Happy reading ♥️
"Nay, makan dulu ! kamu pasti belum makan siang kan ?" ajak Mami Amelia dari balik pintu, kepalanya yang menyembul membuat rambut coklat madunya terlihat berkibar. Warna rambut yang hampir sama dengan Elang.
"Makasih, Mih...," sahut Nayla segan.
"Ayo cepat ! kenapa malu-malu ?"
"Ayo Nay, makan dulu yuk ? kamu kaya di rumah siapa aja," timpal Amelia sembari menarik tangan sahabatnya itu.
"Ayo Nay, Amel pasti mau makan kalau kamu temani,"
Akhirnya Nayla bangkit dan sama-sama pergi ke ruang makan yang letaknya tak jauh dari area dapur. Di sana telah duduk Elang dengan mengenakan celana basket hitam dengan kaos oblong polos berwarna senada.
Amelia memilih kursi tepat sebelah Elang, sedangkan Nayla duduk tepat di hadapan Amelia. Jadi ia bisa dengan jelas memandang wajah Elang yang terlihat dalam mood yang tak baik. Bukan hal aneh sebenarnya, karena pria muda itu memanglah begitu. Tidak ramah.
Seandainya Elang menjadi pengemudi taksi online sudah dipastikan akan selalu mendapatkan bintang 1 karena pelayanannya yang tak ramah. Nayla tersenyum geli ketika memikirkan itu semua.
"Nay, kamu mau nasi goreng atau pasta ?" tanya Mami Elang.
"Mmm.. nasi goreng saja," jawab Nayla.
Nayla tahu jika pasta adalah makan siang yang dimasak kan oleh Mami untuk Elang karena itu adalah makanan kesukaannya. Mami Elang meletakkan 3 piring makanan dengan isi yang berbeda-beda untuk Elang, Nayla dan Amelia.
"El, kamu harus lebih berhati-hati. Lagian siapa sih yang tahu kamu pindah ke sekolah baru ? kamu ngasih tahu teman-teman kamu yang dulu ?" Mami Elang masih memberikan ceramah panjang lebar pada anak lelakinya itu. sepertinya drama obeng belum juga selesai.
Elang yang mendengar itu hanya tundukkan kepala sembari menikmati pasta oglio olio buatan Maminya. Walaupun sang Mami begitu cerewet tapi ia sangat memanjakan Elang. Itulah sebabnya Elang tak pernah sekalipun memotong pembicaraan ibunya. Ia akan memilih diam seperti sekarang ini. Meski dalam hati Elang merasa sedikit kesal karena sang Mami menceramahinya di depan Nayla.
"Elang gak cerita sama siapa pun,Mih," ucap Elang membela diri setelah Maminya itu berhenti bicara.
"Ingat perjanjian kita, El. Sekali lagi kamu berbuat onar maka Mami dan Papi tak akan segan-segan mengirim mu,"
Nayla yang mendengar itu langsung mengangkat wajahnya, menunggu kelanjutan kalimat dari Mami Elang.
"Mau di kirim ke mana Elang ?" batin Nayla dalam hati.
Tapi apa yang Nayla harapkan tak terjadi, Mami Elang langsung duduk bergabung dengan ketiganya dan menikmati makan siang mereka yang sudah terlambat.
***
Di tempat lain, Vony baru saja menurunkan kakinya dari mobil yang membawanya ke sebuah cafe ternama. Wajah yang biasanya terlihat ceria dengan senyum palsunya kini menampakkan raut aslinya. Bila di sekolah Vony dikenal sebagai gadis kaya raya tapi ramah maka yang sebenarnya adalah ia seorang gadis yang arogan dan apapun yang diinginkannya harus ia dapatkan.
Vony berjalan angkuh menuju sebuah meja di mana seorang pemuda yang masih mengenakan seragam SMA yang berbeda telah menunggu dirinya.
"kenapa Lu ?" tanya anak lelaki itu pada Vony yang tengah menekuk muka.
"Bener apa yang Lo bilang, Elang pulang sama cewek culun itu," kesal Vony seraya mendudukkan bokongnya di atas kursi yang berhadapan dengan sepupunya itu.
