Selamat Membaca ♥️
Bel tanda istirahat telah berbunyi, para siswa berhamburan keluar untuk membeli jajanan guna mengisi perut mereka yang mulai terasa lapar. Begitu juga Nayla yang segera membereskan mejanya sendirian.
Sudah dua hari ini sahabat yang juga teman sebangkunya, Amelia tidak masuk sekolah karena sakit demam yang dideritanya. Nayla begitu kesepian karena biasanya Nayla akan selalu bersama Amelia kemanapun mereka pergi.
"Nay, jajan yuk ?" tanya Raisha yang merupakan teman sekelas Nayla yang lain.
"ayok ! tunggu sebentar," jawab Nayla seraya berdiri dan merapikan seragamnya. Lalu ia merogoh tas dan mengambil satu lembar uang pecahan 20 ribu rupiah untuk membeli makanan.
Tak hanya bersama Raisha, tapi ia juga bergabung dengan teman-temanya yang lain berjalan bersama-sama menuju kantin sekolah.
Beberapa temannya memelankan langkah mereka, merasa ragu untuk memasuki kantin karena di sana para murid populer sekolah telah berkumpul. Termasuk Elang tentu saja, dia paling menarik pusat perhatian diantara semuanya.
"Gimana jadi jajan gak ?" tanya Zia yang merupakan salah satu teman sekelas Nayla.
Nayla langsung melihat ke arah depan, pada Elang pastinya. Lelaki itu tengah tertawa-tawa dengan temannya yang lain.
"Gak enak lewatnya ya ? tapi lapar nih," sahut Raisha.
"Gak ada Amelia ya...," keluh yang lainnya. Karena mereka tahu anak paling populer di grup itu adalah kakak Amelia yaitu Elang.
"Duh mana ada kak Vony juga, makin lengkap dah !" sahut yang lainnya.
"Ya udah sih, cuek aja yuk. Mereka gak akan peduli sama kita apalagi kalau ada Kak Vony dan cs nya," ucap Zia seraya menarik tangan temannya yang lain agar mengikuti langkahnya menuju kantin.
Mau tak mau Nayla pun mengikuti langkah para temannya. Ia bukanlah seseorang yang mencolok dan kehadirannya tak akan di sadari oleh siapapun.
Benar saja, genk Elang lebih memilih untuk berinteraksi dengan gerombolan Vony si gadis selebritis sekolah. Keberadaan Nayla dan teman-temannya tak menjadi perhatian bagi mereka dan Nayla pun bisa bernafas dengan lega.
Tapi ternyata tak semua sesuai dengan apa yang Nayla pikirkan. Buktinya mata Elang langsung tertuju pada gadis manis pemalu itu padahal saat ini Elang tengah di ajak bicara oleh Vony.
Nayla langsung tundukkan kepala saat Elang melihat ke arahnya. Ia tak mau siapapun melihat pipinya yang merona.
Tapi Nayla tak bisa tundukkan kepalanya lama-lama karena ia pun selalu ingin melihat pada Elang dan sialnya lelaki itu selalu saja membalas tatapan matanya hingga pandangan mata mereka bertemu untuk beberapa kali.
"Nay, pesan apa ?" tanya Zia.
"Mie ayam sama es teh aja," jawab Nayla. Untung saja Zia segera menyadarkan Nayla dari situasi itu.
Zia sibuk memesan, sedangkan Nayla beserta ke 5 teman yang lainnya mencari bangku kosong untuk ditempati. Jarak yang cukup jauh membuat Nayla tak bisa lagi melihat pada Elang. Walaupun sedikit kecewa tapi bukankah itu lebih baik daripada ia terus salah tingkah dan itu bisa membuat teman-temannya ciriga.
***
Vony masih terus saja mengajak Elang berbicara, padahal sebenarnya Elang tak begitu tertarik dengan apa yang diceritakannya.
Elang lebih tertarik pada kehadiran seorang gadis manis dan pemalu yang berada dalam keramaian. Mungkin semua orang tak menyadari keberadaannya tapi bagi Elang diantara banyaknya orang disana hanya Nayla yang bisa merebut perhatiannya.
Nayla melangkahkan kakinya semakin dalam, menerobos banyak siswa lainnya untuk duduk menikmati makanannya, tapi sejauh apapun Nayla pergi, Elang tetap tahu keberadaannya.
"lihat apa sih, El ?" tanya Vony mengikuti arah mata Elang
"Nggak ada," jawab Elang singkat dan datar seperti biasanya.
"Aku mau beli makanan," ucap Elang berusaha untuk mengakhiri percakapan mereka tapi Vony malah menandakan itu sebagai ajakan untuknya.
