika ternyata dia ada hubungannya dengan kamu. Bukan karena apa- apa tapi karena Mbak takut kamu ikut-ikutan dalam pergaulannya. Mbak sayang banget sama kamu, Nay. dan kamu itu anak yang sangat polos tak akan mengerti tentang bagaima cara Elang berteman," lanjut Nadia kemudian. Wajahnya mengisyaratkan rasa khawatir yang begitu kentara.
Lagi-lagi Nayla harus menelan ludahnya paksa karena rasa gugupnya dan kini Nadia sang kakak telah mengemukakan rasa keberatannya.
"Nghh... Nggak ada apa-apa kok antara aku dan kak El. dia mengantarkan aku pulang hanya berbaik hati saja padaku sebagai adiknya Mbak Nadia yang dulu pernah berhubungan lama dengan kakaknya dan juga karena aku adalah sahabat adiknya," jelas Nayla dan memang itulah nyatanya.
Nadia melengkungkan senyumnya,"Syukurlah jika begitu," ucap Nadia.
"Seandainya saja Elang seperti Bimo, Mbak Nadia pasti akan sangat mendukung hubungan kalian," ucap Nadia.
"Apaan sih, Mbak ?" tanya Nayla salah tingkah.
"Semoga saja Elang berubah ya , Nay," ucap Nadia penuh arti.
***
Sedangkan di rumah Elang...
Mami Elang berdiri di dekat pintu sembari beberapa kali menyibak tirai yang berada tepat di sebelahnya, melihat keluar dari kaca jendela menanti kedatangan seseorang yang sangat dicintainya. Sudah lebih dari 2 jam dari jam seharusnya Elang pulang tapi anaknya itu belum juga datang.
Tak ada kabar dari Elang, ponselnya juga tak bisa dihubungi. Mami Elang terus menunggu dengan banyak do'a di hatinya berharap sang putra baik-baik saja.
to be continued ♥️
thanks for reading ♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
hmmm kak Nadia gak tau aja ...
Elang itu lebih daripada Bimo ....
*kata Nay .. 🤪😅
2023-08-09
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
mbak Nadia ini dapet cerita yg salah ... dan dipersepsi salah pulak ....
sosok Elang jadi ambyar ...
2023-08-09
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
belom nikah ... belom saling menyatakan juga .. tapi kontak batin nya kuat gitu yak .. 🤔
2023-08-09
0