"Siallaannn," maki Vony. "Dia lebih milih cewek culun jelek itu daripada gue," lanjutnya kemudian.
"See ? udah gue bilang kan ? anak buah gue udah beberapa kali lihat si Elang pulang sama cewek itu," sahut Leo membenarkan.
Lagi-lagi Vony mengeluarkan kata-kata makian dari mulutnya yang kali ini ditujukan untuk Nayla.
"Gue kasih berapapun biar cewek itu jauh dari Elang," ucap Vony.
Leo menyandarkan tubuhnya di kursi dan menatap sepupunya yang terlihat kesal itu. "Lu jadi terobsesi gitu sih sama si Elang ?" tanya Leo tak suka.
"Kalo gue gak bisa dapetin dia, cewek lain juga gak boleh," sahut Vony.
"Gue gak mau si Elang siallaannn itu dapetin cewek yang dia mau," ucap Leo penuh emosi.
"Lo mau sama cewek buruannya Elang ?"
Leo menggelengkan kepalanya, "Nggak, cewek kaya dia bukan tipe gue," jawab Leo. "Gue cuma pengen lihat si Elang menderita," lanjutnya kemudian.
"Terus apa rencana lo ?" tanya Vony.
"Jauhin cewek itu dari Elang," jawab Leo enteng.
"Dan bikin Elang mau sama gue ya plisss," sahut Vony antusias.
"Ya lu usaha lah sendiri !"
Vony mencebikkan bibirnya kesal, karena sebenarnya ia sudah melakukan berbagai cara untuk menarik perhatian Elang tapi pemuda itu selalu bersikap dingin padanya. Bahkan Vony sudah membuang jauh-jauh harga dirinya dengan terus mendekati Elang dan memberikan Elang banyak hadiah tapi tetap saja hasilnya nihil.
Seandainya Elang mau, Vony pun bersedia untuk menyerahkan diri padanya. Akan Vony lakukan apa saja agar Elang mau menjadi miliknya. Vony terus berpikir, apakah ia harus melakukan itu ? menawarkan dirinya untuk dinikmati Elang. Bukan hal tabu untuk remaja jaman sekarang ini kan ?
"Lu mikirin apa sih ?" tanya Leo karena Vony terus saja melamun.
"Gak ada ! gue mau makan," jawab Vony asal dan ia pun memesan makan siangnya yang terlambat.
***
Sudah berlalu 2 Minggu sejak drama itu. Elang tak lagi diperkenankan untuk membawa kendaraan ke sekolah oleh kedua orangtuanya. Elang tak menyangka jika drama yang ia buat akan berbuntut panjang dan selama itu juga ia tak boleh keluar rumah.
Sudah dua Minggu ini Elang tak lagi mengantarkan Nayla pulang dari kegiatan les dan ekstrakurikulernya dan itu membuatnya tersiksa apalagi Elang dengar dari teman-temannya jika pemuda yang bernama Arya sepertinya menaruh hati pada Nayla.
Akhirnya malam ini Elang meminta izin pada kedua orangtuanya untuk mengembalikan mobil milik Elang agar ia bisa gunakan lagi ke sekolah. Elang beralasan sudah capek di ledek Amelia setiap pagi.
"Cieee jagoan kok diantar jemput ?"
Ya selama 2 Minggu terakhir ini Elang dan Amelia diantar jemput oleh supir pribadi keluarga Wiguna. Ketimbang sebagai anak nakal kini Elang terlihat seperti anak Mami yang manja. Apa kata musuh-musuh Elang nantinya ?
"Ya Mih.. please... Elang boleh bawa mobil ya ?" rayunya pada sang ibu.
"No, Elang !! mereka udah tahu jika itu mobil milikmu. Mami takut mereka tak hanya rusak mobil kamu tapi juga celakain kamu," ujar Mami Elang bersikeras.
"Mamih bisa lihat Elang berubah kan ? setelah pindah sekolah Elang udah gak pernah berantem lagi," jelas Elang.
"Eh iya loh Mih !" sahut Amelia dengan antusias. "Kayaknya si es balok ini lagi jatuh cinta Mih, jadi males berantem lagi," lanjutnya kemudian sambil tertawa nyaring.