"Ayok, kita makan bareng," ajaknya sembari menggandeng tangan Elang.
Elang langsung melepaskannya dengan perlahan tanpa berkata apapun, cukup bagi Vony tahu bahwa Elang tak suka dengan apa yang dilakukan gadis itu padanya.
Elang berjalan diikuti temannya yang lain dan juga Vony yang tak mau berpisah dari Elang padahal lelaki itu tak begitu mempedulikannya. Elang hanya sekedar bersikap baik saja. Tak mungkin juga Elang meminta gadis itu untuk menjauhinya.
Elang dudukkan tubuhnya di sebuah kursi, menikmati makanan yang ia beli dan Vony duduk tepat di hadapannya.
"El, ternyata sepupu aku kenal sama kamu loh," ucap Vony memulai kembali pembicaraannya dengan Elang.
"Siapa?" tanya Elang singkat.
"Leo, Leondri Gunardi," jawab Vony dan itu mampu menarik perhatian Elang saat ini.
"Dia kemarin ke rumah aku dan nanya-nanya soal kamu. Kata Leo, kalian udah kenal lama," lanjut Vony.
Elang tak menanggapi, ia hanya menatap lurus pada gadis itu dan mendengarkan apa yang diucapkannya.
"Emangnya kamu sama Leo dulunya satu sekolah ?" tanya Vony. Entah dia tidak tahu atau hanya memancing Elang saja.
"Kita gak satu sekolah," jawab Elang sambil mengunyah kembali makanannya.
"tapi kok bisa kenal Leo ?" tanya Vony.
"Ya, kenal aja," jawab Elang tanpa mau menjelaskan.
"Eh tapi cowok kaya kamu gak mungkin lah gak kenal sama Leo," lanjut Vony. Ia tahu circle pertemanan sepupunya yang high itu dan pasti ada Elang di dalamnya.
"Leo nanya apa aja ?" tanya Elang.
"Banyak sih.... tapi masa dia nanya kamu pacaran sama siapa ?" jawab Vony dan itu membuat Elang memaki pelan "bang-sat" gumam Elang hampir tak terdengar.
"terus aku jawab kalau kamu lagi gak punya pacar. Iya kan, El ?" tanya Vony dengan wajah penuh harap.
***
"terus aku jawab kalau kamu lagi gak punya pacar. Iya kan, El ?" pertanyaan gadis bernama Vony itu bisa Nayla dengar dengan begitu jelas.
"Uhuk uhuk uhuk," Nayla terbatuk dengan tiba-tiba saking terkejutnya dengan pertanyaan yang Vony lontarkan pada Elang.
Pergerakan tubuh Nayla ternyata mengenai punggung Elang yang sedari tadi duduk membelakanginya. Ya selama ini Elang dan Nayla duduk saling membelakangi di kantin itu.
"Ma-maaf, Kak El," ucap Nayla karena ia tanpa sengaja telah menyikut pinggang Elang. Wajahnya memerah seketika.
Elang langsung berdiri dan membuka tutup botol air mineral yang dibelinya lalu memberikannya pada Nayla. "minum dulu," ucap Elang datar.
Bagai terhipnotis, Nayla menuruti perintah Elang. Ia meraih botol air mineral itu dan meminumnya dengan pelan. "Te-terima kasih kak El," ucapnya seraya menyerahkan kembali botol itu pada Elang.
"Pelan-pelan makannya !" ucap Elang lagi lalu ia pun duduk kembali di kursinya dan melanjutkan menikmati jajanan yang tadi dibelinya.
Begitu juga Nayla yang kini kembali membalikkan tubuhnya dan berusaha menikmati sisa makanan yang berada dalam mangkuk. Tapi sepertinya ia tak bisa melakukan itu semua karena selera makannya hilang sudah.
Sedangkan gadis yang bernama Vony itu, ia memperhatikan Elang dengan seksama. Sepanjang berbicara dengannya Elang tak terlihat peduli sama sekali tapi kenapa pada gadis biasa saja yang duduk dibelakangnya sikap Elang langsung berubah.
Vony geserkan duduknya, ia berusaha untuk melihat siapa gadis itu.
To be continued ♥️
thanks for reading ♥️
jangan lupa like komen vote dan hadiah ya
maaciw zheyeenk 😚♥️🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
pasti Nay langsung dianggap saingan deh ... 😠
2023-08-09
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
Nay ... kalo punggung2an gitu ... serasa lagi ngapain ? 😅😅
2023-08-09
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
mangkanya jadi cewe jangan kegatelan napah, Von ..
untung Elang masih menghargai kamu .. dan gak bikin kamu malu ... 🤪
2023-08-09
0