"Diem bawel !!" sahut Elang dengan memelototkan matanya pada sang Adik.
"Eelllll," peringat Papinya agar Elang tidak menggangu adiknya.
Elang pun diam.
***
keesokkan harinya seperti biasa Elang telah bersiap untuk pergi dengan Amelia sang adik. "Cepat Mel," ucap Elang seraya mengetuk pintu kamar adiknya yang satu lantai dengannya itu.
Di ruang makan telah menunggu kedua orangtuanya yang akan menikmati sarapan pagi bersama. Tak lama setelah Elang duduk, Amelia menyusul sang kakak dan duduk di sebelahnya.
"Papih pergi lebih dulu ya, ada jadwal operasi pagi," ucap Papinya seraya mencium dahi sang istri.
"baik-baik di sekolah," pesannya pada Elang dan Amelia.
"Nih,"
Elang menangkap kunci mobil yang Papinya lemparkan padanya. "Hati-hati pakainya," ucap Papi Elang sebelum ia pergi meninggalkan Elang dengan wajahnya yang tersenyum bahagia.
"Bang El emang selalu dimanja !" keluh Amelia saat tahu jika kakaknya itu sudaj diizinkan lagi menggunakan kendaraannya.
Wajah Amelia semakin ditekuk saat tahu mobil yang digunakan Elang bukanlah mobilnya yang lama tapi melainkan mobil mewah milik ayah mereka. alasan kedua orang tua Elang memberikan mobil itu padanya karena untuk mengelabui musuh-musuh Elang.
Mobil dengan logo bintang keluaran Eropa itu yang kini menjadi tunggangan Elang.
***
Berita tentang Elang yang berganti mobil mewah telah sampai pada telinga Leo melalui Vony tentu saja dan keduanya semakin panas. Vony semakin menginginkan Elang jadi miliknya sedangkan Leo semakin ingin mengalahkan Elang, ia tak terima saat Elang berada di atasnya. Benar apa yang dikatakan Elang bahwa Leo menderita sindrom superstar.
Sore itu Nayla baru saja pulang les matematika. Karena ada suatu keperluan, ibu guru yang membimbing les matematika itu mempercepat waktu pulang para siswa menjadi 30 menit lebih awal.
"hai kenal Elang nggak ?" tanya seorang anak lelaki yang mengenakan seragam sekolah lain pada Nayla yang baru saja keluar dari gerbang sekolah dan Nayla pun mengganggukan kepalanya pelan sebagai bentuk jawaban.
"boleh nggak aku nitip ini buat Elang?" tanya pemuda itu lagi.
"Kak Elang sudah pulang sebaiknya kamu datang lagi besok," jawab Nayla.
"aku nggak usah ketemu dia kok,titip sama kamu aja
ya tapi harus kamu sendiri yang ngasihin sama dia. soalnya ini penting," ucap pemuda yang tak menyebutkan namanya itu.
"Thanks ya," ucapnya sambil berlalu pergi meninggalkan Nayla dengan sebuah amplop coklat.
Nayla yang kebingungan hanya menerima amplop itu tanpa berkata-kata. Yang ada dalam pikirannya adalah segera menyerahkannya pada Elang.
beruntung bagi Nayla karena selang beberapa menit dari kepergian pemuda yang tadi, Elang muncul di belakangnya.
"eh Kak El, aku kira Kakak sudah pulang. tadi ada seseorang yang mencari Kakak dan menyuruhku menyampaikan ini pada kakak," ucap Nayla sembari menyerahkan amplop coklat itu.
Elang berkerut alis tak paham dan segera membukanya. rahang Elang mengetat seketika menandakan ia sangat marah saat melihat isi amplop coklat itu.
To be continued ♥️
thanks for reading ♥️
mohon bersabar nunggu mereka dewasa yaaa... karena aku bikin ceritanya runtut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
dari si Leo curut ya ? 🤔
2023-08-09
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
babang Elang ...
Neng Gemoy juga pendiam dan pemalu lhoh ....
bole donk antar jemput pake si bintang ...
*kedipkedipmanja 🥰
2023-08-09
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
super geuleuh ... ondewei dj4l4ng lu Von .. 🤮
2023-08-09
0